Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI BENEDICT DAN UJI BIURET

Disusun oleh:
Arinda Maharani 1910211046
Febiana Putri Arniessa 1910211084
Zahra Nur Aulia Rahma 1910211100
Denti Arum Roida 1910211136

DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk bisa melaksanakan praktikum karbohidrat dan
protein yang berjalan dengan lancar dan penuh dengan kemudahan.
Laporan ini sudah kami susun sesuai dengan hasil praktikum yang dilakukan pada
hari Jumat, 24 Agustus 2019 di laboratorium biokimia. Hal ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah biokimia.
Dalam penulisan laporan ini, tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek
kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan
dari keterbatasan yang dimiliki oleh kami. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh
dari sempurna sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kemajuan pendidikan kami dimasa yang akan datang.
Dengan segala kerendahan hati kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah biokimia atas bantuan dan bimbingan kepada kami dalam
menyusun laporan praktikum ini.
Demikian laporan praktikum karbohidrat dan protein yang telah kami buat, semoga
aporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Agustus 2019

Penyusun
UJI BENEDICT
Tujuan
1. Untuk memperlihatkan sifat mereduksi dari beberapa karbohidra
2. Untuk menunjukan adanya monosakarida dan gula pereduksi yang terkandung
dalam larutan dengan uji benedict
3. Mengetahui adanya reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat
4. Mengetahui beberapa sifat kimia karbohidrat

Dasar Teori

Karbohidrat merupakan suatu senyawa yang sehari-hari digunakan sebagai sumber


energi untuk berbagai aktivitas tubuh. Karbohidrat juga merupakan senyawa yang terdiri dari
atom C, H, dan O(Wiratmaja, 2011). Berdasarkan ukurannya serta kemampuan hidrolisisnya,
karbohidrat terbagi menjadi beberapa kelas atau golongan yakni: monosakarida, disakarida,
dan polisakarida.
Monosakarida merupakan senyawa karbohidrat yang memiliki struktur yang paling
sederhana. Oleh karena itu, monosakarida memiliki nama lain yaitu gula sederhana. Sebab
monosakarida tidak dapat terhidrolisis melainkan hasil hidrolisis dari tiga senyawa lainnya.
Umumnya memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O (Campbell, 2002).
Disakarida merupakan senyawa yang memiliki dua atau lebih ikatan gula sederhana
(monosakarida). Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu
ikatan glikosidik, ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi
dehidrasi (Campbell, 2002).
Polisakarida adalah makromolekul, polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa
ribu monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa diantara
polisakarida berfungsi sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika
diperlukan akan dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel (Campbell, 2002).
Uji benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton
bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis, menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O (kupro oksida) menyebabkan perubahan warna menjadi merah bata. Larutan alkali dari
tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Uji
Benedict pada praktikum ini digunakan untuk mengetahui keberadaan kandungan gula
pereduksi pada larutan yang diuji.
Bahan dan Alat

Bahan :
1. Larutan gelatin
2. Larutan karsein
3. Larutan albumin
4. NAOH 10%
5. Larutan CuSO4 0,1%

Alat :
1. Tabung reaksi dan rak
2. Erlenmeyer
3. Pipet tetes

Cara kerja :
1. Beri label nama larutan tiap-tiap tabung reaksi,
2. Teteskan 2 ml larutan gelatin, larutan karsein, larutan albumin ke tiap-tiap tabung
reaksi,
3. Tambahkan 2 ml larutan NAOH 10% tiap-tiap larutan, kemudian kocok,
4. Tambahkan 1-10 teteskan larutan CUSO4 0,1% ke tiap-tiap larutan, kocok dan amati
perubahan yang terjadi.

Hasil Pengamatan

TABUNG
BAHAN 1 2 3 4 5
Larutan benedict 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml 2,5 ml
Larutan glukosa 4 tetes
Larutan fruktosa 4 tetes
Larutan sukrosa 4 tetes
Larutan amilum 4 tetes
Larutan laktosa 4 tetes
Hasil Pengamatan Ada Ada endapan Tidak ada Tidak ada Ada
endapan merah bata, endapan endapan endapan
merah bata, larutan merah bata merah bata merah bata,
larutan berubah dan tidak dan tidak larutan
berubah warna terjadi terjadi berubah
warna menjadi hijau perubahan perubahan warna
menjadi warna warna menjadi
hijau hingga hijau

Kesimpulan

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula pereduksi. Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida, seperti laktosa dan
maltosa. Semakin banyak konsentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu larutan,
akan membuat warna larutan semakin merah bata. Maka apabila setelah diuji benedict suatu
larutan berwarna hijau, maka konsentrasi monosakarida atau gula pereduksinya sedikit.
Apabila berwarna kuning maka konsentrasinya lebih banyak, dan apabila berwarna merah
bata maka konsentrasinya lebih banyak lagi. Namun apabila larutan tetap berwarna biru, hal
itu menandakan bahwa tidak terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan
tersebut.
Dalam uji ini, gula reduksi dapat dibuktikan dengan adanya endapan berwarna merah
bata, seperti yang terdapat pada larutan glukosa, fruktosa, dan laktosa setelah diteteskan oleh
larutan benedict dan dipanaskan selama 3 menit di dalam water bath. Akan tetapi, terdapat
pula larutan yang tidak berubah warna dan tidak menghasilkan endapan merah bata, seperti
yang terdapat pada larutan sukrosa dan amilum.
Terbentuknya endapan merah bata ini sebagai dari hasil reduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+
oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang terkandung pada gula reduksi yang
berlangsung dalam suasana alkalis (basa). Sifat basa yang dimiliki oleh pereaksi benedict ini
dikarenakan adanya senyawa natrium karbonat. Selain itu, amilum dan sukrosa yang tidak
membentuk endapan merah bata dan warna larutan yang berwarna biru setelah dipanaskan
membuktikan bahwa pada larutan amilum dan sukrosa tidak mengandung gula reduksi dan
tidak memiliki gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya saling terikat, oleh karena itu
amilum dan sukrosa memperlihatkan hasil yang negatif.
Reaksi yang terjadi :
Daftar Pustaka :

Campbell,Neil, Reece,Jane B. Campbell. Erlangga : Jakarta


Azhari, Azmi.2017. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Unsyiah: Aceh
Maharajay.lecture.ub.ac.id
Academiaedum/laporan praktikum karbohidrat
UJI BENEDICT

Tujuan
1. Untuk menguji dan mengidentifikasi protein dengan cara mereaksikannya
dengan regen biuret
2. Untuk memperlihatkan bahwa protein mempunyai ikatan peptida

Dasar Teori

Protein berasal dari kata Yunani kuno proteos artinya “yang utama”. Dari asal kata ini
dapat diambil kesimpulan bagaimana pentingnya protein dalam kehidupan. Protein terdapat
pada semua sel hidup, kira-kira 50% dari berat keringnya dan berfungsi sebagai
pembangunstruktur, biokatalis, hormon, sumber energi, penyangga racun, pengatur pH, dan
bahkan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi ke generasi (Girindra, 1993).

Protein merupakan polipeptida berbobot molekul tinggi. Protein sederhana hanya


mengandung asam-asam amino. Protein kompleks mengandung bahan tambahan bukan asam
amino, seperti vitamin, lipid atau karbohidrat. Protein berperan pokok dalam fungsi sel.
Analisis terhadap protein dan enzim darah tertentu digunakan secara luas untuk tujuan
diagnostik (Harper,1995).

Dalam kehidupan, protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau
eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh,
adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri
penyakit atau yang disebut antigen, juga suatu protein. Sangat luar biasa pula bahwa semua
protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktifitas biologinya, dibangun
oleh susunan dasar yang sama. Asam amino
merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah
deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hampir
tidak terbatas pula (Lehniger, 1982)
Alat dan Bahan
Alat :
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Water bath
5. Stopwatch

Bahan :
1. Larutan benedict (terdiri dari kuprisulfat (CuSO4) + natrium karbonat (NA2CO3) +
natrium sitrat)
2. Larutan glukosa, fruktosa, amilum , laktosa masing-masing 2%

Cara Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2. Memberi label nama pada tiap tabung reaksi untuk membedakan larutan uji
3. Memasukkan glukosa 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang berlabel glukosa
4. Memasukkan fruktosa 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang berlabel fruktosa
5. Memasukan sukrosa 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang berlabel sukrosa
6. Memasukkan amilum 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang berlabel amilum
7. Memasukkan laktosa 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang berlabel laktosa
8. Memasukkan 2,5 mL pelarut benedict ke setiap tabung reaksi
9. Campur kedua larutan tersebut dengan cara menggoyangkan tabung reaksi
10. Memasukkan semua tabung reaksi ke dalam water bath
11. Diamkan tabung reaksi di dalam water bath selama 3 menit
12. Setelah 3 menit, ambil kembali tabung reaksi dalam water bath dan dinginkan
13. Amati perubahan yang terjadi pada tiap tabung reaksi
Hasil Pengamatan

Bahan Tabung
1 2 3
Larutan CuSO4 0,1% 1-10 tetes 1-10 tetes 1-10 tetes
Larutan NaOH 10% 2 mL 2 mL 2 mL
Larutan kasein 2 mL
Larutan gelatin 2 mL
Larutan albumin 2 mL
Hasil Perubahan warna Perubahan warna Perubahan warna
menjadi warna menjadi warna menjadi warna
lembayung (+) lembayung (+) lembayung (+)

Kesimpulan

Ketika dilakukan pengujian pada larutan gelatin, laruatan karsein, dan larutan albumin
yang merupakan protein untuk menunjukan bahwa protein mempunyai ikatan peptida . Ikatan
peptida adalah ikatan yang menyusun protein dan polipeptida. Ikatan peptida pada larutan
protein tersebut saat ditambahkan larutan NaOH tetap bening. Kemudian ditambahkan
larutan CUSO4,ikatan peptide akan bereaksi dengan Cu2+ sehingga terjadinya perubahan
warna menjadi warna lembayung (ungu). Dan menunjukakn jika di larutan protein tersebut
terdapat ikatan peptida.

Daftar Pustaka :
Campbell,Neil, Reece,Jane B. Campbell. Erlangga : Jakarta
Azhari, Azmi.2017. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Unsyiah: Aceh
Lampiran
Larutan karsein, larutan gelatin, larutan albumin

Larutan karsein, larutan gelatin, larutan albumin + ditetesi NaOH

Larutan karsein, larutan gelatin, larutan albumin + NaOH + larutan biuret

Anda mungkin juga menyukai