Anda di halaman 1dari 4

geofisika Eksplorasi adalah metode pemanfaatan metode-metode geofisika untuk suatu kegiatan

yang bernilai ekonomis dan untuk menemukan sumber daya dengan harga yang paling rendah.
dalam metode geofisika yang dicari adalah kontras sifat fisik antara target dan lingkungan sekitar di
bawah permukaan sehingga akan didapatkan suatu anomali.

1. metode gravity: sifat fisisnya adalah variasi didalam medan gravitasi, sifat batuan yang diukur
adalah density (rapat massa),

2. metode seismik; sifat fisisnya adalah waktu tempuh dan amplitudo gelombang, sifat fisika batuan:
modulus elastisitas (densitas dan kecepatan)

3. metode induced polarization: sifat fisisnya adalah polarisasi tegangan listrik, sifat fisika batuan:
kapasitansi listrik

4. metode GPR: sifat fisisnya adalah waktu tempuh gelombang elektromagnetik yang
dipantulkan,sifat fisika batuan: konstanta dielektrik

parameter pada gambar yaitu periode, panjang gelombang, amplitudo. panjang gelombang sangat
berhubungan dengan frekuensi dan kecepatan. Frekuensi dari gelombang atau sinyal Geofisika yang
digunakan dalam kegiatan eksplorasi akan mempengaruhi penetrasi kedalaman target. frekuensi
rendah akan memiliki panjang gelombang yang sangat panjang implikasinya memiliki penetrasi yang
lebih panjang tapi lapisan yang tipis tidak mampu dideliniasi (kemampuan batuan untuk
memisahkan 2 lapisan yang tipis bergantung pada frekuensi yang digunakan) atau semakin besar
panjang gelombang maka penetrasi gelombang juga semakin jauh. sedangkan jika ada lapisan tipis,
maka menggunakan panjang gelombang yang kecil sehingga frekuensi nya pun besar.

metode magnetik sangat bagus untuk menentukan struktur basement dari sebuah cekungan
sedangkan metode gravity sangat bagus untuk menentukan struktur sedimen. sehingga apabila kita
mengetahui struktur pengontrol bawah permukaan dan basement kita dapat menganalisis suatu
sistem petroleum di sebuah cekungan.

hubungannya adalah akan terjadi perbedaan data antara sebelum dan sesudah dihilangkan
komponen regionalnya (IGRF) sehingga data anomali regional tidak bisa digunakan langsung
interpretasi dan perlu dilakukan koreksi terlebih dahulu. data setelah dikoreksi yaitu BA dan TMI
baru bisa digunakan untuk interpretasi. Perbedaan data yang dihasilkan misalnya di data anomali
regional hanya bisa untuk menentukan lineasi magnetik rendah dan tinggi sedangkan di data yang
telah dikoreksi maka akan didapatkan bahwa akan terlihat struktur seperti patahan dan lain-lain.
pada data yang belum dihilangkan komponen regionalnya merupakan respon dari seluruh dari
medan magnet yang ada di bumi baik itu medan magnet utama (bumi) maupun medan magnet yang
diakibatkan oleh batuan. oleh karena itu, pada data regional masih dipengaruhi inklinasi dan medan
magnet lain sehingga tidak bisa langsung dilakukan interpretasi. apabila dilakukan interpretasi
langsung maka akan terjadi kesalahan interpretasi.

Anda mungkin juga menyukai