Anda di halaman 1dari 23

1

` BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemimpin dan Kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang logam
yang tidak bisa dipisahkan. dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus
dilihat sebagai satu kesatuaan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin tidak
bisa diperoleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari
waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik.
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
tentang bagaimana mengarahkan. mempengaruhi. dan mengawasi orang lain
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. llmu
kepemimpinan telah semaklnbedcembang seiring dengan dinamika perkembangan
hidup manusia.1
Manajemen merupakan proses memutuskan apa yang harus dilakukan dan
selanjutnya menyelesaikannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif.
Manajemen mengenai apa yang dilakukan manajer untuk mewujudkan sesuatu
atau banyak hal. Mereka mendefenisikan sasaran, menentukan sumber daya
(manusia, keuangan, sistem kerja dan teknologi) yang diperlukan untuk mencapai
sasaran, mengalokasikan sumber daya untuk peluang dan aktivitas yang
direncanakan serta memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut terjadi seperti
yang direncanakan agar bisa mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Semuanya ini berarti mengelola untuk memperoleh hasil.2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi kepemimpinan?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan?
3. Bagaimana nilai-nilai kepemimpinan?
4. Bagaimana fungsi kepemimpinan?
5. Apa faktor – faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan?
6. Apa definisi manajemen?
7. Bagaimana gaya manajemen?
1
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 16
2
Sandi Afriadi, 2016, Pengembangan Manajemen,Bandung, Alfabeta : Bandung. Hlm : 1
2

8. Bagaimana prinsip manajemen?


9. Bagaimana fungsi manajemen?
10. Apa unsur – unsur dasar manajemen?
11. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen?
12. Bagaimana manajemen kinerja dan kepemimpinan?
13. Bagaimana manajemen kepemimpinan yang sistematis?
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara komprehensif
tentang bagaimana mengarahkan. mempengaruhi. dan mengawasi orang lain
untuk mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang direncanakan. llmu
kepemimpinan telah semakin berkembangnya seiring dengan dinamika
perkembangan hidup manusia. Untuk memahami definisi kepemimpinan secara
lebih dalam. ada beberapa defunisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para
ahli, yaitu:
a. Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan.”
b. Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
mempengaruhi orang yang mengarah képada pencapaian tujuan.”
c. G. R. Terry memberikan definisi: Leadershipis the activity of infiuencing
people to strivewillingly formutual objectives."
d Ricky W‘ Griffin mengatakan. pemimpin adalah individu yang mampu
mempengaruhiperilaku orang Iain tanpa harus mengandalkan kekerasan;
pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.3
Pemimpin dan Kepemimpinan
Pemimpin dan Kepemimpinan adalah ibarat sekeping mata uang logam
yang tidak bisa dipisahkan. dalam artian bisa dikaji secara terpisah namun harus
dilihat sebagai satu kesatuaan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa
kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin tidak
bisa diperoleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari
waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik. Dalam
artian ada sebagian orang yang memiliki sifat kepemimpinan namun dengan
usahanya yang gigih mampu membantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan
pada dirinya tersebut. Para ahli dengan berbagai Iatar belakang keilmuan (science)
dan pengalaman (experience) yang dimiliki berusaha untuk memberikan
penafsiran perbedaan antara pemimpin dan kepemimpinan. Gary Yulk (1998)
3
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 15
4

dalam Brantas (2009)” membantu kita dengan melakukan klasifikasi defenisi


pemimpin dan kepemimpinan, yaitu:
> Pendekatan berdasarkan ciri. Pendekatan ini menekankan kepada atribut-atribut
pribadi para pemimpin. Dasar dari pendekatan ini adalah asumsi bahwa beberapa
orang merupakan pemimpin dengan beberapa ciri yang tidak dimiliki oleh orang
Iain. Teori-teori kepemimpinan ini tahap awal (1930-1940) gagal menemukan
garansi mengenai ciri-ciri kepemimpinan yang berhasil, karena hanya mengacu
kepada unsur-unsur yang alamiah. Teori-teori selanjutnya menekankan kepada
upaya mencari korelasi yangsignifikan tentang atribut pemimpin dan criteria
keberhasilan seorang pemimpin. Dalam kelompok ini antara lain terdapat teori
kepemimpinan karismatik dan transformasional.
>Pendekatan berdasarkan perilaku. Pendekatan ini merupakan kritisi terhadap
generasi pertama pendekatan berdasarkan. ciri. Sebagaimana namanya
pendekatan. ini sangat diwarnai okeh psikologi dengan fokus menemukan dan
mengklasifikasikan perilaku-perilaku yang membantu pengertian kita tentang
kepemimpinan. Di dalam pendekatan ini terdapat antara lain teori tentang
kepemimpinan kelompok. Pendekatan perigaruh kekuasaan. Pendekatan ini
mencoba memperoleh penger‘tian tentang kepemimpinan dengan mempelajari
proses mempengaruhi antara para pemimpin dan para pengikutnya. Para teoritikus
dalam lingkungan pendekatan ini mencoba menjelaskan efektivitas kepemimpinan
dalam kaitannya dengan jumlah dan jenis kekuasaan yang dipunyai seorang
pemimpin dan cara kekuasaan tersebut. Dalam kelompok ini terdapat antara Iain
teori-teori kepemimpinan otoriter - demoktatik - bebas (leizesfaire).
>>Pendekatan situasional. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya faktor-
faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin,
sifat lingkungan eksternal, dan karakteristik para pengikut. Teori-teori dalam
kelompok ini sering diidentifikasi ke dalam “teori kontijensi" yang dapat
dikontraskan dengan “teori universal" tentang kualitas umum kepemimpinan yang
efektif.4
> salah satu contoh yang baik disampaikan oleh Pak Willy, CEO dan sekaligus
pemegang saham dari “Wismilak”, salah satu industri rokok terbesar di Indonesia.

