Anda di halaman 1dari 4

SOAL

1. Berikan satu contoh upaya guru menerapkan Teori Ilmu Daya dalam pembelajaran di
Sekolah Dasar!
2. Jelaskan perbedaan Short Term Memory dan Long Term Memory!
3. Penerapan Zone of Proximal Development (ZPD) ADA 3 : Pengukuran, Pemilihan
Aktivitas, dan Pemberian Dukungan. Jelaskan!

PEMBAHASAN
1. Menurut teori Ilmu Jiwa Daya, manusia diapndang memiliki berbagai daya, seperti daya
melihat, daya mendengar, daya berhitung, daya menghafal, daya mengingat, daya berpikir, daya
fantasi, daya adaptasi, daya kinestetik, dan lain sebagainya termasuk daya bersikap.
Contoh upaya guru menerapkan teori Ilmu Jiwa Daya khususnya pada daya adaptasi. Daya
Adaptasi merupakan kebiasaan atau gaya hidup seseorang untuk menyesuaikan diri dengan tempat
hidup atau lingkungan tempat ia tinggal. Misalnya, ada orang yang terbiasa hidup di kota menjadi
amat sulit jika harus hidup di desa, sementara ada orang yang terbiasa hidup di kota tidak
mengalami kesulitan apapun bila ia harus hidup di desa.
Dalam teori ini upaya guru untuk meningkatkan daya adaptasi pada peserta didik khusunya
untuk siswa Sekolah Dasar yaitu dengan kegiatan Pramuka yang diadakan wajib di setiap Sekolah
Dasar. Dengan adanya Kegiatan Pramuka ini peserta didik akan lebih mengenal bagaimana cara
ia beradaptasi, berinteraksi dan bekerja sama dengan kelompok atau temannya. Salah satu kegiatan
nya yaitu dengan diadakan PERSARI, dalam kegiatan ini peserta didik diajak untuk belajar
langsung kealam bagaimana ia bisa bertahan hidup di alam terbuka dengan makanan dan minuman
yang seadanya. Bukan hanya itu, peserta didik belajar untuk beradaptasi dengan kehidupan yang
dijalaninya. Sehingga ketika peserta didik berada di kota maupun di desa sekalipun ia bisa
beradapatasi dengan baik dengan lingkungan tempat ia tinggal.

2. Short Term Memory dan Long Term Memory


Memori atau ingatan adalah kemampuan untuk menyimpan, mempertahankan,dan untuk
mengingat kembali kejadian, pengalaman, serta aktifitas yang pernah dilakukan.
 Short Term Memory
Memori jangka pendek atau sering disebut dengan Short Term memory atau working
memory adalah kemampuan yang paling mendasar dari individu untuk merecall suatu item atau
untuk mengingat asosiasi tidak lama atau secara singkat setelah menerima informasi tersebut.
Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam diri kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan
beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori
Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga
akhirnya kita mengingatnya) atau encoding (proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi
sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh kongkrit proses encoding adalah seperti ketika kita
mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi
beberapa potongan yang lebih mudah diingat. Short Term Memory ditentukan oleh kecepatan
penampilan informasi dan jumlah item yang bisa diingat. STM akan lebih mudah diaktifkan ketika
kita dalam keadaan sadar dan memberi atensi pada informasi yang ditampilkan.
Jadi ketika kita tidak dapat mengingat suatu informasi, berarti kita tidak benar-benar
memberi atensi pada saat itu. STM berhubungan dengan kesadaran atau mengandung isi kesadaran
yaitu apa yang kita pikirkan secara aktif pada waktu tertentu. Jadi misalnya kita ditanya tentang
siapa presiden pertama di Indonesia, maka kita melakukan pencarian data pada Long Term
Memory (LTM) dan kemudian ditampilkan dalam kesadaran (STM).
 Long Term Memory
Long Term Memory adalah sebuah system di otak kita yang berfungsi untuk menyimpan
secara permanen, mengatur, dan memanggil kembali informasi-informasi di waktu berikutnya.
Seringkali informasi yang disimpan di long term memory akan dapat kita ingat sepanjang hidup.

PERBEDAAN SHORT TERM MEMORY DAN LONG TERM MEMORY

Memori jangka pendek bersifat terbatas baik dalam kapasitas maupun durasi. Informasi
akan hilang dalam waktu 20-30 detik jika tidak diulang-ulang. STM dibutuhkan ketika kita
menyelesaikan sebagian besar tugas-tugas kognitif yang mencerminkan peran penting STM
sebagai sebuah memori kerja (working memory) yang menjaga dan memanipulasi informasi.
STM juga dapat menggabungkan informasi, baik dari lingkungan maupun LTM kapanpun
seseorang mencoba mempelajari informasi baru, membuat keputusan atau menyelesaikan
masalah.

Memori jangka pendek mempunyai beberapa keterbatasan yang memebedakannya dengan


memeori jangka panjang. Pertama, STM menghasilkan lupa dengan cepat, karena item tersebut
tidak diulang-ulang. Penyebab terjadinya lupa karen interferensi. Kedua adalah masalah kapasitas.
Miller mengidentifikasikan keterbatasan kapasitas hanya memuat tujuh chunk. Chunk merupakan
sekelompok item yang tersimpan dalam unit LTM. Sedangkan memori jangka panjang (LTM),
memiliki kapasitas yang itdak terbatas dan dapat menahan informasi dalam jangka waktu yang
lebih lama, namun sering kali memerlukan usaha yang keras agar dapat memasukan informasi ke
memori ini. Atkinson dan Shiffrin memperhitungkan bahwa adanya efek posisi serial, mengingat
lebih baik kata-kata di awal daftar dapat dijelaskan dengan adanya penyimpanan kata-kata tersebut
di LTM, dan mengingat lebih banyak kata-kata di akhir daftar dapat dijelaskan dengan aadnya
penyimpanan kat-kata tersebut. Para psikolog juga pernah menekankan perbedaan yang ketiga,
yaitu berdasarkan perbedaan dalam kode-kode memori. Mereka berpendapat bahwa ada dua kode
dalam memori, yaitu kode akustik (acoustik code) dan kode sematik (sematic code). Akustik
(acoustik code), kode yang berdasarkan bunyi. Kode ini merupakan kode memori yang dominan
dalam STM. Sedangkan kode sematik (sematic code), kode yang berdasarkan makna. Kode ini
merupakan kode yang dominan dalam LTM.
3. Zone of Proximal

Menurut teori Vygotsky, Zone of proximal developmnet merupakan celah antara actual
development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan
sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Maksud dari ZPD adalah
menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak. Ketika
siswa mengerjakan pekerjaanya di sekolah sendiri, perkembangan mereka kemungkinan akan
berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, siswa seharusnya bekerja dengan teman
yang lebih terampil yang dapat memimpin secara sistematis dalam memecahkan masalah yang
lebih kompleks.

Menurut Eggen dan Kauchak, dalam Khodijah (2014), penerapan ZPD dalam
pembelajaran mencakup tiga tugas, yaitu (1) Pengukuran, (2) Pemilihan aktivitas belajar, dan (3)
Pemberian dukungan pembelajaran untuk membantu siswa melalui zonanya secara berhasil.
Pengukuran ZPD dilakukan dengan mengukur kemampuan siswa dalam memahami masalah
yang realistic, proses ini disebut assessment dinamik. Hal yang diukur mencakup kemampuan
berpikir,pengetahuan yang dimiliki, minat, dan toleransi terhadap ambigusitas.

Tugas kedua adalah menyesuaikan tugas-tugas belajar yang level perkembangan siswa.
Jika tugas terlalu mudah, pembelajaran tidak diperlukan tetapi jika tugas terlalu sulit, siswa
menjadi bingung dan frustasi. Karenanya diperlukan penyederhanaan tugas bagi siswa yang
memiliki kemampuan kurang dan peningkatan tantangan tugas bagi siswa yang berkemampuan
lebih. Selain memilih tugas, guru harus menentukan bagaimana menyajikan pada siswa.
Tujuannya adalah pemahaman bersama. Pemahaman bersama penting karena merupakan tanda
point awal bagi perkembangan melalui pemecahan masalah bersama. Pembentukan pemahaman
bersama dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemberian tugas dalam konteks yang bermakna,
dan melakukan dialog yang membantu siswa menganalisis masalah yang mereka hadapi
(Khodijah,2014)

Tugas ketiga adalah memberikan dukungan pembelajaran. Ini dilakukan dengan


menerapkan konsep scaffolding. Menurut Khairani (2014), scaffolding merupakan bantuan yang
diberikan kepada peserta didik untuk belajar dan memecahkan masalah . Bntuan tersebut yang
diberikan dapat berupa petunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah ke dalam langkah-
langkah pemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang memungkinkan peserta
didik itu belajar mandiri.

Anda mungkin juga menyukai