UNIVERSITAS DIPONEGORO
PRAKTIKUM GEOTERMAL
GEOKIMIA AIR
Vanadia Martadiastuti, S.T., M.Eng., M.Eng.
2021
SURVEI GEOKIMIA AIR
• Termasuk ke dalam tahap eksplorasi awal, untuk mengetahui karakteristik,
genesa, kondisi bawah permukaan, & sistem hidrogeologi pada suatu sistem
geotermal.
• Tujuan :
1. Mengetahui karakteristik fisik & kimia air geotermal yg menyusun suatu
sistem geotermal.
2. Mengetahui tipe & sumber / genesa air geotermal.
3. Mengetahui estimasi temperatur reservoar panasbumi dg menggunakan
perhitungan geotermometer.
4. Mengetahui sistem hidrogeologi (daerah upflow & outflow beserta arah
alirannya) suatu sistem geotermal & kaitannya terhadap lokasi manifestasi
pada model konseptual panas bumi.
Pengecekan Kesetimbangan Ion (Ionic Balance)
• Perhitungan ionic balance
✓ Untuk mengecek keakuratan data hasil analisis geokimia air
yg diperoleh dari laboratorium.
✓ Merupakan langkah pertama sebelum pengeplotan hasil
analisis geokimia air.
✓ Data dinilai layak jika nilai ionic balance ≤5%.
✓ Data anion & kation harus dikonversi dahulu dari mg/L →
meq/L.
Σ 𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠 − Σ 𝑎𝑛𝑖𝑜𝑛𝑠
𝐼𝑜𝑛𝑖𝑐 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 = x 100%
Σ 𝑐𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑠 + Σ 𝑎𝑛𝑖𝑜𝑛𝑠
TIPE & GENESA AIR GEOTERMAL
• Penentuan klasifikasi tipe air geotermal dapat diketahui dari :
1. Diagram Cl-SO4-HCO3
Untuk mengetahui tipe air geotermal : air klorida, sulfat, atau bikarbonat.
2. Diagram Cl-Li-B
Untuk mengetahui genesa air geotermal & kaitannya terhadap jenis litologi
penyusun sistem geotermal.
3. Diagram Na-K-Mg
Untuk mengetahui tipe air geotermal : air immature, mixed, atau full equilibrated.
4. Diagram isotop stabil δD & δ18O
Untuk mengetahui asal air geotermal : air meteorik, air geotermal, air magmatik,
atau air andesitik, serta proses interaksi fluida-batuan di bawah permukaan.
1. Geotermometer Silika
• Dikontrol oleh kelarutan silika → konsentrasi absolut silika.
• Dipengaruhi oleh proses fisik : boiling, dilution & mixing.
• Batas max temperatur 250°C, karena di atas suhu tersebut silika
mudah larut & mengendap.
a. Quartz, no steam loss → T < 100°C
T (°C) = {1309 / [5,19 – log SiO2]} – 273 (Fournier, 1983)
b. Quartz, max steam loss at 100°C → T 100 – 250°C
T (°C) = {1522 / [5,75 – log SiO2]} – 273 (Fournier, 1983)
2.a. Geotermometer Kation Na-K
• Menggunakan rasio konsentrasi Na/K.
• Tidak dipengaruhi oleh proses boiling / mixing / dilution.
• Paling baik digunakan pada T >180° C.
T (°C) = {2200 / [ log (Li/(Mg)1/2) + 5.47] } – 273 (Kharaka & Mariner, 1989)
di mana :
K, Mg, Li : konsentrasi sodium & potassium (mg/kg)
2.e. Geotermometer Na-K-Mg
▪ Digunakan untuk menentukan
apakah fluida mencapai reaksi
kesetimbangan dg batuan
induk.
▪ Fully equilibrated
→ sesuai untuk geotermometri
TUGAS STUDI KASUS
Tugas
• Lapangan geotermal Sicilia merupakan lapangan yg berasosiasi
dg sistem vulkanogenik yg memiliki medan terjal & berumur
Kuarter.
• Litologi penyusun :
1. Batuan dasar (basement) berumur Tersier.
2. Endapan lahar, tersusun oleh breksi tuf & breksi basalt-
andesit
3. Lava andesit.
4. Lava basalt.
• Struktur geologi : sesar mendatar berarah SSE-NNW; pola
kelurusannya berarah SSE-NNW & NE-SW.
HS 3
• Manifestasi :
✓ Hot spring 1 -5
HS 5 ✓ Fumarol 1 : T 300°C;
fumarol 2 : T 240°C
HS 1
HS 2
HS 4
Data Analisis Geokimia Air