Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESELAMATAN PASIEN DAN KERJA

ERGONOMI

Disusun oleh Kelompok 15

VALENTINA FEBYTEA SNR18213017

MARIA YUSTINUS SNR18213019

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH

PONTIANAK
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang Ergonomi. Dalam penyusunan Makalah ini kami telah
berusaha memberikan yang terbaik dengan berbagai dukungan dari berbagai sumber atau
litelatur yang ada,akan tetapi, apabila masih ditemukan beberapa kesalahan dalam penulisan
materi kami selaku penyusun mohon maaf.

Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri dan pembaca maka dari itu
kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami perlukan demi
kesempurnaan penulisan berikutnya.

Pontianak, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
BAB II....................................................................................................................................................... 3
TINJAUAN TEORI..................................................................................................................................... 3
1. Pengertian ............................................................................................................................... 3
2. Ruang lingkup ergonomi ......................................................................................................... 4
3. Mengangkat dan mengangkut ................................................................................................ 5
4. Sistem manusia – mesin.......................................................................................................... 5
5. Kebutuhan kalori ..................................................................................................................... 5
6. Pengorganisasian kerja ........................................................................................................... 6
7. Lingkungan kerja ..................................................................................................................... 6
8. Olahraga dan kesegaran jasmani ............................................................................................ 6
9. Musik dan dekorasi ................................................................................................................. 6
10. Kelelahan ................................................................................................................................. 6
11. CTD (Cumulative Trauma Disorder). ....................................................................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 7
A. JURNAL “Pengetahuan ergonomi dan postur kerja perawat pada perawatan luka dengan
gangguan muskuloskeletal di dr. H. Koesnadi Bondowoso”..................................................................7

B. JURNAL “Penerapan ergonomi dalam konsep kesehatan”................................................................7

C. Peran Ergonomi di Rumah Sakit.........................................................................................................8

BAB IV ..................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan.........................................................................................................................................9

B. Saran...................................................................................................................................................9

Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 10


Lampiran Jurnal

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ergonomi adalah ilmu mendesain pekerjaan, peralatan, dan tempat kerja sesuai dengan
pekerja. Proper ergonomic design is necessary to prevent repetitive strain injuries, which
can develop over time and can lead to long-term disability. Desain ergonomis yang benar
sangat diperlukan untuk mencegah cedera regangan berulang, yang dapat berkembang dari
waktu ke waktu dan dapat menyebabkan cacat jangka panjang

The International Ergonomics Association defines ergonomics as follows, EIA


mendefinisikan ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan
dengan pemahaman interaksi antara manusia dan elemen lain dari sistem, dan profesi yang
berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain untuk mengoptimalkan kesejahteraan
manusia dan keseluruhan sistem kinerja. (Wikipedia, 2008). Ergonomics is employed to
fulfill the two goals of health and productivity. Ergonomi digunakan untuk memenuhi dua
tujuan kesehatan dan produktivitas. It is relevant in the design of such things as
safe furniture and easy-to-use interfaces to machines..

Ruang lingkup ergonomik sangat luas dan jatuh dalam berbagai profesi dan karir akademis
seperti teknik, terapi fisik, kebersihan industri, kesehatan okupasi, dan keperawatan. Also,
the ergonomics training is provided through courses, seminars, and conferences to many
students around the world. Fakta dari EASHW (2007) menyebutkan banyak pekerja yang
mengeluh nyeri, ketidaknyamanan dan gangguan fungi dari tulang belakang, leher, dan
kaki. Pada 27 negara di Uni Eropa di dapatkan sekitar 25% dari pekerjanya mengeluh sakit
punggung, 23% dilaporkan adanya nyeri otot. Perkiraan biaya karena gangguan ini
menghabiskan sekitar 0,5% sampai 2% dari PDB. (Vaidogas ER, 2009) .

Awal tahun 1979, John Deere, produsen terbesar peralatan pertanian di Amerika Utara,
mulai menggunakan prinsip-prinsip ergonomi pada pekerjaan.Employees were
extensively involved. Since 1979, Deere has seen an 83% reduction in employee back
injuries and within five years, worker compensation costs were cut by 32%. Sejak tahun
1979, Deere telah melihat pengurangan 83% dalam cedera kembali (kambuh) pada
karyawan dan dalam lima tahun, biaya kompensasi pekerja dipotong sebesar 32%. (Gaddy
Catherine, PhD, 2010). Ergonomi sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner,
mengintegrasikan berbagai elemen keilmuan, seperti inisalnya fisiologi, anatomi,
kesehatan, teknologi, desain dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Tujuan
ergonomni adalah (Manuaba, 1998) meningkatkan kesejahtetaan fisik dan mental,
meningkatkan kesejahteraan sosial, keseimbangan rasional antara sistem manusia atau
manusia-mesin dengan aspek teknis, ekonomi, antropologi, budaya.. Untuk
mengimplementasikan tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh satu aspek saja, ke tiga
hal tersebut harus diintegrasikan secara menyeluruh.

1
Untuk mengimplementasikan tujuan perlu berpijak kepada kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia. Tujuan yang ideal adalah mengatur pekerjaan tersebut berada dalam
batasbatas dimana manusia bisa mentolerirnya, tanpa menimbulkan kelainan (Manuaba,
1998). Di sisi lain perlu pula diperhatikan aspek task, organisasi dan lingkungan, serta
pengaruh yang ditimbulkan terhadap tubuh.

The Joy Institute (1998) mengungkapkan tujuan akhir dari ergonomi adalah meningkatkan
produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan kualitas hidup. Chavalitsakulchai dan
Shahnavaz (1993) mengemukakan bahwa, ergonomi dapat menurunkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Manuaba (1998), lebih terperinci mengatakan manfaat penerapan
Ergonomi antara lain pekerjaan lebih cepat selesai; risiko penyakit akibat kerja menjadi
kecil; kelelahan berkurang; rasa sakit berkurang atau tidak ada.

Produk yang sudah diproses melalui pendekatan ergonomi akan memiliki berbagai
kelebihan, misalnya lebih aman dioperasikan, lebih nyaman digunakan, lebih sehat karena
tidak memiliki sumber penyakit, lebih produktif, karena tidak cepat menimbulkan
kelelahan. Walaupun tujuannya sudah jelas terkadang ergonomi masih diragukan dalam
operasionalnya, yang disebabkan oleh karena tidak adanya pencatatan yang baik serta
tidak proaktifnya mempresentasikan keberhasilan yang telah dicapai (Hendrick, 1997).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Ergonomi
2. Apa Ruang Lingkup Dari Ergonomi
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Ergonomi
2. Mengetahui Ruang Lingkup dari Ergonomi

2
BAB II

TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Sebuah disiplinil berkembang pada awal Revolusi industri di Eropa, yaitu ergonomi yang
berupa menganalisis sistem kerja dengan menitik beratkan pada hubungan antara manusia
dengan mesin. Istilah “ergonomi” mulai dicetuskan pada tahun 1949. Istilah ergonomic
berasal dari bahasa latin yaitu “Ergon” dan “Nomos“ yaitu aturan, prinsip kaidah atau
dapat pula didefinisikan sebagai studi tentang aspek–aspek manusia dalam lingkungan
kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, managemen dan
desain atau perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan,
keselamatan dan kenyamanan manusia ditempat kerja maupun lingkungan.

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi
mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem
kerja yang baik, efektif, aman dan nyaman, dengan tujuan agar manusia dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan nyaman dan sehat.

Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang
permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Ergonomi adalah
ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan dan menyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup
secara keseluruhan menjadi lebih baik.

Ada beberapa aspek pendekatan ergonomis yang harus dipertimbangkan untuk melakukan
pendekatan ergonomi, antara lain :

a. Sikap dan Posisi Kerja


Pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap atau posisi kerja, baik duduk
ataupun berdiri merupakan suatu hal yang sangat penting. Adanya sikap atau posisi
kerja yang tidak mengenakkan dan berlangsung dalam waktu yang lama, akan
mengakibatkan pekerja cepat mengalami kelelahan serta membuat banyak kesalahan.
b. Kondisi Lingkungan Kerja
Faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja, terdiri dari faktor yang berasal dari
dalam diri manusia (intern) dan faktor dari luar diri manusia (ekstern). Salah satu faktor
yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan yang meliputi semua keadaan yang
terdapat di sekitar tempat kerja seperti temperatur, kelembaban udara, getaran mekanis,
warna, bau-bauan dan lain-lain. Adanya lingkungan kerja yang bising, panas, bergetar
atau atmosfer yang tercemar akan memberikan dampak yang negatif
terhadap kinerja operator.
c. Efisiensi Ekonomi Gerakan dan Pengaturan Fasilitas Kerja.
Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi gerakan
yaitu mengurangi gerakan kerja yang secara berlebih. Gerakan kerja yang memenuhi
prinsip ekonomi gerakan dapat memperbaiki efisiensi kerja dan mengurangi kelelahan
kerja.

