Anda di halaman 1dari 20

BAB II

Pembahasan

A . Konsep Rheumat

1. Pengertian Rheumatic (Rematik)

Rematik adalah orang yang menderita rheumatism(Encok) , arthritis (radang sendi) ada 3
jenis arthritis yang paling sering diderita adalah osteoarthritis ,arthritis goud, dan rheumatoid
artirtis yang menyebabkan pembengkakan benjolan pada sendi atau radang pada sendi
secara serentak.(utomo.2005:60)

Penyakit rematik meliputi cakupan luas dari penyakit yang dikarakteristikkan oleh
kecenderungan untuk mengefek tulang, sendi, dan jaringan lunak (Soumya, 2011). Penyakit
rematik dapat digolongkan kepada 2 bagian, yang pertama diuraikan sebagai penyakit
jaringan ikat karena ia mengefek rangkapendukung (supporting framework) tubuh dan
organ-organ internalnya. Antara penyakit yang dapat digolongkan dalam golongan ini adalah
osteoartritis, gout, danfibromialgia. Golongan yang kedua pula dikenali sebagai penyakit
autoimun karenaia terjadi apabila sistem imun yang biasanya memproteksi tubuh dari infeksi
danpenyakit, mulai merusakkan jaringan-jaringan tubuh yang sehat. Antara penyakityang
dapat digolongkan dalam golongan ini adalah rheumatoid artritis,spondiloartritis, lupus
eritematosus sistemik dan skleroderma. (NIAMS, 2008) .

Berdasarkan defenisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa penyakit Reumatik


adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh peradangan pada persendian sehingga tulang
sendi mengalami destruksi dan deformitas serta menyebabkan jaringan ikat akan
mengalami degenerasi yang akhirnya semakin lama akan semakin parah.

2. Jenis-jenis Reumatik

Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu rematik artikular dan rematik Non artikular . Rematik
artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang berlokasi pada
persendian . diantarannya meliputi arthritis rheumatoid,osteoarthritis dan gout arthritis.
Rematik non artikular atau ekstra artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh
proses diluar persendian diantaranya bursitis,fibrositis dan sciatica(hembing,2006 dalam
Iwayan)
Rematik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan yaitu :

1. Osteoartritis.

2. Artritis rematoid.

3. Olimialgia Reumatik.

4. Artritis Gout (Pirai).

a. Osteoartritis.

Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang
lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri,
deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi
besar yang menanggung beban.

b. Artritis Rematoid.

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi
utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada
pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan
sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum
cepat lelah.

c. Olimialgia Reumatik.

Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan kekakuan yang
terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan panggul. Terutama
mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun ke atas.

d. Artritis Gout (Pirai).

Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa
menopause.

3. Etiologi Etiologi

Penyebab dari Reumatik hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa
faktor resiko untuk timbulnya Reumatik antara lain adalah :

a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang
terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya
umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun
dan sering pada umur diatas 60 tahun.

b. Jenis Kelamin.

Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45
tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanitatetapi diatas 50 tahun
frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya
peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

c. Genetic

Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari
seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali
lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan
cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari wanita
tanpa osteoarthritis.

d. Suku.

Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat


perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang
diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering
dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih. Hal ini mungkin
berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan.

e. Kegemukan

Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya
berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).

4. Tanda Dan Gejala Reumatik

1. Nyeri pada anggota gerak

2. Kelemahan otot
3. Peradangan dan bengkak pada sendi

4. Kekakuan sendi

5. Kejang dan kontraksi otot

6. Sendi berbunyi(krepitasi)

7. Sendi goyah

9. Timbunya perubahan bentuk

10. Timbulnya benjolan nodul

5. Patofisiologi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinofial seperti edema,kongesti


faskular,eksudat feberin,dan inflitrasi seluler. Peradangan yang berkelanjutan,
sinofial menjadi menebal,terutama pada sendi articular kartilago dari sendi.pada
persendian ini granulasi membentuk pannus,atau penutup yang menutupi
kartilago.pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuler.kartilago
menjadi nekrosis
Tingakat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi di antaranya permukaan
sendi,karena jaringan fibrosa/tulang bersatu(and kilosis).kerusakan kartilago dan
tulang ,menyebabkan tendondan ligament jadi lemah dan bias menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian.infasi dari tulang sub chondria bias
menyebabkann osteoporosis setempat.
Lamanya atritis rematoid berbeda dar tiap orang.di tandai dengan maa
adanya serangan dan tidak adanya serangan sementara ada orang yang sembuh
dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain,terutama
yang mempunyai factor rematoid(seropositive gangguan rematoid) gangguan
akan menjadi kronis yang progresif.

