Anda di halaman 1dari 14

selasa , 15 Oktober 2019

LAPORAN BIOKIMIA TLM 1


PENENTUAN KADAR PROTEIN
SECARA SPEKTROMETRI

Disusunoleh :

Nama : Ihsan Ganjar Pangestu


NIM : 1911050035

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019/2020

1
selasa , 15 Oktober 2019

LAPORAN PRAKTIKUM
UJI BIOKIMIA ASAM AMINO DAN PROTEIN

1. TUJUAN
a. Memahami metode penentuan kadar protein pada suatu sampel
secara kuantitatif.
b. Mengetahui kadar protein dari beberapa sampel praktikum yang
berbeda.
c. Mampu melakukan uji coba penentuan kadar protein dengan
sampel yang ada.
.

2. DASAR TEORI

Suatu peptida yang mempunyai dua ikatan peptida ata


lebih dapat bereaksi dengan ion dalam suasana basa dan
membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna biru ungu.
Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi biuret (Poedjiadi
danSupriyanti, 2006).
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang
dikonsumsi olehmasyarakat. Hampir semua zat gizi yang
diperlukan oleh tubh ada di dalam telur. Salahsatunya protein
telur, mengadung semua asam amino esssensial yang
dibutuhkan tubuhuntuk hidup sehat. Protein merupakan salah
satu dari sekian banyak zat yang erat dengan proses kehidupan.
Fungsi protein adalah sebagai zat pembangun tubuh, baik
pembentuksel-sel yang baru meupun mengganti sel-sel yang
rusak (Hidayati dan Mardiono, 2009).
Kadar protein pada putih telur dapat ditentukan dengan
menggunaknan metodegunning yang dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu tahap destruksi, tahap destilasi dan tahaptitrasi (Hidayati,
Mardiono, 2009).

2
selasa , 15 Oktober 2019

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat


penting bagi tubuh karena zat ini berfungsi sebagai sumber
energi dalam tubuh serta sebagai zat pembangun dn pengatur.
Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-
umsur C, H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur
logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 1992).

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat


molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri
atas rantai-rantai asam amino yang terikat satu sama lain
dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa asam
amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi,
iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein,
karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen
merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih
kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya (Almatsier, 1989) Berdasarkan fungsi
biologinya, protein dapat diklasifikasikan sebagai enzim
(dehidrogenase, kinase), protein penyimpanan (feritin,
mioglobin), protein pengatur (protein pengikat DNA, hormon
peptida), protein struktural (kolagen, proteoglikan), protein
pelindung (faktor pembekuan darah, imunoglobulin), protein
pengangkut (hemoglobin, lipoprotein plasma), dan protein
kontraktil (aktin, tubulin) (Murray, 2003).

Protein yang mempunyai fungsi sebagai media


perambatan impuls saraf ini biasanya berbentuk reseptor;

3
selasa , 15 Oktober 2019

misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai


reseptor penerima warna (Winarno, 1997).

Kandungan protein dapat dihitung dengan


mengasumsikan rasio tertentu antara protein terhadap nitrogen
untuk produk tertentu yang dianalisis. Unsur nitrogen bukan
hanya berasal dari protein sehingga metode ini umumnya
didasarkan pada asumsi bahwa kadar nitrogen di dalam protein
sekitar 16%. Faktor konversi sebesar 100/16 atau 6,25 dapat
digunakan untuk mengubah dari kadar nitrogen ke dalam kadar
protein (Andarwulan, 2011).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang
didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik
dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi
dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut
dengan spektrofotometri. Spektrofotometer dapat mengukur
serapan di daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750
nm) dan menggunakan sumber sinar yang berbeda pada
masing-masing daerah (sinar tampak, UV, IR). Monokromator
pada spektrofotometer menggunakan kisi atau prisma yang
daya resolusinya lebih baik sedangkan detektornya
menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube (Yoky,
2009).
Komponen utama dari spektrofotometer, yaitu sumber
cahaya, pengatur Intensitas, monokromator, kuvet, detektor,
penguat (amplifier), dan indikator. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi

4
selasa , 15 Oktober 2019

radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang


gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
yang berbeda (Day dan Underwood, 1990).
Protein berasal dari kata Protos atau proteos yang berarti
pertama atau utama.Protein merupakan komponen penting atau
komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karea itu, sel
merupakan pembentuk tubuh, maka protein yan terdapat
dalammakanan berfungsi sebagai zat utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan tubuh(Poedjiadi dan
Supriyanti, 2006).
Protein merupakan molekul besar dengan bobot
molekul bervariasi antara 5000sampai jutaan. Dengan cara
hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein
akanmenghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenias asam
amino yang terdapat dalammolekul protein. Asam-asam amino
ini terikat satu sama lain dengan ikatan peptida.Komposisi rata-
rata unsur kimia yang terdapat dalam molekul protein ialah
sebagai berikut : karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%,
nitrogen 16%, belerang 0-3%, danfosfor 0-3%. Dengan
berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan
penentuan kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Unsur nitrogen ditentukansecara kuatitatif, misalnya dengan
cara Kjedahl, yaitu dengan cara destruksi denganasam
pekat.berat protein yang ditetukan adalah 6,25 kali berat unsur
nitrogen (Poedjiadidan Supriyanti, 2006).
Kebanyakan protein mengabsorbsi sinar ultraviolet
maksimumpada 280 nm.Penentuan protein berdasarkan
absorbansi sinar UV adalah cepat, mudah, dan tidakmerusak
bahan. Untuk keperluan perhitungan juga diperlukan kurva
standar yangmelukiskan hubungan antara konsentrasi protein
dengan optical density. Keuntungandari spekrofotometer UV-

5
selasa , 15 Oktober 2019

tampak ini adalah dilengkapi dengan alat perekam


yangmenyediakan plot absorban vs panjang gelombang. Agar
plot ini akurat, penempatanradiasi suatu sampel, harus sedekat
mungkin dengan monokromatik. Selain itu,spektrofotometer
menggunakan prisma yang memiliki pita absorbansi efektif
dari satunanometer atau kurang (Dangeubun dan Putnarubun,
2009).

3. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Spektrofotometer UV-Vis
- Timbangananalitik
- Beker glass
- Sentrifuse
- Tabungreaksi
- Gelasukur
- Pipetukur
- Kuvet
- Spatula
- Saringandankertassaring
- Blender
- Tabungsentrifuse 15 ml

Bahan :
- Sampelpraktikum
- Reagen Lowry A dan B
- Lar.BSA 250 ug/ml
- Buffer asamasetat pH 5,0
- Akuades

6
selasa , 15 Oktober 2019

4. CARA KERJA

1. Penyiapan kurva standar protein


a. Melarutkan BSA diambil 1ml (0,1 : 0,2 : 0,4 : 0,6 : 0,8)
tambahkan aquadest sampel volume 4 ml, tambahkan 5,5
ml Lawry B, kemudian di homogenkan dalam 10-15 menit.
b. MelarutkanA ditambah dengan 0,5 ml reagen lowry A,
kemudian di homogenkan, tumggu 30 menit sampai
berwarna biru.
c. Melarutkan sampel, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet,
kemudian larutan yang di dalam kuvet, masukan ke
spektrofotometer, kemudian buat kurva standar.
2. Penyiapan sampel dan uji penetapan protein
a. Menimbang sampel yang akan digunakan di timbangan
analitik sebanyak 100 gr, kemudian haluskan, tambah 80 ml
aquadest, kemudian saring extraknya.
b. Memisahkan protein dengan sentrifuse selama 20 menit,
berkala setiap 10 menit, kemudian pisahkan super natan.
c. Melarutkan presipitat dengan buffer asam asetat pH 5,0
sampai volume 10 ml, tentukan kadar protein dari absorban
sampai dengan kurva standar (spektro).
d. Mengambil 4 ml sampel protein, masukan ke dalam tabung
reaksi, kemudian persiapkan kurva standar dan tambah
larutan Lawry B.

7
selasa , 15 Oktober 2019

5. Hasil Praktikum

Hasil 1

Sampel T% KxT %
0 0,751 0,7513
0,1 0,746 0,7463
0,2 0,756 0,7562
0,4 0,749 0,7490
0,6 0,755 0,7550
0,8 0,763 0,7632
1 0,742 0,7422

Diagram Garis

765

760

755

750

745

740
0 0,1 0,2 0,4 0,6 0,8 1

8
selasa , 15 Oktober 2019

Hasil 2

Kelompok Sampel T% KxT %


1 Tahu 0,803 0,8031
2 Daging Ikan 1,020 1,5573
3 Bakso 1,174 1,1737
4 Daging Sapi 1,557 1,5573
5 Putih Telur 1,777 1,7766
6 Susu 2,799 2,7994

Diagram Garis

3200

2700

2200

1700

1200

700
Tahu Daging Ikan Bakso Daging Sapi Putih Telur Susu

9
selasa , 15 Oktober 2019

6. Pembahasan

Protein merupakan salah satu unsur makro yang terdapat dalam


bahan pangan selain lemak dan karbohidrat. Protein merupakan
sumber asam amino yang mengandung unsur unsur C, H, O dan N
dalam ikatan kimianya Protein sangat mudah mengalami perubahan
fisik maupun aktifitas biologis yang disebabkan oleh kandungan
protein berupa polipeptida dengan BM (Berat Molekul). Kadar protein
merupakan banyaknya kandungan protein dalam suatu bahan pangan
atau bahan hasil olahan, fungsi utama protein dalam tubuh adalah
sebagai zat pembentuk jaringan baru, zat pembangun, pengatur dan
mempertahankan jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak.
Protein dapat juga digunakan sebagai bahan bakar apabila keperluan
energi tubuh tidak dapat terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak proses
hidrolisis protein adalah proses pemecahan suatu molekul menjadi
senyawa- senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan molekul air
Analisis protein penting untuk keperluan pelabelan gizi, mengetahui
sifat fungsional dan penentuan sifat biologis protein Analisis protein
juga perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan total protein dari
suatu bahan pangan, jumlah protein tertentu dalam suatu campuran,
kandungan protein hasil dari suatu isolasi dan purifikasi protein,
kandungan non-protein nitrogen, komposisi asam amino dan nilai gizi
protein (Andarwulan,, 2011) Praktikum kali ini yaitu menentukan
kadar protein yang terkandung dalam ikan, telur, daging, tahu, susu
urni dan dan bakso mentah dengan pengujian menggunakan metode
biuret dan lowry. Penentuan protein terdiri atas tiga tahap, yaitu
destruksi, destilasi dan titrasi Destruksi adalah proses penguraian
unsur-unsur yang ada di dalam bahan Pada tahap ini sampel
dicampurkan dengan H.SO pekat Penambahan katalisator
dimaksudkan untuk menaikkan titik didih sehingga proses destruksi

10
selasa , 15 Oktober 2019

dapat berjalan dengan cepat Rerdasarkan hasil pengamatan dan


perhitungan diperoleh kadar protein pada tiap-tiap bahan pangan yang
berbeda-beda yaitu persentase kadar protein pada ikan yaitu 0,1 %,
persentase kadar protein pada telur yaitu 9,5% persentase kadar protein
pada daging yaitu 1,2 %, preserntase kadar protein pada tahu yaitu
11,0 %; rniunit n 10 dain nesenntncn Iroedar nratoin Kndn kadar
protein pada daging yaitu 1,2%, kadar protein pada tahu yaitu 11,0%
kadar protein pada susu urni yaitu 0,1% dan kadar protein pada bakso
atau 2,2%. Analisis protein ini dapat menerntukan tingkat kualitas
protein yang diperoleh dari sudut pandang nutrisi serta protein
menelaah yang merupakan salah satu bahan kimia berdasarkan
biokimia, fisiologis, reologis, dan enzimatis. Seperti diketahui tahu
yang merupakan produk olahan dari kedelai. Kedelai terbentuk dari
40% protein dan lemak sekitar 20%, sedangkan tahu merupakan hasil
olahan kacang kedelai, tahu memiliki protein nabati terbaik karena
memiliki kandungan asam amino yang paling lengkap pada tahu
mengandung nutrisi seperti protein tinggi, lemak, kalsium, dan
mineral, fosfor, vitamin B-Kompleks (Santoso, 2008) Faktor faktor
yang mempengaruhi rendahnya kadar protein, yaitu suhu, waktu,
jumlah optimum terkait antara udara dan kolagen. Faktor yang
meningkatkan kadar protein selama berlangsungnya proses pengolahan
diakibatkan oleh pegolahan-pengolahan yang berlangsung.

11
selasa , 15 Oktober 2019

7. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa metode penentuan kadar protein


yang sudah biasa digunakan

1 ada dua yaitu metode spektrofotometri dan metode titrasi


Hasil menentukan kadar protein pada ikan adalah 0,1%

2. Hasil penentuan kadar protein pada telur adalah 9,5%

3. Hasil penentuan kadar protein pada daging adalah 1,2%


Hasil penentuan kadar protein pada tahu adalah 11,0% 5. Hasil
Penentuan kadar protein pada susu murni 0,1%

12
selasa , 15 Oktober 2019

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, JR & Fessenden, JS. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi


Ketiga. Jakarta: Erlangga
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.
Hart, H. 1990. Kimia Organik. Ahli Bahasa : Sumanir Ahmadi.
Jakarta : Erlangga.
Haryanto. 2004. Penuntun Praktikum Biokimia Program Studi
Teknologi Hasil Pertanian. Samarinda : Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman.
Ngili.2001. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jilid 3.Jakarta :
Erlangga.
Robert. 1986. Biokimia 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 66
Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press

13
selasa , 15 Oktober 2019

14

Anda mungkin juga menyukai