Anda di halaman 1dari 30

GEOKIMIA PANASBUMI

• Salah satu cara menentukan daerah prospek panas- bumi


adalah dengan eksplorasi geokimia. Eksplorasi ini meliputi
analisa kimia pada manifestasi thermal di permukaan bumi
seperti fumarola, mata air panas, resapan gas maupun
analisa kimia pada fluida (gas dan air) dari hasil pemboran
eksplorasi.

• Tujuan eksplorasi geokimia adalah untuk mengkaji


kemungkinan pengembangan sumberdaya panasbumi.
Parameter-parameter penting yang diperhitungkan pada
penyelidikan geokimia untuk kemudian digunakan dalam
penentuan keberlanjutan eksplorasi panasbumi, antara lain:
1. Perkiraan besarnya sumberdaya (Resource Size)
2. Prediksi temperatur reservoar (Resource
Temperature)
3. Permeabilitas formasi reservoar (Formation
Permeability)
4. Jenis fluida di dalam reservoar (Primary Fluid
Type)
5. Tingkat keasaman fluida (Acidity)
6. Jumlah kandungan gas (Gas Content)
7. Potensi pengerakan (Scaling Potential)
8. Prediksi dampak pengembangan sumberdaya
panasbumi bagi lingkungan sekitarnya
(Environmental impact)
• Tiga parameter pertama menentukan besarnya kapasitas
sumberdaya. Sedangkan empat parameter terakhir digunakan untuk
mengetahui karakteritik kimi fluida panasbumi yang kemungkinan
dapat menghalangi pengembangan sumberdaya tersebut.

• Salah satu metode yang umum digunakan dalam eksplorasi geokimia


untuk memprediksi temperatur reservoar adalah metode
Geotherometer. Media yang digunakan dalam geothermometer
dapat berupa ion-ion atau senyawa yang larut dalam air (solute
geothermometer), gas-gas, maupun isotop-isotop.

Pada bab ini haya akan diterangkan penggunaan dengan media solute
geothermometer saja yang meliputi penentuan temperatur reservoar
dengan kelarutan mineral silika (silica sollubility)dan pertukaran ion-
ion alkali dan alkali tanah. (Na-K; Na-K-Ca; Na-K-Mg)
Pada metode solute geothermometer asumsi-asumsi yang digunakan
adalah:
1. Konsentrasi elemen-elemen atau spesies-spesies yang digunakan
hanya dikontrol oleh temperatur pada saat reaksi mineral dengan
fluida.
2. Terdapat mineral dan atau spesies terlarut yang berlimpah di
dalam sistem batuan dan fluida sehingga memungkinkan
terjadinya reaksi yang seketika.
3. Reaksi mencapai kesetimbangan di dalam reservoar.
4. Setelah reaksi dalam reservoar, fluida akan mencapai permukaan
dengan kecepatan alir yang memungkinkan tidak terjadinya
kesetimbangan kembali (reequilibration) dalam perjalanannya
menuju permukaan atau tidak terjadi reaksi di dekat permukaan.
5. Tidak terjadi percampuran (mixing) dan pelarutan (dilution) pada
fluida yang meninggalkan reservoar menuju permukaan atau
setelah di permukaan (sebagai manifestasi permukaan).
Dengan demikian, tidak semua sampel-sampel
air dari mata air panas dapat digunakan untuk
geothermometer. Kriteria sampel mata air panas
yang dapat digunakan untuk geothermometer
sebagai berikut:

1. Mata air panas harus memiliki kecepatan


aliran air yang tinggi (> 1 liter/sec)
2. Temperatur mata air harus mendidih atau
hampir mendidih (sekitar >900C)
3. pH mendekati netral.
Tipe Air di Daerah Panasbumi
• Sampel air dari mata air panas yang dapat
digunakan untuk perhitungan geothermometer
hanya sampel yang memiliki kriteria-kriteria
yang memenuhi asumsi-asumsi formula
geothermometer.
• Pada bagian ini diperkenalkan cara
menentukan tipe air dari suatu mata air panas
yang dapat digunakan untuk geothermometer.
• Metode yang digunakan adalah metode
ternary plot Cl-SO4-HCO3, seperti pada
gambar berikut:
Berikut adalah tahapan dan formula yang digunakan dalam menghitung
proporsi masing-masing ion untuk kemudian diplot pada diagram Ternary
Plot.
 