4
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 17
5

la menceritakan bahwa dalam masa krisis yang berat ia mengibaratkan perusahaan


seperti perahu layar yang sedang diterpa badai. Pimpinan sebagai nakhoda harus
memilih tempat yang paling stabil di mana dari sana ia dapat memimpin seluruh
kapal.5
Dari pendapat di atas dapat kita pahami bahwa seorang pemimpin dengan
kualitas kepemimpinan yang dimilikinya bukan hanya sekedar berusaha untuk
melaksanakan tugas dan berbagai rutinitas pekerjaan saja, namun lebih dari itu ia
merupakan simbol dan organisasinya. Dan bagi banyak pihak simbol tersebut
telah berubah secara lebih jauh menjadi kekuatan positif yang menggerakkan
organisasi tersebut untuk meraih tujuan yang dicita-citakan. Ini sebagaimana
dikatakan oleh Aan Komariah bahwa "Kepemimpinan rnerupakan satu aspek
penting dalam organisasi" yang merupakan faktor penggerak organisasi melalui
penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya, sehingga keberadaan
pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi
masalah, tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi perkembangan
organisasi."
 Dorongan dan semangat kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang
pemimpin mampu menggerakkan suatu organisasi ke arah yang
diinginkan, namun begitu pula sebaliknya jika kualitas dan kompetensi
seorang pemimpin adalah belum mencukupi untuk membantu mendorong
ke arah kemajuan maka artinya pemimpin tersebut hanya memimpin
dengan tujuan untuk pribadinya dan bukan untuk tujuan keinginan
organisasi. Karena tujuan organisasi artinya pemimpin memimpin dengan
menerapkan serta mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh organisasi
tersebut, dan menempatkan kepentingan pribadi bukan sebagai
kepentingan utama.
 Sepeni cabang ilmu pengetahuan Iainnya. ilmu kepemimpinan mempunyai
banyak teori, jumlah teorinya juga bartambah dan berkembang dari masa
ke masa. Penelitian dalam bidang kepemimpinan menghasilkan teori
kepemimpinan baru. Akan tetapi perlu dipahami, sebagai ilmu sosial

5
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 16
6

(immaturesciences) sering teori yang satu berbeda bahkan bertentangan


dengan teori lainnya. Di samping itu suatu teori kepemimpinan dapat
menimbulkan akibat yang berbeda jika diterapkan di tempat yang berbeda
dan waktu yang berbcda walaupun fenomenanya sama. Misalnya, teori
kepemimpinan birokratik mempunyai konotasi yang berbeda dan akan
menghasilkan keluaran yang berbeda jika diterapkan di Indonesia dan
Amerika Serikat. Dcmikian juga aplikasi teori kepemimpinan birokrasi
akan berbeda jika diterapkan di lembaga militer dan lembaga sipil.

2.2 Gaya Kepemimpinan


Ada sebuah pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami
suksesnya kepemimpinan, dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada
apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut; jadi gayanya. Ada macam-macam
istilah yang digunakan orang un tuk menerangkan pendekatan umum yang
dipergunakan oleh para pemimpin dalam situasi-situasi kemanusiaan misalnya
:Otokritas, demokratis, birokratis, neurokratis, dan laissez-faire.6
Dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, kita hendaknya
jangan beranggapan bahwa seorang individu dapat atau harus mempertahankan
gaya konsisten dalam semua aktivitasnya. Justru sebaliknya, ia harus bersifat
sefleksibel mungkin, dan menyesuaikan gayanya dengan situasi spesifik dan
individu-individu yang bersangkutan.
7
Ada 3 macam gaya kepemimpinan, yaitu :
1. OTORITER
a. Semua determinasi ‘policy’ dilakukan oleh pemimpin.
b. Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pejabat
satu persatu, hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.
c. Pemimpin biasanya mendikte tugas pekerjaan khusus dan teman sekerja
setiap anggota
d. “Dominator” cenderung bersikap pribadi dalam pujian dan kritik
pekerjaan setiap anggota; ia tidak turut serta dalam partisipasi kelompok
secara aktif kecuali apabila ia memberikan demonstrasi.

6
Winardi, 2000, Kepemimpinan dalam Manajemen, PT Rineka Cipta : Jakarta. Hlm :78
7
Dedi M, 2018, Perilaku Organisasi dan Keemimpinan Pelayan, Alfabeta : Bnadung. Hlm : 150
7

2. DEMOKRATIS
a. Semua “policiess” merupakan bahan pembahasan kelompok dan
keputusan kelompok yang dirangsang dan dibantu oleh pemimpin.
b. Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung. Dilukiskan
langkah-langkah umum kearah tujuan kelompok dan apabila diperlukan
nasihat teknis, maka pemimpin menyarankan dua atau lebih banyak
prosedur-prosedur alternatif, yang dapat dipilih.
c. Para anggota bahas untuk bekerja dengan siapa yang mereka kehendaki
dan pembagian tugas terserah pada kelompok.
d. Pemimpin bersifat objektif dalam pujian dan kritiknya, dan ia berusaha
untuk menjadi anggota kelompok secara mental, tanpa terlampau banyak
melakukan pekerjaan tersebut.
3. LAISSEZ-FAIRE
a. Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual dengan
minimum partisipasi pemimpin.
b. Macam-macam bahan disediakan oleh pemimpin, yang dengan jelas
mengatakan bahwa ia akan menyediakan keterangan apabila ada
permintaan. Ia tidak turut mengambil bagian dalam diskusi kelompok.
c. Pemimpin tidak berpartisipasi san sekali.
d. Komentar spontan yang tidak frekuen atas aktivitas-aktivitas anggota
dan ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur kejadian-
kejadian.
2.3 Nilai-nilai Kepemimpinan
8
Menurut Brantas, kepemimpinan tidak dapat terlepas dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh pemimpin seperti diungkapkan oleh Guth dan Taguiri (dalam
Salusu, 2000) yaitu :
1. Teoritik, yaitu nilai-nilai yang berhubungan dengan usaha mencari kebenaran
dan mencari pembenaran secara rasional.
2. Ekonomis, yaitu yang tertarik pada aspek-aspek kehidupan yang penuh
keindahan, menikmati setiap peristiwa untuk kepentingan sendiri.
3. Sosial, menaruh belas kasihan pada orang lain, simpati, tidak mementingkan

8
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 23
8

diri sendiri.
4. Politis, berorientasi pada kekuasaan dan melihat kompetisi sebagai faktor yang
sangat vital dalam kehidupannya.
5. Religius, selalu menghubungkan setiap aktivitas dengan kekuasaan Sang
Pencipta.
Nilai-nilai yang dimiliki oleh pemimpin dari kelima tersebut pada
prinsipnya bisa bertambah lebih banyak lagi dari pada itu, namun secara
umumdapat disebut hanya lima saja. Seperti kita dapat menambahkan beberapa
lagi yang bisa kita jadikan bahan renungan dalam melihat nilai-nilai pemimpin,
yaitu :
a. Sikap bijaksana. Sikap bijaksana ini menyangkut dengan kemampuan dalam
pengambilan keputusan yang tidak berat sebelah, namun keputusan yang
diambil adalah memikirkan banyak segi dan seimbang (balance)
b. Kesetiakawanan yang tinggi. Nilai kesetiakawanan yang tinggi menunjukkan
pemimpin tersebut memiliki loyalitas tinggi pada sesama rekan kerja bahkan
para karyawannya. Kadang kala kita menemukan ada pemimpin whyang
egonya tinggi dan lebih mementingkan dirinya tanpa menghiraukan bahwa
keputusannya telah memiliki muatan khianat pada yang lainnya.9
2.4 Fungsi Kepemimpinan
Kepemimpinan mempunyai fungsi tertentu yang berbeda satu sistem sosial
dengan sistem sosial lainnya. Fungsi kepemimpinan diorganisasi militer berbeda
dengan fungsi kepemimpinan di organisasi bisnis dan organisasi pendidikan.
Sungguhpun demikian, secara umum kepemimpinan mempunyai pola dasar yang
sama.10
1. Menciptakan Visi
Seperti telah diuraikan diatas persyaratan seorang pemimpin adalah
mempunyai visi. Ia harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan visi.
Mengenai visi telah dijelaskan secara mendalam oleh para pakar ilmu sosial. Visi
adalah apa yang diimpikan, apa yang ingin dicapai oleh pemimpin dan para
pengikutnya dimasa yang akan datang. Jadi visi yang menarik pemimpin dan
pengikutnya untuk bergerak ke arah masa depan. Visi yang mendorong mereka
9
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 24
10
Wirawan, 2014, Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada : Depok. Hlm : 64
9

bergerak untuk menciptakan perubahan.


Visi merupakan tujuan yang sangat luas, paling umum yang melukiskan
aspirasi masa depan tanpa menunjukkan cara yang diperlukan untuk mencapainya.
Akan tetapi, tidak semua tujuan dapat disebut visi. Suatu tujuan disebut visi jika
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Hasil abstraksi. Visi merupakan hasil abstraksi apa yang dicita-citakan, sesuatu
yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, oleh karna itu visi bersifat
abstrak. Visi mengandung pengertian umum bukan pengertian rinci yang
menyatakan pengertian dengan mempergunakan angka-angka kuantitatif.
b. Visi relatif tetap. Visi berada dibenak pemimpin dan para pengikutnya relatif
dalam waktu yang lama sekitar 5-25 tahun. Hal ini tidak berarti visi tidak dapat
berubah, jika lingkungan eksternal dan lingkungan internal berubah, maka visi
dievaluasi dan mungkin berubah. Visi negara Rusia misalnya berubah setelah
60 tahun dari komunisme ke liberalismedan kapitalisme.\
c. Visi dilukiskan dengan kalimat pendek, filosofis. Visi dilukiskan dengan
menggunakan kalimat pendek filososfis. Karena menggunakan kalimat pendek
isinya dapat ditafsirkan secara meluas sesuai dengan perkembangan waktu.
Misalnya, bagi suatu masyarakat adil dan makmur pada abad ke 20 mungkin
mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap, cukup makan, cukup sandang dan
mempunyai rumah yang layak dengan televisi dan mobil pribadi.
d. Visi memberi aspirasi dan motivasi. Visi memberikan aspirasi dan motivasi
untuk melakukan sesuatu kepada pemimpin dan para pengikutnya. Visi
menarik dan mendorong mereka untuk bergerak kearah tujuan
organisasi.Karna visi sangat penting dalam kepemimpinan, salah satu tugas
kepemimpinan adalah menciptakan visi. Dimana jika ada visi, maka kita tau
tujuan apa yang harus kita capai.11
2.5 Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kepemimpinan
12
Nilai-nilai sosial; pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan politis yang
juga mempengaruhi setiap bagian dari struktur yang bersangkuan
1. Seorang pemimpin mempengaruhi pihak lain atau pihak yang dipimpin oleh
kualitas-kualitas yang dimilikinya berupa: kepercayaan, kemampuan komunikatif,
11
Wirawan, 2014, Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo Persada : Depok. Hlm : 65
12
Winardi, 2000, Kepemimpinan dalam Manajemen, PT Rineka Cipta : Jakarta. Hlm :60
10

dan kesadarannya tentang pengaruhya atas pihak lain, maupun dengan


persepsinya tentang situasi yang sedang dihadapi dan bawahan-bawahanya.
kualitas untuk kepemimpinan yang berhasil berbedsa-beda, hal mana tergantung
dari situasi kerja yang bersangkutan. Fakta bahwa seorang pemimpin mencapai
sukses pada situasi tertentu bukanlah berarti bahwa ia juga akan berhasil pula
dalam situasi lain.
2. perana pemimpin dan derajat diterimanya hal tersebut oleh kelompok yang
bersangkutan mempengaruhi kepemimpinan. Keterangan-keterangan yang
disebarluaskan dan ikatan emosional dan pengetahuan yang erat antara pemimpin
dan kelompoknya banyak membantu efektivitas pemimpin dan kelompok.
Seorang pemimpin perlu memben'kan prioritas tinggi untuk mencapai pengernan
dan kepercayaan anggota-anggota kelompoknya. Sebaliknya pihak pengikut hams
mempercayai pemimpin-pemimpin mereka.
3. Tingkat hingga di mana tugas-tugas diterangkan. mempunyai pengaruh penting.
Seorang pcmimpin akan lebih banyak pengaruhnya. apabila ia dapat menerangkan
kepada seorang pengikutnya apa yang harus dilakukan olehnya dan bagaimana
cara melakukannya.
4. Asas kepemimpinan keempat adalah bahwa : pemimpin yang ben sangkutan
memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan. tindakan apa yang pqling baik
untuk mencapai tujuan-tujuan kelom
paknya’. Hal tersebut meliputi tindakan membuat keputusan secara efektifdan
implementasinya, dengan baik.
14. Akhirnya dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dan situasi serta
kondisi yang berlaku yang mempengaruhi hasil-hasil yang akan dicapai.13
2.6 Definisi Manajemen
14Tidak ada pengertian manajemen yang bersifat universal.
Sebagian, khususnya Michael Armstrong (2009:3) berpendapat sebagai berikut:
To manage means to bring about, to acomplish, to have charge of or
responsibility for, to conduct. Management is the process of deciding what to do
and then getting it done through the effective use of resources. It is about what
managers do to make things happen. They define goals, determine the resources-
13
Winardi, 2000, Kepemimpinan dalam Manajemen, PT Rineka Cipta : Jakarta. Hlm :61
14
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 1
11

people, finance,work systems and technology required to achieve the goals,


allocate those resources to opportunities and planned activities and ensure that
those activities take place as planned in order to achieve predetermined
objective. All this adds up to managing for results.
Dalam pengertian diatas, manajemen berarti menyebabkan sesuatu terjadi,
menyelesaikan, memiliki tanggung jawab untuk melakukan. Manajemen
merupakan proses memutuskan apa yang harus dilakukan dan selanjutnya
menyelesaikannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif. Manajemen
mengenai apa yang dilakukan manajer untuk mewujudkan sesuatu atau banyak
hal. Mereka mendefenisikan sasaran, menentukan sumber daya (manusia,
keuangan, sistem kerja dan teknologi) yang diperlukan untuk mencapai sasaran,
mengalokasikan sumber daya untuk peluang dan aktivitas yang direncanakan serta
memastikan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut terjadi seperti yang direncanakan
agar bisa mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semuanya ini
berarti mengelola untuk memperoleh hasil.
Selain itu, secara sederhana manajremen adalah apa yang dilakukan
manajer. Tetapi pernyataan sederhana tersebut tidak mengatakan banyak hal
kepada kita. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa manajemen melibatkan
koordinasi dan mengawasi aktivitas orang lain agar aktivitas mereka dapat
diselesaikan dengan efesien dan efektif, atau setidak-tidaknya sesuai yang
diharapkan manajer.
Dari kedua defenisi yang dikemukakan Armstrong, Robbins dan Coutler,
kita dapat menarik beberapa kesimpulan:
1. Manajemen merupakan aktivitas yang dilakukan manajer atau proes yang
melibatkan banyak aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan yang telat
ditentukan sebelumnya atau untuk mencapai hasil.
2. Manajemen melibatkan pengalokasian sumberdaya (manusia, keuangan,
sistem kerja, bahan, teknologi) secara efektif dan efisien.
3. Pengalokasian ditujukan untuk merespon peluang dan mencapai hasil.15

2.7 Gaya Manajemen

15
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 2
12

Gaya manajemen seseorang ditentukan oleh situasi, kebutuhan dan


kepribadian pegawai, serta budaya organisasi, termasuk didalamnya restruktur
organisasi dan perubahan yang menyertainya. Gaya manajemen yang berfokus
pada manajemen sebagai ahli teknis yang mengarahkan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan pekerjaan orang lain telah digantikan oleh gaya manajemen yang
berfokus pada manajer sebagai coach, konselor, fasilitator dan pemimpin tim.16
Gaya manajemen yang berhasil melibatkan pembangunan tim, jejaring
hubungan, mengembangkan dan memotivasi pegawai. Ada penekanan yang lebih
besar terhadap gaya manajemen partisipatif dan soft skills. Gaya manajemen yang
mendorong kerja tim dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan,
memotivasi pegawai dan meningkatkan prospek pertumbuhan organisasi jangka
panjang dibandingkan dengan gaya manajemen otoriter.
2.8 Prinsip Manajemen
17Konsep dasar lain dalam manajemen adalah prinsip – prinsip
manajemen. Prinsip dapat didefinisikan sebagai pernyataan atau kebenaran
fundamental yang memberi paduan terhadap pemikiran atau tindakan.
Pernyataan fundamental berarti hasil apa yang diharapkan ketika prinsip itu
diterapkan. Dengan demikian, dengan menerapkan prinsip – prinsip manajemen,
manajer bisa menghindari kesalahan dalam banyak pekerjaannya.
Menurut Peter F. Drucker dan J.A Maciarello (2008), ada beberapa prinsip
esensial manajemen:
1. Manajemen tentang manusia
Tugasnya adalah membuat orang mampu menghasilkan kinerja bersama,
membuat kekuatan/ kelebihannya efektif dan kelemahannya tidak relevan. Ini
adalah semua tentang organisasi, dan ini adalah alasan mengapa manajemen
merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan. Pada saat ini, secara
praktis kita semua, terutama orang – orang terdidik, dipekerjakan oleh institusi /
organisasi yang dikelola, besar dan kecil, bisnis dan nirlaba. Kita bergantung pada
manajemen untuk mata pencarian. Dan kemampuan kita untuk berkontribusi
terhadap masyarakat juga banyak bergantung pada manajemen organisasi dimana
kita bekerja dengan menerapkan kemampuan kita, mencurahkan dedikasi dan
16
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 13
17
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 37
13

upaya kita.
2. Karena manajemen berurusan dengan penyatuan orang dalam usaha
bersama, maka manajemen di Jerman Barat, di Inggris, di Jepang, atau di Brazil
mungkin sama pesis. Bagaimana mereka melakukannya mungkin cukup berbeda.
Dengan demikian, salah satu tantangan dasar yang dihadapi manajer dinegara
berkembang adalah menemukan dan mengidentifikasi bagian – bagian dari tradisi,
sejarah, dan budaya sendiri yang bisa digunakan sebagai unsur manajemen
3. Setiap organisasi menuntut komitmen terhadap sasaran dan nilai – nilai
bersama. Tanpa komitmen yang demikian, tidak ada organisasi. Hanya ada
kerumunan. Organisasi harus memiliki tujuan yang sederhana, jelas dan
menyatukan. Misi organisasi harus cukup jelas dan cukup besar dalam
menyediakan visi bersama. Sasaran yang menggambarkan visi tersebut harus
jelas, umum dan terus menerus dikuatkan. Pekerjaan pertama manajemen ialah
berfikir melalui, menetapkan, memberi contoh/teladan mengenai tujuan, nilai, dan
sasaran tersebut.
4. Manajemen juga harus memberi kesempatan kepada organisasi dan
masing – masing anggotanya untuk bertumbuh dan berkembang karna kebutuhan
dan kesempatan selalu berubah. Setiap organisasi adalah institusi belajar dan
mengajar.
5. Setiap organisasi terdiri atas orang dengan keterampilan dan pengetahuan
berbeda yang melakukan berbagai jenis pekerjaan yang berbeda . Organisasi harus
dibagun atas dasar komunikasi dan tanggung jawab individual. Semua anggota
perlu berpikir melalui tujuan apa yang mereka ingin capai dan memastikan bahwa
mitranya tahu dan memahami tujuan tersebut. Semua harus berfikir melalui apa
yang menjadi kewajiban terhadap orang / pihak lain dan memastikan bahwa orang
/ pihak lain memahami.
6. Baik kuantitas output maupun “lini dasar” itu sendiri bukan ukuran yang
memadai dari kinerja manajemen dan organisasi. Posisi pasar,inovasi,
produktivitas, pengembangan orang, kualitas, dan hasil finansial semuanya sangat
penting bagi kinerja organisasi dan keberlangsungannya. Kinerja harus dibangun
dalam organisasi dan manajemennya, kinerja harus diukur atau setidaknya dinilai
dan harus diperbaiki / ditingkatkan.
14

7. Terakhir, satu hal yang sangat penting untuk diingat mengenai organisasi
ialah bahwa hasil ada hanya diluar. Hasil bisnis adalah pelanggan yang puas.
Didalam organisasi hanya ada biaya. Manajer yang memahami prinsip – prinsip
ini dan mengola dirinya dengan prinsip – prinsip di atas akan menjadi manajer
yang terlatih dan berhasil.18
2.9 Fungsi manajemen
Menurut pendekatan fungsi, manajer melakukan aktivitas atau fungsi
tertentu ketika mereka secara efesien dan efektif mengkoordinasikan pekerjaan
orang lain. Fungsi – fungsi itu dapat dipadatkan menjadi empat yaitu: planning
(merencanakan), organizing (mengorganisasi), actuating (menggerakkan), dan
controlling (mengendalikan).19
1. Merencanakan (planning)
Perencanaan memiliki makna yang beragam bagi setiap orang. Untuk
menghindari kesalahpahaman dan menyamakan persepsi, dalam bagian ini
dikemukakan beberapa pakar:
Hill dan McShane (2008) mendefenisikan perencanaan sebagai berikut:
Perencanaan adalah proses dimana manajer menyeleksi tujuan / sasaran, memilih
tindakan (startegi) untuk mencapai tujuan itu, mengalokasi tanggung jawab untuk
mengimplementasikan tindakan dengan membandingkan hasil actual terhadap
tujuan, dan merevisi rencana itu dengan tepat.
Gomez-Mejia & David B. Balkin (2012) mendefenisikan yaitu
perencanaan merupakan proses yang membantu manajer menetapkan tujuan untuk
masa yang akan datang dan memetakan aktivitas dan sarana yang memungkinkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Ada 4 unsur penting dalam setiap perencanaan yaitu:
a. Tujuan : adalah sasaran atau target yang ingin dicapai organisasi dalam
waktu tertentu. Suatu organisasi mungkin ingin meningkatkan
integritas pelayanan public dari 6,5 menajadi 7. Menetapkan tujuan
menuntut organisasi mengantisipasi apa yang mungkin terjadi dimasa
yang akan datang.

18
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 39
19
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 45
15

b. Tindakan: adalah langkah – langkah khusus diambil organisasi untuk


mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, bisa dilakukan dengan memberi
pelatihan keapada pegawai yang melayani langsung masyarakat.
c. Alokasi sumberdaya: Tindakan yang direncanakan tidak bisa
dijalankan tanpa alokasi sumber daya yang cermat. Tim manajemen
harus menyadari bahwa kendala sumberdaya yang dihadapi organisasi
sehingga mereka bisa menentukan apakah tujuan organisasi secara
realistis bisa dicapai. Dan anggaran merupakan cara mengalokasikan
dan mengendalikan sumberdaya untuk setiap langkah / tahapan.
d. Implementasi: Rencana harus disertai pedoman implementasi yang
menunjukkan bagaimana tindakan – tindakan itu dilaksanakan.
Implementasi meliputi membagi tugas diantar yang berbeda, dan
menjelaskan batas waktu penyelesaian.
2. Mengorganisasi (Organizing)
Setiap organisasi agar dapat mencapai sasaran dan tujuan secara efektif
harus dikelola dengan baik. Dengan kata lain, fungsi manajemen harus
dilaksanakan dengan efektif.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa fungsi pengorganisasian sangat penting
bagi sistem manajemen karena beberapa alasan yaitu:
1. Pengorganisasian merupakan mekanisme utama yang digunakan manajer
atau pemimpin untuk mengaktifkan rencana.
2. Pengorganisasian menciptakan dan memelihara hubungan anatar sumber
daya organisasi dengan menunjukkan sumber daya mana yang harus
digunakan untuk aktivitas tertentu, dan kapan, dimana, serta bagaimana
sumberdaya itu digunakan.
3. Usaha pengorganisasian yang baik membantu manajer atau pemimpin
meminimalkan pemborosan, seperti duplikasi usaha dan sumberdaya
organisasi yang menganggur.
Menurut Certo dan Certo (2012), ada lima tahap dalam pengorganisasian yaitu:
1. Merefleksikan rencana dan tujuan
2. Menetapkan tugas – tugas utama
16

3. Membagi tugas – tugas utama tersebut menjadi tugas – tugas yang lebih
kecil
4. Mengalokasikan sumberdaya dan menetapkan petunjuk untuk tugas –
tugas kecil
5. Mengevaluasi hasil strategi pengorganisasian.20
Jika ditelaah lebih dalam, fungsi pengorganisasian tidak bisa dipisahkan dengan
struktur organisasi, seperti yang di nyatakan Colquitt, Lepine, dan esson (2013)
“an organizational structure formally dictates how jobs and tasks are divided and
coordinated between individuals and groups within the company” . Dalam
pengertian ini, struktur organisasi menentukan bagaimana pekerjaan dan tugas
dibagi dan dikoordinasikan diantara individu dan kekelompok di dalam
perusahaan atau organisasi.
Dalam tingkat tertentu, struktur organisasi menjadi landasan bagi hampir semua
hal di dalam perrilaku organisasi. Struktur organisasi, seperti yang dipaparkan
colquitt, Lepine, dan Wesson (2013), mempengaruhi pola komunikasi di antara
pegawai. Tugas – tugas yang dilakukan pegawai, tipe kelompok yang digunakan
organisasi, kebebasan yang dimiliki pegawai untuk berinovasi dan mencoba hal –
hal baru, bagaimana kekuasaan dan pengaruh dibagi dalam organisasi, dan
seterusnya. Struktur organisasi juga punya dampak yang signifikan terhadap
kinerja keuangan dan kemampuan mengelola karyawannya.
3.Menggerakkan (Actuating)
Actuating atau menggerakkan. Menggerakkan secara erat berkaitan
dengan sumberdaya manusia (SDM) yang pada akhirnya merupakan pusat dari
semua aktivitas manajemen. Menggerakkan menawarkan tantangan dan tuntutan
besar. Nilai, sikap, harapan, kebutuhan, ambisi, kepuasan seseorang dan interaksi
dengan orang lain dan dengan lingkungan fisik semuanya terlibat dalam upaya
menggerakkan.
Dalam pandangan banyak orang menggerakkan merupakan fungsi
manajemen yang paling penting. Vital dan berdampak luas, menggerakkan
mengkondisikan dan merupakan bagian dari setiap tindakan manajerial yang
diambil. Menggerakkan ada pada setiap level, lokasi dan operasi di seluruh

20
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 47
17

organisasi. Untuk mencapai dan mempertahankan kesuksesan dalam manajemen,


kemampuan dalam menggerakkan mutlak dibutuhkan.21
Pentingnya SDM suatu organisasi terletak pada kemampuan merespons
dengan tepat dan sukarela terhadap tujuan dan peluang kinerja dan dalam upaya
ini SDM memperoleh kepuasan baik dari menyelesaikan pekerjaan maupun
berada dalam lingkungan kerja tertentu. Hal ini menuntut bahwa orang yang
tepat, dengan perpaduan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, pada tempat
yang tepat, dan pada waktu yang tepat, melakukan pekerjaan yang diperlukan .
Sebuah organisasi terdiri atas manusia yang berkumpul bersama untuk
memperoleh keuntungan timbal balik, dan perusahaan diciptakan dan dihancurkan
oleh kualitas dan perilaku orang – orangnya. Apa yang membedakan organisasi
adalah orang - orangnya memiliki kemampuan menggunakan pengetahuan semua
jenis. Hanya melalui sdm, semua sumberdaya yang lain dapat dimanfaatkan
secara efektif.
4. Mengendalikan (Controlling)
Ada sejumlah pengertian pengendalian. Diantaranya di defenisikan yang
dikemukakanLewis et al (2007), Pengendalian organisasi merupakan proses yang
sistematis yang dengan cara ini manajer mengatur aktivitas organisasi agar
aktivitas itu konsisten dengan harapan yang ditetapkan dalam rencana dan
membantu aktivitas itu agar mencapai semua standar kinerja yang telah
ditetapkan.
Menurut Berry, A. L., Broadbent, J. Dan Otley, D. (2005) mengemukakan
pengendalian manajemen terutama merupakan proses untuk memotivasi dan
menginspirasi orang untuk menjalankan aktivitas organisasi yang akan
memajukan tujuan organisasi. Dari kedua defenisi tersebut , kita dapat menangkap
beberapa hal esensial mengenai pengendalian:
a. Pengendalian merupakan proses yang sistematis dalam pengertian proses
yang bersifat mengatur, memotivasi, menginspirasi, mendeteksi, dan
mengoreksi.
b. Tujuan pengendalian adalah agar aktivitas selaras atau konsisten dengan
harapan – harapan yang di tetapkan dalam perencanaan.

21
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 48
18

c. Pengendalian juga berfungsi untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan


atau penyimpangan baik sengaja maupun tidak.22
2.10 Unsur-unsur Dasar Manajemen
Dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai mjuan
organisasi yakni menghasilkan output diperiukan input-input tertentu, disebut
unsur-unsur dasar (Basic Element) manajemen atau sarana alat manajemen. Yang
dimaksud unsur-unsur dasar manajemen adalah semua sumberdaya yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan dalam manajemen. Unsur-unsur dasar
manajemen tersebut adalah manusia, uang, bahan-bahan, mesin-mesin, metoda,
pasar dan informasi.
Manusia (Men)
Sarana utama atau penting untuk mencapai tujuan adalah manusia.
Manusia merupakan pelaku dari semua aktivitas manajemen, dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Begitu puia jika
ditinjau dari sudut lain, semua aktivitas seperti produksi, penjualan, keuangan,
personalia dan lain sebagainya memerlukan manusia sebagai sarana penting untuk
mencapai tujuannya.23
Uang (Money)
Uang merupakan sarana manajemen kedua, yaitu diberikan untuk
membiayai semua aktivitas yang djiakukan mencapai tujuan, seperti membayar
upah karyawan (yang melakukan aktivitas), membeli bahan dan peralatan, dan
lain sebagainya. Uang sebagai sarana manajemen hams digunakan sedemikian
rupa agar tujuan yang ingin dicapai (bila dinilai dengan uang) Iebih besar
dibandin uarg yang digunakan untuk membiayai aktivitas untuk mencapai tujuan.
Kegagalan atau ketidak lancaran proses manajemen akan dipengaruhi oleh
perhitungan atau ketelitian dalam pengguna sumber daya uang.
Bahan-bahan (Materials)
Selain manusia dan uang, diperlukan pula bahan-bahan Yang dipakai
dalam melaksanakan semua aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.

22
Kaswan, 2016, Pengembangan Manajemen, Alfabeta : Bandung. Hlm : 49
23
Sri Hindarti, 2017, Manajemen dan kepemimpinan dalam organisasi, Intelegensia media:
Malang. Hlm : 37
19

Mesin (Machines)
Dalam dunia modern di mana teknologi berkembang sangat pesat
kehadiran mesin-mesin merupakan kebutuhan organisasi yang tidak dapat
dihindari karena mesin-mesin ini akan membantu mempermudah manusia dalam
melaksanakan kegiatan mencapai tujuan organisasi.
Metoda (Methodes)
Agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien maka
manusia dihadapkan pada pemilihanberbagai altematif metoda (cara) melakukan
pekerjaan yang tepat. Oleh karena itu, metode dianggap sebagai salah satu unsur
(sarana) manajemen.
Pasar (Markets)
Bagi organisasi yang bergerak di bidang industri sarana manajemen lain
yang penting adalah pasar bagi hasil produksinya. Tanpa adanya pasar, jelas
tujuan organisasi tidak mungkin dapat dicapai. Untuk itu sedapat mungkin hasil
diupayakan selalu mencari dan mempertahankan pasar yang sudah ada bagi hasil
produksinya.
Informasi (Information)
Perkembangan teknologi informasi dewasa ini yang sangat pesat mau
tidak mau hams diakui membawa pengaruh terhadap perkembangan organisasi.
Dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin kompetitif, kecepatan dalam
mengakses informasi terkini akan menentukan keberhasilan organisasi dal 1m
mencapai tujuannya. Oleh karena itu, informasi dimasukkan ke dalam sarana
manajemen yang harus pula disediakan oleh organisasi untuk mewujudkan tujuan.
24

2.11 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Manajemen


Ada faktor – faktor yang mempengaruhi manajemen, antara lain adalah
faktor lingkungan. Faktor lingkungan dibagi menjadi faktor lingkungan internal
dan faktor lingkungan eksternal, yaitu sebagai berikut:
A. Faktor lingkungan internal (internal environment)
Faktor lingkungan internal adalah faktor – faktor atau suatu kondisi umum yang
berada di dalam lingkungan organisasi tersebut, yang termasuk ke dalam faktor
24
Sri Hindarti, 2017, Manajemen dan kepemimpinan dalam organisasi, Intelegensia media:
Malang. Hlm : 38
20

lingkungan ini adalah karyawan atau pegawai, serta pemimpin manajemen.


B. Faktor lingkungan eksternal (eksternal environment)
Faktor lingkungan eksternal adalah segala sesuatu diluar batasan dari organisasi
itu sendiri yang mungkin mempengaruhinya, dan ada faktor yang berpengaruh
secara langsung dan tidak langsung.25
2.12 Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan
Sebuah kinerja bisa mengalami fluktuatif berdasarkan kondisi dan situasi
yang turut mempengaruhinya. Ketika kinerja suatu perusahaan mengalami
kenaikan maka pengaruh pada profit perusa‘ haan juga akan terjadi peningkatan,
dan begitu juga pada saat kinerja Suatu perusahaan mengalami kemunduran maka
ini akan berakibat pada Penurunan profit perusahaan. Kondisi kinerja yang
fluktuatif tersebut sangat memungkinkan dipengaruhi oleh berbagai kejadian dari
sisi internal dan eksternal.
Dalam konteks manajemen kepemimpinan, semua ini harus mendapat
perhatian serius dari pimpinan. Bahkan memungkinkan keterlibatan pimpinan
dalam ikut serta mempengaruhi kondisi fluktuatif tersebut, ini terakumulasi dalam
berbagai keputusan pimpinan. Dimana keputusan yang dilakukan pimpinan
dianggap tidak mampu memberikan kondisi yang stabil.26
Atas dasar situasi tersebut maka perlu bagi pihak komisaris perusahaan
melakukan evaluasi terhadap keberadaan pemimpin yang bersangkutan. Ada
beberapa variabel yang bisa dilihat sebagai penyebab terjadinya fluktuatif kinerja
tersebut, yaitu:
a) Latar belakang pendidikan dan pengalaman (background education and
experience). Dimana perbedaan latar belakang Dendidikan dan pengalaman
dengan ruang lingkup aktivitas perusahaan memungkinkan berbagai kebijakan
serta keputusan yang dihasilkan oleh pimpinan selama ini tidak memiliki
pengaruh sesuai dengan yang diharapkan.
27
b) Kondisi persaingan yang terjadi begitu tinggi, dan pihak pimpinan
perusahaan selama ini tidak memiliki keputusan yang memiliki nilai terobosan.

25
Susanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen, diakses dari
https://www.susantokun.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-manajemen/ pada tanggal 14 april
2017
26
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 228
27
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 229
21

Sehingga berbagai keputusan yang dihasilkan tidak memberi pengaruh signifikan


pada perusahaan.
c) Financial reserve (cadangan keuangan) dan dana hedging yang dimiliki
tidak dipergunakan sesuai dengan tempat serta porsi yang sesuai. Sehingga pada
saat kondisi pasar fluktuatif dan perusahaan membutuhkan dana dari sumber
internal semua itu tidak tersedia. Kondisi lemahnya financial reserve dan dana
hedging bisa menyebabkan perusahaan terbawa ke posisi financial distress
(kesulitan keuangan) jika semua itu tidak cepat diatasi. Contoh pada saat Bank
Central Asia pernah mengalami fluktuasi dalam bidang kinerja, khususnya kinerja
keuangan. Kondisi seperti itu menyebabkan Direktur Utama Abdullah Ali
diturunkan posisinya. Adapun pengertian hedging adalah, menukar valuta asing di
masa depan dengan mata uang Iokal untuk melindungi uang tersebut dari
perubahan nilai tukar‘”. Dengan antisipasi sebelum terjadinya gejolak monster,
maka perusahaan diharapkan sudah memiliki cadangan (reserve) dalam bentuk
mata uang asing (foreign currencies) yang khusus dimasukkan dalam kategori
dana hedging. Dengan begitu memungkinkan ketersediaan dana hedging tersebut
bisa dipergunakan sewaktu-waktu dibutuhkan. Dampak positifnya adalah
perusahaan masih tetap bisa menjalankan aktivitasnya walaupun dalam keadaan
ekonomi tidak stabil atau “uktuatif. bahkan krisis. Dan ketika ekonomi telah
kembali stabil maka perusahaan kembali pelan-pelan dapat menghimpun dana
yang selanjutnya dapat kembali dialokasikan dalam bentuk hedging.
d) Pimpinan telah menempatkan orang-orang yang tidak sesuai dengan
konsep profesionalisme atau tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Tindakan
seperti itu menyalahi prinsip the right man and the right place.
Keputusan meningkatkan manajemen kinerja harus dilakukan dengan cara
yang sungguh-sungguh, penuh kedisiplinan dan tekad yang kuat. Pemimpin
adalah contoh bagi setiap bawahannya. Sikap, ucapan dan perbuatan pemimpin
mampu memberikan pengaruh besar bagi semangat kerja di kalangan internal.
Kewibawaan pemimpin éerta kemampuan untuk selalu mampu menepati janji
merupakan nilaf tambah yang bisa membangun semangat mitra bisnis untuk
selalu tetap mempertahankan hubungan.28

28
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 230
22

2.13 Manajemen Kepemimpinan yang Sistematis


Setiap pemimpin dipilih karena dnanggap memliki Visi dan misi yang
jelas, dan sebaluknya seseorang sullt untuk menjadl pemimpin jika ia dianggap
tidak memiliki visi dan misi yang jelas. Kejelasan visi dan misi mampu memberi
arah bagi keberlanjutan suatu organisasi di masa yang akan datang.
Suatu visi dan misi hanya bisa diwujudkan Jika pemimpin tersebut
melakukannya secara sistematis, artinya suatu visi dan miss diwujudkan secara
tahap demi tahap (step by step). Karena suatu visi hanya bisa diwujudkan oleh
pemimpin yang memiliki pemahaman visioner. Kemampuan visioner adalah
kemampuan pemimpin untuk menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang
realistis, dapat dipercaya. atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau
nit organisasional yang terus bertumbuh dan meningkat sampai saat ini
(Robbins. 2001).“
Secara lebih dalam Wahyudi" mengatakan “... kepemimpinan visioner
(visionary leadership) adalah kemampuan pemimpin untuk mencetuskan ide atau
gagasan suatu visi selanjutnya melalui dialog yang kritis dengan unsure pimpinan
laimhya merumuskan masa depan organisasi yang dicita-citakan yang harus
dicapai melalui komitmen semua anggota organisesi melalui proses sosialisasi,
transformasl. impiementasi gagasan-gagasan ideal oleh pemimpin organisasi.29

29
Irham Fahmi, 2017, Manajemen Kepemimpinan, Alfabeta : Bandung. Hlm : 8
23

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, 2017. Manajemen Kepemimpinan. Alfabeta : Bandung
Hindarti, 2017. Manajemen dan Kepemimpinan dalam Organisasi. Intelegensia
media : Malang
Kaswan, 2016. Pengembangan Manajemen. Alfabeta : Bandung
Mulyadi, 2018, Perilaku Organisasi dan kepemimpinan pelayanan. Alfabeta :
Bandung
Winardi, 2000, Kepemimpinan dalam Organisasi. PT Rineka Cipta : Jakarta
Wirawan, 2017, Kepemimpinan. PT RAJAGRAFINDO : Depok
https://www.susantokun.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-manajemen/

Anda mungkin juga menyukai