Laporan Case 2 Kel C
Laporan Case 2 Kel C
Laporan Case 2 Kel C
1. Back pain radiating to inguinal fold 6 bulan lalu. Nyeri semakin parah jika berjalan,
duduk atau berbaring. Dan semakin parah jika batuk, bersin dan defekasi.
2. Kaki kanan melemah 4 bulan lalu dan kaki harus di seret ketika berjalan.
3. Kaki kiri melemah sejak 2 bulan lalu.
4. Sulit berjalan satu bulan yang lalu dan perlu bantuan.
5. Sulit buang air kecil dan besar satu minggu yang lalu
Past History
1. No trauma
2. No history of lung tuberculosis
3. No hysterical personality trait
Physical exam
Neurological Exam
Tumor extramedular, intradural menekan radix darn spinalis, isiointense to the cord,
surrounded by low signal CSF.
Diagnosis
Setelah operasi dan rehabilitasi, pasien membaik dan satu setengah bulan kemudian pasien
mendapat kenaikan pangkat dan membuat stress pasien. Dua bulan kemudian, nyeri
punggung kembali terasa dan semakin memburuk. Pasien melakukan konsultasi dengan
depatremen Psychiatry.
1. Appearance :anxious
2. Attention : good
3. Thought process : normal
4. Emotion : distress
5. Psychomotor : normoactive
6. Insight of illness : good
7. Decorum : good
AI : Psychogenic pain
AII :-
AIII : myeloradiculopathy e.c Neurinoma type A
AIV : stressful job
AV : 70-80
Management
2. Saraf
Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri dari jaringan ikat padat yang disebut
epineurium, yang juga mengisi rongga diantara berkas-berkas serabut saraf. Setiap berkas
dikelilingi oleh perineurium, yaitu selapis jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel gepeng
mirip epitel. Sel-selnya saling berhubungan sehingga perineurium menjadi barrier terhadap
lewatnya sebagian besar makromolekul dan berperan penting untuk melindungi serabut saraf
dari agresi. Di dalam selubung perineurium terdapat akson-akson berselubung sel Schwann
dan jaringan ikat pembungkusnya, yaitu endoneurium. Endoneurium terdiri atas selapis tipis
serat retikulin yang dihasilkan sel Schwann.
Saraf memiliki serabut-serabut eferen dan aferen ke dan dari susunan saraf pusat. Serabut
aferen membawa informasi yang diperoleh dari bagian dalam tubuh dan lingkungan ke
susunan saraf pusat. Serabut eferen membawa impuls dari susunan saraf pusat ke organ
efektor yang dipengaruhi pusat-pusat saraf tersebut. Saraf sensorik yaitu saraf yang hanya
terdiri dari serabut yang membawa impuls ke efektor. Saraf motorik yaitu saraf yang hanya
terdiri atas serabut yang membawa impulsnya ke efektor. Saraf campuran yaitu saraf yang
memiliki serabut sensorik dan motorik.
Pada potongan melintang dari medulla spinalis, tampak daerah-daerah yang berwarna
putih (substansia putih) dan kelabu (substansia kelabu). Distribusi mielin yang berbeda
dalam SSP menyebabkan perbedaan ini. Komponen utama dari substansia putih adalah
akson yang bermielin dan oligodendrosit yang memproduksi mielin, namun ia tidak
mengandung badan sel neuron. Substansia kelabu mengandung badan sel neuron, dendrit,
dan bagian awal dari akson dan sel glia yang tidak bermielin. Ini adalah daerah dimana
timbul sinaps.
Pada potongan melintang dari medulla spinalis, substansia putih berada di tepi dan
substansia kelabu berada di tengah berbentuk huruf H. Pada palang horizontal dari huruf
H itu terdapat lubang yang disebut kanal sentral, yang merupakan sisa dari lumen tabung
neural embrionik. Kanal itu dilapisi oleh sel ependim. Substansia kelabu pada bagian kaki
dari huruf H itu membentuk kornu anterior. Kornu ini mengandung neuron motorik yang
aksonnya membentuk akar (radix) ventral dari saraf spinal. Substansia kelabu juga
membentuk kornu posterior (bagian lengan dari huruf H), yang menerima serat sensorik
dari neuron di ganglion spinal (akar/radix dorsal). Neuron pada medulla spinalis
berukuran besar dan multipolar, terutama pada kornu anterior dimana ditemukan neuron
motorik yang besar
Merupakan suatu daerah dari kulit yang dipersarafi oleh single spinal cord sensory root.
Dengan pemeriksaan dermatome ini, dapat memeriksa fungsi dari spinal root bagian sensorik
sehingga pemeriksa dapat menentukkan kerusakan pada perifernya itu setinggi apa. Untuk
daerah-daerah dermatome yang terdapat pada manusia dapat dilihat dari gambar berikut.
Definisi : tanda awal yang alami dari adanya morbiditas; merupakan mekanisme tubuh, yang
timbul dari adanya jaringan yang rusak, yang akan menyebabkan individu
bereaksi dengan menjauhi/memindahkan dari stimulus nyeri.
Definisi nyeri menurut IASP (International Association for the Study of Pain), bahwa nyeri
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang telah terjadi atau
yang akan terjadi atau yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan.
Stimulus untuk aktivitas Pain Reseptor (pada beberapa organ) :
- Skin tissue injury (tertusuk, tergores, terbakar,freezing, dll)
- Stomach & Intestine inflamasi mucosa, distensi atau spasme otot polos
- Otot skelet Ischemia, ncrosis, hemorrhage, kontraksi terlalu lama
- Otot jantung ischemia
- Joint inflamasi membrane synovial, ligament meregang atau robek
- Artery ditusuk, inflamasi, distensi, excess arterial pulsation
- Nerve / Ganglia compressed
Klasifikasi Nyeri :
1) Berdasar penyebab:
a. Somatogenic Pain nyeri yang penyebab fisiknya jelas
b. Psychogenic Pain nyeri yang tidak jelas penyebab fisiknya.
2) Berdasar Lokasi:
a. Skin Pain
b. Deep Pain Visceral
Skeletomuscular
c. Reffered Pain
3) Berdasar Kecepatan :
a. Fast Pain
b. Slow Pain
4) Berdasar Onset & Duration :
a. Acute Pain
Cornu posterior substansia alba medula Cornu posterior substansia alba medula
spinalis spinalis
Korteks somatosensorik
Mechanism control
Analgesia System
A. Central descending pain inhibition
1. Afferent pain transmission mungkin bias di inhibisi di dorsal horn oleh descending
fiber dari brain retirular formation.
2. Fibers stimulate specific dorsal horn interneurons.
3. Mensekresikan enkaphalin.
4. Special small peptides dengan analgesia properties : enkaphalin menginhibit
substansi-P secreting terminals.
5. Mengurang transmisi pain ke otak oleh relay cells.
B. Afferent pain inhibition
Interneuron dari dorsal horn bias diliputi berbagai macam/type yang berbeda dari pain
inhibition. Butuh waktu yang lama untuk mengetahui skin rubbing menjadi dull/hurt
pain sensation. Aktivasi rubbing yang besar, fast conducting tactile fibers (type A-
alpha) saat pain dibawa oleh C fibers.
A. Plyneuropathy
- Weakness relative symetricaly dan progresse bilateraly
- Hilangnya refleks di beberapa bagian, terutama pada pergelangan kaki
- Sensory complaints dan hilangnya sensasi pada bagian distal ( biasanya pada kaki
dan tangan )
B. Radiculopathy
- Yang terlibat adalah nerve root (terjadinya kompresi)
- Plyradiculopathy :
Neurologic sign = asymetrical
Weakness dan kehilangan sensory, biasanya terjadi proximal pada satu
bagian tubuh dan beberapa bisa juga pada bagian distal
C. Mononeuropathy
- Biasanya menggambarkan keadaan pada peripheral nerve disease
- Weakness & sensory loss in the territory of a single peripheral nerve
Etiologi :
- Alcohilsm
- HIV
- Toxin exposure
- Metabolic abnornmalities ( DM, porfiria, pellagra, uremia )
- Vitamin deficiency ( B1,B6,B12 )
- Nutritional deficiency
- Bacterial infection ( compylobacter jejuni, hoemophilus influenza )
- Viral infection ( cytomegalo virus, epstein-barr virus )
- Vaccine
- Medication ( antineoplastic drug, antimicrobial drug, cardiac drug )
- Metal & industrial agent (lithium, gold, mercury, platinum )
Pathogenesis:
Akibat adanya :
A. Wallerian degeneration
- Terjadi injury pada axon yang rusak pada bagian distal dan myelin hancur dan
berubah menjadi globules-globules
MONONEUROPATHY
Lumbosacral Plexus Syndrome
Etiologi : Dapat terjadi karena trauma, trauma karena operasi seperti pada saat proses
melahirkan atau hysterectomy, adanya kompresi oleh suatu massa abdominal,
infiltrasi dari tumor pelvis, atau radiotherapy.
Gejala : Dapat unilateral ataupun multilateral, tergantung dari penyebabnya. Terdapat
gejala seperti weakness, sensory loss, dan perubahan reflex.
Secara general, Bila lesi terdapat di upper plexus, maka akan terjadi weakness pada flexi paha
dan aduksi dengan sensory loss di anterior betis. Sedangkan bila lesi terdapat di lower plexus,
maka manifestasinya akan terjadi weakness pada paha bagian posterior dan otot-otot kaki
dengan sensory loss nya terjadi di bagian betis posterior.
Weakness pada
flexi paha
Manifestasi klinis :
Pasien dapat mengeluhkan tidak dapat duduk dengan kaki menyilang (tumpang
kaki)
Sensory loss pada kaki
Tidak adanya reflex adduktor
Manifestasi klinis :
Weakness adri otot paha posterior dengan hilangnya fleksi pada lutut
Kaki bagian distal dan otot betis juga terpengaruh
Manifestasi klinis :
Manifestasi klinis :
Anatomic Considerations
Neoplasma dan lesi dab space-occupying lesion lainnya di dalam spinal canal dapat
dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Intramedullary yaitu timbul didalam
subtansi dari spinal cord, sebagai sebuah
primary neural neoplasm atau sebagai sebuah
metastasis, invasi dan menghancurkan tract
dan struktur pusat dari gray. Mempunyai
daerah seluler yang sama ketika muncul pada
otak, meskipun proporsi dari tipe partikel sel
berbeda. Ependymona terjadi dari 60 % kasus spinal cord dan astrocytoma sekitar 25 %.
Astrocytoma lebih sering terjadi pada pada tumor intramedullary jika sebuah exclude
tumor muncul pada filum terminale. Pertumbuhan intramedulary berinvasi dan juga
menekan serta mengubah fasciculi pada spinal cord white matter. Ketika cord membesar
dari pertumbuhan tumor di dalamnya atau ini ditekan oleh sebuah sebuah tumor, free
space disekitar cord, akhirnya dihabiskan (hilang) dan CSFdibawah lesi menjadi diisolasi
atau loculated dari sisa-sisa sirkulasi cairan daiatas lesi. Ini diindikasikan oleh sebuah
sindrom froin (xanthochromia dan penggumpalan darah (clotting) dari CSF. Dan sebuah
gangguan aliran dari media kontras pada subarachnoid space (dengan myelogram).
Symptomalogy
Pasien dengan tumor spinal cord mempunyai salah satu sindrom dari tiga sindrom
berikut ini yaitu :
a) Sindrom sensorimotor spinal tract
b) Sindrom radicular spinal cord yang sangat menyakitkan
c) Sindrom intramedullary syringimyolic
Pain dan stiffness dari punggung mungkin menunjukan tanda dari gangguan spinal
cord atau mendominasi gambaran klinis dari tumor ekstaramedullary. Nyeri punggung
biasanya bertambah parah ketika ketika pasien berbaring atau menjadi bertambah buruk
setelah beberapa jam pada posisi telentang/berbaring dan termasuk posisi duduk. Pada anak
kecil, nyeri punggung yang hebat dihubungkan dengan spasm dari otot paravertebral,
scoliosis dan spastic weakness dari lengan datang belakangan.
Treatment
Pengobatan pada intraspinal tumor tergantung pada lesi alami dan kondisi klinis dari
pasien. Pertumbuhan epidural dari carcinoma dan lymphoma paling baik ditangani dengan
pemberian radiasi terhadap tumor, terapi endokrin dan (untuk karsinoma pada breast dan
prostate), pemberian obat antineoplastik (untuk lymphoma dan myeloma), lekas
menggunakan steroid dan analgesik dosis tinggi untuk nyeri. Jarang dibutuhkan operasi untuk
treatmennya.
SCHWANNOMA
Tumor jinak yang berasal neural crest derivate sel schwann dan berkaitan dengan
neurofibromatosis type 2 (NF 2).
Makroskopis:
o Berbatas jelas, massa berkapsul yang melekat pada saraf tetapi masih dapat
dipisahkan.
o Bentuk tumor kaku, massanya berwarna abu-abu bisa terdapat area cystic dan
perubahan xanthomatous.
Mikroskopis:
o Menunjukkan 2 pola pertumbuhan, yaitu:
1. Pola Antoni A
Ada sel-sel yang memnajang terutama ada penjuluran cytoplasmic yang
tersusun pada fascicle pada area moderate hingga sellurity yang tinggi dengan
matrix stroma yang kecil.
Terdapat verocay bodies nuclear free zone, penjuluran antara daerah
palisade nuclear.
2. Pola Antoni B
Tumor kurang padat cellular dengan loose meshwork di sel dengan adanya
perubahan microcyst dan myxoid.
o Pada kedua area sitologi pada kedua area mirip, bentuk sel meanjang dengan nuclei
oval.
o Pada membrane basal ada deposit yang membungkus single cell dan collagen.
Clinical feature:
o Umumnya lokasi schwannoma ini di cerebellopontine angle, dimana tumor ini
melekat pada cabang vestibular dari CN VIII.
o Pasien mengalami tinnitus dan hearing loss.
1. Sindrom-sindrom utama
- Complete / almost complete sensory motor myelopathy yang melibatkan hampir
seluruh ascending dan descending (Transverse Myelopathy)
- A cpmbined painful adicular dan transverse cord syndrome
- The hemicord (Brown-sequrd) syndrome
- A ventral cord syndrome, sparing posterior column function
- High-cervical-foramen magnum syndrome
- A central cord/syringomyelis syndrome
- A syndrome of the conus medullaris
- A syndrome of the cauda equine
2. Inflammatory disease of the spinal cord
3. Vascular disease of the spinal cord
4. The syndrome of subacute / chronic spinal paraparesis with or without ataxia
5. Syringomyelic syndrome of segmental sensory dissociation with brachial amytrophy
TRANSVERSE MYELOPATHY
Myelopathy : adalah gangguan fungsional dan atau perubahan patologi dalam medulla
spinalis dimana istilah ini sering digunakkan untuk menunjukkan lesi non-spesifik.
Transverse Myelopathy : barhubungan sengan trauma (pada kebanyakan kasus) dan juga
oleh :
- Infarction/hemorrhage
Efek selanjutnya, disebut spinal shock y=yang mencakup tendon dan autonomic
reflexes. 2 stage efek klinis spinal cord transaction :
Kompressi (tekanan)
2. Hyperekstensi Injury
Posisi ekstensi
Cord tertekan
Compressing tissue
2 hours : edema in white matter
Shearing tissue
Impair microcirculation of the cord
Vertebral column,
ligament and bone 4 hours : vascular perfusion
damage
O₂ to area
Ischemia di endotel
Damage
MULTIAXIAL EVALUATION
Merupakan system yang mengevaluasi pasien dan merupakan hasil pemeriksaan (anamnesa,
observasi dan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya). Terdiri dari 5 axis :
- Axis I : terdiri atas gangguan klinis dan kondisi lainnya yang focus pada perhatian
klinis
- Axis II : terdiri atas gangguan personality dan mental retardasi
- Axis III : terdiri atas kondisi general medis yang mungkin menjadi penyebab
mental disorder (ex : kidney failure menyebabkan delirium)
- Axis IV : masalah psikososial dan lingkungan (sebagai stressor)
Positif = (ex : job promotion)
Negative = (ex:kehilangan cinta seseorang)
- Axis V : pemeriksaan fungsi skala global yang mana untuk menilai pasien pada
level keseluruhan pada fungsi selama waktu tertentu (ex:pada waktu evaluasi).
Terdiri atas 3 area utama functioning : social functioning, occupational
functioning, psychological functioning. 100 point scale menunjukkan level
PERSONALITY
Merupakan tingkah laku yang kompleks dan unik dari seseorang yang berbeda dengan orang
lain.untuk perilaku seseorang yang dapat diobservasi dan pengalaman seseorang yang
dilaporkan secara subjektif.personality terdiri dari temperament (biologis),karakter (social
dan budaya),inteligen (memodifikasi personality).
Fungsi utama personality adalah untuk merasakan,berfikir,mengetahui serta untuk
menggabungkan itu semua menjadi tingkah laku yang mengandung tujuan.
Kepribadian yang sehat menurut humanistic, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.
Klasifikasi personality disorder :
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi : observasi, palpasi, pemeriksaan motorik dan sensorik.
Observasi
Palpasi
Pada palpasi didapatkan kekakuan dan nyeri pada sisi otot maupun radiks saraf yang terkena,
dapat pula disertai hipertonus maupun spasme pada sisi otot yang nyeri.
Motorik
Lokasi lesi dr spinal cord dan vertebrae bisa ditentukan dari hasil klinis :
Sensorik
Penting dicatat bila ada gangguan sensorik dengan batas jelas. Namun seringkali gangguan
sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik.
Hal ini disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama lain .
Pemeriksaan ini juga menunjukkan tingkat subyektivitas yang tinggi.
Pemeriksaan Radiologi
Untuk mencari kelainan vertebrae,fraktur vertebrae, compression pada spinal cord atau cauda
equine.
CT SCAN
Pemeriksaan ini dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang servikal
dan sangat membantu bila ada fraktur akut. Akurasi Pemeriksaan CT berkisar antara
72 -91 % dalam mendeteksi adanya herniasi diskus. Akurasi dapat mencapai 96 %
bila mengkombinasikan CT dengan myelografi.
MRI
Pemeriksaan ini sudah menjadi metode imajing pilihan untuk daerah servikal . MRI
dapat mendeteksi kelainan ligamen maupun diskus. Seluruh daerah medula spinalis ,
Tehnik Terapi :
Desentisisasi Sistematik
Terdiri dari tiga langkah yaitu latihan relaksasi, konstruksi hirarki dan desentisisasi
stimulus.
Latihan relaksasi bertujuan untuk menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan
dengan kecemasan. Sebagian besar metoda yang digunakan adalah relaksasi progresif.
Beberapa klinisi menggunakan hypnosis untuk memermudah relaksasi atau menggunakan
tape-recorder untuk memungkinkan pasien mempraktekkan relaksasi sendiri. Khayalan
Hasil
Terapi perilaku telah berhasil dalam berbagai gangguan dan mudah diajarkan. Cara ini
memakan waktu yang lebih sedikit dibandingkan terapi lain dan lebih mudah digunakan.
APPEARANCE
Pada kategori ini psikiatris menggambarkan penampilan umum dan pengaruh fisik
secara keseluruhan dari pasien,dilihat dari :
Posture
Poise
Cooperative
Friendly
Attentive
Seductive
Frank ,dll
SPEECH CHARACTERISTIC
Untuk melihat karakter berbicara, karena berbicara bisa menggambarkan hubungan
pada kwantitas dan kualitas seseorang. Pemeriksaan dengan melihat pada waktu pasien
berbicara,dapat digambarkan seperti :
Talkative
Garrulous
Voluble
Tacitum
Mannerism
Hyperactivity
Agitation
Gestures , dll
Psikiatrik melihat pasien, apakah pasien berkata dengan sesuka hati tentang perasaannya atau
apakah itu merupakan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan.
Pertanyaan yang akan diajukan : sedalam apa mood dr pasiennya, intensitas, durasi, dan
fluktuasi.
Sifat yang biasa digunakan untuk menggambarkan mood :
Depresi
Putus asa
Cepat marah
Marah
Bersalah, dll
o Affect : mungkin atau tidak mungkin bisa disamakan dengan mood. Bisa dilihat dari
ekspresi wajah nada suara,menggunakan tangan dan pergerakan badan.
PERCEPTION
Gangguan persepsi itu ada ilusi dan halusinasi dan system sensory meliputi
(auditory,taste,visual). Pada kategori ini akan diberi pertanyaan yang menyangkut halusinasi
maupun ilusi.
THOUGHT
Menunjukan cara seseoranfg untuk mengajukan ide nya ataupun bentuk dari pemikiran
seseorang.
o Judgement : pertimbangan