1. Jumlahkan konsentrasi klorida (ppm) , sulfat (ppm), dan bikarbonat
(ppm).
2. Σ Konsentrasi = Cl- +SO4=+HCO3-…………………………(Persamaan 7-1)

3. Hitung proporsi relatif dari masing-masing komponen jumlah di atas


dalam persen (%).

• % Cl- = (Cl- / ΣKonsentrasi) 100…………………………(Persamaan 7-2)


• % SO4 = = (SO4 =/ Σ Konsentrasi) 100……………………..(Persamaan 7-3)
• % HC03 - = (HCO3 - / Σ Konsentrasi) 100………………..(Persamaan 7-4)
 
Plot posisi masing-masing mata air pada diagram Ternary Plot. Diagram ini
membantu menentukan sampel dari mata air mana yang paling sesuai
untuk perhitungan geothermometer, yaitu paling mendekati puncak titik Cl.
Ternary Plot diagram yang digunakan untuk mengklasifikasi
air panasbumi berdasarkan proporsi relatif ion-ion klorida,
sulfida dan bikarbonat.(Nicholson, 1993).
Silica Geothermometer
 
Silica/Quartz (SiO2) Geothermometeradalah metode yang paling banyak
digunakan dan persamaannya paling akurat untuk diformulasikan dan
dibandingkan dengan metode lainnya. Hal ini disebabkan telah banyak
penelitian yang dilakukan untuk memformulasikan geothermometer ini,
diantaranya Mahon (1966), Fournier dan Rowe (1966), Fournier (1983)
, Fournier dan Marshall (1983), Fornier dan Potter (1982).

Silica geothermometer sangat dipengaruhi oleh proses-proses fisik


seperti pendidihan (boiling) dan pelarutan (dilution) karena metode in
dihitung berdasarkan konsentrasi absolut silika dalam fluida , bukan
berdasarkan rasio dari konsentrasi tersebut. Silica geothermometer
juga dipengaruhi oleh kelarutan silika dalam air dan jumlah uap air
(steam) yang terbentuk pada tekanan uap ( vapour).Diagram di bawah
ini menggambarkan kelarutan silika dalam air pada tekanan uap.
Diagram Kelarutan Silika Dalam Air
Pada Tekanan Uap
Dalam diagram tersebut terlihat bahwa kelarutan silika
semakin besar dan semakin meningkat apabila suhu
meningkat, tetapi proses ini hanya berlangsung sampai
suhu 2500C. Berdasarkan sifat kelarutan silika tersebut
diformulasikan persamaan geothermometer untuk suhu
kurang dari 2500 C dan lebih dari 2500C.

Untuk suhu di atas 2500C < T < 3300C dan konsentrasi SiO2
dalam mg/kg persamaan silica geothermometer adalah:

T (0C) = - 42.1981 +0.288313 SiO2 – 3.66863x10-04SiO2 + 3.16647x10-07SiO2


+ 77.03438 log (SiO2) ...(Persamaan 7-5)
 
Persamaan silika geothermometer untuk temperatur < 250 0 C pada
mulanya diformulasikan oleh Fournier dan Rowe (1966) berdasarkan
data percobaan kelarutan kuarsa. Persamaan yang pertama digunakan
untuk air pada keadaan kesetimbangan di dalam reservoar atau
dikatakan tidak ada uap air yang dilepaskan (no steam loss).
 
T (0C) = ((1309 / (5.19 – log SiO 2)) – 273.15 ……(Persamaan 7-6)
 
Persamaan 7-6 adalah untuk sampel yang diambil dari air yang
dipancarkan dari reservoar dalam bentuk mata air panas , sumur bor
pada temperatur ,<2500C. Pada proses ini, fluida yang dipancarkan akan
kehilangan uap air (steam loss) sehingga konsentrasi silika meningkat
tetapi tidak mengalami kehilangan atau penambahan panas (adiabatic).

T (0C) = (1522/ (5.75 – log SiO 2)) – 273.15 ……(Persamaan 7-7)


Pada temperatur dibawah 1800C-1900C , kuarsa tidak lagi
mengontrol larutan fluida yang mengandung silika.
Sehingga pada suhu ini digunakan chalcedony, crystobalite
atau amorphous silica geothermometer walaupun tingkat
kepercayaan hasil perhitungannya rendah.
 
1. Chalcedon geothermometer. T (0C) = (1032/ (4.69 – log SiO2) – 273 …..
(Persamaan 7-8)
2. α. Crystobalite Geothermometer:T (0C) = (1000/ (4.78 – log SiO2) – 273
….(Persamaan 7-9)
3. β. Crystobalite Geothermometer:T (0C) = (781/ (4.51 – log SiO2) –
273…..(Persamaan 7-10)
4. Amorphous silica geothermometerT (0C) = (731/ (4.52 – log SiO2) – 273….
(Persamaan 7-11)
Na / K Geothermometer
 
Pada sistem panasbumi bertemperatur tinggi, variasi Na dan K sangat
dikontrol oleh perubahan temperatur dan pertukaran ion-ion yang
terdapat dalam mineral alkali feldspar. Pertukaran ion tersebut
berlangsung sesuai dengan reaksi sebagai berikut ini:

Na-feldspar (albite) + K+ (aq) = K- feldspar +Na+ (aq) ……


(Persamaan 7-12)
 
Geothemometer ini telah banyak berkembang dan setidaknya terdapat
7 persamaan untuk menghitung temperatur reservoar (Tabel 7.1)
sehingga untuk memilih persamaan yang paling sesuai agak
menyulitkan. Gambar 7.3 memperlihatkan hasil perhitungan Na/K
geothermometer dari lima persamaan yang telah dipublikasikan.
Gambar 7.3 Grafik Perbandingan Na/K
Pada gambar 7.3 terlihat bahwa hasil perhitungan
geothermometer cenderung sama pada suhu kira-kira 300
0C, sedangkan dibawah suhu 250 0C hasil perhitungan

berbeda-beda dan perbedaannya cukup signifikan.


Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan variasi
mineral-mineral pada sistem panasbumi yang berbeda.
Persamaan Giggenbach (1988) menghasilkan nilai yang
tertinggi. Hal ini dikarenakan persamaan tersebut
menggunakan nilai tertinggi dari data, bukan menggunakan
nilai tengah yang merepresentasikan semua data.
Berdasarkan kondisi ini, kesetimbangan Na/K didekati dari
nilai yang lebih rendah dari perhitungan tersebut.
Dalam menggunakan persaman Na/K geothermometer
sebaiknya digunakan 2 atau 3 persamaan agar kita
dapat memperoleh gambaran besar rentangan
perbedaannya. Apabila hanya menggunakan satu
persamaan saja maka sebaiknya menggunakan
formula dari Fournier (1979) karena hasilnya cukup
relevan.
Sebaliknya tidak menggunakan persamaan ini pada
kondisi air dengan kandungan klorida (Cl-) rendah
atau pada air yang mengandung Na-HCO3 atau air
kaya ammonia yang telah bereaksi dengan sedimen
yang kaya bahan organik (Fournier, 1989).
7.2.3. Na-K-Ca Geothermometer
Persamaan ini dikembangkan oleh Fournier dan
Truesdell (1973) untuk mengatasi kekurangan
metode sebelumnya yaitu Na/K geothermometer.
Geothermometer ini khususnya digunakan pada
temperatur lebih rendah dan airnya kaya ion Ca.
Pertimbangan untuk memasukkan Ca dalam
persamaan karena Ca adalah ion yang juga terikut
dalam kesetimbangan feldspar dan berperan sangat
baik dalam pertukaran dengan mineral-mineral
lempung. Sehingga Ca memiliki kontrol yang cukup
besar dalam perhitungan Na/K geothermometer.
Persamaan geothermometer ini agak komplek dan harus
diperhatikan benar-benar pemilihan faktor β. Prosedur
penggunaan formula adalah sebagai berikut (unit yang
digunakan untuk konsentrasi Ca adalah mg/kg).

1. Hitung [log (Ca1/2 / Na + 2.06]; bila hasilnya positif ,


hitunglah temperatur T0C, menggunakan β= 4/3
2. Apabila T< 1000 C gunakan temperatur ini
3. Apabila T > 1000C atau [log (Ca1/2 /Na + 2.06] hasilnya
negatif , perhitungan temperatur T 0C, menggunakan
β=1/3.

