Anda di halaman 1dari 1

1.

1 Latar Belakang
Di kecamatan ngajum kabupaten malang, petani singkong di sana mengeluhkan
jumlah permintaan akan singkong sangat sedikit tetapi jumlah produksi singkong di desa
tersebut sangat besar ditambah lagi persaingan dengan produk singkong dari luar hal ini
menambah permasalahan petani singkong. Kurangnya kepopuleran singkong juga
menjadi permasalahan bagi para petani singkong dibalik harganya yang dibawah padi
ataupun beras merah, singkong tidak begitu buruk jika disandingkan dengan barang
subtitusinya. Mudahnya pemeliharaan tanaman singkong dapat dengan signifikan
mengurangi biaya produksi serta minimnya lahan penanaman menjadi salah satu nilai
yang patut dipertimbangkan ditengah lahan pertanian Indonesia yang semakin tergantikan
oleh lahan bangunan.
Pembuatan produk beras singkong ini menjadi terobosan baru terhadap keluhan
masyarakat yang menderita penyakit diabetes. Mengapa? Karena beras singkong sendiri
memiliki kadar glukosa yang sangat rendah dibandingkan beras padi yang sekarang
menjadi makan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia.
Selain itu kita juga menjadi barang terobosan baru terhadap mahalnya beras
merah yang menjadi alternative nasi ketika orang mengidap penyakit diabetes. Namus
beras merah yang terkenal mahal tidak menjangkau setiap golongan masyarakat di
Indonesia. Penderita diabetes yang berada pada golongan bawah akan susah untuk
mencari makanan pokok alternative yang identic dengan beras kare kebiasaan mereka
memakan beras.
Disitu kami melakukan pendekatan dari sisi ekonomi yaitu menguasai atau
bersaing dengan produk beras merah yang mahal. Sehingga orang yang berada pada
tingkat ekonomi rendah sekalipun akan mudah untuk menjumpai produk makanan olahan
yang bentuknya identik dengan nasi namun memiliki kandungan glukossa yang rendah
dan memiliki harga yang lebih murah bahkan yang dibandingkan dengan nasi dari beras
padi.

Anda mungkin juga menyukai