6 . Penatalaksanaan Reumatik

1. Obat obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh
karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti
inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis,
meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.

2. Perlindungan sendi

Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang
baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat,
alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada
lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).

3. Diet

Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi
program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat
mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.

4. Dukungan psikososial

Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang


menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin
menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan
penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu
karena faktor-faktor psikologis.

5. Persoalan Seksual

Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang,
paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya
pasien enggan mengutarakannya.

6. Fisioterapi

Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi


pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang
sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi
yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum
pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik,
ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas. Program latihan
bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada
sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari pada isotonic karena mengurangi
tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh
timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-
otot periartikular. memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban,
maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting

7. Operasi

Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi


yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan
adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement
sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.

7. Pencegahan

1. Hindari kegiatan tersebut apabila sendi sudah terasa nyeri ,sebaiknya berat
badan diturunkan , sehingga bila kegemukanmnegakibatkan beban pada
sendi lutut atau tulang pinggul terlalu berat.
2. Istrahat yang cukup pakailah kaus kaki atau sarung tangan sewaktu tidur
pada malam hari dan kurangi aktivitas berat secara perlahan lahan.
3. Hindari makanan dan segala sesuatu secara berlebihan atau terutaman
segala sesuatu yang mencetus reumatik. Kurangi makanan yang kaya akan
purin misalnya daging , jeroan (seperti kikil), babat,usus,hati , ampela dan
dll .

8. pemeriksaan diagnostic

1. tes serologi

- sedimentasi eritrosit meningkat


- darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
- rheumatoid factor,terjadi 50- 90 % penderita

2. pemeriksaan radiologi

- periatricular osteoporosis,permulaan persendian erosi


- kelanjutan penyakit: ruang sendi meyempit,subluksasi dan ankililosis
3. aspirasi sendi
cairan synovial menunjukan adanya radang aseptic , cairan dari sendi
dikultur dan busa diperiksa secara makroscopi
B. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan yang harus
dilakukan secara sistematis agar dapat memberikan asyhan keperawatan
yang tepat untuk klien.adapun beberapa hal yang perlu dikaji sebagai
berikut:

a) Identitas umum
Yang perlu diketahiu disini meliputi,nama,alamat,umur,jenis
kelamin,agama/suku,warga Negara ,bahasa yang digunakan,penanggung
jawab/orang yang bisa dihubungi (nama,alamat,hubungan dengan
klien),cara masuk,alas an masuk,tanggal masuk,diagnose medis, dan lain
sebagainya.
b) Pengkajian fungsional Gordon
- Persepsi dan penganan kesehatan
 Apakah pernah mengalalami sakit pada sendi-sendi
 Riwayat penyakit yang pernah dijadikan sebelumnya
 Riwayat keluarga dengan RA
 Riwayat penyakit dengan autoimun
 Riwayat infeksi virus,bakteri,parasite dan lain-lain.
- Nutrisi dan metabolic
 Jenis,frekuensi,jumlah makan yang dikomsumsi (makanan yang
banyak mengandung pospor(zat kapur vitamin dan protein)
 Riwayat gangguan metabolic
- Eliminasi
 Adakah gangguan pada BAB dan BAK
- Aktivitas dan latihan
 Kebiasaan aktfitas sehari – hari sebelum dan sesuda sakit
 Jenis aktifitas yang dilakukan
 Rasa sakit /nyeri pada saat melakukan aktifitas
 Tidak mampu melakukan aktivitas berat
- Tidur dan istirahat
 Apakah ada gangguan tidur
 Kebiasan tidur sehari
 Terjadi kekakuan selam ½ - 1 jam setelah bangun tidur
 Adkah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur
2. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik
a. Definisi
sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan j aringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Batasan karakteristik
 Kondisi pembedahan
 Cedera traumatis
 Infeksi
 Sindrom koroner akut
 Galukoma

 Gejala dan tanda mayor dan minor


 Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
 Mengeluh nyeri
Objektif :
 Tampak meringis
 Bersikap protektif (waspada, posisi menghindari nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
1) Gejala dan tanda minor
Subjektif :
 (Tidak tersedia)
Objektif :
 Tekanan darah meningkat
 Pola nafas meningkat
 Napsu makan berubah
 Proses berfikir terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri sendiri

2. Ganguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan otot


a. Definisi
Keterbatsan dalam gerakan fisik dari satu / lebih ekstremitas secara
mandiri
b. Batasan karakteristik
 Stroke
 Cedera medulla spinalis
 Trauma
 Fraktur
 Osteoarthritis
 Ostemalasia
 Keganasan

 Gejala dan tanda mayor dan minor


 Gejala dan tanda mayor
- Subjektif :
 Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas
- Objektif :
 Kekuatan otot menurun
 Rentang gerak (ROM) menurun

 Gejala dan tanda minor


- Subjektif :
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak
- Objektif :
 Sendi kaku
 Gerak tidak terkoordinasi
 Gerakan terbatas
 Fisik lemah
3 . Perencanaan Keperawatan

no Diagnosa kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
1. Nyeri akut b.d agen Kontrol nyeri : Manajemen nyeri
pencederaan fisik Setelah dilakukan
c. Definisi tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian

sensori atau selama...x24 jam nyeri komperhensif

emosional yang diharapkan masalah yang meliputi

berkaitan dengan klien dapat teratasi lokasi,karakteristik,

kerusakan j aringan dengan kriteria hasil : durasi, kualitas,

aktual atau 1. Mengenali kapan beratnya nyeri dan

fungsional, dengan nyeri terjadi secara factor pencetus.

onset mendadak konsisten 2. Monitor kepuasan

atau lambat dan menunjukan pasien terhadap

berintensitas ringan 2. Menggambarkan menejemen nyeri

hingga berat yang faktor penyebab 3. Berikan informasi

berlangsung kurang secara konsisten mengenai nyeri, seperti

dari 3 bulan. mennjukan penyebab nyeri, berapa

d. Batasan karakteristik 3. Menggunakan lama nyeri dirasakan,

 Kondisi pembedahan tindakan pencegahan danantisipasidari

 Cedera traumatis secara konsisten ketidaknyamananakibat

 Infeksi menunjukan prosedur

 Sindrom koroner akut 4. Menggunakan 4. Pastikanperawatan

 Galukoma tindakan anallgesikbagipasien

pengurangan dilakukandengan
pemantauan yang ketat
 Gejala dan tanda (nyeri) tanpa
mayor dan minor analgesik secara
 Gejala dan tanda konsisten
mayor menunjukan
Subjektif :
 Mengeluh nyeri
Objektif :
 Tampak meringis
 Bersikap protektif
(waspada, posisi
menghindari nyeri)
 Gelisah
 Frekuensi nadi
meningkat
 Sulit tidur
2) Gejala dan tanda
minor
Subjektif :
 (Tidak tersedia)
Objektif :
 Tekanan darah
meningkat
 Pola nafas meningkat
 Napsu makan
berubah
 Proses berfikir
terganggu
 Menarik diri
 Berfokus pada diri
sendiri

2 Ganguan mobilitas Ambulasi Latihan ambulasi


fisik berhubungan Setelah dilakukan 1. monitor penggunaan
dengan kekuatan otot tindakan keperawatan kruk pasien atau alat
a. Definisi selama...x24 jam batu berjalan lainnya
Keterbatsan dalam diharapkan masalah 2. bantu pasien untuk
gerakan fisik dari satu klien dapat teratasi menggunakan alas kaki
/ lebih ekstremitas dengan kriteria hasil : yang memfasilitasi
secara mandiri 1. berjalan dengan pasien untuk berjalan
b. Batasan karakteristik pelan dari sangat dan mencegah cedera.
 Stroke terganggu 3. Bantu pasien untuk
 Cedera medulla menjadi tidak berdiri dan ambullasi
spinalis terganggu dengan jarak tertentu
 Trauma 2. berjalan dengan 4. Bantu pasien untuk
 Fraktur jarak yang dekat membagun pencapian
 Osteoarthritis dari sangat yang realistis untuk
 Ostemalasia terganggu ambulasi jarak
 Keganasan menjadi tidak
tergangu
 Gejala dan tanda
mayor dan minor
 Gejala dan tanda
mayor
- Subjektif :
 Mengeluh sulit
menggerakan
ekstermitas
- Objektif :
 Kekuatan otot
menurun
 Rentang gerak
(ROM) menurun

