Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gusti Alifi Widjaya AS

NIM : 1710813210006
Prodi : TEKNIK PERTAMBANGAN 2017
Tugas : KARYA TULIS ILMIAH

RUU PERTANAHAN & UU POKOK AGRARIA


Lima pokok krisis agraria itu meliputi ketimpangan struktur agraria yang tajam,
maraknya konflik agraria struktural, kerusakan ekologis, laju cepat alih fungsi tanah
pertanian ke non-pertanian, dan kemiskinan akibat struktur agraria yang menindas.
Dalam RUU Pertanahan, tidak diatur perbedaan itu, sehingga penanganan konflik
agraria struktural sama seperti sengketa, yakni dengan mediasi atau win-win solution serta
melibatkan pengadilan pertanahan. RUU tersebut tidak mencerminkan perwujudan keadilan
agraria seperti yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945, TAP MPR IX Tahun 2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, serta UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960).
Undang-undang (UU) pokok yang mengatur tentang agraria telah ada sejak 5
dekade yang lalu. UU ini luar biasa, karena merupakan bukti bahwa Indonesia telah
merdeka. UU ini pun mengakhiri dualisme hukum pertanahan di Indonesia, yaitu hukum
barat dan hukum adat, yang melebur menjadi satu, yaitu hukum negara.
Sejatinya, undang-undang ini merujuk pada pasal 33 ayat 3 Undang Undang Dasar
1945 yang berbunyi, “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) tidak hanya mengatur “tanah” dalam arti
sempit. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 itu ada 2 bab. Pertama, mengatur sumber
daya alam agraria dalam arti luas, yang kedua, mengatur jenis-jenis hak atas tanah Saat ini
telah terbit UU turunan UUPA, yang membahas sumber daya alam secara parsial,
sedangkan turunan yang membahas lebih lanjut mengenai hak-hak atas tanah belum ada,”
tambahnya. Seperti yang telah kita ketahui, saat ini telah terbit UU terkait sumber daya
alam, misalnya Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan dan Mineral
dan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Terkait dengan UU yang
mengatur hak-hak atas tanah masyarakat, saat ini pemerintah telah menyerahkan
rancangan UU Pertanahan kepada DPR.

Isu penting pada RUU Pertanahan, salah satunya adalah Single Land Administration.
Dengan sistem ini, maka administrasi pertanahan tidak akan parsial lagi. Apabila telah
disahkan, maka pengelolaan pertanahan tidak sepihak lagi. Saat ini, semua jalan sendiri-
sendiri. Dengan UU Pertanahan akan terjadi keterpaduan dalam pengurusan tanah di
seluruh Indonesia ini
Selain Single Land Administration dan hak-hak atas tanah, RUU Pertanahan juga
memperkuat Reforma Agraria. Saat ini, Reforma Agraria diatur dalam Peraturan Presiden.
Dengan disahkannya RUU Pertanahan nanti, maka Reforma Agraria akan diperkuat,
sehingga cita-cita pertanahan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat akan menjadi nyata.
Tetapi ada perbedaan bagi sengketa tanah dan konflik agraria yang sifatnya
struktural. Sistem pengadilan pertanahan tidak akan efektif menangani konflik struktural
tersebut. Konflik itu bisa berupa konflik yang disebabkan keputusan pejabat publik karena
menerbitkan HGU, HGB, izin tambang dan sebagainya, sehingga hak masyarakat atas
tanah jadi tereksekusi.
Dalam RUU Pertanahan, tidak diatur perbedaan itu, sehingga penanganan konflik
agraria struktural sama seperti sengketa, yakni dengan mediasi atau win-win solution serta
melibatkan pengadilan pertanahan. Kalau masuk ke pengadilan pertanahan bisa
dibayangkan karena sifatnya legalistik, hukum positif semata maka otomatis petani,
masyarakat adat, buruh tani, yang menurut hukum positif itu ilegal, enggak akan
memperoleh keadilan
Menurut data KPA, ada 528 konflik agraria dengan jenis beragam yang telah
diajukan oleh KPA ke berbagai pihak seperti Kementerian ATR/BPN, KLHK, Pemprov dan
Pemda. Jika sistem pengadilan tanah itu tetap dilakukan, maka target 100 persen
pemerintah mendaftarkan tanah di seluruh wilayah Indonesia pada 2025 tidak akan tercapai.
Oleh karena itu, ia mengatakan KPA dan masyarakat sipil lainnya selalu mengusulkan
mekanisme penyelesaian konflik agraria melalui kelembagaan khusus untuk konflik
struktural.

Anda mungkin juga menyukai