3
2. Ruang lingkup ergonomi
Penerapan ergonomi/ruang lingkup ergonomi meliputi:
a. Pembebanan kerja fisik
Beban fisik yang dibenarkan umumnya tidak melebihi 30-40% kemampuan maksimum
seorang pekerja dalam waktu 8 jam sehari. Untuk mengukur kemampuan kerja
maksimum digunakan pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40
kali per menit di atas denyut nadi sebelum bekerja. Di Indonesia beban fisik untuk
mengangkat dan mengangkut yang dilakukan seorang pekerja dianjurkan agar tidak
melebihi dari 40 kg setiap kali mengangkat atau mengangkut.
b. Sikap tubuh dalam bekerja
Sikap pekerjaan harus selalu diupayakan agar merupakan sikap ergonomik. Sikap yang
tidak alamiah harus dihindari dan jika hal ini tidak mungkin dilaksanakan harus
diusahakan agar beban statis menjadi sekecil-kecilnya. Untuk membantu tercapainya
sikap tubuh yang ergonomik sering diperlukan pula tempat duduk dan meja kerja yang
kriterianya disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja.
Ukuran anthropometri tubuh yang penting dalam ergonomi adalah :
1) Berdiri
a) Tinggi badan berdiri
b) Tinggi bahu
c) Tinggi siku
d) Tinggi pinggul
e) Panjang lengan
2) Duduk
a) Tinggi duduk
b) Panjang lengan atas
c) Panjang lengan bawah dan tangan
d) Jarak lekuk lutut sampai dengan garis punggung
e) Jarak lekuk lutut sampai dengan telapak
3) Keadaan bekerja sambil berdiri, mempunyai kriteria :
a) Tinggi optimum area kerja adalah 5-10 cm di bawah tinggi siku.
b) Pekerjaan yang lebih membutuhkan ketelitian, tinggi meja yang digunakan 10-
20 cm lebih tinggi dari siku.
c) Pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan tangan, tinggi meja 10-20 cm
lebih rendah dari siku.

4
3. Mengangkat dan mengangkut
Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses mengangkat dan mengangkut adalah
beratnya beban, intensitas, jarak yang harus ditempuh, lingkungan kerja, ketrampilan dan
peralatan yang digunakan. Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja perlu dihindari manusia
sebagai “alat utama” untuk mengangkat dan mengangkut.
Untuk jenis pekerjaan angkat dan angkut, maka beban maksimum yang diperkenankan,
agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja, sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Koperasi No.Per.01/MEN/1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu.

DEWASA TENAGA KERJA MUDA


JENIS
Pria (Kg) Wanita (Kg) Pria (Kg) Wanita (Kg)

Sekali-sekali 40 15 15 10-12

Terus Menerus 15-18 10 10-15 6-9

4. Sistem manusia – mesin


Penyesuaian manusia-mesin sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan
efisiensi kerja. Perencanaan sistem ini dimulai sejak tahap awal dengan memperhatikan
kelebihan dan keterbatasan manusia dan mesin yang digunakan interaksi manusia-mesin
memerlukan beberapa hal khusus yang diperhatikan, misalnya :
a. Adanya informasi yang komunikatif
b. Tombol dan alat pengendali baik
c. Perlu standard pengukuran anthropometri yang sesuai untuk pekerjaannya.
5. Kebutuhan kalori
Konsumsi kalori sangat bervariasi tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin berat kegiatan
yang dilakukan semakin besar kalori yang diperlukan. Selain itu pekerjaan pria juga
membutuhkan kalori yang berbeda dari pekerja wanita. Dalam hal ini perlu diperhatikan
juga saat dan frekuensi pemberian kalori pada pekerja.
Kebutuhan kalori tenaga kerja dalam 1 hari dijabarkan dalam tabel berikut:

Tenaga Kerja
Jenis Pekerjaan
Pria Wanita

Ringan 2400 kal/hari 2000 kal/hari

Sedang 2600 kal/hari 2400 kal/hari

5
Berat 3000 kal/hari 2600 kal/hari

6. Pengorganisasian kerja
Pengorganisasian kerja berhubungan dengan waktu kerja, saat istirahat, pengaturan waktu
kerja gilir (shift) dari periode saat bekerja yang disesuaikan dengan irama faal tubuh
manusia. Waktu kerja dalam 1 hari antara 6-8 jam. Dengan waktu istirahat ½ jam sesudah
4 jam bekerja. Perlu juga diperhatikan waktu makan dan beribadah. Termasuk juga di
dalamnya terciptanya kerjasama antar pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan serta
pencegahan pekerjaan yang berulang (repetitive).
7. Lingkungan kerja
Dalam peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja berbagai faktor lingkungan kerja
sangat berpengaruh. Berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh misalnya suhu yang
nyaman untuk bekerja adalah 24-26O C.
8. Olahraga dan kesegaran jasmani
Kegiatan olahraga dan pembinaan kesegaran jasmani dibutuhkan untuk meningkatkan
produktivitas. Oleh karena itu, tes kesehatan sebelum bekerja/tes kesegaran jasmani perlu
dilakukan sebagai tahap seleksi karyawan.
9. Musik dan dekorasi
Musik dapat meningkatkan kegairahan dan produktivitas kerja dengan mempertimbangkan
jenis, saat, lama dan sifat pekerjaan. Dekorasi dan pengaturan warna dapat memberikan
kesan jarak, kejiwaan dan suhu. Misalnya:
a. Biru : Jarak jauh dan sejuk
b. Hijau : Menyegarkan
c. Merah : Dekat, hangat, merangsang
d. Orange : Sangat dekat, merangsang
10. Kelelahan
Kelelahan adalah mekanisme perlindungan tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut dan
memerlukan terjadinya proses pemulihan. Sebab-sebab kelelahan diantaranya adalah
monotomi kerja, beban kerja yang berlebihan, lingkungan kerja jelek, gangguan kesehatan
dan gizi kurang.
11. CTD (Cumulative Trauma Disorder).
CTD dapat diterjemahkan sebagai Kerusakan Trauma Kumulatif. Penyakit ini timbul
karena terkumpulnya kerusakan-kerusakan kecil akibat trauma berulang yang membentuk
kerusakan yang cukup bear dan menimbulkan rasa sakit. Ada beberapa faktor terjadinya
CTD, yaitu:
a. Adanya postur atau sikap tubuh yang janggal
b. Gaya yang melebihi kemampuan jaringan
c. Lamanya waktu pada saat melakukan posisi janggal
d. Frekuensi siklus gerakan dengan postur janggal permenit.

6
BAB III

PEMBAHASAN

A. JURNAL “Pengetahuan ergonomi dan postur kerja perawat pada perawatan luka
dengan gangguan muskuloskeletal di dr. H. Koesnadi Bondowoso”
Pekerja rumah sakit memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit dan kecelakaan
akibat kerja dibanding pekerja industri lain. Secara global, petugas kesehatan terutama
perawat berisiko tinggi untuk terkena gangguan muskuloskeletal. Salah satu potensi
bahaya di rumah sakit adalah faktor ergonomi. Ergonomi adalah studi ilmiah yang
mempelajari hubungan antara manusia dan tempat kerja. Ergonomi memungkinkan
desainer dan insinyur untuk membuat sistem kerja yang tepat sesuai pengukuran dan
evaluasi kemampuan manusia. Lebih dari 50% pekerja mengalami gangguan
muskuloskeletal di negara berkembang dan negara maju (5–8). Pekerjaan keperawatan
melibatkan banyak aktivitas berisiko terkait gangguan muskuloskeletal. Prevalensi gejala
muskuloskeletal berkisar 40-80%. Hal ini menunjukkan gejala muskuloskeletal relatif
tinggi pada pekerja di Indonesia. Perawat di negara berkembang memiliki sedikit
pengetahuan prinsip ergonomi di tempat kerja dan tidak dilatih untuk mencegah dan
mengendalikan bahaya kerja. Penelitian awal yang dilakukan di rumah sakit dr. H.
Koesnadi Bondowoso melibatkan 8 perawat menunjukkan bahwa 7 perawat belum pernah
mendapatkan pelatihan ergonomi di tempat kerja dan 5 perawat pernah mengalami low
back pain setelah bekerja. Pengetahuan ergonomi membantu perawat menghindari faktor
risiko tertentu yang berkontribusi pada gangguan muskuloskeletal dan meningkatkan
keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Pengetahuan ergonomi memengaruhi sikap kerja saat melakukan tindakan keperawatan.


Salah satu tindakan keperawatan yang berisiko terhadap gangguan muskuloskeletal adalah
perawatan luka. Perawatan luka membutuhkan fokus dan durasi waktu lama, bahkan sering
dilakukan dengan sikap kerja tidak ergonomis. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ergonomi dan sikap kerja pada perawatan luka dengan
keluhan gangguan muskuloskeletal pada perawat di rumah sakit dr. H. Koesnadi
Bondowoso.

Faktor risiko keluhan gangguan muskuloskeletal perawat adalah pengetahuan ergonomi,


sikap kerja dan masa kerja. Pendidikan dan pelatihan ergonomi dan sikap kerja yang benar
harus diperkenalkan ditempat kerja untuk mengurangi risiko keluhan gangguan
muskuloskeletal. Perlu pengembangan komprehensif standar prosedur operasional tentang
teknik perawatan luka secara ergonomis dalam pengaturan tempat kerja yang berbeda.

B. JURNAL “Penerapan ergonomi dalam konsep kesehatan”


Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat
kerjanya. Tujuan penerapan ergonomi adalah meningkatkan kesejahtetaan fisik dan
mental, meningkatkan kesejahteraan sosial, keseimbangan rasional antara sistem manusia

7
atau mesin-manusia dengan aspek teknis, ekonomi, antropologi, budaya. Manfaat
penerapan Ergonomi antara lain pekerjaan lebib cepat selesai, risiko penyakit akibat kerja
menjadi kecil, kelelahan berkurang, rasa sakit berkurang atau tidak ada. Penerapan konsep
ergonomi dan K3 di perusahaan telah terbukti dapat meningkatkan derajat kesehatan,
produktivitas kerja karyawan dan keselamatan, tetapi pada kenyataannya penerapan
ergonomi dan K3 di perusahaan terutama menengah dan kecil jauh dari yang diharapkan.
Program ergonomi dan K3 sering menempati prioritas rendah dan terakhir pada proses
manajemen. Ergonomi partisipatif adalah salah satu jawaban untuk penerapan ergonomi,
karena dengan pendekatan ini akan ada keterlibatan kontribusi pengguna dalam hal ini
semua karyawan, sehingga diharapkan nantinya ada tanggung jawah intervensi atau
pelaksanaan ergonomi.

C. Peran Ergonomi dalam Rumah Sakit


1. Angka cidera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak ada atau terkurangi
2. Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang
3. Kunjungan untuk berobat bisa berkurang
4. Tingkat absentisme atau ketidakhadiran bisa berkurang
5. Produktivitas atau kualitas dan keselamatan kerja meningkat
6. Pekerja merasa nyaman dalam bekerja
7. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental
8. Meningkatkan kesejahteraan sosial
9. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, antropologis, dan
budaya dari setiap sistem kerja

8
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan ergonomi ditempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan masyarakat , membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman k3 ditempat kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor
terkait dalam pembinaan dan pengawasan secara berkelanjutan. Sehingga para pekerja
dapat mengetahui dan dapat menerapkan ergonomi ditempat kerja untuk menciptakan
keselamatan dalam bekerja.

B. Saran
Diharapkan para pekerja dapat mengetahui dan dapat menerapkan ergonomi ditempat
kerja untuk menciptakan keselamatan dalam bekerja.

9
Daftar Pustaka

febri endra budi setyawan. (2011). universitas muhammadiyah malang. penerapan ergonomi
dalam konsep kesehatan, vol 7 no 14.
ishana balaputra, a. (2017). Berita Kedokteran Masyarakat . Pengetahuan ergonomi dan
postur kerja perawat, Volume 33 Nomor 9 .

10

Anda mungkin juga menyukai