A. LATAR BELAKANG
Perawatan payudara pada masa nifas merupakan perawatan yang dilakukan
untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya,
meliputi perawatan kebersihan payudara baik sebelum maupun sesudah
menyusui. Perawatan puting susu yang lecet dan merawat puting susu agar
tetap lemas, tidak keras dan tidak kering. Selain itu akan menjaga bentuk
payudara juga akan memperlancar keluarnya ASI (Suririnah, 2008). Perawatan
payudara setelah melahirkan bertujuan agar payudara senantiasa bersih dan
mudah dihisap oleh bayi. Banyak ibu yang mengeluh bayinya tidak mau
menyusu, bisa jadi ini disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang
masuk atau posisi yang salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga
dipengaruhi oleh asupan nutrisi dan kondisi psikologis ibu (Saryono, 2009).
The American Cancer Society yang memperkirakan 211.240 wanita di
Amerika Serikat akan didiagnosis menderita kanker payudara invasive (stadium
I-IV) tahun ini dan 40.140 orang akan meninggal karena penyakit ini. Sebanyak 3
persen kasus kematian wanita di Amerika disebabkan oleh kanker 2 payudara.
Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi
berupa mastitis (Depkes RI, 2008).
Masalah menyusui sering terjadi terutama pada ibu-ibu yang baru pertama
kali mempunyai seorang bayi atau masyarakat yang kurang pengetahuan
tentang perawatan payudara yang benar. Selain itu faktor penyebab dilakukan
perawatan payudara adalah payudara bengkak (engorgement), kelainan puting
susu (puting susu datar dan puting susu terpendam atau tertarik ke dalam) ,
puting susu nyeri (sore nipple) dan puting susu lecet (cracked nipple), saluran
susu tersumbat (obstructive duct), radang payudara (mastitis), abses payudara,
air susu ibu kurang lancar keluar. Pada sebuah penelitian tentang keberhasilan
ibu menyusui, terdapat faktor penting tentang perawatan payudara, hal ini
terbukti dengan diperolehnya data dari 115 ibu postpartum yang terbagi dalam
dua kelompok, dimana angka keberhasilan menyusui pada 50 ibu yang tidak
melakukan perawatan payudara adalah 26,8%. Ini sangat rendah jika
dibandingkan dengan 98,1% keberhasilan 3 menyusui dari kelompok ibu yang
melakukan perawatan payudara yang berjumlah 65 orang (Almaglamsyah,
2008).
Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara
terutama kebersihan puting susu sehingga terhindar dari infeksi, melenturkan
dan menguatkan puting susu sehingga bayi mudah menyusu dan dapat menyusu
dengan baik, mengurangi risiko luka saat bayi menyusu, merangsang kelenjar air
susu sehingga produksi asi menjadi lancar, mengetahui secara dini kelainan
puting susu dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya, untuk persiapan
psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara, dan mencegah penyumbatan
pada payudara (Saryono dan Pramistasari Roischa, 2009). Oleh karena itu
penting untuk memberikan informasi dan mengajarkan cara melakukan
perawatan payudara sedini mungkin pada ibu tentang pentingnya melakukan
perawatan payudara dalam rangka persiapan ibu untuk menyusui pada masa
menyusui agar tidak terjadi masalah seperti ASI sulit keluar, puting susu lecet,
puting susu nyeri, payudara bengkak, mastitis atau abses payudara, dll.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk melakukan pendidikan
kesehatan pada klien dengan topik “ Perawatan Payudara pada Ibu menyusui”
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 15 menit, ibu dan
keluarga dapat memahami dan tentang cara perawatan payudara.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit diharapkan
ibu dan keluarga mampu :
1) Menjelaskan pengertian perawatan payudara
2) Menyebutkan manfaat perawatan payudara
3) Menyebutkan alat dan bahan untuk perawatan payudara
4) Menyebutkan langkah langkah perawatan payudara
5) Mempraktekan cara perawatan payudara
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
NO. KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
1. Pembukaan Mengucapkan Membalas 2 menit
dan salam salam salam
Memperkenalkan Mendengarkan
diri
Menjelaskan Mendengarkan
tujuan
Apersepsi Memberikan
respon
2. Penyampaian Menyampaikan Mendengarkan 10 menit
materi materi : dan
Pengertian memperhatikan
perawatan
payudara
Manfaat
perawatan
payudara
Alat dan bahan
untuk perawatan
payudara
Langkah langkah
perawatan
payudara
3. Penutup Tanya jawab Bertanya dan 3 menit
mendengarkan
Evaluasi dan Memperhatikan
menyimpulkan
materi
Mengucapkan Membalas
salam salam
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
F. MEDIA
Leaflet (terlampir)
G. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan memberikan materi penyuluhan
b. Media dan alat memadai
c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai jadwal
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyuluh pada saat evaluasi.
4. Butir-butir pertanyaan :
a. Sebutkan pengertian perawatan payudara
b. Sebutkan kapan kita dapat melakukan perawatan payudara
c. Sebutkan alat apa saja yang digunakan dalam perawatan payudara
d. Jelaskan cara perawatan payudara pada ibu post partum
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M, dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC
A. Pengertian
Post natal breast care pada ibu nifas merupakan perawatan payudara
yang dilakukan pada ibu pasca melahirkan/nifas untuk melancarkan sirkulasi
darah dan mencegah tersumbatnya saluran payudara sehingga
memperlancar pengeluaran ASI. Pelaksanaan perawatan payudara dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali
sehari. (Saleha, 2009)
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara waktu hamil
dengan tujuan untuk mempersiapkan laktasi pada waktu post partum
(Saryono, 2009).
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada payudara
ibu setelah melahirkan dan menyusui yang merupakan suatu cara yang
dilakukan saat merawat payudara agar ASI keluar dengan lancar
(Suririnah,2007).
Jadi perawatan payudara masa nifas adalah kegiatan yang dilakukan
oleh ibu pasca melahirkan sebagai upaya untuk memelihara kesehatan
payudara dan membantu memperlancar produksi ASI.
Produksi ASI dikatakan baik jika mengandung kualitas dan kuantitas yang
baik. Kualitas ASI yang baik adalah ASI yang mengandung komponen makro
dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein
dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral. Air susu ibu
hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi nutrien ASI berbeda
untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan
komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (kolostrum, ASI transisi,
ASI matang dan ASI pada saat penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan
akhir pada setiap ibu yang menyusui juga berbeda. Kolostrum yang diproduksi
antara hari 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI
yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur)
mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI
yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat
penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya
kelenjar payudara. Walaupun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang larut
dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar lemak
meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap
waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata
antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang
mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml
per hari (Hendarto, 2009).