Anda di halaman 1dari 3

Lampiran

1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks atau servical cancer adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah
leher rahim atau serviks. Yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang membuka ke
arah liang vagina.

Diperkirakan setiap harinya terjadi 40-45 orang didiagnosis mengidap kanker serviks di
Indonesia dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Tingginya angka
ini biasanya disebabkan oleh rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kanker
serviks.

2. Penyebab Kanker Servik

yaitu oleh HPV (kuman papiloma virus). Pemicu awal penyakit ini beberapa diantaranya
disebabkan dari kebiasan kita sendiri tapi karena tidak tahu apa yang kita lakukan itu
salah,misalnya :

a. Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik. Banyak antiseptik yang menyebabkan


iritasi pada leher rahim dan antiseptik juga bisa membunuh kuman baik di vagina
yaitu Basillus Doderlain penghasil asam laktat yang menjaga kelembaban daerah
kewanitaan.
b. Kebiasaan merokok.
c. Seringnya menaburi vagina dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi.
d. Melakukan hubungan seks terlalu dini.
e. Penggunaan Hormon Estrogen bagi wanita yang telah menopause secara tidak
terkontrol.
f. Kebiasaan makanan yang banyak mengandung lemak, konsumsi makanan yang
banyak mengandung serat seperti sayuran dan buah-buahan.
g. Penggunaan pil KB yang terlalu lama, bila dilakukan dalam jangka panjang lebih
dari 4 tahun.
h. Trauma kronis pada serviks. Trauma ini terjadi karena persalinan yang berulang kali
(banyak anak), adanya infeksi, dan iritasi menahun.

3. Gejala dan Tanda


Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker serviks
dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang
semakin terlihatlah gejala dan tanda dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa :
a. Perdarahan vagina setelah berhubungan seks, atau diantara 2 periode menstruasi,
atau setelah menopause
b. Secret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau busuk
c. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan seks

4. Stadium Ca.Cerviks
a. Stadium 0 juga dikatakan carcinoma insitu atau kanker non invasive, kanker dini
ini kecil dan hanya berbatas pada permukaan serviks
b. Stadium I: kanker hanya terbatas pada serviks
c. Stadium II : kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus namun belum
menyebar ke dinding serviks atau bagian bawah vagina
d. Stadium III: kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke
dinding pelvis atau bagian bawah vagina
e. Stadium IV: pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti
kandung kemih, atau telah menyebar ke daerah lain di dalam tubuh seperti paru-
paru, hati atau tulang

5. Deteksi dini

IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) yaitu pemeriksaan leher rahim dengan cara
melihat langsung leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
5%. Bila setelah pulasan asam asetat 3-5% ada perubahan warna, yaitu tampak bercak
putih, maka maka indikasi terdapat lesi kanker.

Papsmear yaitu pemeriksaan dengan cara mengambil cairan di porsio (dalam leher rahim)
dan kemudian di fiksasi dengan alkohol 95% untuk di bawa ke laboratorium untuk di
periksa lebih lanjut menggunakan mikroskop.

6. Penularan Kanker Serviks

Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan
dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara
transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke
genital. Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu
berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan,
virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

7. Pencegahan Kanker Serviks


Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV
menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, antara lain dengan :

a. Wanita usia di atas 25 tahun, telah menikah, dan sudah mempunyai anak perlu
melakukan pemeriksaan papsmear minimal setahun sekali atau menurut petunjuk
dokter.
b. Pilih kontrasepsi dengan metode barrier.misalnya kondom, karena dapat memberi
perlindungan terhadap kanker serviks.
c. Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks.
d. Dianjurkan untukberperilaku sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin dan tidak
merokok.
e. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah segar.

8. Pengobatan
Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal
mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah
diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:

a. Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.


b. Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk
sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih
teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini
dapat dilakukan oleh ahli kandungan.

Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah
dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

1) Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus
beserta leher rahimnya.
2) Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat
dilakukan secara internal maupun eksternal.

Daftar Pustaka
Widyastuti,Yani. 2009.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta:Fitramaya
Nurwijaya, Hartati. 2007.Cegah dan Deteksi Kanker Serviks.Jakarta:Media Komputindo
Sabiston, David. 2009. Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai