Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“”

Disusun untuk memenuhi

Mata Kuliah :Keperawatan Maternitas

Pengampu :

Kelompok 1

1. Destri Retno R (108118039)

2. Fitrianingsih (108118040)

3. Anggi Novita Sari (108118041)

4. Dwi Agustin (108118042)

5. Asna Cahyaningsih (108118043)

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Nutrisi
kehamilan”tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak, penulis tidak mungkin dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua elemen yang turut
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan dapat
memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca. Meskipun penulis menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, karena tak ada satupun yang sempurna
di dunia ini, demikian dengan tulisan ini. Oleh karena itu, kritik yang membangun kami
harapkan dari para pembaca, demi penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.
Terima Kasih.

Cilacap, 14 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi Ibu Hamil ..............................................................................
B. Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil ............................................................
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil .......................................
D. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin ................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang


cukup berat. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat
berakibat kurang baik bagi ibu dan janin. Sejak dahulu kala makanan wanita
hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan
yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat
membuat berbagai aturan makanan yang boleh dimakan ibu hamil dan
makanan yang ditabukan, yang mana hal tersebut ternyata sama sekali tidak
benar dilihat dari segi kesehatan. Misalnya, ibu hamil tidak boleh makan
banyak-banyak dengan tujuan agar bayinya tidak besar dan mudah dilahirkan.
Pendapat tersebut tidak dapat dibenarkan (Soetjiningsih, 1995).

Gizi ibu pada waktu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin
yang dikandungnya. Angka kejadian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) lebih
tiggi dinegara-negara yang sedang berkembang daripada dinegara-negara yang
sudah maju. Hal ini disebabkan oleh keadaan sosial ekonomi yang rendah
mempengaruhi diet ibu. Gizi ibu yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin
berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Dimulai dari satu sel telur yang
setelah dibuahi tumbuh dengan pesat, sehingga diperkirakan pertumbuhan
janin sejak konsepsi sampai lahir (Soetjiningsih, 1995).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Nutrisi Ibu hamil?

2. Apa saja nutrisi yang diperlukan bagi ibu hamil?

4
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil?

4. Apa akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Nutrisi Ibu hamil.

2. Untuk mengetahui nutrisi yang diperlukan bagi ibu hamil

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil

4. Untuk mengetahui akibat gangguan gizi pada pertumbuhan janin

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi Ibu Hamil


Menurut para ahli medis pengertian nutrisi adalah berikut ini:
1. Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsi
nutrisi tersebut sebagai sumber energi. Energi inilah yang akan membuat
makhluk hidup bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sehariharinya.
2. Nutrisi adalah kebutuhan utama bagi pasien yang mengalami malnutrisi, pasien
yang mengalami kritis nutrisi enteral.
3. Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana
tubuh manusia memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber
kekuatan.
4. Nutrisi adalah zat energi yang dibutuhkan dalam mempertahankan
kesehatan,menjaga pertumbuhan dan juga membuat organ bisa menjalankan
tugasnya secara normal.
Nutrisi ibu hamil adalah kebutuhan zat gizi bagi seorang ibu pada saat
hamil. Zat gizi sendiri menurut Almatsier (2009:3) merupakan ikatan kimia yang
diperlukan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energy,
membagun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi atau asupan seorang ibu disaat hamil sangat menentukan status gizi ibu
hamil tersebut. Menurut Almatsier (2009:3), status gizi sendiri dapat diartikan
sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat
gizi, dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
Berdasarkan pengertian status gizi tersebut status gizi ibu hamil berarti keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu
hamil. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan, apabila status gizi ibuburuk dalam kehamilan akan mengakibatkan
terhambatnya otak janin, abortus, dan sebagainya. Jadi pemantauan gizi ibu hamil
sangatlah diperlukan. (Sri Mulyani, dkk. 2013)
B. Nutrisi yang Diperlukan Bagi Ibu Hamil
Masa hamil adalah masa penting untuk pertumbuhan oprimal janin dan
persiapan persalinan. Oleh karena penambahan zat-zat gizi berguna untuk:
kesehatan ibu hamil, pertumbuhan janin, saat persalinan, persiapan menyusui dan
tumbuh kembang bayi. Pada dasarnya menu makanan ibu hamil, tidak banyak

6
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan
dalam pengaturan menu selama hamil. Selama hamil calon ibu memerlukan lebih
banyak zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil
dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus,
lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dan lain-lain (Lestari, 2013).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta,air
ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan
digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibunya (Sitanggang, 2013).
Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 11-13
kg. Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan ibu hamil meningkat seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan. Asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, mengganti sel-sel
tubuh yang rusak atau mati, sumber tenaga, mengatur suhu tubuh dan cadangan
makanan (Sitanggang, 2013).
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung
karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat
pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrient
akan meningkat selama hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat
secara proporsional (Lestari, 2013).
Untuk pertumbuhan janin yang memadai diperlukan zat-zat makanan yang
adekuat, dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Pertumbuhan janin yang paling pesat terutama terjadi pada stadium akhir
kehamilan. Misalnya pada akhir bulan ketiga kehamilan berat janin hanya sekitar 30
g dan kecepatan maksimum pertumbuhan janin terjadi pada minggu 32-38.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak zat-zat makanan pada stadium akhir kehamilan
tersebut (Soetjiningsih, 1995).
a. Karbohidrat
Janin mempunyai sekitar 9 g karbohidrat pada minggu ke 33 kehamilan,
dan pada waktu lahir meningkat menjadi 34 g. konsentrasi glikogen pada hati
dan otot-otot skelet meningkat pada akhir kehamilan. Metabolisme karbohidrat
ibu hamil sangat kompleks, karena terdapat kecenderungan peningkatan
ekskresi dextrone dalam urine. Hal ini ditunjukkan oleh frekuensi glukosuria

7
ibu hamil yang relatif tinggi dan adanya glukosuria pada kebanyak wanita hamil
setelah mendapat 100 gram dextrose per oral. Normalnya, pada wanita hamil
tidak terdapat glukosa. Kebutuhan karbohidrat lebih kurang 65% dari total
kalori sehingga perlu penambahan.
b. Protein
Protein melalui plasenta terutama asam amino, yang kemudian
disintesis oleh fetus menjadi protein jaringan. Protein dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin, uterus, payudara, hormon, penambahan cairan darah ibu,
dan persiapan laktasi. Kebutuhan protein adalah 9 gram/hari. Sebanyak 1/3 dari
protein hewani mempunyai nilai biologis tinggi. Kebutuhan protein untuk fetus
adalah 925 gram selama 9 bulan. Efisiensi protein adalah 70%. Terdapat protein
loss di urine +30%. WHO menganjurkan intake protein untuk ibu hamil sekitar
1,01 g/kg. BB/hari dan kalori sekitar 46 kkal/kg.BB/hari untuk rata-rata wanita
dengan berat badan 55 kg. Oleh karena itu tiap-tiap negara dapat membuat
rekomendasi yang khusus yang sesuai dengan pola makanan di negara tersebut
dan keadaan masyarakatnya. Jumlah protein yang dianjurkan dalam diet harus
disesuaikan dengan nilai hayati protein yang dimakan. Makin rendah nilai
hayati protein, makin besar jumlah protein dalam diet yang diperlukan. Nilai
hayati protein, makin besar jumlah protein dalam diet yang diperlukan. Nilai
hayati protein nabati lebih rendah dari protein hewani.
c. Lemak
Selama hamil, terdapat lemak sebanyak 2-2,5 kg dan peningkatan
terjadi mulai bulan ke-3 kehamilan. Penambahan lemak tidak diketahui, namun
kemungkinan dibutuhkan untuk proses laktasi yang akan datang. Sebagian
besar dari 500 g lemak tubuh janin ditimbun antara minggu 35-40 kehamilan.
Pada stadium awal kehamilan tidak ada lemak yang ditimbun kecuali lipid
esensial dan fosfolipid untuk pertumbuhan susunan saraf pusat (SSP) dan
dinding sel saraf. Sampai pertengahan kehamilan hanya sekitar 0,5% lemak
dalam tubuh janin, setelah itu jumlahnya meningkat, mencapai 7,8% pada
minggu ke-34 dan 16% sebelum lahir. Pada bulan terakhir kehamilan sekitar 14
g emak per hari ditimbun. Transport asam lemak melalui plasenta sekitar 40%
dari lemak ibu, sisanya disintesa oleh janin. Baik lemak maupun protein
meningkat dengan cepat pada tiga bulan terakhir kehamilan bersamaan dengan
meningkatnya BB janin. Sebagian besar lemak ditimbun pada daerah subkutan,
oleh karena itu pada bayi atern 80% jaringan lemak tubuh terdapat pada
jaringan subkutan.
d. Zat Besi (Fe)
Dibutuhkan untuk pembentukan Hb, terutama hemodilusi, pemasukan
harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.wanta hamil memerlukan

8
800 mg atau 30-50 gram/hari. Anjuran maksimal: penambahan mulai awal
kehamilan, karena pemberian yang hanya pada trisemester III tidak dapat
mengejar kebutuhan ibu/fetus dan juga untuk cadangan fetus. Kebutuhan zat
besi meningkat sehingga dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg
perhari yang didapat dari suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh
sum-sum tulang, fetus, dan plasenta. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat
kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya aborsi spontan, kelahiran
dini, rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat
dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh
dari hati, sumsum tulang, telur, daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau
tua.
e. Kalsium (Ca)
Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatankarena
terjadinya peningkatan pergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan
kalsium, dan retensi kalsium karena adanya perubahan hormonal. Kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi, vitamin D membantu
penyerapan kalsium, kebutuhan 30-40 g/hari untuk janin, wanita hamil perlu
tambahan 600 mg/hari dan total kebutuhan ibu hamil selama kehamilan adalah
1200 mg/hari. Kalsium dapat diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan
teri, rebon kering, kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar.
f. Asam Folat
Asam folat digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu
sehingga kebutuhan asam folat pada ibu hamil akan menigkat. Anemia akibat
kekurangan asam folat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan
kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada
kerusakan oragna-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil
menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan
kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil
sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan trisemester I, 660 ug pada
trisemester II, dan 470 ug per hari pada trisemester III bisa didapat dari sayuran
hijau, hati, dan ayam.
g. Kolin
Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan oleh
ibu hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang
sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak,
ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.
h. Vitamin E

9
Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh
dari radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan kromosom atau jaringan
sel bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan.
Vitamin E dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai,
minyak biji kapas, dan minyak jagung.
i. Vitamin A
Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi yaitu sekitar 500
SI. Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi
prematur dan perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat badan bayi
saat dilahirkan. Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan
mengonsumsi hati,susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau
kuning.
j. Vitamin B1
Kekurangan vitamin B1 akan meingkatkan jumlah kasus kelahiran
sebelum waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa
dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan,
padi-padian,dan daging.
k. Iodine
Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil.
Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. kekurangan
iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang
ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai
karakteristik anak yang mengalami down syndrome. Bahan makanan sumber
iodine adalah garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan
makanan yang berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.
l. Zinc (Seng)
Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat
zinc yang rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal.
Zinc berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ
perasa (penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh
dari daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi Ibu Hamil
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient. Gizi ibu hamil
adalahmakanan sehat dan seimbang yag harus dikonsumsi ibu selama masa
kehamilannya, dengan porsi dua kali makan orang yang tidak hamil
(Sitanggang,2013).

10
Kesehatan ibu hamil dapat terwujud dengan berperilaku hidup sehat selama
kehamilan yaitu merawat kehamilan dengan baik melalui asupan gizi yang baik,
memakan tablet zat besi, melakukan senam hamil, perawatan jalan lahir,
menghindari merokok dan makan obat tanpa resep. Melakukan kunjungan minimal
empat kali untuk mendapat informasi dari petugas kesehatan tentang perawatan
yang harus dilakukan (Gulardi H, 2006 dalam Sitanggang, 2013).
Beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi ibu hamil adalah (Sitanggang, 2013):
1. Faktor Langsung
Nutrisi secara langsung dipengaruhi oleh asupan makanan dan penyakit,
khususnya penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut meliputi:
a. Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan
yang berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi
b. Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau
daerah tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu
yang panjang sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun. Sanitasi
makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai
membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar
atau tidak higienis dan mengandung kuman penyakit.
c. Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih
dipengaruhi oleh adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa
ayah adalah orang yang harus diutamakan dalam segala hal termasuk
pembagian makanan keluarga.
d. Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu,
salah persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
e. Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.
f. Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang
dipandang pantas atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang
beragam didasarkan pada kebudayaan daerah yang berlainan. Misalnya, ada
sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak boleh makan ikan.
g. Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
Selera makan dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun
dipicu oleh pengolahan serta penyajian makanan.
h. Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan
untuk ibu hamil, antara lain:

11
1) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat
membantu pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dan zat nutrisi makanan bagi ibu dan janin. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg besi elemental
dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap
hari di malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu
yang hamil merasakan mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah
buang air besar. Usaha lain untuk menambah asupan zat besi adalah daging
segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran segar yang berwarna hijau
tua.
2) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan
gigi bayi, jika asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari
tulang ibu. Kebutuhan akan 6 kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap
harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum susu, ikan, udang,
rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap. Vitamin juga diperlukan
untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa vitamin ibu hamil yang
dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk membantu
penyerapan zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini
dapt diperoleh dari cabe merah, mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan
tomat.
2. Faktor Tidak Langsung
a. Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
menyerap pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai
informasi.
b. Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan
tertentu yang jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu
hamil.
c. Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong
status kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat
memperoleh informasi tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan
hanya dari segi kuratif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.
D. Akibat Gangguan Gizi pada Pertumbuhan Janin
Kecukupan gizi bagi ibu hamil sangat penting. Bila gizi ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum
hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, Bayi lahir
prematur, atau bahkan bayi lahir mati. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan

12
persalinan lama, perdarahan, infeksi dan kesulitan lain yang mungkin memerlukan
pembedahan. Berikut berbagai contoh akibat defisiensi gizi pada janin
(Soetjiningsih, 1995):
a. Kekurangan energi dan protein (KEP)
Meskipun kenaikan berat badan ibu kecil selama trisemester I
kehamilan, namun sangat penting artinya karena pada waktu inilah janin dan
plasenta dibentuk. Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trisemester I
dan II akan meningkatkan bayi BBLR. Hal ini disebabkan adanya KEP akan
mengakibatkan ukuran plasenta kecil dan kurangnya suplai zat-zat makanan
ke janin. Bayi BBLR mempunyai resiko kematian lebih tinggi dari pada bayi
cukup bulan. Kekurangan gizi pada ibu lebih cenderung mengakibatkan
BBLR atau kelainan yang bersifat umum daripada menyebabkan kelainan
anatomik yang spesifik. Kekurangan gizi pada ibu yang lama dan
berkelanjutan selama masa kehamilan akan berakibat lebih buruk pada janin
daripada malnutrisi akut. Pada saat ini dikembangkan penelitian tentang
mekanisme selular pertumbuhan organ-organ tubuh, yaitu dengan cara
mengukur banyaknya DNA dari organ berbagai indeks dari banyaknya sel
dan kandungan protein untuk indeks dari besarnya sel. Pertumbuhan organ
tubuh pada awalnya dimulai dengan pembelahan sel, kemudian diikuti
dengan pembesaran sel. Kalau terdapat gangguan gizi pada saat pembelahan
sel, maka secara bermakna akan mempengaruhi besarnya organ, dimana
perubahan ini tidak bisa normal kembali. Akibat lain dari KEP adalah
kerusakan struktur SSP terutama pada tahap pertama pertumbuhan otak
(hyperplasia) yang terjadi selama dalam kandungan. Dikaitkan bahwa masa
rawan pertumbuhan sel-sel saraf adala trisemester III kehamilan sampai
sekitar dua tahun setelah lahir. Kekurangan gizi pada masa dini dari
perkembangan otak akan menghentikan sintesis protein dan DNA.
Akibatnya adalah berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit
sel-sel otak yang berukuran normal. Dampaknya akan terlihat pada struktr
dan fungsi otak pada masa kehidupan mendatang, sehingga berpengaruh
pada intelektual anak. Pemberian suplementasi makanan kepada ibu hamil
akan mengurangi kematian perinatal dan menaikkan berat badan bayi.
b. Anemia Gizi
Anemia gizi merupakan masalah gizi dengan prevalensi tinggi pada ibu
hamil, terutama dinegara berkembang. Anemia gizi terjadi akibat
kekurangan Fe, asam folat dan vitamin B12. Anemia gizi dapat
mengakibatkan antara lain, kematian janin di dalam kandungan, abortus,

13
cacat bawaan, BBLR, abruption plasenta, cadangan zat besi yang berkurang
pada bayi-bayi dilahirkan sudah dalam keadaan anemia. Sehingga mortalitas
dan morbiditas ibu dan kehamilan perinatal secara bermakna lebih tinggi.
c. Defisiensi Yodium
Defisiensi yodium pada ibu hamil dalam trisemester pertama kehamilan
merupakan faktor utama terjadinya kretin endemik. Pemberian yodium pada
wanita didaerah endemik dapat mengurangi angka kejadian kretin endemik.
Akibat lain dari defisiensi yodium bisa mengakibatkan janin diresorpsi,
abortus, lahir mati, atau bayi lahir lemah, masa hamil yang lebih lama atau
partus lama.
d. Defisiensi Seng (Zn)
Defisiensi seng selama kehamilan dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan janin, kehamilan serotinus atau partus lama. Bayi yang
dilahirkan dengan defisiensi Zn, gejalanya mungkin baru akan nampak
setelah anak berada dalam masa pertumbuha cepat,
e. Defisiensi Vitamin A
Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan mengakibatkan
meningkatnya prevalensi prematuritas dan reterdasi janin.
f. Defisiensi Thiamin
Defisiensi thiamin yang berat dapat mengakibatkan penyakit beri-beri
congenital.
g. Defisiensi Kalsium
Defisiensi kalsium pada ibu hamil akan mengakibatkan kelainan
struktur tulang secara menyeluruh pada bayi.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu. Saat
ini pun ibu pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga
kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam
kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya sendiri, kini ia harus
mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula. Normalnya, sang ibu mengalami
peningkatan berat badan selama kehamilan berlangsung. Kenaikan berat badan yang
optimal akan berdampak baik pada kehamilan maupun output persalinannya kelak.

15
Makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin
dan mineral sebagai zat pengatur. Sebagai sumber tenaga yang menghasilkan kalori,
karbohidrat dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Sementara protein sebagai
sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, kacang-kacangan,
dan sebagai sumber zat pengatur, vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-
buahan dan sayur-sayuran.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai Kebutuhan Nutrisi untuk
ibu hamil ini , dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran pada mata kuliah
Keperawatan Maternitas serta menjadi pedoman dan bahan pembelajaran dalam
melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya. Oleh karena itu dengan adanya
bahan materi ini diharapkan kita sebagai mahasiswa mampu mengetahui manfaat
nutrisi, informasi tentang nutrisi pada ibu hamil, berat badan selama kehamilan,
kebutuhan nutrisi pada ibu hamil, makanan yang harus di hindari, dan tips-tips
kesehatan dan semoga isi makalah ini dapat membantu kita saat kita turun ke
lapangan/masyarakat nantinya.

16

Anda mungkin juga menyukai