Anda di halaman 1dari 5

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran kalsiumkarbonat.

Kalsium
karbonat berupa serbuk, putih, tidak berbau, tidak berasa, stabil di udara. Praktis
tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya sedikit
garam amonium atau karbon dioksida. Larut dalam asam nitrat dengan
membentuk gelembung gas.

Pengukuran kalsiumkarbonat diawali dengan pembakuan EDTA dengan larutan


ion Mg2+, reaksi yang terjadi saat pembakuan EDTA yaitu :

Mg2+ (aq) + HO– ↔ MgO– (aq) + H+ (aq)


Mg (aq) + H2Y2- (aq) ↔ MgY2- (aq) + 2H+ (aq)
MgO– (aq) + H2Y2- (aq) ↔ MgY2- (aq) + HO2+ + H+ (aq)
Pengukuran kalsium karbonat dilakukan pada suasana pH 10, karena pada pH
ini magnesium dalam air akan mengendap sebagai Mg(OH)2, sedangkan
kalsiumnya dititrasi dengan larutan EDTA dengan bantuan indikator EBT (Erio
chrom Black T.), sehingga membentuk senyawa komplek Ca-EDTA. Kelemahan
Erio T adalah larutannya tidak stabil, bila disimpan akan terjadi peruraian secara
lambat,sehingga setelah jangka waktu tertentu, indikator tidak berfungsi lagi.
Penambahan EDTA dihentikan ketika warna larutan berubah dari ungu muda
menjadi biru. Adapun reaksi yang terjadi adalah:
Ca2+(aq) + H2Y2-(aq) → CaY2-(s) + 2H+ (aq)
kalsium dan magnesium dapat dititrasi bersamaan dengan EDTA pada pH 10.
Akan tetapi apabila basa kuat ditambahkan untuk menaikkan pH diatas 12, maka
Mg(OH)2 akan mengendap dan hanya kalsium yang dapat dititrasi. (Day &
Underwood, 1998).

Reaksi-reaksi yang terlibat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Ca2+ + MgY2- ↔ CaY2- + Mg2+

merah

Mg2+ + HIn2- ↔ MgIn– + H+

merah

Ca2+ + H2Y2- ↔ CaY2- + 2 H+

Biru
PembahasanSifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada
jenis zatterlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatiflarutan
terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutannonelektrolit. Jumlah
partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama
denganjumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyaikons
entrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Terdapat empatsifat koligatif yaitu penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,
dantekanan osmotik. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan tekanan osmotik danpenu
runan titik beku menggunakan sampel larutan NaCl dengan variasi konsentrasi 3, 6, 9,12, 15, dan 18%
(b/v) serta larutan isotonik, selain itu dilakukan pula penentuan massa jenislarutan NaCl dan larutan
isotonik.Pada penentuan massa jenis larutan dilakukan dengan menimbang berat larutandalam
piknometer. Larutan NaCl dengan konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) dibuatterlebih dahulu dengan
melarutkan padatan NaCl sebanyak 3, 6, 9, 12, 15, dan 18 gram dalam100 mL aquades. Massa jenis dari
suatu benda adalah besarnya gaya gravitasi yang bekerjapada suatu massa dari suatu satuan volume,
oleh karena itu massa jenis dapat didefinisikansebagai berat tiap satuan volume. Percobaan ini
dilakukan dengan menimbang piknometerkosong yang bertujuan untuk mengetahui massa pikonometer
kosong agar mengetahui
massasampel ketika dimasukkan ke dalam piknometer. Setelah itu dilakukan penimbanganpik
nometer yang berisi aquades agar diketahui massa aquades untuk mengetahui volumepiknometer. Saat
pengisian ke dalam piknometer tidak boleh terdapat gelembung karenaakan mempengaruhi hasil
penimbangan. Dari hasil penimbangan diketahui bahwa semakintinggi konsentrasi larutan maka semakin
berat massa larutan tersebut.Pada percobaan selanjutnya adalah tekanan osmotik. Tekanan osmotik
adalahtekanan hidrostatis yang terbentuk pada larutan untuk menghentikan proses osmotik pelarutke
dalam larutan melalui membran semipermeabel atau dengan kata lain tekanan yang harusdiberikan pada
larutan untuk mencegah terjadinya osmosis (pada tekanan 1 atm) ke dalamlarutan tersebut. Membran
semipermeabel merupakan membran yang hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut, sedangkan molekul
terlarut akan tertahan. Tekanan osmotik berbandinglurus dengan konsentrasi larutan, semakin tinggi
konsentrasi maka tekanan osmotik pun akansemakin besar.Pertama larutan NaCl dengan variasi
konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v)serta larutan isotonik dimasukkan ke dalam spuit
sebanyak ¼ volume spuit dimana untuklarutan NaCl sebanyak 2,4 mL dan larutan isotonik sebanyak 1,2
mL. Setelah itu jarum spuitditusukkan ke dalam kentang yang telah dibersihkan, kemudian jarum spuit
dimasukkan kedalam tabung reaksi berisi aquades setinggi kentang yang berada dalam jarum spuit
selama 1hari. Setelah didiamkan selama satu hari, terjadi penambahan volume larutan dalam spuit,
haltersebut terjadi karena terjadi proses tekanan osmotik dimana larutan yang memilikikonse
ntrasi lebih rendah akan berpindah ke larutan yang memiliki konsentrasi lebih pekatmelalui membran
semipermeabel tetapi pada larutan isotonik tidak terjadi perubahan padavolume spuit karena tekanan
osmotik didalam sel dengan luar sel seimbang atau
dikatakansebagai keadaan isotonik. Pada percobaan ini digunakan kentang sebagai membran
semipermeabel karena kentang hanya dapat ditembus oleh air sedangkan zat terlarut yaitularutan NaCl
akan tertahan dan tidak dapat melewati membran. Proses tekanan osmotik yangterjadi jika larutan dalam
pipa U
adalah:Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutanHip
otonis, sedangkan larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebutlarutan Hipertonis,
dan larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut
Isotonik.Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan osmotik yaitu konsentra
silarutan, ketebalan membran, dan suhu. Tekanan osmotik larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 1215, dan
18% (b/v) yang didapatkan secara berturut-turut sebesar 25,2298 atm; 50,4595 atm;75,6942 atm;
100,9239 atm; 126,1537 atm; dan 151,3835 atm.Percobaan selanjutnya adalah penurunan titik beku.
Penurunan titik beku adalahberkurangnya titik beku suatu larutan relatif terhadap titik beku pelarut
murninya, sedangkantitik beku larutan adalah suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan
uap pelarutmurni padat. Pengertian lain penurunan titik beku larutan adalah proses pembekuan suatu
zatcair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antar partikel sedemikian dekat satu sama laindan
akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel
dari zat terlarut akan menghasilkan proses pergerakan molekul-molekul pelarutterhalang, akibatnya
untuk mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebihrendah.Larutan NaCl konsentrasi 3,
6, 9, 12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonikdisimpan dalam freezer hingga membeku. Untuk
membekukan larutan NaCl maka digunakansuhu di bawah 0oC dan membutuhkan waktu yang lebih lama
jika dibandingkan denganmembekukan larutan isotonik karena larutan NaCl merupakan campuran dari
aquades denganpadatan NaCl dimana aquades sendiri membutuhkan suhu 0oC untuk membeku.
Semakinbesar konsentrasi NaCl maka semakin rendah suhu yang dibutuhkan untuk membekukanlarutan
dan semakin lama waktu yang dibutuhkan karena semakin banyak campuran NaClyang ditambahkan
dalam larutan maka semakin banyak jumlah partikel dalam larutan. Padalarutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9,
12, 15, dan 18% (b/v) serta larutan isotonik didapatkan hasilpenurunan titik bekunya secara berturut-turut
sebesar 4,1 oC, 4,3 oC, 6,7 oC, 8,5 oC, 12,4 oC,17,3 oC, dan 3,5 oC.
Aggraeni, Febiola. 2014. Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan. Diakses melaluihttp://oofebyo
la.blogspot.com pada hari Sabtu tanggal 7 November 2015pukul 19.05 wib.Keenan. 1992. Kimia
Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press. Solihat,
Nur Aini. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar Sifat Koligatif Larutan.
Diaksesmelalui http://laporannurainisolihat.blogspot.co.id pada hari Sabtu 7November 2015 pukul
20.14 wib.Suhendar, Dede. 2013. Praktikum Kimia Anorganik. Bandung: UIN Sunan Gunung
Djati.Sunarya, Ikhsanuddin. 2007. Sifat Koligatif Larutan. Jakarta: Erlangga
MgIn– + H2Y2- ↔ MgY2- + HIn2- + H+

Kulit telur memiliki komposisi kimia yang terdiri dari protein 1,71%, lemak 0,36%,
air 0,93%, serat kasar 16,21%, abu 71,34%. Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan, sampel serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium dengan
konsentrasi 0,0344 M dalam bentuk kalsium karbonat.

Pelarut yang digunakan pada percobaan ini adalah HCl, larutan HCl digunakan
senbagai pelarut karena kalsium larut dalam asam dengan membentuk
gelembung gas. Pada titrasi sampel digunakan NaOH 4 N, karena selain sebagai
pembuat suasana basa NaOH disini juga sebagai penetral sampel yang telah
dilarutkan oleh HCl.

1. VII. Kesimpulan :

Anda mungkin juga menyukai