BAB I
PENDAHULUAN
Tidak ada data yang pasti tentang besarnya dampak aborsi terhadap
kesehatan ibu, WHO memperkirakan 10-50% kematian ibu disebabkan oleh
aborsi (tergantung kondisi masing-masing negara). Diperkirakan di seluruh
dunia setiap tahun dilakukan 20 juta aborsi, 70.000 wanita meninggal akibat
aborsi tidak aman, dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak
aman. Di Asia tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap
tahunnya, di antaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di Indonesia. Risiko
kematian akibat aborsi tidak aman di wilayah Asia diperkirakan antara 1 dari
250, negara maju hanya 1 dari 3700. Angka tersebut memberikan gambaran
bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Keperawatan Dasar.
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah
terpencarnya embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan).
mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak yang kurang dari 500
gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 – 999 gram disebut juga
dengan immature.
5. Trauma.
6. Faktor-faktor hormonal.
7. Sebab-sebab psikosomatik.
(1) Infeksi
f. Trauma fisik.
2.3 Patofisiologi
lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau
fetus papiraseus.
(1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
Pada abortus jenis ini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum
uteri. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim dikeluarkan dan
selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan berhenti sama sekali karena
dalam massa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.
Abortus kompletus terjadi kalau semua produk pembuahan – janin,
selaput ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri
kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalami involusi.
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut. Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan
penyebab abortus spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik
yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross
reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada akan
mengalami abortus.
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2
bulan atau lebih, maka keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar
kematian janin kadang-kadang ada perdarahan per vaginam sedikit hingga
menimbulkan gambaran abortus imminens.
Penatalaksanaan :
(1) Abortus yang disertai dengan gejala dan tanda infeksi alat genitalia,
seperti panas, takikardi, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus
yang membesar, lembek serta nyeri tekan, dan adanya leukositosis.
(2) Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang
menggigil.
(3) Demam tinggi, dan tekanan darah menurun.
(4) Untuk mengetahui kuman penyebab perlu dilakukan pembiakan darah
dan getah pada serviks uteri.
15
(2) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam hal
ini pada evaluasi wanita yang bersangkutan perluditerapkan kriteria
medis yang sama.
(3) Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan
lahirnya bayi dengan retardasi mental atau deformitas fisik yang
berat.
a. Pasal 229
b. Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada
saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas
nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama tujuh tahun.
18
c. Pasal 342
d. Pasal 343
e. Pasal 346
f. Pasal 347
i. Pasal 535
Ø Urea
Ø Prostaglandin
Ø Histerotomy
Ø Pil RU 486
Prosedur dengan MTX sama dengan RU 486, hanya saja obat ini
disuntikkan ke dalam badan. MTX pada mulanya digunakan untuk
menekan pertumbuhan pesat sel-sel, seperti pada kasus kanker, dengan
menetralisir asam folat yang berguna untuk pemecahan sel. MTX ternyata
juga menekan pertumbuhan pesat trophoblastoid – selaput yang
menyelubungi embrio yang juga merupakan cikal bakal plasenta.
Trophoblastoid tidak saja berfungsi sebagai ‘sistim penyanggah hidup’
untuk janin yang sedang berkembang, mengambil oksigen dan nutrisi dari
darah calon ibu serta membuang karbondioksida dan produk-produk
buangan lainnya, tetapi juga memproduksi hormon hCG (human chorionic
gonadotropin), yang memberikan tanda pada corpus luteum untuk terus
memproduksi hormon progesteron yang berguna untuk mencegah gagal
rahim dan keguguran.
Efek samping yang tercatat dalam studi kasus adalah sakit kepala,
rasa sakit, diare, penglihatan yang menjadi kabur, dan yang lebih serius
adalah depresi sumsum tulang belakang, kekuragan darah, kerusakan
fungsi hati, dan sakit paru-paru. Dalam bungkus MTX, pabrik pembuat
menuliskan peringatan keras bahwa MTX memang berguna untuk
23
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki
24
dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala
ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome”
(Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ”
Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The
Post-Abortion Review.
Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini
adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar.
1. Islam
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang
lain, memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: “Barang
siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab
yang mewajibkan hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di
muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan
nyawa manusia semuanya.” (QS 5:32)
25
e) Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah
mengenal kita. Al-Quran menyatakan:”Dia lebih mengetahui
keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu
masih dalam kandungan ibumu.”(QS: 53:32) Jadi, setiap janin telah
dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah yang dibunuh dalam
proses aborsi.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat
tegas terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW
– seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud – tidak memerintahkan
seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya: Datanglah kepadanya (Nabi yang suci) seorang wanita
dari Ghamid dan berkata,”Utusan Allah, aku telah berzina, sucikanlah
aku.”. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok harinya dia
berkata,”Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin
engkau menampikku seperti engkau menampik Ma’is. Demi Allah,
aku telah hamil.” Nabi berkata,”Baiklah jika kamu bersikeras, maka
pergilah sampai anak itu lahir.” Ketika wanita itu melahirkan datang
bersama anaknya (terbungkus) kain buruk dan berkata,”Inilah anak
yang kulahirkan.” Jadi, hadis ini menceritakan bahwa walaupun
kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah) tetap janin itu harus
dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh secara keji.
