21
B. TUJUAN
Tujuan diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Pondok Pesantren Salafiyah
2. Mengetahui Program Pondok Pesantren Salafiyah
3. Mengetahui Kebijakan Pemerintah Tentang Program Wajar Dikdas 9 Tahun pada Pondok
Pesantren Salafiyah
C. MANFAAT
Manfaat dari pembahasan ini adalah :
1. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
2. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan,
khususnya tentang Pondok Pesantren Salafiyah
3. Bisa memahami dan sekaligus dapat mengembangkan wahana berfikir bagi kita tentang
Kebijakan Pemerintah pada Pesantren Penyelenggara Program Wajar Dikdas 9 tahun.
D. RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari ilustrasi tersebut, maka makalah ini, dapat ditarik rumusan masalah
Yaitu:
1. Pengertian Pondok Pesantren
2. Kebijakan Pemerintah pada pondok pesantren Salafiyah Penyelenggara Wajar Dikdas
BAB. II
PEMBAHASAN
C. LANDASAN HUKUM
Penyelenggara Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun pad
Pondok Pesantren Salafiyah mengacu pada beberapa landasan yuridis sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar, yang telah
diubah dan disempurnakan dengan peraturan pemerintah Nomor 56 Tahun 1998.
6. Peraturan Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah, yang telah diubah dan
disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998
7. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1971 Tentang Pendidikan Luar Sekolah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran serta masyarakat dalam
Pendidikan Nasional
9. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 Tentang Pelaksanaan Program Wajib belajar 9
Tahun
10. kesepakatan bersama antara Menteri Pendidikan Nasional Dan Menteri Agama RI melalui
Surat Keputusan bersama Nomor: 1/U/KB/2000 dan Nomor : MA/86/2000 tentang Pondok
Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
11. Keputusan bersama Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama
dengan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Nomor: E/83/2000 dan Nomor 166/C/Kep/DS/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok
Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
12. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Dan
Kepala Badan Penelitihan dan pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Nomor:
DJ.II./526/2003 dan Nomor: 6016/G/HK/2003 tentang Ujian Akhir Nasional Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun pada Pondok Pesantren Salafiyah.
13. keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Tentang
Penerbityan IJazah pada Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Penyelenggara Program Wajar
Dikdas Nomor: DJ.II/527/2003 tentang penerbitan Ijazah pada Pondok Pesantren Salafiyah
Penyelenggara Program Wajar Dikdas. [6]
G. PROSES PEMBELAJARAN
Sedangkan proses pembelajaran yang ada pada Pondok Pesantren Salafiyah
Penyelenggara Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (wajar dikdas) adalah:
1. pada dasarnya proses pembelajaran pada pondok pesantren salafiyah penyelenggara program
wajib belajar pendidikan dasar disesuaikan dengan proses pembelajaran dipondok pesantren.
2. Prinsip dasar proses belajar mengajar ialah dapat dipahaminya bahan dan materi pelajaran
tersebut oleh para santri peserta didik , dengan lebih mudah dan lebih cepat.
3. metode pendidikan tradisional yang telah menjadi ciri khas pengajaran pondok pesantren dapat
digunakan untuk pelaksanaan program ini. Diantara metode tersebuat, antara lain. 1).
Weton/Bandongan. 2). Sorogan. 3). Halaqoh. 4). Hapalan
4. Keempat metode diatas bisa diterapkan dalam pelaksanaan pengajaran 3 (tiga) mata pelajaran
pokok wajar Dikdas (matematika, IPA, dan bahasa Indonesia), atau untuk pembelajaran mata
pelajaran umum lainnya.
5. selain metode yang sudah disebutkan diatas, pondok pesantren bisa juga mengaplikasikan
metode yang telah dikenal luas pada proses belajar mengajar (PBM) dimadrasah dan sekolah,
seperti Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, CBSA, Penugasan, dan seterusnya.
H. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian hasil belajar bagi santri pondok pesantren yang diikutkan dalam
program wajib belajar pendidikan dasar dilakukan melalui:
1. Penilaian harian/mingguan, dilakukan oleh guru/tutor/mudaris/ustadz pada pondok
pesantren.
2. Ulangan umum yang merupakan penilaian prestasi belajar santri yang dilakukan secara
berkala.
3. Penilaian hasil belajar tahap akhir nasional (pehabtanas) program wajar dikdas pada pondok
pesantren, untuk mata pelajaran umum (Bahasa Indoneisia, matematika dan IPA).
Menggunakan standar nasional, sedangkan mata pelajaran umum lainnya (IPS, Kwn),
dilakukan sendiri oleh Guru/Ustadz Pondok Pesantren dengan rambu-rambu penyusunan soal
dari pusat.
4. Waktu penyelenggaraan penilaian /ujian akhir sekolah (uas) atau ujian akhir nasional (uan)
bisa dilakukan dengan dua alternatif:
a. Bersamaan dengan UAS/UAN di SD/MI atau SLTP/MTS setempat.
b. bersamaan dengan waktu imtihan pondok.
5. Persaratan untuk mengikuti ujian akhir sekolah atau ujian nasional:
a. Untuk ujian jenjang Ula para santri harus sudah terdaftar di pondok pesantren minimal
3 tahun berturut-turut, untuk kelas ula.
b. Untuk ujian jenjang Wustha minimal 2 tahun berturut-turut.
6. untuk dapat mengikuti ujian, penanggung jawab program harus melaporkan data santri
yang akan ikut ujian ke Departemen agama Propinsi. [10]
[1]. Drs, H. Rohadi Abdul Fatah, M. Ag, Dkk, Rekonstruksi Pesantren Masa Depan Dari Tradisonal, Moder, Hingga
Post Modern, ( PT Listafariska Jakarta, 2008), 11, 12, 13
[2]. Drs. Haedari Amin, M. Pd, M. Ishom El-Saha, MA, Pesantren Dan Madrasah Diniyah, (Diva Pustaka, Jakarta, 2008),
3
[3] .Direktorat Pendidikan KeAgamaan Dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam
Departemen Agama RI Tahun 2004, Pedoman Pengembangan Pesantren Dan Pendidikan Ke Agamaan Tahun
2004 – 2009, 3
[4]. Prof. DR. H. Abd. Halim Soebahar, MA, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru
Sampai UU Sisdiknas, (Pena Salsabila, Jember, 2012), 80
[5]. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pendidikan
Keagamaan Dan Pondok pesantren Jakarta 2005, Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program
Belajar Pendidikan dasar 9 tahun Pada Pondok Pesantren Salafiyah, vii, viii
[6]. Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pendidikan
KeAgamaan
Dan Pondok Pesantren, Jakarta Tahun 2005, Ibid, 3, 4
[7]. Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Pendidikan
Ke Agamaan DanPondok Pesantren, Jakarta 2002, Pedoman Pondok Pesantren, 9, 10
[8] . Ibid, 11, 12
[9] . Ibid, 12, 13
[10]. Ibid, 15, 16
[11] . Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat
Pendidikan Ke Agamaan Dan Pondok Pesantren, Jakarta 2005, Perangkat Supervisi
Penyelenggaraan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun pada Pondok Pesantren
Salafiyah Tingkat Ula dan Wustha, 1, 2
BAB. I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN
Tujuan diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Pondok Pesantren Salafiyah
2. Mengetahui Program Pondok Pesantren Salafiyah
3. Mengetahui Kebijakan Pemerintah Tentang Program Wajar Dikdas 9 Tahun pada Pondok
Pesantren Salafiyah
C. MANFAAT
Manfaat dari pembahasan ini adalah :
1. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan
keterampilan dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
2. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan,
khususnya tentang Pondok Pesantren Salafiyah
3. Bisa memahami dan sekaligus dapat mengembangkan wahana berfikir bagi kita tentang
Kebijakan Pemerintah pada Pesantren Penyelenggara Program Wajar Dikdas 9 tahun.
D. RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari ilustrasi tersebut, maka makalah ini, dapat ditarik rumusan masalah
Yaitu:
1. Pengertian Pondok Pesantren
2. Kebijakan Pemerintah pada pondok pesantren Salafiyah Penyelenggara Wajar Dikdas
BAB. II
PEMBAHASAN
C. LANDASAN HUKUM
Penyelenggara Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun pad
Pondok Pesantren Salafiyah mengacu pada beberapa landasan yuridis sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945
2. Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Dasar, yang telah
diubah dan disempurnakan dengan peraturan pemerintah Nomor 56 Tahun 1998.
6. Peraturan Nomor 29 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Menengah, yang telah diubah dan
disempurnakan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1998
7. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1971 Tentang Pendidikan Luar Sekolah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 Tentang Peran serta masyarakat dalam
Pendidikan Nasional
9. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1994 Tentang Pelaksanaan Program Wajib belajar 9
Tahun
10. kesepakatan bersama antara Menteri Pendidikan Nasional Dan Menteri Agama RI melalui
Surat Keputusan bersama Nomor: 1/U/KB/2000 dan Nomor : MA/86/2000 tentang Pondok
Pesantren Salafiyah sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
11. Keputusan bersama Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama
dengan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Nomor: E/83/2000 dan Nomor 166/C/Kep/DS/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pondok
Pesantren Salafiyah Sebagai Pola Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
12. Keputusan Bersama Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Dan
Kepala Badan Penelitihan dan pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Nomor:
DJ.II./526/2003 dan Nomor: 6016/G/HK/2003 tentang Ujian Akhir Nasional Program Wajib
Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun pada Pondok Pesantren Salafiyah.
13. keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama Tentang
Penerbityan IJazah pada Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Penyelenggara Program Wajar
Dikdas Nomor: DJ.II/527/2003 tentang penerbitan Ijazah pada Pondok Pesantren Salafiyah
Penyelenggara Program Wajar Dikdas. [6]
F. KETENAGAAN
Didalam ketenagaan yang dibutuhkan Pesantren penyelenggara Program Wajib
Belajar (wajar dikdas)) dipondok pesantren adalah:
1. Tenaga yang diperlukan untuk menyelenggarakan program wajib belajar pada
pesantren salafiyah, terdiri dari penanggung jawab, tenaga pengajar/guru mata
pelajaran umum dan guru pembimbing perpustakaan.
2. Tenaga pengajara yang dibutuhkan dalam program wajib belajar pendidikan dasar
dipondok pesantren salafiyah ini, adalah
a. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
b. Guru mata pelajaran Matematika
c. Guru mata pelajaran Ilmu alam
3. Guru pembimbing mata pelajaran umu lainnya, dapat dilakukan oleh Guru mata
pelajaran umum tersebut, atau guru/ustadz pondok pesantren, dan apabila
memungkinkan dapat ditambah dengan guru-guru dari sekolah formal.
4. Tenaga pengajar yang dilibatkan dalam program ini diutamakan tenaga pengajar yang
tersedia dilingkungan Pondok Pesantren penyelenggara, sepanjang mereka memiliki
kemampuan akademik dan berkesanggupan mengajar.
5. Bila dilingkungan pesantren tidak terdapat tenaga pengajar dimaksud, maka pengurus
pondok pesantren dapat mengupayakan kerja sama dan menjalin kemitraan dengan
pimpinan sekolah/madrasah atau guru-guru yang terdapat disekitar lokasi pondok
pesantren.
6. Untuk meningkatkan kemampuan dan profesional guru, khususnya guru mata
pelajaran umum, pihak pengurus pesantren perlu mengupayakan keikutsertaan guru-
guru tersebut, dalam pelatihan-pelatihan pendidikan guru baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah, maupun Departemen Agama atau Departemen Pendidikan
Nasional, maupun oleh organisasi kependidikan. [9]
G. PROSES PEMBELAJARAN
Sedangkan proses pembelajaran yang ada pada Pondok Pesantren Salafiyah
Penyelenggara Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (wajar dikdas) adalah:
1. pada dasarnya proses pembelajaran pada pondok pesantren salafiyah penyelenggara program
wajib belajar pendidikan dasar disesuaikan dengan proses pembelajaran dipondok pesantren.
2. Prinsip dasar proses belajar mengajar ialah dapat dipahaminya bahan dan materi pelajaran
tersebut oleh para santri peserta didik , dengan lebih mudah dan lebih cepat.
3. metode pendidikan tradisional yang telah menjadi ciri khas pengajaran pondok pesantren dapat
digunakan untuk pelaksanaan program ini. Diantara metode tersebuat, antara lain. 1).
Weton/Bandongan. 2). Sorogan. 3). Halaqoh. 4). Hapalan
4. Keempat metode diatas bisa diterapkan dalam pelaksanaan pengajaran 3 (tiga) mata pelajaran
pokok wajar Dikdas (matematika, IPA, dan bahasa Indonesia), atau untuk pembelajaran mata
pelajaran umum lainnya.
5. selain metode yang sudah disebutkan diatas, pondok pesantren bisa juga mengaplikasikan
metode yang telah dikenal luas pada proses belajar mengajar (PBM) dimadrasah dan sekolah,
seperti Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, CBSA, Penugasan, dan seterusnya.
https://pontren.com/2016/01/06/petunjuk-ringkas-pps-wajar-dikdas/
https://cridealits.blogspot.com/2011/05/wajar-dikdas-9-tahun-di-pondok.html