Anda di halaman 1dari 8

RINGKASAN MATERI FARMAKOLOGI

KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN


Dosen : Sri Mulyati, SST., M.Keb

Disusun oleh :

Megawati (P 17324117018)
Tk 1-B

JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2018
FARMAKOLOGI KEBIDANAN

A. Konsep farmakologi
Farmakologi berasal dari kata “farmakon” ang berarti “obat” dalam arti
sempit, dan daalm makna luas adalah “suatu zat selain makanan yang
dapat mengakibatkan perubahan susunan atau fungsi jaringan tubuh”.
Logos yaitu ilmu, singakatnya farmakologi ialah ilmu yang mempelajari
cara kerja obat didalam tubuh.

Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari penegtahuan obat dengan


seluruh aspeknya baik sifat kimia maupun fisikanya, kegiatan fisiologis,
resorpsi dan nasibnya dalam organisme hidup.

B. Jenis-jenis obat
Penggolongan obat berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua yaitu
obat sintetis dan obat bahan alam.
1. Obat sitetis
a) Obat bebas
Merupakan obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter.
Obat ini juga merupakan obat yang paling aman. Biasanya obat ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan.
b) Obat bebas terbatas
Merupakan obat-obatan yang jumlah tertentu dapat dibeli tanpa
resep dokter. Obat bebas terbatas mengandung zat/bahan yang
relative toksik, maka pada kemasan nya perlu dicantumkan tanda
peringatan (P1-P6).
c) Obat keras
Merupakan obat berkhasiat keras, untuk memperolehnya harus
dengan resep dokter. Bila dipergunakan sembarangan bisa
berbahaya, bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau
menyebabkan kematian.
d) Psikotropika
Merupakan zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau
merangsang susunan saraf pusat da menimbulkan kelainan
perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi, gangguan cara
berpikir dan menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek
stimulasi bagi para pemakainya
e) Narkotika
Menurut UU no. 22 tahun 1997 tentang narkotika adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakannya ke dalam tubuh manusia. Penagruh
tersebut berupa pembiusan, hilang rasa sakit, rangsangan semangat,
halusinasi yang dapat menyebabkan efek ketergantungan bagi
pemakainya.
2. Obat bahan alam
a) Jamu
Merupakan obat tradisional yang disediakan secara tradisional,
telah digunakan secara turun-temurun.
b) Obat herbal terstandar
Obat tradisional yang disajikan dari ekstra atau penyarian
bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun
mineral. Umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah.
c) Fitofarmaka
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern, proses pembuatannya sudah
terstandar, sudah melalui uji klinik (pada manusia)

C. Cara penyerapan obat


Suatu obat yang diminum peroral akan melalui tiga fase, yaitu
farmasetik, farmakokinetik danfarmakodinamik, agar kerja obat dapat
terjadi.
1. Fase farmasetik
farmasetika adalah fase pertama dari kerja obat. Dalam saluran
gastrointestinal. Ada dua fase farmasetik, yaitu disintegrasi dan
disolusi. Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil, dan disolusi adalah melarutnya
partikel-partikel yang lebih kecil itu dalam cairan gastrointestinal
untuk diabsorpsi.Obat-obat dalam bentuk cair lebih cepat siap diserap
oleh saluran gastrointestinal daripada obat dalam bentuk padat. Obat
dengan enteric coated (EC) tidak dapat didisintegrasi oleh asam
lambung, tetapi dalam suasana basa, sehingga disintegrasi akan terjadi
di usus halus. Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung, sehingga
cairan atau makanan diperlukan untuk mengencerkan konsentrasi obat.

2. Fase farmakokinetik
Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai
kerja obat. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: absorpsi,
distribusi, metabolism dan ekskresi.
a. Absorbsi
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran
gastrointestinal ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif,
absorpsiaktif atau pinositosis. Absorbsi pasif umumnya terjadi
melalui difusi. Absorbsi aktif membutuhkan karier (pembawa)
untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Pinositosis berarti
membawa obat menembus membran dengan proses menelan..
Absorpsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aliran
darah, rasa nyeri, stres, kelaparan, makanan dan pH. Rasa nyeri,
stres, dan makanan yang padat, pedas, dan berlemak dapat
memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga obat lebih
lama berada di dalam lambung.
b. Distribusi
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam
cairan tubuh dan jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh
aliran darah, afinitas (kekuatan penggabungan) terhadap jaringan,
dan efek pengikatan dengan protein. Ketika obat didistribusi di
dalam plasma, kebanyakan berikatan dengan protein (terutama
albumin) dalam derajat yang berbeda-beda. Penurunan protein atau
albumin menurunkan pengikatan sehingga memungkinkan lebih
banyak obat bebas dalam sirkulasi.
c. Metabolisme atau Biotransformasi
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan
obat diinaktifkan oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau
ditransformasikan oleh enzim-enzim hati menjadi metabolit inaktif
atau zat yang larut dalam air untuk diekskresikan. Tetapi beberapa
obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif, menyebabkan
peningkatan respons farmakologik. Penyakit-penyakit hati, seperti
sirosis , hepatitis, mempengaruhi metabolisme obat.
d. Ekskresi atau Eliminasi
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute
lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air
susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air,
dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat
yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal.
Sekali obat dilepaskanikatannya dengan protein, maka obat
menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
pH urin mempengaruhi ekskresi obat. Urin yang asam
meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah.
Aspirin, suatu asam lemah dieksresi dengan cepat dalam urin
yang basa.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi khasiat obat


1. Umur
2. Berat Badan
3. Luas Permukaan Tubuh
4. Jenis Kelamin
5. Status Patologi
6. Toleransi
7. Terapi dengan obat yang diberikan secara bersamaan.
8. Waktu Pemakaian
E. Perhitungan dosis obat
Cara menghitung dosis anak yang didasarkan pada perhitungan
perbandingan dengan DM dewasa

a. Rumus Young : { n / (n + 12)} x DD


n adalah umur anak 1-8 tahun kebawah

b. Rumus Dilling : ( n / 20 ) x DD
n adalah umur anak 8 tahun keatas

c. Rumus Cowling : { ( n + 1 ) / 24} x DD


d. Rumus Fried : ( m / 150 ) x DD
Keterangan : n = tahun, m = bulan, DD = dosis dewasa

e. Rumus Gaubius :
Berupa pecahan yang dikalikan dengan
dosis dewasa 0-1 tahun = 1/12 x dosis
dewasa

1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa

2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa

3-4 tahun = 1/4 x dosis dewasa

4-7 tahun = 1/3 x dosis dewasa

7-14 tahun = 1/2 x dosis dewasa

14-20 tahun = 2/3 x dosis dewasa

21-60 tahun = dosis dewasa

Dosis Anak Berdasarkan BB

a. Rumus Clark : (BB / 70 ) x DD

b. Rumus Augeberger : { ( 1½BB+10) / 100 } x DD

Keterangan : BB = BB anak dalam Kg


Dosis Khusus

a. Dosis penderita yang obesitas : harus diperhitungkan lemak dan


persentase BB tanpa lemak (BBTL)
BBTL = BB x (100 - % lemak)

b. Dosis penderita geriatric (>65 tahun )


Dosis diturunkan ( ± 75% DD)
Perubahan fisiologis dan patologis diperhatikan (cardivaskuler, ginjal,
DM)

F. Obat-obatan yang digunakan dikebidanan


a) Obat anti infektikum: amoxicillin, ampicillin, ciprofloxacin,
metronidazol, acyclovir, cotrimoxasol, spiramycin, nystatin,
valaciclovir, metronidazol, nystatin, doxycycline
b) Anti emetikum: domperidone, metoclopramidehcl, promethazine,
pyridoxinehcl
c) Anti analgetik: asam mefenamat, paracetamol, lidocain HCL, acetosal,
natrium diklofenak,
d) Anti perdarahan: methylerometrin, tranexamic acid
e) Obat sistem endokrin: levonogesterl, ethinylestradiol,
medroxyprogesterone, lynestrenol, progesterone, noretisterone,
clomifene citrate.
f) Obat saluran pencernaan: loperamide, cimetidin, bisacodyl, ranitidine,
alumunium hidrixide, magnesium carbonat, calcium carbonat
g) Dermatologi: hydrocortisone, ketoconazole
h) Obat saluran pernafasan: dextromethorphan, salbutamol, ambroxol,
i) Obat salut urogenital: oxytocin,
j) Vitamin: asam laktat, tablet salut gula, zat besi, calcium lacatate, DHA.
DAFTAR PUSTAKA

Fitrianingsih, Dwidan Akhsin Zulkoni. ( 2009). Obat-obatan dalam praktek


kebidanan. Yogyakarta: NuMed

Lestari, S. (2016). Farmakologi dalam keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM


Kesehatan

Tim, (2013). Modul pembelajaran dan praktikum farmakologi. Gorontalo:


Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai