Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM GEOLOGI STRUKTUR

FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI


UNIVERSITAS PERTAMINA

JUDUL MODUL PRAKTIKUM

-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------
Disusun sebagai pemenuhan tugas awal kegiatan praktikum
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------

Nadhiffo Zhofir M (101217046)


Wahyu Kristianto N (101217048)
Kelompok 9
Kelompok kecil 44
Teknik Geologi

-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR – GL2102
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2017/2018

JAKARTA – INDONESIA APRIL 2018


1
1. Singkapan
 Sketsa

 Deskripsi Singkapan

Lokasi : Tanjung Sari, Bogor, Jawa Barat, Indonesia


Cuaca : Mendung
Tanggal : 20 April 2019
Waktu : 09.00-12.00
Koordinat : Tertera pada sketsa singkapan

Singkapan ini adalah singkapan batuan sedimen. Singkapan ini tergolong lapuk, ditandai
dengan adanya serpih batu disekitar singkapan dan terlihat dari warnanya. Terlihat adanya
perlapisan yang melengkung, menandai adanya deformasi dan yang terlihat di singkapan ini
adalah lipatan dengan bentuk antiform dan synform.

 Deskripsi Litologi

Litologi di setiap stopsite relatif sama dengan jenis batuan sedimen. Batuan berwarna
abu-abu kemerahan dengan struktur laminasi. Batuan memiliki sortasi yang baik, kebundaran
well rounded, ukuran butir silt-pasir halus, memiliki porositas dan permeabilitas sedang. Batuan
ini bersifat non-karbonat karena tidak bereaksi dengan HCl.
Nama Batuan : Batu Pasir
2. Struktur dan Interpretasi
Struktur yang terlihat pada singkapan ini adalah Struktur Lipatan, Vein, Fissure,
Microfaults dan Shear Fractures. Struktur lipatan ini dibuktikan dengan kemenerusan lipatan
dan tidak terpotong, sehingga struktur ini bukan merupakan hasil Slump. Keseluruhan bentuk
dari lipatan di singkapan (antiform dan synform) memiliki geometri yang tidak simetri, dengan
crest lebih tinggi dari hinge-nya. Oleh karena itu, lipatan ini merupakan jenis lipatan
disharmonis.

3. Data Kedudukan Struktur

Meter Lokasi 1 Meter Lokasi 3


6 Lapisan N 60⁰E / 19⁰
11 Lapisan N 260⁰E / 60⁰
6 Lapisan N 62⁰E / 13⁰
14 Lapisan N 263⁰E / 60⁰
7 Lapisan N 81⁰E / 23⁰
15 Lapisan N 265⁰E / 60⁰
8 Lapisan N 82⁰E / 30⁰
10 Vein N 12⁰E / 25⁰
10 Vein N 211⁰E / 70⁰
12 Vein N 20⁰E / 30⁰
10 Vein N 213⁰E / 72⁰
12 Lapisan N 167⁰E / 55⁰
10 Vein N 205⁰E / 68⁰
17 Lapisan N 0⁰E /65⁰
10 Vein N 200⁰E / 74⁰
10 Vein N 198⁰E / 65⁰
10 Vein N 220⁰E / 75⁰
Meter Lokasi 2
5 Vein N 240⁰E / 64⁰
33 Lapisan N 181⁰E / 30⁰ 23 Shear Fracture N 10⁰E / 70⁰
34 Lapisan N110⁰E / 41⁰ 23 Shear Fracture N 245⁰E / 60⁰
45 Vein N 340⁰E / 73⁰ 23 Gash Fracture N 200⁰E / 77⁰
45 Microfault N 342⁰E / 75⁰ 23 Gash Fracture N 210⁰E / 80⁰
45 Microfault N 4⁰E / 66⁰
34 Microfault N 60 ⁰E / 73⁰
4. Analisa Stereonet

Analisa Stereonet Stop 1-3 didapati bahwa kedudukan sayap lipatan membentuk lipatan
Antiform. Antara stopsite 1-2 tedapat bentukan synform dan pada stopsite 2 meter ke-35-40
terdapat lipatan bentukan antiform. Arah gaya terbesar dengan arah 2, N 14 E menandakan gaya
terbesar horizontal terhadap lapisan, sehingga diinterpretasikan sesarnya adalah sesar naik.
5. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan lapangan dan analisis stereonet yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa deformasi yang terjadi pada setiap stopsite merupakan hasil dari gaya
terbesar horisontal. Deformasi yang terjadi akibat adanya gaya utama yang berarah horizontal
terhadap lapisan. Hal ini ditandai dengan adanya micro-fault yang memiliki rezim
Compressional serta rekahan-rekahan pada puncak Antiform yang bersifat ekstensional. Pada
sisi lain,dari setiap stopsite terdapat ketidakberaturannya lipatan yang terbentuk, sehingga
kejadian ini merefleksikan bahwa terdapat deformasi dan lipatan – lipatan tersebut diakibatkan
oleh proses tektonik.

Anda mungkin juga menyukai