2. Kristen
Kej 16:11; Kej 25:21-26; Hos 12:2-3; Rom 9:10-13; Kel 21-22;
Yes 7:14; Yes 44:2,24; Yes 46:3; Yes 49:1-2; Yes 53:6; Ayb 3:11-
16; Ayb 10:8-12; Ef 1:4; Mat 25:34; Why 13:8; Why 17:8
Kej 19:36-38 ~ Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah
mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan
menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang. Yang
lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan
menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.
3. Budha
4. Hindu
Jadi jika aborsi dilihat dari kacamata agama dan alasan medis, ada beberapa
perbedaan pandangan:
a) Perbedaan Pandangan
b) Perbedaan Paham
a. Otonomi (Autonomy)
c. Keadilan (Justice)
e. Kejujuran (Veracity)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kasus
Di sebuah rumah sakit bersalin swasta bekerja seorang perawat dan juga
asisten dokter kandungan terkemuka dikota tersebut. Suatu hari, datang
seorang pasien perempuan 14 tahun yang belum menikah bersama ibunya. Ibu
klien (Ny.M) menghampiri perawat H dan menceritakan maksudnya yaitu
ingin menggugurkan kandungan anaknya karena malu, selain itu ia
mengatakan semenjak hamil anaknya seperti orang stress dan tidak mau
makan ataupun mengurus diri dan kehamilannya, Ny.M takut kalau hal ini
dibiarkan bayi dalam kandungannya meninggal. Kemuadian perawat H
memeriksa Nn.K yang hamil tetapi perawat tidak menemukan tanda-tanda
bahwa Nn.K mengalami stress walaupun perawat H melihat memang Nn.K
tidak banyak bicara. Perawat H menjelaskan pada Ny.M bahwa jika dilakukan
abortus maka akan membahayakan Ny.K maupun janinnya karena usia
kehamilannya sudah berumur 14 minggu, tetapi Ny.M malah marah dan
menyalahkan perawat bahwa dia tidak melaksanankan pekerjannya sebagai
perawat dan dia pergi mendatangi dokter untuk meminta untuk menggurkan
kandungan anaknya dan akan membayar berapapun. Perawat diminta dokter
dan tenaga kesehatan kandungan untuk membantu aborsi perawat tersebut
tidak mau membantu dalam prosedur karena kepercayaan agama yang
danutnya memandang aborsi sebagai pembunuhan kehidupan manusia dan
tidak diperbolehkan. Namun, dokter dan asisten lain sudah siap untuk
melakukan tindakan aborsi segera, dokter menjadi sangat marah ketika
perawat tersebut menolak untuk membantunya. Dokter mengancam untuk
melaporkannya ke kepala bidang keperawatan bahwa perawat H sudah
melakukan kelalaian karena beberapa waktu yang lalu tidak sengaja merusak
kabel USG 4 dimensi milik rumah sakit dengan harga yang ditaksir kira-kira
Rp.35.000.000.perawatpun menjadi bingung, ia masih menginginkan
pekerjaannya saatini karena ia merupakan tulang punggung keluarga semenjak
ayahnya meninggal 2 tahun yang lalu.
34
6. Membuat keputusan
Dari kasus tersebut Nn. K hamil berusia 14 minggu dan ibunya
meminta perawat untuk melakukan aborsi karena merasa malu dan
khawatir terhadap Nn. K, perawat memberi tahu bahwa jika abortus
dilakukan akan membahayakan Nn. K dan janinnya tapi Ny. N marah dan
mengadu pada dokter. Ketika dokter sudah mempersiapkan segala perawat
H tidak ikut sesuai prosedur karena bertentangan dengan keyakinan
agamanya. Dokterpun mengancam perawat atas kelalaiannya dari
ketidaksengajaan merusak kabel USG 4 dimensi milik RS.
Dari segi agama manapun abortus tidak boleh dilakukan, tentunya dari
kasus tersebut Ny. N berdosa jika tetap bersikukuh dengan keinginannya
untuk melakukan aborsi terhadap Nn. K karena seluruh agama
memandang agama aborsi sama halnya dengan membuhuh manusia
7. Diskusi
Jadi tindakan perawat sudah benar, terkait dengan ancaman dokter
perawat sebaiknya berkata jujur pada departemen keperawatan rumah
sakit. Perawat juga harus jujur terhadap tindakan aborsi yang akan
dilakukan oleh dokter dan tenaga medis kandungan.
8. Solusi
Sebaikmya, untuk tim medis tidak boleh melakukan tindakan
abortus . karena dalam segi manapun (hukum/agama) tidak ada yang
membenarkan tindakan abortus. Karena abortus sama saja dengan tindakan
membunuh manusia.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam segi agama maupun hukum abortus tidak boleh dilakukan karena
sama saja dengan tindakan membunuh manusia.
37
Daftar Pustaka