Anda di halaman 1dari 23

Tinjauan Diagenesis

Diagenesis : semua perubahan aspek fisika, kimia, dan biologi pada sedimen sesaat setelah terjadinya pengendapan
butiran, akan tetapi sebelum mengalami proses metamorfosis (temperatur <150-200°C). Perubahan terjadi ketika
interface antara air-sedimen dan setelah burial.

Proses Diagenesis :

Kompaksi,
Pelarutan,
Rekristalisasi
Autigenesis,
Sementasi
Penggantian (replacement)
REZIM DIAGENESIS
REZIM DIAGENESIS

Tahapan diagenesis :

secara umum : 2 tahapan/stages

tahap awal (early diagenesis) : setelah sedimentasi hingga shallow burial (sekitar 100m); antara 1000-1 jt tahun

tahap akhir (late diagenesis) : deep burial hingga pengangkatan deep burial :kedalaman hingga 10000 m; puluhan jt
tahun.

Berdasarkan atas terjadinya proses pengangkatan : 3 tahap

(a.l. Choquette & Pray, 1970)

eodiagenesis : regim sedimentasi diatas permukaan atau dekat permukaan dimana komposisi kimiawi air antar butiran
terutama dipengaruhi oleh lingkungan permukaan sebelum terjadinya effective burial.

REZIM DIAGENESIS

mesodiagenesis : regim dibawah permukaan, selama terjadi Effective burial

telodiagenesis : mewakili regim diatas permukaan, setelah effective burial

3. Effective burial :

is considered as burial under strata that seal the sandstone from a

predominant influence of surface agents on the chemistry of

the interstitial water.


4. Faktor - faktor yang berpengaruh

- primer : lingkungan pengendapan, iklim, komposisi dan tekstur sedimen

- sekunder : a.l. pore-fluid migration, burial history

KOMPAKSI

Proses kompaksi menyebabkan:


Hubungan antar butir semakin mendekat (grain packing dan grain fabric berubah),
Mengurangi jarak antar pori (porositas berkurang) dan mengurangi kandungan air yang terdapat pada sedimen.

Kompaksi pada batupasir dapat terjadi pada dua kondisi, yaitu :

Kondisi Un-Cemented sediment at grain to grain contact .

Kondisi cemented sediments along irregular surfaces (stylolites)

Tipe kontak butir


Taylor 1950 and Kahn
1956, op. cit.,
Immenhauser, 2002)

Kompaksi antar butiran (Tucker


and Bathurst, 1990 op. cit., Immenhauser, 2002).
A.Point grain to grain contact;
B.Stressed grain to grain contact, leading to dislocation in grain lattice
and subsequent dissolution, with later fluid transport of
C. solutes; Planar grain to grain
D. contact; Interpenetrating grain to grain contacts;
e.Sutural grain to grain contacts.

Pelarutan

Proses pelarutan dapat terjadi akibat adanya pressure dissolution

Pelarutan dapat menyebabkan terjadinya porositas sekunder, diantaranya:

Pelarutan butiran detritus: khususnya fragmen felspar atau karbonat

Pelarutan mineral autigenik atau sekunder : semen karbonat


Shrinkage: pengkerutan dari mineral atau butiran, khususnya pada mineral lempung selama pengurangan air.

Pelarutan
Pembentukan porositas sekunder oleh pelarutan
(Tucker, 1988 op. cit. Immenhauser,2002)
Authigenesis

Felspar: KNaCaAl(Al,Si)3O8
pembentukan di sekitar daerah water table. Pada kondisi lebih dalam terbentuk oleh albitisasi plagioklas
Mineral Lempung
Mineral lempung merupakan material silikat berlapis. Kristal tersusun atas dua lapisan, yaitu seperti lapisan silikat (SiO2)
dan alumina( Al2O3). Jenis-jenis mineral lempung berasal dari pelapukan felspar.
Pembentukan zeolit yang merupakan hasil ubahan dari material volkanik (gelas dan felspar).
Authigenesis

Pembentukan mineral autigenik dari pelapukan felspar mikroklin


Sementasi

pengisian sebagian atau keseluruhan pori dan/ atau antar butir oleh presipitasi mineral.
Presipitasi semen: biasanya menyelubungi butiran (coat grains), kontak antar butir, dan menyebabkan terjadinya
pengurangan pori (porositas).
Mineral yang bertindak sebagai semen umumnya berupa Kwarsa (SiO2), Karbonat (CaCO3), Hematit (Fe2O3),
mineral lempung (illite, kaolinit, montmorilonit).
Kategori umum dari semen, rim dan occluding cement (Wilson and Stanton, 1994 op. cit. Kameda, 2004). Rim
cement berada di sekitar butiran, sedangkan occluding cement mengisi pori / rongga.

Sementasi
Kategori umum dari semen, rim dan occluding cement
(Wilson and Stanton, 1994 op. cit. Kameda, 2004)

Semen Karbonat – CaCO3


Semen karbonat (umumnya berupa kalsit dan dolomit) akan mengisi pori dan/atau antar butiran dengan bentuk
mozaik kristal ataupun sebagai individu kristal (Kameda, 2004).
Semen kalsit dapat membentuk tekstur poikilotopik yaitu butiran penyusun seperti plagioklas maupun
mineral lainnya mengambang dalam semen kalsit.
Semen dolomit umumnya terjadi pada batupasir dengan lingkungan kontinen arid, dan diasosiasikan denga

endapan evaporit .
Semen Kalsit
(Helen Lang, 2005)
Semen Dolomit
(Helen Lang, 2005)
Semen Hematit – Fe2O3
Semen hematit berwarna merah dan akan membentuk red beds

Berasal dari pelarutan mineral dengan kandungan besi tinggi atau ferromagnesian minerals seperti magnetit, ilmenit, biotit
dan hornblenda, dapat juga dari augit dan olivin, dan iron-bearing clay minerals.

Hematit mengisi pori / rongga sebagai kristal dengan ukuran 1 μm

Sementasi hematit terjadi pada lingkungan kontinen (sungai, floodplain, alluvial fan, desert, dan lain-lain) dan menunjukkan
lingkungan oksidasi.

Semen Hemati (Helen Lang, 2005)


Semen Mineral LEMPUNG
Semen mineral lempung biasanya akan berupa clay coats. Dengan adanya clay coats maka tidak akan terbentuk kwarsa
overgrowth
Kehadiran mineral lempung yang melingkupi butiran (clay coating) terbentuk oleh infiltrasi mekanik air kaya kandungan
lempung pada zona soil yang porous (Galloway, 1974 op. cit. Said, 1998).
Geometri semen mineral lempung: inter-pore spaceclogging (kaolinit), book-like shape (dickite) atau konsentrik di
sekitar butiran (illite). Perbedaan geometri berdampak pada pengaliran fluida antar butir (Kameda, 2004).

(Semen Mineral lempung.Helen Lang, 2005)

Semen Mineral Lempung

Kehadiran mineral lempung dalam pori berdampak pada permeabilitas. Pore linning dan pore filling akan memiliki efek
terhadap pengurangan besaran permeabilitas relatif signifikan. Sedangkan replacement dan fracture filling memiliki sedikit
pengaruh terhadap pengurangan permeabilitas
Kehadiran mineral lempung dalam pori berdampak pada permeabilitas. Pore linning dan pore filling akan memiliki
efek terhadap pengurangan besaran permeabilitas relatif signifikan. Sedangkan replacement dan fracture filling
memiliki sedikit pengaruh terhadap pengurangan permeabilitas.

Rekristalisasi
Photograph chert terlipat dari breksiasi dari berbagai fragment dari Miocene Formasi Monterey. Transformasi dari opal-CT (light gray/white)
menjadi quartz (black) diliputi dalam fragments terisolasi.
Penggantian (Replacement)

Penggantian meliputi pelarutan satu mineral dan presipitasi. Contohnya batupasir adalah penggantian mineral
silikat oleh kalsit atau dolomit, penggantian feldspar oleh lempung dan albitisasi feldspar
(Boggs, 1992 op. cit. Kameda, 2004)

Lingkungan Diagenesis

Tiga tatanan tektonik yang dikenal dalam studi (Dickinson et al, 1983) :
Blok Kontinen
Batuan sedimen dicirikan dengan banyak kuarsa dan felspar (felspar alkali/plagioklas tinggi), fragmen batuan
sedimen dan metamorf. Batupasir tipe arenit (arenit kuarsa), mendekati basement uplift batupasirnya berupa
arkosic rocks, lithic arenites.
Busur Magmatik
Batuan asalnya yang berasal dari lingkungan volkanogenik, yang terdiri dari fragmen litik volkanik, dominan
fragmen kwarsa dan felspar alkali
Recycled Orogenik
Sedimen yang banyak mengandung kuarsa, felspar, rasio K-felspar dengan plagioklas tinggi, fragmen batuan
metamorf dan fragmen batuan sedimen (yg berasal dari arenit kuarsa, arenit litik), ke arah basement uplift :
batuan arkosik dan arenit litik.
Fabrik dari butiran kuarsa
yang digunakan untuk
indikator provenance
(Tucker, 1988 op. cit. Immenhauser,
2002).

Kesimpulan

1. Diagenesis merupakan proses perubahan secara fisika, kimia dan biologi yang segera terjadi setelah butiran
terendapkan dan sebelum terjadinya metamorfosis.

Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi. Sedangkan secara kimia yaitu sementasi,
pelarutan (dissolution ), penggantian (replacement), rekristalisasi, dan generasi hidrokarbon
Kompaksi terjadi karena adanya pertambahan pembebanan material sehingga menyebabkan hubungan antar butir
menjadi lebih baik (grain packing dan grain fabric), mengurangi porositas dan mengurangi kandungan air dan fluida
dalam pori.
Pelarutan akan menyebabkan terjadinya porositas sekunder. Yang termasuk dalam pelarutan diantaranya adalah
pelarutan butiran detritus, shrinkage (pengkerutan) dan pelarutan mineral autigenik atau sekunder.
Rekristalisasi merupakan proses perubahan dari mineral yang kurang stabil menjadi lebih stabil.

Dalam authigenesis mineral yang terlibat adalah felspar, mineral lempung dan zeolit.
Dalam diagenesis batupasir terdapat berbagai jenis semen yaitu semen kwarsa, semen karbonat (kalsit, dolomit),
semen hematit, semen mineral lempung, semen siderit dan lain-lain.
Penggantian meliputi pelarutan satu mineral dan presipitasi, contohnya adalah pengantian silika oleh kalsit atau
dolomit.
Terdapat tiga tatanan tektonik untuk provenance batupasir yaitu blok kontinen, busur magmatik dan recycled
orogenik.
Temperatur dan kedalaman burial dalam diagenesis akan berpengaruh terhadap tekstur dan mineralogi.

Anda mungkin juga menyukai