 Gejala dan tanda


minor
- Subjektif :
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan
pergerakan
 Merasa cemas saat
bergerak
- Objektif :
 Sendi kaku
 Gerak tidak
terkoordinasi
 Gerakan terbatas
 Fisik lemah
4 . Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam rencana


keperawatan.Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri(independen)dan
tindakan kolaborasi (Tarwotoh & Wartonah, 2010).
Fase implementasi dari proses keperawatan mengikuti rumusan rencana
keperawatan.Implementasi mengacu pada pelaksanaan keperawatan yang sudah di
susun. Implementasi mencakup pelaksanan intervensi yang sudah di tujukan untuk
mengatasi diagnosa keperawatan dan masalah-masalah kolaboratif pasien serta
memenuhi kebutuhan pasien (Smeltzer & Bare, 2001). Implementasi dilakukan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah di buat dan di sesuaikan dengan kondisi
klien

5 . Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai.
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat di lihat dari hasilnya, tujuannya,
tujuannya untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawtan dapat di capai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang di berikan (Tarwotoh &
Wartonah, 2010).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Rematik adalah yang menyerang sendi dan struktur jaringan dan sekitarnya
(tendon,ligament,sinofia,otot sendi dan tulang) penyakit ini tiodak terbatas ,menyerang
sendi bias juga menyerang organ lain
Rematik dapat dikelompokan atas beberapa golongan : yaitu
1. Osteotritis
2. Artritis rimatoid
Kemungkinan masalah keperawatan yang akan muncul pada penyakit rematik yang
di alami lansia adalah:
 Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisik
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan peningkatan kekuatan otot
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharpkan agar teman-teman dapat memahami tentang
asuhan keperawatan dengan reumatik pada lansia.
Daftar isi

KATA PENGANTAR

Bab I : pendahuluan

A . Latar belakang

B . Rumusan masalh

C . Tujuan

Bab II: Tinjauan pustaka

A . Konsep Reumatik

1 . Pengertian

2 . Etiologi dan . Patofisiologi

3 . Tanda dan gejala

4 . Penetalaksanaan

5. Pencegahan

6 . pemeriksaan dignostik

B . Asuhan keperawatan

1 . Pengkajian

2 . Diagnosa Keperawatan

3 . Perencanaan

4 . Implementasi

5 . Evaluasi

Bab III : Penutup

A . Kesimpula n

B . Saran

DAFTAR PUSTAK
Daftar Pustaka

Gloria,M.B(2004).nursing intervension classification America : mosbi Elsevier .

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Bulechek G. M., Butcher H. K., Dochterman J. M & Wagner C. M. (2013) Nursing


Interventions Classification (NIC). 6 Edition. Singapore : Elsevier

Moorhead S., Johnson M., Maas M. L & Swanson E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). 5 Edition. Singapore : Elsevier
BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
menigkatkannya usia.perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingan usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaaan demikian itu tanpak pula pada semua system
muskuluskeletal dan jaringan lainnya yang ada kaitanya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan reumatik . salah satu golonga pentyakit reumatik yang sering menyertai
usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuluskeletal terutama osteoatritis . kejadian
penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia .

Reumatik dapat menyebabkan peruban otot hingga fungsinya dapat menurun bila
otot pada bagian yang menderita tidak di latih guna mengaktifkan fungsi otot

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak- kanak sampI usia lanjut, atau
sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan
meningkatnya umur (velson 1993,soenarto dan wardoyo 1994)

B . Rumusan Masalah

1. apa yang di maksud reumatik?

2. bagaiman penanganan untuk reumatik?

3. bagaiman cara pencegahanya?

C . Tujuan

Agar pembaca dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia dengan reumatik
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat serta
Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul“
Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Reumatik”

Dari penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak.
Begitupulah kami, manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Untuk itu, saran dan kritik
daripada semua pihak sangatlah kami perlukan agar penyusunan makalah selanjutnya
dapat lebih baik daripada makalah yang sekarang ini.

Masohi, 10 Oktober 2019

Penyusun

Kelompok VI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN REUMATIK

MATA KULIA : GERONTIK

DOSEN M.K : La Syam Abidin,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK VI

1. VIKA WULANDARI
2. RABEA HAULUSSY
3. NAFSIA TUANKOTA
4. FITRIANI MAUPUTTY
5. SAMUEL KAPITAN

TINGKAT II A

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI

T.A 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai