Anda di halaman 1dari 13

Setiap hari manusia berhubungan dengan bahan yang dapat menjadi racun karena semua zat

dalam jumlah tertentu dapat menjadi racun.

Pengertian racun sendiri ialah suatu zat yang apabila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah
tertentu dapat menimbulkan reaksi tubuh yang tidak diingikan bahkan kematian. Reaksi
kimia yang terjadi dapat merusak jaringan tubuh ataupun mengganggu fungsi tubuh. Hal
tersebut berbeda dengan penggunaan obat dikarenakan reaksi penggunaan obat umumnya
sudah diketahui dan diinginkan, namun adakalanya juga reaksi obat menimbulkan hal yang
tidak diinginkan seperti gatal, sesak nafas, lemas, mual, dsj.

Beberapa contoh zat racun antara lain : insektisida (pembasmi serangga), sianida (sering
ditemui pada singkong beracun), logam berat (timah hitam pada asap kendaraan bermotor),
bisa binatang (bisa ular, kalajengking, dsj) ataupun bahan kimia yang bersifat korosif (dapat
menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh dalam jika masuk ke dalam tubuh).

Macam-macam Terjadinya Keracunan


1. Sengaja Bunuh Diri.

Penderita sengaja menelan, menghirup ataupun menyuntikkan suatu obat dalam


junlah melebihi dosis pengobatan atau benda lain yang sebenarnya tidak ditujukan
untuk dikonsumsi dengan cara-cara tersebut di atas. Sering menyebabkan kematian
jika tidak segera mendapat pertolongan. Contoh : minum racun serangga, obat tidur
berlebihan, dsj.

2. Keracunan Tidak Disengaja.

Terjadi akibat terpapar bahan beracun secara tidak sengaja, contoh :

o Mengkonsunsi bahan makanan/minuman yang tercemar oleh kuman ataupun


zat kimia tertentu.
o Salah minum yang biasanya dialami oleh anak-anak atau orang lanjut usia
yang sudah pikun (misal obat kutu anjing disangka susu, dsj).
o Makan singkong yang memiliki kadar sianida tinggi.
o Udara yang tercemar gas beracun, dsj.
3. Penyalahgunaan Obat.

Yaitu obat yang dikonsumsi selain untuk pengobatan.

Jalur Masuk Racun


1. Keracunan melalui mulut/alat pencernaan.

Umumnya terkait dengan bahan-bahan yang terdapat di rumah tangga.


oObat-obatan misalnya obat tidur/penenang yang dikonsumsi dalam jumlah
banyak atau diminum dengan bahan lain sehingga menimbulkan keracunan.
o Makanan yang mengandung racun (misal : singkong beracun), makanan
kadaluarsa serta makanan yang tidak dipersiapkan dengan baik/tercemar.
o Obat nyamuk, minyak tanah, dsj.
o Makanan/minuman yang mengandung alkohol (minuman keras).
2. Keracunan melalui pernafasan.

Umumnya berupa gas, uap dan bahan semprotan.

oMenghirup gas/udara beracun, misal : gas mobil dalam keadaan mobil


tertutup, uap minyak tanah, dsj.
o Kebocoran gas industri, misal : amonia, klorin, dsj.
3. Keracunan melalui kulit/kontak (absorbsi).

Racun yang terserap ada kalanya dapat merusak kulit. Racun yang masuk dari kulit
secara perlahan terserap aliran darah.

oUmumnya zat kimia pertanian seperti insektisida, pestisida maupun zat kimia
yang bersifat korosif.
o Tanaman.
o Tersentuh binatang yang mengandung racun pada kulitnya ataupun bagian
tubuhnya yang lain (umumnya pada binatang yang hidup di air).
4. Keracunan melalui suntikan ataupun gigitan.

Zat racun menembus kulit langsung ke dalam tubuh melalui sistem peredaran darah.

o Obat suntik, misal : penyalahgunaan obat dan narkotika.


o Gigitan/sengatan binatang yang mengandung bisa racun, misal : kalajengking,
ubur-ubur, dsj.

Gejala Umum Keracunan


1. Penurunan respon, gangguan status mental (gelisah, takut, dsj)
2. Gangguan pernafasan
3. Nyeri kepala, pusing ataupun gangguan pengelihatan.
4. Mual ataupun muntah.
5. Lemas, lumpuh ataupun kesemutan.
6. Pucat ataupun kulit kebiruan.
7. Kejang.
8. Syok.
9. Gangguan irama detak jantung ataupun pernafasan.

Gejala Khusus Keracunan


1. Keracunan melalui mulut/alat pencernaan.
o Mual ataupun muntah.
o Nyeri perut.
o Diare.
oNafas ataupun mulut yang berbau.
oSuara parau, nyeri di saluran cerna (mulut dan kerongkongan).
oLuka bakar atau sisa racun di daerah mulut.
oProduksi air liur yang berlebih ataupun mulut menjadi berbusa.
2. Keracunan melalui pernafasan.
o Gangguan pernafasan ataupun pernafasan.
o Kulit kebiruan.
o Nafas berbau.
o Batuk ataupun suara parau.
3. Keracunan melalui kulit.
o Daerah kontak berwarna kemerahan, nyeri, melepuh dan meluas.
o Syok anafilaktik (gejala alergi yang mengancam nyawa yang dapat
menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, melebarnya pembuluh darah,
naiknya denyut nadi, menurunnya tekanan darah, menyempitnya saluran
nafas, ruam pada kulit, mual dan anggota gerak yang hangat.
4. Keracunan melalui suntikan ataupun gigitan.
o Luka di daerah suntikan ataupun gigitan berupa luka tusuk atau bekas gigitan.
o Nyeri pada daerah sekitar suntikan ataupun gigitan dan kemerahan.

Pada kasus gigitan ular :

o Demam.
o Mual dan muntah.
o Pingsan.
o Lemah.
o Nadi cepat dan lemah.
o Kejang.
o Gangguan pernafasan.

Penanganan/Pertolongan Pertama (P3K) Pada Kasus


Keracunan Umum
1. Amankan tempat kejadian.
2. Pengamanan penolong dan penderita apabila diketahui zat racun berupa gas.
3. Keluarkan penderita dari daerah yang berbahaya.
4. Lakukan penilaian dini (respon, nafas dan nadi) dan lakukan resusitasi jantung paru
(RJP) bila perlu.
5. Periksa jalan nafas apabila respon penderita menurun ataupun jika penderita muntah.
6. Berikan oksigen bila ada.
7. Amankan pembungkus, sisa muntahan dan sejenisnya untuk identifikasi jenis racun.
8. Periksa tanda vital secara berkala (nafas dan nadi) dan rujuk ke fasilitas kesehatan
9. terdekat.
Penanganan/Pertolongan Pertama (P3K) Pada Kasus
Keracunan Khusus
1. Keracunan melalui mulut/alat pencernaan.
o Turunkan kadar kekuatan racun dengan pengenceran dengan cara memberi
minum susu ataupun air sebanyak-banyaknya maupun memberi anti racun
umum yaitu norit ataupun putih telur (JANGAN BERIKAN SUSU PADA
KERACUNAN YANG DIKETAHUI KARENA ZAT YANG
MENGANDUNG FOSFAT !!!).
o Lakukan rangsangan-rangsangan muntah untuk mengeluarkan racun dari
dalam lambung dimana cara ini hanya efektif 2 (dua) jam pertama saat
kejadian. Namun jangan lakukan rangsangan muntah pada keracunan yang
menelan asam/basa kuat, menelan minyak, penderita kejang ataupun ada
riwayat kejang dan penderita yang tidak sadar atau mengalami gangguan
kesadaran.
2. Keracunan melalui kulit.
o Buka baju penderita yang terkena.
o Siram bagian yang terkena racun dengan air sekurang-kurangnya selama 20
menit (bila racun berupa serbuk maka sikat dahulu sebelum menyiram dengan
air dan jangan lakukan penyiraman jika diketahui racun bereaksi kuat dengan
air). Posisikan penolong agak jauh dari bagian tubuh penderita yang terkena
racun untuk menghindari kontaminasi.
3. Gigitan ular.
o Amankan diri penolong dan tempat kejadian.
o Tenangkan penderita.
o Lakukan penilaian dini (respon, nafas dan nadi).
o Rawat luka serta pasang bidai bila diperlukan.
o Pasang (ikat) pembalut elastis pada daerah gigitan.
o Jika tidak berbahaya bawa ular yang menggigit untuk identifikasi jenis racun.
o Rujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.

