Laporan Case 2 Kel C

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

OVERVIEW CASE

Mr. Septiadi 30 tahun


Problem :

1. Back pain radiating to inguinal fold 6 bulan lalu. Nyeri semakin parah jika berjalan,
duduk atau berbaring. Dan semakin parah jika batuk, bersin dan defekasi.
2. Kaki kanan melemah 4 bulan lalu dan kaki harus di seret ketika berjalan.
3. Kaki kiri melemah sejak 2 bulan lalu.
4. Sulit berjalan satu bulan yang lalu dan perlu bantuan.
5. Sulit buang air kecil dan besar satu minggu yang lalu

Past History

1. No trauma
2. No history of lung tuberculosis
3. No hysterical personality trait

Physical exam

1. Vital sign : within normal limit


2. BMI : slight low
3. Anemic : (-)
4. Heart/lung/abdomen : within normal limit
5. Gibbus : (-)

Neurological Exam

1. Motor strength : upeer 5 5 lower 2 3


2. Muscle tone : flaccid
3. Sensory system : Hypesthesia dari dermatome L2 ke bawah
4. Physiological reflex : BTR +/+, patellar reflex ↓/↓, achiles reflex ↑/↑
5. Pathological reflex : babinski +/+
6. Anal reflex : ↓/↓
7. Sadle anesthesia :+
8. Cremasteric reflex : ↓/↓

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Lumbar MRI

Tumor extramedular, intradural menekan radix darn spinalis, isiointense to the cord,
surrounded by low signal CSF.

Diagnosis

Myeloradiculopathy e.c neurinoma type A

Setelah operasi dan rehabilitasi, pasien membaik dan satu setengah bulan kemudian pasien
mendapat kenaikan pangkat dan membuat stress pasien. Dua bulan kemudian, nyeri
punggung kembali terasa dan semakin memburuk. Pasien melakukan konsultasi dengan
depatremen Psychiatry.

Mental Status Exam

1. Appearance :anxious
2. Attention : good
3. Thought process : normal
4. Emotion : distress
5. Psychomotor : normoactive
6. Insight of illness : good
7. Decorum : good

Psychiatric Diagnosis (Multi Axial)

AI : Psychogenic pain
AII :-
AIII : myeloradiculopathy e.c Neurinoma type A
AIV : stressful job
AV : 70-80

Management

Cognitive behaviour therapy


Anxiolytic Drugs : Lorazepam 0,5 mg 1-0-0

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


SYSTEM SARAF PERIFER

Terdiri dari cranial nerve, spinal nerve, dan ganglia


Cranial dan spinal nerve dibentuk dari kelompok-kelompok fiber syaraf yang di sokong
dengan jaringan ikat.
Terdapat 12 pasang cranial nerve yang meninggalkan otak dan melewati foramina yang ada
di tengkorak.
Terdapat 31 pasang spinal nerve yang meninggalkan spinal cord dan melalui intervertebral
foramina di vertebral column. Nama spinal nerve berkaitan dengan region vertebral column
yang berkaitan: 8 cervikal, 12 thoracic, 5 lumbar, 5 sacral, dan 1 coccygeal. Perlu diingat
bahwa terdapat 8 cervikal nerve tetapi hanya terdapat 7 vertebra dan hanya terdapat 1
coccygeal nerve padahal terdapat 4 coccygeal vertebra.
Setiap spinal nerve dihubungkan dengan spinal cord oleh anterior root (radiks anterior) dan
posterior root (radiks posterior). Dan root-root ini ditempelkan langsung ke spinal cord oleh
rootlet.
Anterior root berisi kelompok fiber-fiber syaraf yang membawa impuls menjauhi CNS,
disebut efferent fiber. Fiber-fiber efferent yang menuju ke otot skelet dan menyebabkan otot
skelet tersebut berkontraksi disebut motor fiber. Sel yang merupakan asal dari fiber efferent
ini berada di anterior gray horn spinal cord.
Posterior root berisi sekelompok fiber syaraf yang disebut afferent fiber yang membawa
impuls ke CNS. Karena fiber-fiber ini berkaitan dengan pembawaan impuls mengenai sensasi
sentuhan, nyeri, temperature, dan getaran, maka disebut sensory fiber. Badan sel dari fiber ini

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


terdapat di dalam pembesaran yang ada di posterior root yang disebut posterior root ganglion
atau dorsal root ganglion [DRG]
Spinal nerve root (anterior dan posterior) muncul dari spinal cord dan kemudian bersatu pada
level intervertebral foramina membentuk spinal nerve, sehingga spinal nerve berisi campuran
fiber motor dan sensory.
Karena pada saat perkembangan pertumbuhan vertebral column lebih cepat dibanding spinal
cord, root pada daerah sacral dan lumbar yang seharusnya keluar dari vertebra dengan pola
yang hampir horizontal seperti pada root region upper cervical, panjangnya meningkat secara
progresif ke arah bawah membentuk sekelompok nerve root yang memanjang secara vertical
di sekitar filum terminale. Bentuk dari kumpulan nerve root ini seperti ekor kuda, sehingga
disebut cauda equina.
Setelah root bergabung menjadi spinal nerve, spinal nerve tersebut terbagi lagi menjadi ramus
posterior dan ramus anterior yang mengandung fiber campuran, motor dan sensory. Ramus
posterior menginervasi otot dan kulit punggung, sedangkan ramus anterior menginnervasi
otot dan kulit pada dinding anterolateral tubuh dan ekstremitas.
Ramus-ramus anterior satu sama lain bergabung pada root ekstremitas membentuk nerve
plexus. Cervical dan brachial plexus ditemukan di root ekstremitas atas dan lumbar dan sacral
plexus ditemukan di root ekstremitas bawah.
Ganglia
Ganglia terdiri dari sensory ganglia dan autonomic ganglia
1. Sensory ganglia
Merupakan pembesaran berbentuk fusiform
Pada spinal nerve terletak di posterior root dan disebut posterior root ganglion atau
dorsal root ganglion [DRG]
Pada cranial nerve V,VII,VIII,IX,X disebut ganglia sensory pada nerve-nerve tersebut
2. Autonomic ganglia
Bentuknya irregular terletak di sepanjang fiber syaraf efferent ANS

HISTOLOGI SISTEM SARAF TEPI


Susunan sistem saraf tepi terbagi 3 yaitu saraf, ganglia, dan ujung saraf.
1. Serabut saraf.
Serabut saraf terdiri akan akson yang dibungkus selubung khusus yang berasal dari sel
ektodermal. Serabut saraf yang menjadi bagian dari susunan saraf tepi atau pusat menentukan

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


perbedaan selubung serabut saraf tersebut. Pada serabut saraf tepi, sel penyelubung adalah sel
schwann, sedangkan pada serabut saraf pusat sel penyelubungnya adalah oligodendrosit
Akson yang berdiameter kecil biasanya disebut serabut saraf tak bermielin, sedangkan
akson yang lebih tebal diselubungi oleh selubung myelin maka dari itu disebut serabut saraf
bermielin.
Serabut Bermielin
Lapisan - lapisan membran sel penyelubung menyatu dan membentuk miclin (suatu
kompleks lipoprotein dengan unsure lipid yang dapat dihilangkan sebagian melalui prosedur
histologik standar. Pada selubung mielin terdapat celah di sepanjang jalannya yang disebut
nodus Ranvier, nodus ini merupakan celah di antara sel-sel Schwann yang bersebelahan di
sepanjang akson. Tonjolan interdigitasi sel Schwann sebagian menutupi nodus. Jarak antara
dua nodus disebut internodus dan terdiri atas satu sel Schwann. Panjang internodus
bervariasi antara 1-2 mm.
Serabut Tak Bermielin
Pada susunan saraf pusat maupun susunan saraf tepi, tidak semua akson dibungkus mielin. Di
susunan saraf tepi, semua akson tak bermielin di bungkus oleh celah-celah dari sel Schwann.
Sel Schwann disini dapat menyelubungi banyak akson tak bermielin. Saraf tak bermielin
tidak memiliki nodus Ranvier karena sel Schwann yang melekat erat, bergabung membentuk
selubung yang utuh.
Pada susunan saraf pusat banyak mengandung akson tak bermielin.

Gambar kanan: saraf bermielin; kiri : saraf tak bermielin


Keterangan gambar : 1. Inti dan sitoplasma sel Schwann
2. Akson
3. Mikrotubulus

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


4. Neurofilamen
5. Selubung myelin
6. Mesoakson
7. Nodus Ranvier
8. Interdigitasi cabang sel Schwann pada nodus Ranvier
9. Pandangan samping sebuah akson tak bermielin
10. Lamina basal

2. Saraf
Saraf memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri dari jaringan ikat padat yang disebut
epineurium, yang juga mengisi rongga diantara berkas-berkas serabut saraf. Setiap berkas
dikelilingi oleh perineurium, yaitu selapis jaringan yang tersusun dari lapisan sel-sel gepeng
mirip epitel. Sel-selnya saling berhubungan sehingga perineurium menjadi barrier terhadap
lewatnya sebagian besar makromolekul dan berperan penting untuk melindungi serabut saraf
dari agresi. Di dalam selubung perineurium terdapat akson-akson berselubung sel Schwann
dan jaringan ikat pembungkusnya, yaitu endoneurium. Endoneurium terdiri atas selapis tipis
serat retikulin yang dihasilkan sel Schwann.
Saraf memiliki serabut-serabut eferen dan aferen ke dan dari susunan saraf pusat. Serabut
aferen membawa informasi yang diperoleh dari bagian dalam tubuh dan lingkungan ke
susunan saraf pusat. Serabut eferen membawa impuls dari susunan saraf pusat ke organ
efektor yang dipengaruhi pusat-pusat saraf tersebut. Saraf sensorik yaitu saraf yang hanya
terdiri dari serabut yang membawa impuls ke efektor. Saraf motorik yaitu saraf yang hanya
terdiri atas serabut yang membawa impulsnya ke efektor. Saraf campuran yaitu saraf yang
memiliki serabut sensorik dan motorik.

Gambar potongan melintang saraf

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


3. Ganglia
Ganglia adalah stuktur lonjong yang melindungi badan sl neuron dansel glia yang ditunjang
oleh jaringan ikat. Ganglia berfungsi sebagai stasiun relay untuk menghantarkan impuls saraf,
satu saraf masuk dan satu saraf keluar dari setiap ganglion. Arah impul saraf menentukan
apakah suatu ganglion menjadi ganglia sensorik atau otonom.
a. Ganglia Sensorik
Ganglia sensorik menerima impuls aferen yang menuju susunan saraf pusat. Ada dua jenis
ganglia sensorik yaitu ganglia kranialis (yang berhubungan dengan saraf cranial) dan
ganglia spinalis (yang berhubungan dengan radiks dorsal dari saraf spinal). Pada ganglia
spinalis memiliki badan sel neuron yang besar dengan badan Nissl halus yang dikelilingi
banyak sel glia kecil yang disebut sel satelit. Neuron ganglia ini merupakan pseudounipolar.
b. Ganglia Otonom
ganglia otonom tampak sebagai pelebaran bulat pada saraf otonom. Ganglianya berada pada
beberapa organ tertentu terutama di dinding saluran cerna. Ganglia otonom umumnya
memiliki neuron multipolar. Terkadang sel satelit membungkus neuron ganglia otonom

ANATOMI SPINAL CORD


Medulla spinalis terletak di dalam canalis vertebralis. Medulla spinalis, pusat refleks, dan
jalur konduksi utama antara tubuh dan otak membentuk berupa bangunan silindris yang di
sebelah ventral dan sebelah dorsal agak gepeng. Medulla spinalis terlindung oleh vertebra,
ligamentum serta ototnya, meninges spinalis, dan cairan cerebrospinal (CSS). Medulla
spinalis berawal sebagai lanjutan medulla oblongata, bagian kaudal truncus encephali. Pada
orang dewasa, medulla spinalis terbentang dari foramen magnum os occipitale sampai discus
intervertebralis antara vertebra lumbalis I dan vertebra lumbalis II, tetapi dapat berakhir pada
vertebra thoracica XII atau vertebra lumbalis III. Dengan demikian, medulla spinalis hanya
menempati bagian ⅔ kranial canalis vertebralis. Medulla spinalis menggembung pada 2
daerah untuk persyarafan ekstremitas, yaitu:

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


a. Intumescentia cervicalis terdapat antara segmen medulla spinalis C4 dan T1. Cabang
utama ventral dari segmen-segmen ini membentuk plexus brachialis yang mempersarafi
ektremitas superior.
b. Intumescentia lumbosacralis terletak antara segmen medulla spinalis L2 dan S3. Saraf
dari segmen-segmen ini membentuk plexus lumbalis dan plexus sacralis yang
mempersarafi ekstremitas inferior.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Medulla spinalis dilindungi oleh kolumna vertebralis serta dibungkus membran jaringan ikat
yang disebut meninges spinalis. Dimulai dari lapisan paling luar, berturut-turut terdapat dura
mater, araknoid, dan pia mater. Araknoid dan pia mater saling melekat dan seringkali
dipandang sebagai 1 membran yang disebut pia-araknoid.
a. Dura mater spinalis adalah meninges luar, terdiri atas jaringan ikat padat. Dura mater
yang membungkus medulla spinalis dipisahkan dari periosteum vertebra oleh ruang
epidural, yang mengandung vena berdinding tipis, jaringan ikat longgar, dan jaringan
lemak. Dura mater selalu dipisahkan dari araknoid oleh celah sempit, disebut ruang
subdural. Permukaan dalam dan luar dura mater pada medulla spinalis dilapisi epitel
selapis gepeng yang asalnya dari mesenkim.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


b. Arachnoidea Mater Spinalis bentuknya seperti jaring laba-laba. Memiliki 2 komponen,
yaitu lapisan yang berkontak dengan dura mater dan sebuah sistem trabekel yang
menghubungkan lapisan itu dengan pia mater. Rongga di antara trabekel membentuk
ruang subaraknoid, yang terisi cairan serebrospinal (CSF) dan terpisah sempurna dari
ruang subdural. Ruang ini membentuk bantalan hidrolik yang melindungi susunan saraf
pusat dari trauma. Araknoid terdiri atas jaringan ikat tanpa pembuluh darah.
Permukaannya dilapisi oleh epitel selapis gepeng, seperti yang melapisi dura mater.
Karena dalam medulla spinalis araknoid itu lebih sedikit trabekelnya, maka lebih mudah
dibedakan dari pia mater. Pada beberapa daerah, araknoid menerobos dura mater,
membentuk juluran-juluran yang berakhir pada sinus venosus dalam dura mater. Juluran

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


ini (yang dilapisi oleh sel-sel endotel dari vena) disebut vili araknoid, fungsinya ialah
untuk menyerap cairan serebrospinal ke dalam darah dari sinus venosus.
c. Pia Mater Spinalis terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh
darah. Meskipun letaknya cukup dekat dengan jaringan saraf, ia tidak berkontak dengan
sel atau serat saraf. Di antara pia mater dan elemen neural terdapat lapisan tipis cabang-
cabang neuroglia, melekat erat pada pia mater dan membentuk barier fisik pada bagian
tepi dari susunan saraf pusat dan memisahkan SSP dari cairan serebrospinal. Pia mater
menyusuri seluruh lekuk permukaan SSP dan menyusup ke dalamnya untuk jarak tertentu
bersama pembuluh darah. Pia mater dilapisi oleh sel-sel gepeng yang berasal dari
mesenkim. Pembuluh darah menembus SSP melalui terowongan yang dilapisi oleh pia
mater, disebut ruang perivaskular. Pia mater lenyap sebelum pembuluh darah
ditransformasi menjadi kapiler. Dalam SSP, kapiler darah seluruhnya dibungkus oleh
perluasan cabang sel neuroglia.

HISTOLOGI SPINAL CORD

Pada potongan melintang dari medulla spinalis, tampak daerah-daerah yang berwarna
putih (substansia putih) dan kelabu (substansia kelabu). Distribusi mielin yang berbeda
dalam SSP menyebabkan perbedaan ini. Komponen utama dari substansia putih adalah
akson yang bermielin dan oligodendrosit yang memproduksi mielin, namun ia tidak
mengandung badan sel neuron. Substansia kelabu mengandung badan sel neuron, dendrit,
dan bagian awal dari akson dan sel glia yang tidak bermielin. Ini adalah daerah dimana
timbul sinaps.
Pada potongan melintang dari medulla spinalis, substansia putih berada di tepi dan
substansia kelabu berada di tengah berbentuk huruf H. Pada palang horizontal dari huruf
H itu terdapat lubang yang disebut kanal sentral, yang merupakan sisa dari lumen tabung
neural embrionik. Kanal itu dilapisi oleh sel ependim. Substansia kelabu pada bagian kaki
dari huruf H itu membentuk kornu anterior. Kornu ini mengandung neuron motorik yang
aksonnya membentuk akar (radix) ventral dari saraf spinal. Substansia kelabu juga
membentuk kornu posterior (bagian lengan dari huruf H), yang menerima serat sensorik
dari neuron di ganglion spinal (akar/radix dorsal). Neuron pada medulla spinalis
berukuran besar dan multipolar, terutama pada kornu anterior dimana ditemukan neuron
motorik yang besar

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


DERMATOME

Merupakan suatu daerah dari kulit yang dipersarafi oleh single spinal cord sensory root.
Dengan pemeriksaan dermatome ini, dapat memeriksa fungsi dari spinal root bagian sensorik
sehingga pemeriksa dapat menentukkan kerusakan pada perifernya itu setinggi apa. Untuk
daerah-daerah dermatome yang terdapat pada manusia dapat dilihat dari gambar berikut.

Untuk pemeriksaannya sendiri dibagi menjadi 4 bagian yang sesuai dengan


rangsangan somatic pada manusia yaitu sensasi sakit, temperature, sentuhan dan getaran.
Untuk sensasi sakit dapat digunakan tusuk gigi dengan menusukkan secara lembut pada
daerah dermatome yang akan dites dan diselingi dengan tes konfirmasi menggunakan benda
tumpul. Untuk tes sensasi temperature, digunakan dua tabung reaksi yang diisi dengan air
dingin dan panas kemudian disentuhkan pada daerah dermatome yang akan dites. Untuk tes
sensasi sentuhan, digunakan kapas lalu lakukan sentuhan halus pada daerah dermatome yang
akan dites. Untuk tes sensasi getaran, digunakan garpu tala yang diberi frequensi 128 Hz dan
lakukan pada daerah yang akan dites.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


PAIN (NYERI)

Definisi : tanda awal yang alami dari adanya morbiditas; merupakan mekanisme tubuh, yang
timbul dari adanya jaringan yang rusak, yang akan menyebabkan individu
bereaksi dengan menjauhi/memindahkan dari stimulus nyeri.
Definisi nyeri menurut IASP (International Association for the Study of Pain), bahwa nyeri
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang telah terjadi atau
yang akan terjadi atau yang digambarkan dengan kata-kata kerusakan jaringan.
Stimulus untuk aktivitas Pain Reseptor (pada beberapa organ) :
- Skin  tissue injury (tertusuk, tergores, terbakar,freezing, dll)
- Stomach & Intestine  inflamasi mucosa, distensi atau spasme otot polos
- Otot skelet  Ischemia, ncrosis, hemorrhage, kontraksi terlalu lama
- Otot jantung  ischemia
- Joint  inflamasi membrane synovial, ligament meregang atau robek
- Artery  ditusuk, inflamasi, distensi, excess arterial pulsation
- Nerve / Ganglia  compressed
Klasifikasi Nyeri :
1) Berdasar penyebab:
a. Somatogenic Pain  nyeri yang penyebab fisiknya jelas
b. Psychogenic Pain  nyeri yang tidak jelas penyebab fisiknya.
2) Berdasar Lokasi:
a. Skin Pain
b. Deep Pain Visceral
Skeletomuscular
c. Reffered Pain
3) Berdasar Kecepatan :
a. Fast Pain
b. Slow Pain
4) Berdasar Onset & Duration :
a. Acute Pain

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


b. Chronic Pain
Type-type pain
 Nociceptive pain: pain yang dikarenakan neural pathways dalam merespon stimulasi
kerusakan jaringan potensial.
Berhubungan dengan nocireceptor adalah suatu reseptor untuk nyeri yang disebabkan
oleh cedera fisik, seperti rangsangan mekanik, termal atau listrik atau dari rangsangan
kimia seperti adanya toksin atau kelebihan zat nontoksik sebagian besar nocireceptor
berlokasi di kulit atau dinding visera.
 Neuropathic pain: pain yang dikarenakan oleh adanya primary lesion di nervous system,
contoh: cranial neuralgia
Gangguan fungsional atau perubahan patologis pada sistem saraf tepi
 Psychogenic pain: pain yang disebabkan oleh factor psychologist

Rasa nyeri cepat dan lambat


 Rasa nyeri dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Rasa nyeri cepat (akut);
2. Rasa nyeri lambat (kronis)

Perbedaan Rasa Nyeri Cepat dan Rasa Nyeri Lambat


Rasa Nyeri Cepat Rasa Nyeri Lambat
Waktu merespon nyeri  0,1 detik Lebih dari 1 detik
Rasa nyeri terkena benda tajam, Rasa nyeri terbakar, rasa nyeri
rasa nyeri tertusuk, rasa nyeri pegal-pegal, rasa nyeri
Gambaran nyeri
tersetrum berdenyut-denyut, rasa sakit
mual
Serat Tipe A- Tipe C

Tipe Serat Rasa Nyeri


Tipe Serat Diameter Kecepatan Fungsi dan Gejala
Serat Rambat (m/s) disfungsi
A  dan  5-20 30-70 Sentuhan, tekanan
Besar, bermielin

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


A- 3-6 15-30 Sipndle efferent
A- 2-5 12-30 Nyeri dan temperatur,
Kecil, bermielin beberapa sentuhan
B 1-3 3-15
C 0.3-1.1 0.5-2 Nyeri dan temperatur
Kecil, tidak bermielin

Reseptor nyeri dan rangsangannya


 Ujung saraf bebas sebagai reseptor rasa nyeri tersebar luas pada permuakaan seperfisial
kulit dan juga jaringan-jaringan dalam tertentu, misalnya periosteum, dinding arteri,
permukaan sendi, dan falks serta tentorium tempurung kepala.
 Tipe stimulus yang merangsang reseptor rasanya nyeri ada 3 macam, yaitu:
1. Reseptor rasa nyeri mekanoseptif  terangsang apabila ada stress mekanik.
2. Reseptor rasa nyeri termosensitif  terangsang apabila ada suhu panas atau dingin
yang ekstrim.
3. Reseptor rasa nyeri kemosensitif  terangsang apabila ada bahan kimia seperti
bradikinin, serotonin, histamin, ion K+, asam, prostaglandin, asetilkolin, dan enzim
proteolitik.
Mekanisme nyeri cepat dan nyeri lambat
Mekanisme Nyeri Cepat Mekanisme Nyeri Lambat
Stimulus Stimulus

Reseptor ujung saraf bebas Reseptor ujung saraf bebas

Serat aferen Serat aferen

Radiks spinalis dorsalis Radiks spinalis dorsalis

Cornu posterior substansia alba medula Cornu posterior substansia alba medula
spinalis spinalis

Traktus Lissauer Traktus Lissauer

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Lamina I (lamina marginalis) dan lamina V Lamina II dan III (substansia gelayinosa)

Traktus sensorik anterolateral divisi lateral Lamina V


(spinotalamik lateral)
Traktus sensorik anterolateral divisi lateral
Batang otak (spinotalamik lateral)

Formasio retikularis (medula oblongata, Batang otak


pons, mesensefalon)
Formasio retikularis (medula oblongata,
Talamus pons, mesensefalon)

Kompleks ventrobasal dan kelompok Nuklei intralaminer talamus


nuklei talamus

Korteks somatosensorik
Mechanism control

Analgesia System
A. Central descending pain inhibition
1. Afferent pain transmission mungkin bias di inhibisi di dorsal horn oleh descending
fiber dari brain retirular formation.
2. Fibers stimulate specific dorsal horn interneurons.
3. Mensekresikan enkaphalin.
4. Special small peptides dengan analgesia properties : enkaphalin menginhibit
substansi-P secreting terminals.
5. Mengurang transmisi pain ke otak oleh relay cells.
B. Afferent pain inhibition
 Interneuron dari dorsal horn bias diliputi berbagai macam/type yang berbeda dari pain
inhibition. Butuh waktu yang lama untuk mengetahui skin rubbing menjadi dull/hurt
pain sensation. Aktivasi rubbing yang besar, fast conducting tactile fibers (type A-
alpha) saat pain dibawa oleh C fibers.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


PERIPHERAL NERVE DISEASE

A. Plyneuropathy
- Weakness relative symetricaly dan progresse bilateraly
- Hilangnya refleks di beberapa bagian, terutama pada pergelangan kaki
- Sensory complaints dan hilangnya sensasi pada bagian distal ( biasanya pada kaki
dan tangan )
B. Radiculopathy
- Yang terlibat adalah nerve root (terjadinya kompresi)
- Plyradiculopathy :
 Neurologic sign = asymetrical
 Weakness dan kehilangan sensory, biasanya terjadi proximal pada satu
bagian tubuh dan beberapa bisa juga pada bagian distal
C. Mononeuropathy
- Biasanya menggambarkan keadaan pada peripheral nerve disease
- Weakness & sensory loss in the territory of a single peripheral nerve

Etiologi :

- Alcohilsm
- HIV
- Toxin exposure
- Metabolic abnornmalities ( DM, porfiria, pellagra, uremia )
- Vitamin deficiency ( B1,B6,B12 )
- Nutritional deficiency
- Bacterial infection ( compylobacter jejuni, hoemophilus influenza )
- Viral infection ( cytomegalo virus, epstein-barr virus )
- Vaccine
- Medication ( antineoplastic drug, antimicrobial drug, cardiac drug )
- Metal & industrial agent (lithium, gold, mercury, platinum )

Sign & symptoms :

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


a. Motor disfunction
- Symmetrical limb weakness, awalnya dari bagian proximal ekstimitas bawah
menuju bagian ekstrimitas bagian atas dan juga bagian truncal muscle dan head
- Sulit berdiri dan juga berjalan meskipun kekuatannya ada
- Respiratory weakness, maka akan mengakibatkan shortness of breath
- Cranial nerve palsies (III,VII,IX,XII)
- Pasien menunjukan adanya facial weakness ( bells palsy, dysphagia,
opthalmoplegia, pupillary disturbance )
- Kurangnya deep tendon refleks
b. Sensory disfunction
- Parathesia pada jari kaki/ ujung jari
- Sakit pada bagian bahu, paha, bokong apabila digerakkan
- Loss of vibration, propriopception, touch, dan pain
c. Autonomic disfunction
- Cardiovascular : tachycardia, bradhycardia
- Urinary : gangguan pada urinary spinchter
- Constipasi : bowel paresis dan gastric dismolity
- Facial flushing
- Penurunan jumlah keringat, air mata, saliva
- Sexual impotence
d. Sensory ataxia dan tremor
- Tremor dengan frekuensi yang cepat
- Characteristic sensory ataxia :
 Kasar dalam berperilaku : brusque
 Gerakkan tangan cepat : flinging
 Slapping movement of the leg

Pathogenesis:

Akibat adanya :

A. Wallerian degeneration
- Terjadi injury pada axon yang rusak pada bagian distal dan myelin hancur dan
berubah menjadi globules-globules

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


- Adanya regenerasi dari nerve ends
- Basement membrane dari sel schwann bertahan dan bertindak seperti skeleton
selama proses pertumbuhan axon berlangsung
B. Segmental degeneration
- Terjadi kerusakan pada selubung myelin dan terjadi tanpa adanya axonal damage
- The primary lesion menyerang sel schwann
- Prognosisnya baik karena muscle is not denervated
C. Axonal degeneration
- Adanya kerusakan pada badan sel atau akan menyerang bagian axon yang mana
akan mengalami “die back” dari peripheral
- Kehilangan selubung myelin
- Penyembuhan lambat karena axon harus mengalami regenerasi terlebih dahulu
- Apabila badan sel menghancurkan reinervasi dari otot maka hanya akan terjadi
oleh pengelilingan nerve

MONONEUROPATHY
Lumbosacral Plexus Syndrome

Etiologi : Dapat terjadi karena trauma, trauma karena operasi seperti pada saat proses
melahirkan atau hysterectomy, adanya kompresi oleh suatu massa abdominal,
infiltrasi dari tumor pelvis, atau radiotherapy.
Gejala : Dapat unilateral ataupun multilateral, tergantung dari penyebabnya. Terdapat
gejala seperti weakness, sensory loss, dan perubahan reflex.
Secara general, Bila lesi terdapat di upper plexus, maka akan terjadi weakness pada flexi paha
dan aduksi dengan sensory loss di anterior betis. Sedangkan bila lesi terdapat di lower plexus,
maka manifestasinya akan terjadi weakness pada paha bagian posterior dan otot-otot kaki
dengan sensory loss nya terjadi di bagian betis posterior.

Lower Limb Mononeuropathies

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Femoral nerve (L1L2L3)
Rusak akibat keadaan-keadaan seperti :
Fraktur pada tulang femur bagian atas, dislokasi kongenital dari tulang panggul, atau
operasi pada daerah panggul, Infiltrasi
neoplasma, haematoma pada otot iliopsoas.
Penyebab
mononeuropathy
sistemik (contoh ;
diabetes)
Manifestasi klinis :

 Weakness pada
flexi paha

 Weakness ekstensi lutut dengan otot paha


 Sensory loss pada anterior dan bagian medial dari paha
 Kehilangan reflex knee jerk

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Obturator nerve (L2L3L4)
Rusak akibat keadaan-keadaan seperti :

 Pada keadaan yg sama seperti femoral nerve


 Pada saat proses melahirkan
 Kompresi karena hernia pada obturator canal

Manifestasi klinis :

 Pasien dapat mengeluhkan tidak dapat duduk dengan kaki menyilang (tumpang
kaki)
 Sensory loss pada kaki
 Tidak adanya reflex adduktor

Sciatic nerve (L4L5S1S2)


Rusak akibat keadaan-keadaan seperti :

 Kongenital atau truma dislokasi tulang panggul


 Injury yang penetrasi
 Terjepit pada sciatic notch
 Penyebab mononeuropathy sistemik (diabetes)

Manifestasi klinis :

 Weakness adri otot paha posterior dengan hilangnya fleksi pada lutut
 Kaki bagian distal dan otot betis juga terpengaruh

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


 Sensory loss terjadi di daerah
lateral (outer aspect) dari betis
 Tidak adanya ankle reflex

Common Peroneal Nerve (L4L5)


Rusak akibat keadaan-keadaan seperti :

 Trauma pada kepala tulang


fibula
 Penyebab sistemik seperti
diabetes

Manifestasi klinis :

 Weakness pada dorsiflexi dan eversi dari kaki


 Pasien berjalan dengan “foot drop”
 Sensory loss terjadi di bagial dorsal dan
bagian lateral dari kaki

Posterior Tibial Nerve (S1S2)


Rusak akibat keadaan-keadaan seperti :

 Fraktur pada tibia


 Penyebab mononeuropathy sistemik

Manifestasi klinis :

 Weakness pada plantar flexi dan inversi pada kaki


 Pasien tidak dapat berdiri dengan jari-jarinya

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


 Sensory loss pada telapak kaki

 Tidak adanya ankle reflex

Plantar dan Interdigital Nerve


Kompresi pada nerve yang terdapat pada telapak kaki dapat menyebabkan sensasi
“burning pain”.
INTRASPINAL TUMOR
Penekanan pada pada spinal cord oleh sebuah metastatic tumor pada vertebral column
merupakan sebuah kejadian yang biasa tejadi pada beberapa jenis kanker. Primary tumor
darei spinal cord sangat jarang terjadi. Sebuah proporsi dari intraspinal tumor diperlukan
opersai pengangkatan dan pengenalan lebih awal, sebelum terjadi perubahan neurologic,
menjadi sebuah hal yang sangat penting.

Anatomic Considerations

Neoplasma dan lesi dab space-occupying lesion lainnya di dalam spinal canal dapat
dibagi menjadi 2 kelompok :
1. Intramedullary yaitu timbul didalam
subtansi dari spinal cord, sebagai sebuah
primary neural neoplasm atau sebagai sebuah
metastasis, invasi dan menghancurkan tract
dan struktur pusat dari gray. Mempunyai
daerah seluler yang sama ketika muncul pada
otak, meskipun proporsi dari tipe partikel sel
berbeda. Ependymona terjadi dari 60 % kasus spinal cord dan astrocytoma sekitar 25 %.
Astrocytoma lebih sering terjadi pada pada tumor intramedullary jika sebuah exclude
tumor muncul pada filum terminale. Pertumbuhan intramedulary berinvasi dan juga
menekan serta mengubah fasciculi pada spinal cord white matter. Ketika cord membesar
dari pertumbuhan tumor di dalamnya atau ini ditekan oleh sebuah sebuah tumor, free
space disekitar cord, akhirnya dihabiskan (hilang) dan CSFdibawah lesi menjadi diisolasi
atau loculated dari sisa-sisa sirkulasi cairan daiatas lesi. Ini diindikasikan oleh sebuah
sindrom froin (xanthochromia dan penggumpalan darah (clotting) dari CSF. Dan sebuah
gangguan aliran dari media kontras pada subarachnoid space (dengan myelogram).

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Prosedur diagnosa yang paling informative yaitu sebuah MRI, yang mana menunjukan
intramedullary extent of tumor dan efek disekeliling subachnoid space.
2. Ekstramedullary yaitu timbul di sisi luar spinal cord, dari vertebral bodies dan jaringan
epidural (ekstradural) atau pada leptomeninges atau roots (intradural). Contohnya yaitu
neurofibromas dan meningiomas, yang mana sama-sama terdapat sekitar 55 % dari
slururuh neoplasma intraspinal. Mereka lebih sering terjadi pada intradural dibandingkan
ekstradural. Neurofibroma mempunyai sebuah predicletion untukdaerah toraks, dimana
meningomyoma lebih sering tersebar di atas vertical extent dari cord. Contoh tumor
ekstramedullary pimer lainnya yaitu sarcoma, tumor vaskuler, chordoma, dan tumor-
tumor yang sama dan epidermoid, pada frekuensi lainnya.

Symptomalogy

Pasien dengan tumor spinal cord mempunyai salah satu sindrom dari tiga sindrom
berikut ini yaitu :
a) Sindrom sensorimotor spinal tract
b) Sindrom radicular spinal cord yang sangat menyakitkan
c) Sindrom intramedullary syringimyolic
Pain dan stiffness dari punggung mungkin menunjukan tanda dari gangguan spinal
cord atau mendominasi gambaran klinis dari tumor ekstaramedullary. Nyeri punggung
biasanya bertambah parah ketika ketika pasien berbaring atau menjadi bertambah buruk
setelah beberapa jam pada posisi telentang/berbaring dan termasuk posisi duduk. Pada anak
kecil, nyeri punggung yang hebat dihubungkan dengan spasm dari otot paravertebral,
scoliosis dan spastic weakness dari lengan datang belakangan.

Treatment

Pengobatan pada intraspinal tumor tergantung pada lesi alami dan kondisi klinis dari
pasien. Pertumbuhan epidural dari carcinoma dan lymphoma paling baik ditangani dengan
pemberian radiasi terhadap tumor, terapi endokrin dan (untuk karsinoma pada breast dan
prostate), pemberian obat antineoplastik (untuk lymphoma dan myeloma), lekas
menggunakan steroid dan analgesik dosis tinggi untuk nyeri. Jarang dibutuhkan operasi untuk
treatmennya.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Pada tumor intradural-extramedullary pada umumnya harus diangakat, jika ini dapat
accomplished safely dan ini digunakan untuk benign extramedullar tumor yang gejalanya
jelas. Laminectomy, decompression, excision pada kasus terisolasi dan merupakan
pengobatan dari intramedullary glioma.

SCHWANNOMA
 Tumor jinak yang berasal neural crest derivate sel schwann dan berkaitan dengan
neurofibromatosis type 2 (NF 2).
 Makroskopis:
o Berbatas jelas, massa berkapsul yang melekat pada saraf tetapi masih dapat
dipisahkan.
o Bentuk tumor kaku, massanya berwarna abu-abu bisa terdapat area cystic dan
perubahan xanthomatous.
 Mikroskopis:
o Menunjukkan 2 pola pertumbuhan, yaitu:
1. Pola Antoni A
 Ada sel-sel yang memnajang terutama ada penjuluran cytoplasmic yang
tersusun pada fascicle pada area moderate hingga sellurity yang tinggi dengan
matrix stroma yang kecil.
 Terdapat verocay bodies  nuclear free zone, penjuluran antara daerah
palisade nuclear.
2. Pola Antoni B
 Tumor kurang padat cellular dengan loose meshwork di sel dengan adanya
perubahan microcyst dan myxoid.
o Pada kedua area sitologi pada kedua area mirip, bentuk sel meanjang dengan nuclei
oval.
o Pada membrane basal ada deposit yang membungkus single cell dan collagen.
 Clinical feature:
o Umumnya lokasi schwannoma ini di cerebellopontine angle, dimana tumor ini
melekat pada cabang vestibular dari CN VIII.
o Pasien mengalami tinnitus dan hearing loss.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Tampilan makroskopis schwannoma Tampilan mikroskopis schwannoma
(A: Antoni A; B: Antoni B; panah: varocay
bodies/nuclear free zones)

DISEASE OF THE SPINAL CORD

1. Sindrom-sindrom utama
- Complete / almost complete sensory motor myelopathy yang melibatkan hampir
seluruh ascending dan descending (Transverse Myelopathy)
- A cpmbined painful adicular dan transverse cord syndrome
- The hemicord (Brown-sequrd) syndrome
- A ventral cord syndrome, sparing posterior column function
- High-cervical-foramen magnum syndrome
- A central cord/syringomyelis syndrome
- A syndrome of the conus medullaris
- A syndrome of the cauda equine
2. Inflammatory disease of the spinal cord
3. Vascular disease of the spinal cord
4. The syndrome of subacute / chronic spinal paraparesis with or without ataxia
5. Syringomyelic syndrome of segmental sensory dissociation with brachial amytrophy

TRANSVERSE MYELOPATHY
Myelopathy : adalah gangguan fungsional dan atau perubahan patologi dalam medulla
spinalis dimana istilah ini sering digunakkan untuk menunjukkan lesi non-spesifik.
Transverse Myelopathy : barhubungan sengan trauma (pada kebanyakan kasus) dan juga
oleh :

- Infarction/hemorrhage

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


- Compressive
- Radiation myelopathy
- Necrotizing
- Demyelinative
- Inflammatory lesion
 Definisi : myelopathy yang melintang dalam medulla spinalis
 Epidemiology :
- Biasanya terjadi pada C1 dan C2, C4-C6 dan T11-T12
- Pada United States, insiden Spinal Cord injury adalah 5 kasus per 100.000
populasi
- Pria dan Wanita = 4:1
- Setiap tahun 3500 0rang meninggal, 5000 kehilangan fungsi spinal cord nya
 Etiology :
- Kecelakaan kendaraan bermotor
- Falls (selama alcohol intoxication)
- Luka tembakan/tikaman
- Kecelakaan selama menyelam
- Crushing industrial injuries
- Birth injury
 Tanda dan Gejala :
Ketika spinal cord secara tiba-tiba mengalami kerusakan, maka dapat terjadi
kerusakan 3 kerusakan fungsi :
1. Semua voluntary movements di bagian bawah terganggu
2. Semua sensasi dari tubuh bagian bawah hilang
3. Fungsi reflex tertahan

Efek selanjutnya, disebut spinal shock y=yang mencakup tendon dan autonomic
reflexes. 2 stage efek klinis spinal cord transaction :

1. Stage spinal shock / arreflexia


 Hilangnya fungsi motorik pada waktu injury :
- Tetraplegia ; paralisis keempat anggota gerak, lesi di c4-c5 atau di atasnya
- Paraplegia ; paralisis di bagian bawah tubuh termasuk tungkai, lesi di thoracic

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


- Adanya ; atonic paralysis of bladder dan bowel, gastric atony, hilangnya sensasi di
bawah lesi, muscular flaccidity, supresi aktivitas reflex segmental
 Terganggunya control ANS, yang ditandai dengan :
- Vasomotor tone, sweating dan piloerection di lower parts body
- Systemic hypotension
- Kulit pucat dan kering
- Ulceration develop over bony prominence
- Kontraksi sphincter bladder dan rectum akibat hilangnya inhibisi pusat CNS
- Atonic detrusor smooth muscle di bladder dan rectum
- Retensi urine dan feces
- Hilangnya gerakan peristaltic
- Reflex genital hilang (penile erection, bulbocavernosus reflex, contraction dartos
muscle)
2. Stage of heightened reflex activity
Dalam beberapa minggu/bulan setelah spinal injury, respon reflex semakin kuat
dan lebih mudah untuk di rangsang ;
- Peningkatan reflex flexi ; babinski sign, fanning of the other toes (flexion of foot,
leg, dan thigh)
- Achilles, patellar, reflex defecation, withdrawal reflex, reflex of adrenalin kembali
ada
- Overactivity extensor muscle muncul 6 bulan setelah injury
 Prognosis :
Secara umu prognosis transverse myelopathy ini tidak baik. Pemulihan dimulai antara
2 dan 12 minggu setelah awal dan dapat terus sampai 2 tahun. Sebagian besar
individu yang tersisa dengan cacat yang cukup besar. Dan beberapa individu tidak
menunjukkan pemulihan sama sekali.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Mekanisme spinal cord injury

1. Forward Flexion Injury (anteroflexi;hiperflexi)

Kompressi (tekanan)

Menekuk ke bagian depan

Cervical vertebrae tertekan max.stress

Batas anterior dan Posterior dari vertebral Robekan interspinosus


inferior dari vertebral body bergerak dan longitudinal
body bergerak ligament
kebawah sehingga IVD
robek menjadi 2

Menekan Spinal Cord

2. Hyperekstensi Injury

Vertical compression ke kepala

Posisi ekstensi

Stress pada bagian Stress pada anterior


posterior C₄-C₆ Ligament

Displacement body vertebrae

Cord tertekan

3. Extreme extensi dan flexi leher

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Kecelakaan mobil

Kepala terdorong ke depan trus ke belakang

1. Transient posterior dislokasi


vertebral body
2. Menekuknya ligamentum flavum
3. Retropulsi intervertebral disc ke
spinal cord

Patofisiologi Spinal Cord Injury


Terdapat 2 tahapan dalam mekanisme spinal cord injury ini :

1. First Step 2. Second Stef

Vertebral injury Hemorrhage in central gray and pia


arachnoid

Compressing tissue
2 hours : edema in white matter

Shearing tissue
Impair microcirculation of the cord

Vertebral column,
ligament and bone 4 hours : vascular perfusion
damage
O₂ to area

Spinal Cord injury


Ischemic area at cord

Damage in Spinal Cord

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Perubahan-perubahan yang terjadi :

1.Perubahan seluler 2. Perubahan Kimia dan Metabolik

Menit ke 5 injury : eritrosit Jaringan spinal cord mengeluarkan


mencerna venule dan gray matter toxin berupa Asam Amino

Menit ke 30 injury : perdarahan Iskemi dan Vaskular damage


dengan adanya extravasasi eritrosit
ke perivascular space
4 jam kemudian : necrosis
jaringan (autodestruction)
4 jam injury : disruption of myelin
and axonal degeneration

Ischemia di endotel

Damage

MULTIAXIAL EVALUATION

Merupakan system yang mengevaluasi pasien dan merupakan hasil pemeriksaan (anamnesa,
observasi dan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya). Terdiri dari 5 axis :

- Axis I : terdiri atas gangguan klinis dan kondisi lainnya yang focus pada perhatian
klinis
- Axis II : terdiri atas gangguan personality dan mental retardasi
- Axis III : terdiri atas kondisi general medis yang mungkin menjadi penyebab
mental disorder (ex : kidney failure menyebabkan delirium)
- Axis IV : masalah psikososial dan lingkungan (sebagai stressor)
Positif = (ex : job promotion)
Negative = (ex:kehilangan cinta seseorang)
- Axis V : pemeriksaan fungsi skala global yang mana untuk menilai pasien pada
level keseluruhan pada fungsi selama waktu tertentu (ex:pada waktu evaluasi).
Terdiri atas 3 area utama functioning : social functioning, occupational
functioning, psychological functioning. 100 point scale menunjukkan level

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


tertinggi pada fungsional di semua area, orang yang memilki fungsi level tertinggi
memiliki prognosis yang baik daripada orang yang memiliki fungsi level rendah.

PERSONALITY

Merupakan tingkah laku yang kompleks dan unik dari seseorang yang berbeda dengan orang
lain.untuk perilaku seseorang yang dapat diobservasi dan pengalaman seseorang yang
dilaporkan secara subjektif.personality terdiri dari temperament (biologis),karakter (social
dan budaya),inteligen (memodifikasi personality).
Fungsi utama personality adalah untuk merasakan,berfikir,mengetahui serta untuk
menggabungkan itu semua menjadi tingkah laku yang mengandung tujuan.
Kepribadian yang sehat menurut humanistic, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara
tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk
menghentikannya.
Klasifikasi personality disorder :

1. Cluster A (terasing,terpisah sendiri) =paranoid,schizold,schizotypal


2. Clster B (dramatis,impulsif) = anti social,borderline
3. Cluster C (rasa cemas dan ketakutan = avoldant,dependent)

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik meliputi : observasi, palpasi, pemeriksaan motorik dan sensorik.
Observasi

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Perhatikan sikap tubuh pasien saat menanyakan riwayat penyakit. Bagaimana posisi kepala
dan leher selama wawancara. Biasanya pasien menekukkan kepala menjauhi sisi yang cedera
dan leher terlihat kaku. Gerak leher ke segala arah menjadi terbatas, baik yang mendekati
maupun menjauhi sisi cedera.

Palpasi
Pada palpasi didapatkan kekakuan dan nyeri pada sisi otot maupun radiks saraf yang terkena,
dapat pula disertai hipertonus maupun spasme pada sisi otot yang nyeri.
Motorik
Lokasi lesi dr spinal cord dan vertebrae bisa ditentukan dari hasil klinis :

 C1-C3 : terjadi Diaphragmatic paralysis dengan lesi di upper


 C4-C5 : complete paralysis pada bagian arms dan legs, biasanya menunjukan fraktur
atau dislokasi
 C6-C7 : paralysis pada bagian legs dan hanya pada bagian hand menunjukan lesi

Sensorik
Penting dicatat bila ada gangguan sensorik dengan batas jelas. Namun seringkali gangguan
sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik.
Hal ini disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama lain .
Pemeriksaan ini juga menunjukkan tingkat subyektivitas yang tinggi.
Pemeriksaan Radiologi
Untuk mencari kelainan vertebrae,fraktur vertebrae, compression pada spinal cord atau cauda
equine.

 CT SCAN
Pemeriksaan ini dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang servikal
dan sangat membantu bila ada fraktur akut. Akurasi Pemeriksaan CT berkisar antara
72 -91 % dalam mendeteksi adanya herniasi diskus. Akurasi dapat mencapai 96 %
bila mengkombinasikan CT dengan myelografi.
 MRI
Pemeriksaan ini sudah menjadi metode imajing pilihan untuk daerah servikal . MRI
dapat mendeteksi kelainan ligamen maupun diskus. Seluruh daerah medula spinalis ,

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


radiks saraf dan tulang vertebra dapat divisualisasikan. Namun pada salah satu
penelitian didapatkan adanya abnormalitas berupa herniasi diskus pada sekitar 10 %
subjek tanpa keluhan , sehingga hasil pemeriksaan ini tetap harus dihubungkan
dengan riwayat perjalanan penyakit , keluhan maupun pemeriksaan klinis.
 Elektromiografi ( EMG)
Pemeriksaan EMG membantu mengetahui apakah suatu gangguan bersifat
neurogenik atau tidak, karena pasien dengan spasme otot, artritis juga mempunyai
gejala yang sama. Selain itu juga untuk menentukan level dari iritasi/kompresi radiks ,
membedakan lesi radiks dan lesi saraf perifer, membedakan adanya iritasi atau
kompresi

Memang tanpa ada keraguan pemeriksaan radiologis berupa CT sken, CT mielo


maupun MRI merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosa mielopati dan
radikulopati spondiletik servikal, namun di Indonesia karena biayanya yang tinggi sehingga
pemeriksaan ini belum bisa dilakukan pada semua pasien dan menjadikan pemeriksaan EMG
menjadi pilihan utama .
Treatment
Pengobatan mungkin termasuk:
 observasi dan manajemen kesehatan di unit perawatan intensif
 obat, seperti kortikosteroid (untuk membantu mengurangi pembengkakan di tulang
belakang) metilprenidsolone secara empiris diberikan sebagai berikut : <3 jam dari
onset, 30 mg/kgBB setelah satu jam diikuti dengan 5,4 mg/kg/ jam untuk penambahan
23 jam berikutnya.
 ventilator mekanik, mesin bernapas (digunakan untuk membantu bernapas)
 Foley kateter - tabung yang dipasang ke dalam kandung kemih yang membantu untuk
mengalirkan urin ke dalam kantong koleksi. Kadang-kadang, bila ada patah tulang
panggul September kateter dimasukkan ke kandung kemih melalui kulit perut. Ini
disebut kateter "suprapubik."
 Tabung makan - ditempatkan melalui lubang hidung ke perut atau langsung melalui
perut ke perut untuk memberikan nutrisi dan kalori tambahan untuk anak.
Management

1. Early surgical spinal cord injury bertujuan untuk :

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


 Dikatakan oleh Gutmann dan yang lainnya untuk penurunan dislokasi dari vertebrae
 Dikatakan oleh muhro,Collins dan chehrazi untuk penurunan tekanan,pembentukan
pada dislokasi vertebrae, pemindahan herniated disc tissue dan juga menghilangkan
bekas pendarahan.
2. Rehabilitasi, terutama fisioterapi, sangat penting. Pasien sebaiknya mengikuti regimen
rehabilitasi untuk kerusakan spinal. Rehabilitasi berfokus pada pencegahan
pemborosan otot, dan kontraktur, dan bekerja untuk melatih untuk menggunakan otot-
otot lain untuk membantu mobilitas dan gerakan.

COGNITIVE BEHAVIOUR THERAPY


Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah suatu bentuk psikoterapi yang digunakan untuk
mengobati berbagai gangguan mental. Pasien, selalu disebut sebagai klien, bekerja dengan
para terapis untuk mempelajari cara untuk mengidentifikasi masalah dan kemudian
memecahkan masalah tersebut
Terapi perilaku kognitif pada dasarnya digunakan untuk mengubah pemikiran
seseorang, perilaku dan emosional terhadap masalah dan ini membantu orang melihat
masalah dalam perspektif yang berbeda dan positif.
Meskipun CBT sangat populer hari-hari dan dianggap sebagai salah satu terapi terbaik bagi
banyak gangguan mental seperti gangguan obsesif kompulsif, OCD, kecemasan, fobia,
depresi, post traumatic stress disorder, bulimia dan skizofrenia,
Dimana prinsipnya adalah teori belajar khusunya pembiasaan pelaku dan klasik
(operant and classical conditioning). Klinisi yang ingin melakukan pendekatan perilaku harus
menjawab empat pertanyaan yang diajukan berulang-ulang bersama pasien.

Tehnik Terapi :

 Desentisisasi Sistematik
Terdiri dari tiga langkah yaitu latihan relaksasi, konstruksi hirarki dan desentisisasi
stimulus.
Latihan relaksasi bertujuan untuk menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan
dengan kecemasan. Sebagian besar metoda yang digunakan adalah relaksasi progresif.
Beberapa klinisi menggunakan hypnosis untuk memermudah relaksasi atau menggunakan
tape-recorder untuk memungkinkan pasien mempraktekkan relaksasi sendiri. Khayalan

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


mental adalah metoda relaksasi dimana pasien diinstruksikan untuk mengkhayalkan dirinya
sendiri di dalam tempat yang berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.
Konstruksi hirarki bertujuan untuk menentukan semua kondisi yang menimbulkan
kecemasan dan selanjutnya pasien membuat daftar atau hirarki suatu keadaan dalam urutan
kecemasan yang semakin besar.
Desensitisasi stimulus dilakukan secara sistematik dengan meminta pasien berjalan
melalui urutan dari keadaan yang paling tidak menimbulkan kecemasan sambil berada dalam
keadaan relaksasi yang dalam kecepatan kemajuan pasien menjalani daftar ditentukan oleh
responnya terhadap stimulti.
Selain itu, digunakan pula obat-obatan untuk mempercepat proses desnsitisasi tetapi
penggunaannya harus berhati-hati. Keuntungannya adalah latihan relaksasi pendahuluan
dapat dipersingkat. Tetapi hampir semua pasien tidak memerlukan obat-obatan untuk
melakukan relaksasi.
 Pemaparan Bertahap
Pemaparan bertahap mirip dengan desensitisasi tetapi pada metoda ini tidak dilakukan
latihan relaksasi.
 Flooding
Berdasarkan anggapan bahwa meloloskan diri dari pengalaman yang menimbulkan
kecemasan akan memperkuat kecemasan melalui pembiasaan. Jadi, dengan tidak
membiarkan orang meloloskan diri, klinisi dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah
perilaku menghindar yang dibiasakan.
Tehnik adalah untuk mendorong pasien berhadapan secara langsung dengan situasi
yang menakutkan, tanpa ditingkatkan secara bertahap seperti pada desensitisasi sistematik
atau pemaparan bertahap.
 Modeling Participant
Pasien harus belajar dengan meniru. Mempelajari perilaku baru terutama dengan
mengamati tanpa harus melakukan perilaku sampai pasien merasa siap.
 Latihan Ketegasan dan Keterampilan Sosial
Mengajarkan bagaimana berespon secara sesuai dalam situasi sosial, untuk
mengekspresikan pendapatnya dalam cara yang dapat diterima, dan untuk mencapai
tujuannya.
 Terapi Keengganan

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Jika stimulti yang menimbulkan kecemasan diberikan segera setelah respon perilaku
spesifik, dan respon tersebut akhirnya terinhibisi.
 Pendorong Positif
Memberikan pujian sebagai rasa untuk menyenangkan pasien terhadap perilakunya
sehingga dia merasa senang dan menghindari akan kecemasan.

Hasil

Terapi perilaku telah berhasil dalam berbagai gangguan dan mudah diajarkan. Cara ini
memakan waktu yang lebih sedikit dibandingkan terapi lain dan lebih mudah digunakan.

MENTAL STATUS EXAMINATION


Merupakan dari penilaian klinis untuk menggambarkan pada waktu observasi dan
pengaruh kejiwaan pasien pada saat interview.
Pemeriksaan mental status ini secara umum meliputi :
1. Appearance
2. Attitude toward examiner
3. Speech characteristics
4. Overt behavior and psychomotor activity
5. Mood and affect
6. Thought
7. Perception
8. Sensorium and cognition
 Conciousness
 Orientation and memory
 Concentration and attention
9. Judgment and insight

APPEARANCE
Pada kategori ini psikiatris menggambarkan penampilan umum dan pengaruh fisik
secara keseluruhan dari pasien,dilihat dari :
 Posture
 Poise

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


 Clothing
Keadaan yang digambarkan pada appearance biasanya :
 Healthy
 Sickly
 Anxious
 Poised ,dll

ATTITUDE TOWARD EXAMINER


Pada pasien dapat digambarkan seperti :

 Cooperative
 Friendly
 Attentive
 Seductive
 Frank ,dll

SPEECH CHARACTERISTIC
Untuk melihat karakter berbicara, karena berbicara bisa menggambarkan hubungan
pada kwantitas dan kualitas seseorang. Pemeriksaan dengan melihat pada waktu pasien
berbicara,dapat digambarkan seperti :

 Talkative
 Garrulous
 Voluble
 Tacitum

OVERT BEHAVIOR AND PSYCHOMOTOR ACTIVITY


Menggambarkan segi kwantitativ dan kualitatif pada perilaku motorik pasien, termasuk :

 Mannerism
 Hyperactivity
 Agitation
 Gestures , dll

MOOD AND AFFECT

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


o Mood : suatu emosi yang dimiliki setiap orang.

Psikiatrik melihat pasien, apakah pasien berkata dengan sesuka hati tentang perasaannya atau
apakah itu merupakan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan.
Pertanyaan yang akan diajukan : sedalam apa mood dr pasiennya, intensitas, durasi, dan
fluktuasi.
Sifat yang biasa digunakan untuk menggambarkan mood :

 Depresi
 Putus asa
 Cepat marah
 Marah
 Bersalah, dll

o Affect : mungkin atau tidak mungkin bisa disamakan dengan mood. Bisa dilihat dari
ekspresi wajah nada suara,menggunakan tangan dan pergerakan badan.

PERCEPTION
Gangguan persepsi itu ada ilusi dan halusinasi dan system sensory meliputi
(auditory,taste,visual). Pada kategori ini akan diberi pertanyaan yang menyangkut halusinasi
maupun ilusi.
THOUGHT
Menunjukan cara seseoranfg untuk mengajukan ide nya ataupun bentuk dari pemikiran
seseorang.

o Proses : mengemukakan ide bisa secara logika ataupun tidak.


o Content : menunjukan apa yang sebenarnya seseoranng pikirkan tentangf ide,
kepercayaan ,keasyikan dan juga obsesi.

SENSORIUM AND COGNITION


Untuk menilai fungsi brain yang termasuk : kapasitas intelegensi dan level wawasan,
keputusa atau pendapat.

JUDGEMENT AND INSIGHT


o Insight : wawasan atau pengetahuan umum

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


Informasi pada seseorang dapat dinilai melalui tes kosa kata, informasi umum dan
komprehensi

o Judgement : pertimbangan

Penilaian pertimbangan dapat dilakukan dengan menginstruksi pasien menginterpretasi cerita


singkat yang membutuhkan pertimbangan.

PHARMACOLOGICAL PROPERTIES LORAZEPAM

 Class / golongan : benzodiazepine / sedative-hypnotic drugs


 Mechanisme of action : bertindak dengan meningkatkan GABA ( Gamma-
aminobutyric acid) di dalam otak yang merupakan neurotransmitter, zat kimia pada
saraf dimana di dalam otak yang berperan untuk mengirim pesan satu sama lain.
GABA mengurangi aktivitas saraf di dalam otak.
 Uses : untuk mengobati anxiety yang berhubungan dengan depresi, sebagai penenang,
dan membuat mengantuk.
 Other uses : kejang, pencegahan vomit dan nausea karena kemotrapi, headache dan
insomnia
 Side effect : pusing, lemah, depresi, headache, gangguan tidur, denyut nadi lambat,
kesulitan bernafas, halusinasi, kejang, termor, kram otot, vomit, demam/menggigil,
berkeringat, mulut kering, sakit tenggorokkan, penglihatan kabur dan ketergantungan
 Pharmacodynamic : sedasi, anestesi, antikonvulsan, relaksasi otot
 Pharmacokinetic : larut lemak, absorpsi GIT baik, distribusi baik, metabolism di liver,
konjugasi ekstarhepatik
 Preparation :
- tablet ; 0,5, 1 dan 2 mg
- Oral solution ; 2mg/ml
- Injeksi ; 2 mg/ml dan 4 mg/ml
 Dosis:
- Anxiety ; 2-3 mg/hari (2-3x per hari_
- Insomnia ; 2-4 mg (sebelum tidur)

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)


DAFTAR PUSTAKA

 Robbins and Cottran Pathologic Basis of Disease, 7th edition.


 Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th edition.
 Principles of Anatomy & Physiology, 10th edition.
 McCance and Huether Pathophysiology The Biologic Basis for Diseases in Children and
Adult, 5th edition.
 Ropper and Brown. 2005. Adams and Victor’s Principles of Neurology 8th ed. USA: The
McGraw Hill Companies.
 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry, 9th edition.

LAPORAN KELOMPOK C NBSS (MYELORADICULOPATHY)

Anda mungkin juga menyukai