15 & 16
Tipe air panas bumi manifestasi dapat dilihat dari persentase klorida, bikarbonat dan
sulfat yang dapat ditentukan menggunakan diagram turner dengan melakukan
perhitungan dan melakukan plot pada diagram segitiganya. Dengan metode
geotermometer dilakukan penentuan tipe air panas dengan mata air yang dapat
merepresentasikan secara keseluruhan keadaan geologi dan geokimia di daerah tersebut.
Dari hasil pengeplotan terhadap 19 manifestasi pada Gambar diatas. Pada diagram
terner yang ditandai dengan lingkaran berwarna merah yaitu sampel mata air panas
tergolong ke dalam tipe air panas asam sulfat dengan klorida yang sedikit dan kaya akan
asam sulfat, pH 2.2, debit 5 L/s, suhu tinggi 95 Air ini merupakan produk dari kondensasi
uap air dengan air permukaan, kandungan sulfat tinggi berasal dari oksidasi H2S
membentuk H2SO4. Sedangkan sampel 2 telah mengalami peningkatan kadar HCO3,
namun tetap termasuk air steam heated. Suhu manifestasi 48 , pH 8.3 bersifat basa lemah,
dan debit 2 L/s.
Pada sampel mata air dengan persegi warna kuning termasuk pada tipe air panas steam
heated yang merupakan air bikarbonat-sulfat, terdiri dari sampel mata air panas. Semua
mata air panas ini memiliki range pH 6.4-8.6 bersifat asam lemah-netra-dan basa lemah.
Suhu manifestasi berkisar antara 35-55 dalam kondisi sub- boiling, debit 0.1-1 L/s,
pengecualian pada mata air 5 debit sebesar 5 L/s dan mata air 4 debit sebesar 90 L/s.
Sampel mata air yang ditandai dengan lingkaran warna biru merupakan tipe air panas
klorida, namun telah mengalami pengenceran dengan air permukan atau air bikarbonat pada
manifestasi . pH manifestasi berkisar 6.4-7.2 bersifat netral dan suhu 35-42 dalam kondisi
sub-boiling, debit sebesar 0.3-2 L/s.
Terakhir,kelompok sampel mata air yang ditandai dengan lingkaran warna hijau pada
mata air 15 dan 16, memiliki anion utama berupa klorida dengan sedikit bikarbonat. Mata air
panas ini termasuk ke dalam tipe air klorida, pH 5.8-7.1 yang bersifat netral, dan suhu
manifestasi 59-71 , debit air tinggi 1-5 L/s.
b. Diagram Na-K-Mg
manifestasi mata air menunjukan kondisi immature water, kecuali pada mata air 15-
16-17-18 mendekati partial equilibration. Penentuan hal ini dapat digunakan untuk analisis
suhu reservoar selanjutnya. Didapatkan immature water yang kemudian menjadi prospek
yang baik.
15 16
P
Gunung Sibayak
Sampel mata air dengan warna merah termasuk pada tipe air panas steam heated yang
merupakan air sulfat, terdiri dari manisfestasi mata air panas titik B,C,D,E. PH 2,7-5,4 yang
bersifat asam dengan suhu manisfestasi 57-65 derajat celcius. Sampel mata air dengan warna biru
yang merupakan titik manisfestasi A termasuk pada tipe air bikarbonat dengan PH 6.2 yang
bersifat netral dan suhu manisfestasi 32 derajat celcius.
Dilakukan plotting di diagram Na-K-Mg. Dari hasil plotting pada diagram Na-K-Mg,
seluruh manifestasi mata air di gunung sibayak menunjukan kondisi immature water.
2. Peta Manifestasi berdasarkan Tipe Air
Gunung Talang
Gunung Sibayak
Titik mata air B,C,D,E termasuk pada tipe air panas steam heated yang merupakan air
sulfat,. Ph 2,7-5,4 yang bersifat asam dengan suhu manisfestasi 57-65 derajat celcius. Titik mata
air A termasuk pada tipe air bikarbonat dengan Ph 6.2 yang bersifat netral dan suhu manisfestasi
32 derajat celcius.
Charg
Suhu ( ) e
Mata Debit pH Balan
Air (L/s) ce (%)
1 - 95 2.2 -
26%
2 2 47.8 8.3 3
3 1 56.8 8.2 1
4 90 43.1 8.2 2
5 - 55.5 8.6 9
6 - 39.6 8.5 8
7 - 53.7 8.6 8
8 0.5 50 8.6 3
9 0.1 43 7.1 0
10 0.5 36.7 7 4
11 0.5 54.6 7.1 0
12 0.1 41.6 7.2 4
13 0.5 38.6 6.8 0
14 0.3 41.1 7.1 1
15 5 71.6 6.8 1
16 1 58.5 7.1 3
17 0.5 35.2 6.4 2
18 2 35.8 6.4 4
19 1 34.9 6.4 3
Table 1 Ion Balance Manifestasi
*>5% tidak layak, <5% ion balance pada ungu
Karena hasil yang didapatkan dari plot diagram terner mendapatkan sampel 15 dan 16
berupa air klorida dan pada plot diagram Na-K-Mg mendekati partial equillibrium¸maka
untuk penentuan suhu reservoar dilihat dari manifestasi tersebut.
Mata air Silica ( ) Na-K ( ) Na-K ( ) Syarat
Quartz Quartz Na-K Na-K-Ca ( )
(Fournier) (Giggenbach
Conductiv Adiabatik <1
e ) (mg/l)
2 158.30 150.36 289.44 298.83 0.16 71.02
3 163.07 154.31 296.49 305.20 0.21 61.01
4 147.97 141.77 275.42 286.11 0.18 62.17
8 164.30 155.33 284.17 294.05 0.05 210.94
9 141.43 136.29 248.93 261.88 0.05 191.56
10 139.76 134.90 279.16 289.51 0.09 92.77
11 160.65 152.31 291.45 300.65 0.05 217.20
12 141.85 136.65 269.20 280.44 0.04 208.01
13 169.72 159.79 181.68 199.21 0.02 161.48
14 154.55 147.26 271.37 282.42 0.02 222.04
15 140.73 135.71 206.86 222.87 0.01 186.03
16 139.00 134.26 205.72 221.80 0.01 185.06
17 179.11 167.48 217.21 232.52 0.01 195.58
18 167.64 158.08 220.29 235.39 0.01 197.23
19 154.46 147.18 285.31 295.09 0.14 75.78
Sehingga, mata air 15 dan 16 yang termasuk ke dalam sistem panasbumi Sumani
memiliki suhu reservoar sebesar 180-190 .
b. Geotermometer Gas
Suhu
Fumarol ( ) CO2 H2S NH3 Ar N2 CH4 H2 He
a
20 102 937.73 2.662 0.1059 0.0574 20.646 0.001218 0.3186 0.3598
9
21 98 195.66 0.4406 0.0007 40.664 42.91 0.0321 61.227 0
9
Pola aliran fluida hidrotermal di lapangan panasbumi G.Talang-Bukit Kili mengalir dari arah
tenggara (G. Talang) menuju barat laut (Bukit Kili) dan berakhir di manifestasi. Sedangkan pola
aliran fluida panasbumi Sumani memiliki arah barat daya menuju timur laut.
Gunung Sibayak
MANIFESTASI HCO3/SO4
A 1.95
B 0.18
C 0
D 0
E 0.18
5. Model Konseptual
TERLAMPIR
Untuk menentukan zona upflow dan outflow, dilihat dari rasio Na/K dan Na/Ca,
sedangkan B/Cl digunakan untuk menentukan apakah manifestasi-manifestasi tersebut
berasal dari reservoir yang sama atau tidak
1. Manifestasi fumarol yang hadir di bagian utara gunung talang (upflow) dengan tipe
air asam sulfat
2. Tipe air bikarbonat dengan pH relatif netral menuju ke arah utara sebagai lokasi
manifestasi akibat lateral flow
3. Perbandingan HCO3/SO4 semakin meningkat dari manifestasi 1-14 menandakan
air yang telah mengalami perjalanan dan transportasi melalui batuan (dari zona upflow
menuju outflow). Kembali rendah pada manifestasi 15-19 menandakan daerah
Sumani merupakan daerah upflow sehingga manifestasi air klorida ditemukan tepat
diatas batuan reservoar.
4. Perbandingan Na/K dalam mata air , perbandingan Na/K yang rendah menandakan
zona upflow karena air mencapai permukaan dengan cepat berasosiasi dengan struktur
pada zona upflow atau zona permeabel. Sedangkan perbandingan Na/K yang tinggi
(>15) merepresentasikan lateral flow di bawah permukaan dan mengalami
pendinginan (Nicholson, 1993).
5. Perbandingan Na/K dan Na/Ca yang rendah berada di daerah selatan yaitu area Gg
Talang. Seiring menurunnya elevasi menuju arah utara (Bukit Kili), Na/K dan Na/Ca
mengalami peningkatan (terlihat jelas pada manifestasi 9 dan 13). Hal ini tentu sesuai
dengan peningkatan HCO3/SO4 dari Manifestasi-2 sampai Manifestasi-14.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa daerah Gunung Talang berasosiasi dengan zona
upflow, sedangkan mata air di daerah Bukit Kili berasosiasi dengan outflow yang
telah mengalami reaksi antara air panas, air tanah, dan batuan sekitar di dekat
permukaan.
Manifestasi 14-18 yang berada pada sistem panasbumi Sumani berada pada zona
upflow. Sebagaimana kandungan HCO3/SO4 rendah serta Na/K dan Na/Ca rendah
(<15).
6. Kandungan B/Cl mengindikasikan reservoar dan asal fluida. Rasio B/Cl air panas
pada daerah penelitian memiliki nilai relatif rendah <0.08. Hal ini menunjukan, bahwa
air panas berasal dari dua reservoir karena ada 2 cluster rasio B/Cl (ditandai warna
putih dan ungu) serta dipengaruhi oleh aktivitasi vulkanomagmatik.
Jadi total sumber daya spekulatif dari kedua sistem ini adalah 168,35 MW.
Referensi