Formula yang digunakan adalah :


TNa-K-Ca0C = 1647 - 273.15…...(Persamaan 7-13)
log Na/K + β[log(√Ca/Na)]+2.24
 
denganTNa-K-Ca0C > 700 C
Na, K dan Ca = konsentrasi Na, K, Ca dalam mg/kg
β = 4/3 apabila T 0C <100 0C
β = 1/3 apabila T 0C >100 0C

Penggunaan geothermometer ini harus lebih berhati-


hati apabila digunakan pada suhu kurang dari 200
0C khususnya juga pada air yang kaya CO .
2

Sebaiknya tidak menggunakan geothermometer ini


untuk tipe air dengan kandungan Cl- yang rendah
atau air HCO3 -.
Na-K-Mg geothermometer

Metode ini dikembangkan oleh Giggenbach (1988) yaitu dengan mengeplot


Na/1000-K/100-√Mg dalam suatu diagram segitiga (Gambar 7.4).
Geothermometer ini menggabungkan dua persamaan geothermometer lain
yaitu Na/K dan K-Mg. Na/K mewakili proses kesetimbangan reaksi di dalam
reservoar yang bersifat lambat, sedangkan K-Mg mewakili proses
kesetimbangan yang cepat pada daerah yang mendekati permukaan.
Dengan demikian geothermometer ini dapat digunakan untuk mengevalusi
didalam reservoar maupun di level dekat permukaan.Keuntungan
menggunakan metode ini adalah dapat menggambarkan jumlah sampel
yang sangat banyak dalam satu diagram sehingga analisa semi kuantitatif
dapat dilakukan sekaligus.
Untuk sampel fluida yang dihasilkan dari sumur bor seperti pada pengeboran
eksplorasi, umumnya mengandung Mg yang sangat kecil dan dalam
diagram ini pada dasarnya yang berperan adalah persamaan Na/K.
Walaupun demikian perlu diingat kembali bahwa geothermometer Na/K
Giggenbach menghasilkan nilai yang paling tinggi diantara persamaan-
persamaan lain. Sehingga untuk melihat sensitivitas hasil perhitungan
dengan persamaan lain perlu diperbandingkan dengan geothermometer
Na/K dari Fournier (1992)
Gambar 7.4.Ternary diagram untuk menentukan temperatur reservoar dan
mengetahui air yang telah mengalami kesetimbangan yang dapat digunakan untuk
geothermometer oleh Giggenbach, 1988 (Nicholson, 1993).
Masalah yang muncul dalam penggunaan persamaan ini adalah
apabila sampel diplot pada daerah immature Mg-rich, sehingga
menyulitkan interpretasi apakah sampel air tersebut
terkontaminasi oleh Mg dekat permukaan atau memang air
tersebut telah mengalami ketimbangan dengan ion Mg di dalam
reservoar.
 
Pada kasus pertama, Mg diambil dari dekat permukaan,
persamaan Na/K menghasilkan nilai yang realistik. Sedangkan
pada kasus kedua, dapat diselidiki apakah terdapat banyak
sampel di sekitar lokasi yang dicurigai dengan hasil plot yang
sama.

Apabila benar demikian maka kemungkinan besar sampel-sampel


tersebut telah mengalami kesetimbangan di dalam reservoar
dengan ion Mg.
Interpretasi Data Kimia Airpanas Panasbumi dapat dipakai untuk menentukan:

1. Batas lapangan dicirikan oleh: Peta Iso Cl- dan Iso Na/K rendah.
2. Pelarutan air tanah dicirikan oleh: Peta Iso Cl- dan Na/K rendah, Mg tinggi.
3. Arah aliran dicirikan oleh: Peta Iso Cl/B mengecil kearah hilir, Peta Iso B/Li membesar
kearah hilir. 

4. Jenis batuan dicirikan oleh:


1. Kandungan: B, I, NH3, CO2 tinggi, batuan sedimen kaya organic.
2. Kandungan: F tinggi, batuan Riolit, Obsidian, Pumice, Granodiorit.
3. Kandungan: Li, Cs, Rb tinggi berasal dari batuan Riolit atau Andesit.
4. Kandungan: Br umumnya pada batuan sedimen > dari batuan vulkanik.
5. Kandungan: Li, Cs umumnya rendah pada batuan Basalt.

• 5.Steam Heating dicirikan oleh: Kandungan SO4-, NH3, B, HCO3- tinggi, pH dan Cl- rendah,
NH4+ tinggi.

• 6. Up Flow / Permeabilitas Tinggi / Zona Temperatur Tinggi dicirikan oleh:


1. Peta Cl : kandungan Cl- tinggi.
2. Peta Rasio : Na/K, Na/Ca, Na/Rb, Na/Li, Mg/Ca rendah.
3. Peta Rasio : Cl/F, Cl/Mg, Cl/SO4-, Cl- / (HCO3- + CO3), Na / Mg tinggi.
4. Kandungan : Ca, Mg, F dan SO4- rendah.
5. Kandungan : SiO2 tinggi.
Survei Manifestasi di Lapangan
Manifestasi Danau dan Airpanas
Manifestasi Fumarol

Anda mungkin juga menyukai