Ini adalah cache Google' untuk http://chyntiayuliza.blogspot.com/2012/07/pertolongan-


pertama-pada-pasien.html. Gambar ini adalah jepretan laman seperti yang ditampilkan pada
tanggal 29 Jul 2016 22:34:22 GMT.
Sementara itu, halaman tersebut mungkin telah berubah. Pelajari Selengkapnya
Versi lengkapVersi hanya teksLihat sumberKiat: Untuk mencari istilah penelusuran Anda
di laman ini dengan cepat, tekan Ctrl+F atau ⌘-F (Mac) dan gunakan bilah cari.

ChyntiaBlog

blog_ku
Annyeong haseyo
terima kasih udah berkenan mengunjungi blog saya
semoga bermanfaat dan menghibur :)

Senin, 02 Juli 2012


Pertolongan Pertama pada Pasien Keracunan

Keracunan merupakan keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau
makanan ke dalam tubuh melalui berbagai cara yang berbahaya bagi tubuh. Ada tindakan-
tindakan pokok yang penting saat memberikan pertolongan pada korban keracunan.
Pertolongan pada korban yang keracunan yang ditimbulkan oleh zat apapun haruslah dilakukan
dengan sangat hati-hati dan tidak boleh terburu-buru. Pertolongan yang salah atau yang secara
berlebihan justru mendatangkan bahaya baru bagi korban.
Sedapat mungkin mencari tahu atau mencari racun penyebabnya, misalnya dari botol
bekas atau sisa zat atau makanan yang masih ada disekitar korban. Tindakan pertolongan akan
sangat ditentukan dari jenis racunnya.
Tindakan pertama adalah bersihkan saluran napas korban dari kotoran, lendir, atau
muntahan. Dalam hal keracunan, penolong jangan memberikan pernapasan buatan dengan
cara mulut ke mulut karena bahaya terkontaminasi dari korban ke penolong. Apabila
pernapasan buatan diperlukan, maka berikan cara lainnya. Apabila racun tidak dapat dikenali
atau tidak diketahui maka untuk sementara berikan norit atau larutan arang batok kelapa yang
dicampur dengan air. Selain itu dapat juga berikan putih telur, susu, dan air sebanyak-
banyaknya untuk mengencerkan racun yang masuk dalam tubuh.
Racun dapat masuk dalam tubuh dengan berbagai cara seperti berikut :
1. Racun masuk melalui mulut
Umumnya racun masuk ke dalam tubuh melalui mulut yang dengan sendirinya dapat
merangsang terjadinya muntah, hal tersebut baik bagi korban. Namun, jika tidak disertai
muntah, korban dirangsang untuk memuntahkan racunnya atau dibantu dengan cara menekan
tenggorokannya dengan jari melalui mulut.Pada anak-anak, merangsang muntah dapat
dilakukan dengan memberinya minum air atau susu sebanyak mungkin, biasanya muntah akan
terjadi dengan sendirinya.
* Muntah tidak boleh dirangsang : beberapa catatan yang tidak boleh merangsang
muntah adalah keracunan yang disebabkan oleh bensin, minyak tanah, asam dan basa keras,
serta apabila penderita dalam keadaan tidak sadar. Memuntahkan zat tersebut malah akan
merugikan atau merusak saluran cerna korban.
* Pembilasan lambung : pembilasan lambung perlu dilakukan apabila racun masuk
melalui mulut kurang dari 3 jam. Pembilasan lambung dapat dilakukan setelah lewat dari 3 jam,
apabila penderita sudah diberi minum susu dalam jumlah banyak terlebih dahulu. Pembilasan
lambung tidak boleh dikerjakan apabila racun yang termakan bersifat korosif, misalnya asam
atau basa keras atau berupa bensin dan sejenisnya.
* Cara yang dilakukan dalam penatalaksanaan keracunan melalui mulut : penderita diberi
minum air garam (satu sendok makan garam dapur dalam satu liter air) atau satu sendok makan
bubuk norit (arang) dalam satu liter air. Kemudian cairan tersebut dimuntahkan. Apabila
penderita tidak sadar, jangan melakukan prosedur memuntahkan sendiri isi lambungnya. Dalam
hal ini korban cepat dibawa ke rumah sakit.
2. Racun yang masuk melalui saluran napas
Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan yang merupakan sumber masuknya racun
melalui hidung. Bawa korban ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila perlu berikan
pernapasan buatan.
3. Racun masuk melalui kulit
Kulit yang terkena racun disiram dengan air mengalir. Sedapat mungkin, pakaiannya
sudah dilepas terlebih dahulu. Demikian pula pakaian yang dipakainya disiram dengan air
mengalir atau dilepas. Apabila sudah terjadi syok atau pingsan, penderita segera dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
4. Racun masuk melalui suntikan
Segera pasang penekan (torniket) di atas dari tempat suntikan untuk menghambat racun
menjalar lebih jauh di dalam tubuh, atau dapat pula dengan menyedotnya dari tempat suntikan
dengan mempergunakan alat penyedot.
5. Reaksi alergi berat : anafilaksis
Anafilaksis adalah suatu reaksi alergi yang bersifat akut, menyeluruh dan biasanya berat.
Anafilaksis terjadi pada seseorang yang sebelumnya telah mengalami perangsangan (sensitisasi)
akibat pemaparan terhadap suatu zat penyebab alergi. Anafilaksis tidak terjadi pada kontak
pertama dengan alergen, tapi pada pemaparan kedua atau pemaparan berikutnya baru terjadi
reaksi alergi. Reaksi anafilaksis ini terjadinya mendadak, berat dan sistemik (melibatkan seluruh
sistem tubuh).
Anafilaksis bisa terjadi sebagai respon terhadap zat asing/ alergen. Beberapa jenis obat-
obatan misalnya morfin, pada pemaparan pertama bisa menyebabkan reaksi anafilaktoid
(reaksi yang menyerupai anafilaksis, namun masih lebih ringan). Hal ini biasanay merupakan
reaksi idiosinkratik atau reaksi keracunan dan bukan merupakan mekanisme sistem kekebalan
seperti yang terjadi pada anafilaksis sesungguhnya. Paling sering terjadi pada gigitan atau
sengatan serangga, alergi makanan dan alergi obat. Jarang terjadi pada alergen yang berupa
serbuk sari bunga.
Gejala yang muncul merupakan respon sistem kekebalan tubuh yang melepaskan
antibodi dan diikuti jaringan melepaskan histamin dan zat lainnya. Hal ini menyebabkan
terjadinya reaksi penyempitan saluran udara, sehingga terdengar bunyi mengi (bengek)saat
bernapas, gangguan pernapasan dan timbul gejala-gejala saluran pencernaan berupa nyeri
perut, kram perut, muntah dan diare.
Tindakan pertolongan :
* Anafilaksis merupakan keadaan darurat yang memerlukan pertolongan segera.
* Bila perlu, segera lakukan pernapasan buatan atau resusitasi kardiopulmonal, intubasi
endotrakeal atau trakeostomi/krikotirotomi.
* Epinefrin diberikan dalam bentuk suntikan atau obat hirup, untuk membuka saluran
pernapasan dan meningkatkan tekanan darah.
* Untuk mengatasi syok, diberikan cairan melalui infus dan obat-obatan untuk
menyokong fungsi jantung dan peredaran darah berfungsi baik.
* Antihistamin misalnya Diphenhydramine dan kortikosteroid misalnya prednison
diberikan untuk meringankan gejala lainnya.
Pencegahannya : jika sudah diketahui, hindari alergen penyebab reaksi alergi. Untuk
mencegah anafilaksis akibat alergi obat, kadang sebelum obat penyebab alergi diberikan,
terlebih dahulu berikan kortikosteroid, antihistamin atau efinefrin.
6. Keracunan makanan
* Keracunan botulinum
Kuman Clostridium botulinum adalah kuman yang hidup dengan kondisi kedap udara
(anaerobic), yaitu ditempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi
dirinya dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora, karena cara hidup yang
demikian itu, memungkinkan kuman ini banyak dijumpai pada makanan dalam kaleng yang
diolah secara kurang sempurna.
Gejalanya muncul secara mendadak antara 18-36 jamm setelah mengkonsumsi makanan
tercemar kuman ini. Gejalanya berupa badan lemas yang kemudian diikuti dengan penglihatan
yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak
lainnya, sehingga penderita mengalami kesulitan berbicara dan susah menelan.
Korban harus dirawat di rumah sakit dengan penyuntikkan serumantitoksin yang khas
untuk botulinum. Sebelum disantap, makanan kaleng dibuka dan kemudian direbus bersama
kalengnya di dalam air sampai mendidih untuk beberapa menit.
* Keracunan jamur
Jamur Amanita spp paling sering mengandung racun, gejalanya dapat muncul beberapa
menit sampai 2 jam sesudah makan jamur yang beracun tersebut. Gejalanya berupa sakit perut
yang hebat, muntah, mencret, rasa haus, banyak berkeringat, kekacauan mental dan pingsan.
Tindakan pertolongan : apabila tidak ada muntah-muntah, penderita dirangsang agar
muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer Kalium Permanganat ( 1 gram
Kalium Permanganat dalam 2 liter air) atau dengan meminum putih telur dicampur susu. Bila
ada gangguan napas, berikan pernapasan buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah sakit.
* Keracunan jengkol
Keracunan jengkol dapat terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol yang berlebih
dalam saluran kencing. Gejalanya berupa nyeri pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri
sewaktu kencing dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak keluar bersama
air kencing. Kadang juga disertai darah akibat gesekan kristal asam jengkol saat keluar dan
melukai saluran kemih. Bau khas jengkol pada napas, mulut dan air kencing. Keracunan yang
berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau tidak dapat kencing sama sekali.
Tindakan pertolongan : pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air soda
sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk mengurangi
sakitnya. Pada keracunan yang berat, penderita harus dirawat di rumah sakit.
* Keracunan singkong
Racun yang terdapat dalam singkong merupakan unsur senyawa sianida. Gejalanya
muntah, mencret, sakit kepala, pusing, sesak napas, badan lemah, mata melotot, mulut
berbusa, pingsan, kejang-kejang.
Tindakan pertolongan :
- berikan uap amyl nitrit/amonia di depan hidungnya setiap 2-3 menit sekali selama 15-30
detik.
- berikan pernapasan buatan.
- usahakan agar penderita memuntahkan singkong yang telah dimakan.
- berikan larutan natrium thiosulfat2-3 gram dalam segelas air untuk diminum.
- selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit, selama dalam perjalanan usaha
pertolongan harus dilanjutkan atau diulangi.
7. Keracunan zat kimia dan obat
Beberapa zat kimia yang sering digunakan misalnya : DDT, pembunuh/pembasmi
serangga, obat merah (yodium tinctur), racun tikus, zat pembasmi hama, zat penutih, deterjen,
alkohol, spiritus, minyak tanah, bensin, solar, gas, korek api, zat kecantikan seperti untuk kuku
atau muka. Keracunan utamanya sering terjadi karena salah dalam penggunaan, tidak sesuai
untuk siapa yang cocok zat tersebut digunakan, dan dosis yang berlebihan.
Tindakan pertolongan :
- bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau tempat zat itu disimpan
sehingga cepat diberikan penawarnya.
- jika ada dugaan penderita keracunan, maka upayakan penderita memuntahkan apa
yang telah dimakannya dengan cara memasukkan jari ke dalam mulut/keronkongannya atau
berikan minum air sabun/air garam, biarkan penderita muntah sampai muntahannya jernih.
Untuk merangsang muntah diberikan susu, air yang dicampur terigu atau telur mentah yang
telah dikocok, atau berikan satu sendok makan bubuk arang.
- Tetapi jika penderita diduga menelan korosif seperti minyak tanah, penderita dilarang
muntah atau jangan dirangsang muntahnya.
Untuk hal ini lakukan pertolongan dengan memberikan penawar racun, penawar racun
yang sering digunakan :
- Arang kayu 2 bagian atau roti yang dipanggang sampai hangus. Garam Inggris 1 bagian,
asam tannin/teh pekat 1 bagian, dan diaduk sampai merata. Lalu ambil satu sendok teh penuh
campuran tersebut dan dituangkan ke dalam 1 gelas air, lalu diminum.
- Cara lainnya adalah suruh penderita muntah.
- Bila anak-anak, baringkan anak pada lutut dengan kepala dibawah dan letakkan jari di
belakang kerongkongannya supaya dia muntah.
- Untuk anak yang lebih besar, bisa diberikan satu atau dua gelas susu atau putih telur,
atau garam satu sendok teh ditambahkan dengan air yang bila diminum akan menambah
kecendrunggan untuk muntah.

Diposkan oleh ChyntiaBlog di 23.09


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

1 komentar:

1.

PURNAMA22 November 2015 07.22

lengkap juga nih informasinya, mantab banget, salam kenal aja ya permainan bola
voli

BalasHapus

Tambahkan komentar
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Chyntia
ChyntiaBlog
Medan, Indonesia
mari saling berbagi informasi yang berguna.. selamat membaca :)
Lihat profil lengkapku

Total Pengunjung
Pengikut

Arsip Blog
 ► 2016 (1)
o ► Juni (1)

 ► 2015 (3)
o ► Oktober (1)
o ► April (2)

 ► 2014 (2)
o ► Desember (2)

 ► 2013 (19)
o ► September (1)
o ► Agustus (1)
o ► Juni (4)
o ► Mei (3)
o ► April (5)
o ► Maret (4)
o ► Februari (1)
 ▼ 2012 (77)
o ► Desember (1)
o ► November (5)
o ► September (2)
o ► Agustus (1)
o ▼ Juli (39)
 berbuka :)
 Aku, Karirku, dan Tumor di Rahimku
 menu bukaan pada puasa ke 6
 menu berbuka puasa
 cinta itu adil
 keponakan2_ku mandi bola :)
 THT _ Sinusitis Akut
 Menjaga Hati _ Yovie and The Nuno
 Demam, Pingsan dan Shock
 Meningitis
 My Birthday :)
 Obat dan Peralatan P3K
 Pelatihan Klinik
 Pertolongan Pertama Pada Perdarahan
 Closer (OST Brain) - Kim Yeon Woo
 I Love You To Death (Jukeul Mankeum Saranghae_ Kim...
 menu lunch hari ini :)
 Rainbow Cake Kukus Bertabur Coklat
 Pemeriksaan Klinik Neurologi Dalam Praktek
 Masa Orientasi Siswa (MOS)
 Talasemia pada Anak
 Demam Tifoid pada Anak
 Kejang Demam pada Anak
 belajar mengenal drum :)
 Cinta Sejati
 Karsinoma Payudara
 makan-makan :)
 Bronchitis Obstruktif
 Radiologi Abdomen dan Urogenital
 Bronchitis Kronik
 Asma Bronchial
 Bihun Goreng Pedas Brokoli
 Gagal ginjal
 menunggu
 Sumber Makanan yang Mengandung Vitamin
 Fungsi-fungsi organ vital tubuh manusia
 Kasus : Goldenhar syndrom (Oculo-Auriculo-Vertebra...
 Pertolongan Pertama pada Pasien Keracunan
 Modul Mata _ Glaukoma Akut
o ► Juni (11)
o ► Mei (11)
o ► April (3)
o ► Februari (1)
o ► Januari (3)
 ► 2011 (22)
o ► September (2)
o ► Juli (3)
o ► Juni (8)
o ► Januari (9)

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Ada kesalahan di dalam


gadget ini

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

sss

Anda mungkin juga menyukai