PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Whole mount berasal dari kata whole (keseluruhan; utuh tanpa
pengirisan) dan mount (gunung; tutup) yang artinya seluruh spesimen utuh
ditutup atau ditetesi dengan medium penutup. Metode ini digunakan untuk
berukuran agak besar dapat dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi
mineral seperti kalsium pada embrio dapat di serap dari cangkang telur. Ovum
pada aves merupakan bulatan yolk dengan bioplasma dan intinya, sedangkan
telur yang terdiri dari cangkang telur, albumin dan yolk. Ovum merupaka
suatu sel berukuran sangat besar, hal ini disebabkan kandungan yolk yang
besar pula.
Tipe telur aves adalah telolechital dan megalecithal, hal ini disebabkan
oleh volume yolk yang hampir mengisi seluruh bagian ovum. Tipe
seperti cawan diskus. Telur bangsa burung dilengkapi dengan yolk yang
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana membuat
embrio ayam
A. Pengertian Fertilisasi
dari sejumlah telur yang dieramkan. Metode yang paling tepat untuk
telur tetas biasanya dilakukan pada hari ke-4 atau ke-7 dan ke-18. Fertilisasi
telur ayam yang telah diinseminasi sekitar 60-70%. Daya tetas dipengaruhi
oleh penyimpanan telur, faktor genetik, suhu dan kelembaban, musim, nomor
suatu bentuk, struktur maupun fungsi yang sudah tetap, seperti pada orang
dimulai dari sel telur tunggal yang telah dibuahi, ke arah susunan yang jauh
leher, sayap, kaki, paruh dan lingkar kepala. Embrio yang telah diawetkan
benang agar dapat mengikuti lekukan tubuh embrio dengan mudah, setrtelah
rentangkan di kertas ditandai agar lebih mudah dalam pengukuran (Sari, 2013)
tersebut tidak bisa dipenuhi secara difusi , sehingga dibutuhkan sistem baru
menjadi sel endothel sehingga terbentuk pembuluh darah baru secara denovo.
ayam akan terjadi apabila kadar ke tiga ensim tersebut menurun karena
membentuk residu pada kuning telur (yolk sac), sedang kuning telur sangat
otak pada masa embrional akan berdampak pada kelainan struktur dan fungsi
dan betina, pakan induk, umur pejantan yang dugunakan dan umur telur,
jumlah induk yang dikawini oleh satu pejantan dan umur induk. Selain itu,
sebaliknya. Selain itu, fertilisasi juga di pengaruhi oleh beberapa faktor lain,
antara lain iklim, bangsa atau variates ayam, sistem perkawinan, pakan,
pemilihan bobot telur tetas dan penyimpanan telur tetas dan pengelolaan telur
Oleo, Kendari.
B. Alat Praktikum
C. Bahan Praktikum
Tabel 2.lanjutan
1 2 3
3. Tissue Untuk membersihkan alat yang digunakan
4. NaCl 0,9% Untuk mencuci embrio
5. Bouin Untuk mengawetkan larutan
6. Eosin-Y Untuk memberi warna pada preparat embrio
7. Hematoksilin Untuk memberi warna pada preparat embrio
8. Toluol Untuk menjernihkan sampel
9. Aquades Untuk mencuci preparat embrio
10. Canada balsam Untuk merekatkan preparat embrio dengan
kaca objek dan kaca menutup
11. Alkohol 70%, 80%, 90% Untuk mengawetkan bahan yang akan
dan 100% diamati
D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Pewarnaan Hematoksilin
h. Hidrasi menggunakan:
k. Dehidrasi menggunakan:
2. Pewarnaan Eosin-Y
j. Dehidrasi menggunakan:
A. Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3 dan 4.
B. Pembahasan
dengan medium penutup. Metode ini dih gunakan untuk membuat preparat
organisme utuh yang nantinya akan diamati dibawah mikroskop tanpa adanya
pengirisan. Organisme tersebut harus berukuran kecil sehingga dapat termuat pada
5 dan 6 hari yang telah dierami. Alasan digunakan telur yang berumur 5 dan 6 hari
karena pada umur ini organ-organ sudah terbentuk jelas seperti kepala (caput),
otak (cerebellum), bakal mata (oculus), bakal jantung (cor), bakal sayap dan bakal
kaki (pedes). Telur ayam ini digunakan untuk mengamati dan mengidentifikasi
tahap perkembangan bentuk dan struktur embrionya, yang dilakukan dengan cara
memisahkan embrio dari putih telur (albumin) dan kuning telurnya (yolk) yang
antara putih telur (albumin) dan kuning telurnya (yolk), kemudian dicuci
ataupun kerusakan dari enzim yang terdapat pada jaringan itu sendiri (autolisis).
15 menit, agar embrio bersih dari larutan bouin. Kemudian tahap dehidrasi (proses
penarikan air dalam jaringan) menggunakan alkohol bertingkat dimulai dari 70%,
80%, 90%, 96% dalam selang waktu 5 menit. Tujuannya agar proses penarikan air
dari dalam jaringan dapat berlangsung dengan cepat dan hasilnya pun
Pengamatan pada embrio ayam berumur 5 hari yang diberi pewarnaan eosin
bentuk embrio dan organ-organnya tampak jelas sehingga terlihat kepala (caput), otak
(cerebellum), bakal mata (oculus), bakal jantung (cor), bakal sayap dan bakal kaki
(pedes).
DAFTAR PUSTAKA