Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AGAMA

Etika Bisnis dalam Islam


Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram

Nama Kelompok 7 :
1. Dzulfiky Fatkurohman (B32181520)
2. Hafizah Rana
3. Fika Wulan Romadhol Ana
4. Wulan Febrianti
5. Soraya Amalina Filda
6. Seftia Wahyu Kinanti
7. Urifah Nur Rohmah
8. Krisdiana
9. Shafira Ayu Lestari
10.Anggun Fitria Mustika Yekti
11.Genic Berliana
12.Dinda
13.Meylinda Rusdiana
Dosen Pembimbing : Ustadz Zainul Hakim
Tanggal Praktikum :

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua
hingga kita selalu dalam keadaan sehat wal 'afiyat. Sesungguhnya hanya kepada Allah lah
kita memohon ampunan dan pertolongan.
Sholawat serta salam tak lupa tercurah kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW, yang diutus oleh Allah ke bumi untuk meluruskan manusia. Membawa
kita dari kejahiliyahan menuju cahaya Islam yang haq. Karena hidayah-Nya pula,
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ustadz Zainul Hakim
selaku dosen pembimbing mata kuliah agama, yang telah banyak memberikan bimbingan
dan pengarahan. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah
ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Akhirnya, kami mohon maaf apabila dalam makalah ini ada banyak terdapat
kesalahan. Kami juga mohon kritik dan saran apabila dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan.

Wabillahittaufiq wal hidayah, warridho wal inayah.


Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Jember, 2018
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena agama
sangat dibutuhkan oleh manusia agar manusia memiliki pegangan hidup sehingga ilmu
dapat menjadi lebih bermakna, yang dalam hal ini adalah Islam. Dengan ilmu kehidupan
manusia akan bermutu, dengan agama kehidupan manusia akan lebih bermakna, dengan
ilmu dan agama kehidupan manusia akan sempurna dan bahagia.

Pada dasarnya, etika sangatlah berpengaruh pada etika bisnis, terutama dalam hal
kepribadian, tindakan, dan perilakunya. Jika seorang pengusaha dapat membentuk karakter
dirinya sendiri sesuai dengan akhlak yang mulia, maka dia akan berhasil mencapai
keuntungan dalam hidup ini dan dalam kehidupan yang akan datang. Pembentukan etika
dan karakter sangatlah memiliki ikatan yang kuat satu sama lain.

Dalam etika, pembentukan karakter mencakup nilai-nilai moral, perilaku, dan


menekankan pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh seorang pengusaha dan sudut
pandang yang dibolehkan oleh seorang pengusaha dari sudut pandang yang dibolehkan
maupun yang dilarang. Termasuk norma-norma yang mengatur hubungan seorang
pengusaha dengan tim kerjanya orang-orang yang berbisnis dengannya, dan juga para
pegawainya. Dalam hal ini, ada perjanjian yang harus ditentukan oleh seorang pengusaha.
Meningkatkan kecakapan penampilan, memasarkan kualitas barang dagangan, mencatat
urusan-urusan, persetujuan-persetujuan dan kontrak-kontrak, serta menunaikan kewajiban
dengan baik seperti pekerjaan yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam lingkungan kerja ini,
ada pula beberapa perbuatan yang harus dijauhi, seperti menghindari adanya kecurigaan
dan pertengkaran. Larangan ini diikuti dengan sejumlah batasan-batasan dan sanksi-sanksi
untuk dijatuhkan kepada para pelaku bisnis dalam kasus pelanggaran kode etik tersebut.

Sistem ekonomi Islam yang dijiwai ajaran-ajaran agama Islam memang dapat
diamati berjalan dalam masyarakat-masyarakat kecil di negara-negara yang mayoritas
penduduknya beragama Islam. Namun dalam perekonomian yang sudah mengglobal
dengan persaingan terbuka, bisnis Islam sering terpaksa menerapkan praktek-praktek bisnis
non Islam. Misalnya, perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang memisahkan
kepemilikan dan pengelolaan, dalam proses meningkatkan pasar modal (bursa efek), sering
terpaksa menerima asas-asas sistem kapitalisme yang tidak Islam.
Makanan yang halal dan baik merupakan tuntunan agama. Halal dari segi
dhahiriyah dan sumber untuk mendapatkan makanan tersebut apakah melalui cara-cara
yang halal. Memakan makanan yang halal dan baik merupakan bukti ketaqwaan kita
kepada Allah, karena memakan makanan halal dan baik merupakan salah satu ibadah.
Allah membolehkan manusia seluruhnya memakan makanan yang telah diberikan
Allah di bumi ini, yang halal dan yang baik saja, serta meninggalkan yang haram. Allah
menyeru manusia supaya menikmati makanan-makanan yang baik dalam kehidupan
mereka dan menjauhi makanan-makanan yang tidak baik, karena dunia diciptakan untuk
seluruh manusia. Karunia Allah bagi setiap manusia adalah sama, baik beriman atau tidak
beriman. Kehidupan manusia tak pernah berpisah dengan lingkungan sekitarnya. Allah
SWT menciptakan berbagai makhluk hidup , diantaranya manusia, hewan, dan tumbuhan.
Makhluk hidup tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan sosial antar makhluk
hidup. Manusia membutuhkan bahan yang dapat ia olah menjadi makanan yang dapat
membuat dia tidak letih dalam menjalankan aktivitas kehidupannya atau dapat dikatakan
manusia membutuhkan hewan dan tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari
kulit ia dapat makan dan dapat menambah energi tubuhnya yang akan habis,hewan juga
membutuhkan manusia namun ada juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak
membutuhkan bantuan manusia dalam hidupnya. Makhluk hidup yang diciptakan Allah
SWT diciptakan untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya., apakah itu manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Semuanya tetap harus mematuhi perintah dari Tuhan-nya dan
menjauhi segala larangannya. Terkhusus bagi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Manusia perlu menghindari setiap perbuatan/sikap dan sifat yang berdampak negatif, tidak
memakan makanan yang telah dilarang dalam agama.Maka dari itu, manusia harus selalu
mengingat hal-hal yang dilarang dalam agamanya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah definisi etika bisnis Islam?
2. Apa saja nilai dasar etika bisnis dalam Islam?
3. Apa saja prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam?
4. Apakah pengertian makanan dan minuman halal dan haram ?
5. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan dan minuman halal ?
6. Apa saja yang termasuk dalam jenis-jenis makanan dan minuman haram ?
7. Apa saja hikmah dihalalkan dan diharamkan makanan?
8. Hadist atau Qur’an Surah apa yang menerangkan tentang makanan dan minuman
halal dan haram?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1. Mengetahui definisi etika bisnis Islam.
2. Mengetahui dasar etika bisnis dalam Islam.
3. Mengetahui prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam.
4. Mengetahui pengertian makanan dan minuman halal dan haram.
5. Mengetahui jenis-jenis makanan dan minuman halal .
6. Mengetahui jenis-jenis makanan dan minuman haram.
7. Mengetahui hikmah dihalalkan dan diharamkan makanan.
8. Mengetahui Qur’an Surah atau Hadist apa yang menerangkan tentang makanan dan
minuman halal dan haram.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Etika Bisnis Dalam Islam

Setelah mengetahui makna atau pengertian dari kata”Etika”,”Bisnis”,dan”Islami”


maka dapat digabungkan makna ketiganya adalah bahwa Etika Bisnis Islami
merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang benar dan salah
yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan produk,
pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standar
untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.
Artinya, etika bisnis islami merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.
Dalam membicarakan etika bisnis islami adaah menyangkut “Bussines Form” dan
atau “Business Person”, yang mempunyai arti yang bervariasi. Berbisnis berarti suatu
usaha yang menguntungkan. Jadi etika bisnis islami adalah studi tentang seseorang
atau organisasi melakukan usaha atau kontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai
dengan nilai-nilai ajaran islam.
Menurut Vincent Barry dalam bukunya “moral issue in business”, menyatakan
bahwa Business ethics is the study of what constitutes good and bad human conduct,
including related action and values, in a business context. (Etika bisnis adalah ilmu
tentang baik buruknya terhadap suatu manusia, termasuk tindakan-tindakan relasi dan
nilai-nilai dalam kontak bisnis.
B. Nilai Dasar Etika Dalam Islam
Etika bisnis Islam merupakan etika bisnis yang mengedepankan nilai-nilai Al
Qur’an. Oleh karena itu, beberapa nilai dasar dalam etika bisnis Islam yang disarikan
dari inti ajaran Islam itu sendiri adalah, antara lain :
1. Kesatuan (Tauhid/unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep
tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam
bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta
mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.Dari konsep
ini maka islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi
membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi
terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat
penting dalam sistem Islam.
Jika konsep tauhid diaplikasikan dalam etika bisnis, maka seorang pengusaha
muslim tidak akan :
- Berbuat diskriminatif terhadap pekerja, pemasok, pembeli, atau siapapun dalam
bisnis atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin atau agama.
- Dapat dipaksa untuk berbuat tidak etis, karena ia hanya takut dan cinta kepada
Allah swt. Ia selalu mengikuti aturan prilaku yang sama dan satu, dimanapun
apakah itu di masjid, ditempat kerja atau aspek apapun dalam kehidupannya.
- Menimbun kekayaan dengan penuh keserakahan. Konsep amanah atau
kepercayaan memiliki makna yang sangat penting baginya karena ia sadar
bahwa semua harta dunia bersifat sementara dan harus dipergunakan secara
bijaksana.
2. Keseimbangan (equilibrium/adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan
melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah diutus Allah untuk
membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi orang yang berbuat curang, yaitu
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meminta untuk
dipenuhi, sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu dikurangi.

Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis tersebut, karena


kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan. Al-Qur’an memerintahkan kepada
kaum muslimin untuk menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan
jangan sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan takaran dan
timbangan.

‫س ۡب َٰحن‬ُ ‫هُو ِإنَّ ۥهُ ء َٰايتِنا ِم ۡن ِلنُ ِري ۥه ُ ح ۡول ۥه ُ َٰبر ۡكنا ٱلَّذِي ۡٱۡل ۡقصا ۡٱلم ۡس ِج ِد إِلى ۡٱلحر ِام ۡٱلم ۡس ِج ِد ِمن ل ۡي ٗل ِبع ۡب ِد ِهۦ أ ۡسر َٰى ٱلَّذِي‬
‫س ِمي ُع‬
َّ ‫ير ٱل‬
ُ ‫ص‬ ِ ‫ ۡٱلب‬١

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan


neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”(Q.S. al-Isra’:35).

Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat
adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam Surat Al-Maidah : 8

‫شهدآء للِ ق َّو ِامين ُكونُوا ءامنُوا الَّذِين ياأيُّها‬ ِ ‫أ ْقربُ هُو ا ْع ِدلُوا ت ْع ِدلُوا ألَّ على ق ْوم شنئانُ يجْ ِرم َّن ُك ْم ول بِ ْال ِقس‬
ُ ‫ْط‬
ُ ِ‫ت ْعملُون ِبما خب‬
‫يرُُ للا إِ َّن للا واتَّقُوا ِللت َّ ْقوى‬

“Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu


menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa”.
3. Kehendak Bebas (free will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka
lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk
aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu
terhadap masyarakatnya melalui zakat, infak dan sedekah.
4. Tanggung Jawab
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas.
untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakanya secara logis prinsip ini berhubungan erat
dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas
dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
5. Kebenaran, Kebajikan, dan Kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan
dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam
konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang
meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas
pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan.
Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan
berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang
melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis.Menurut al Ghazali,
terdapat enam bentuk kebajikan :
a. Jika seseorang membutuhkan sesuatu, maka orang lain harus memberikannya
dengan mengambil keuntungan sesedikit mungkin. Jika sang pemberi
melupakan keuntungannya, maka hal tersebut akan lebih baik baginya.
b. Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik baginya
untuk kehilangan sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga
sebenarnya.
c. Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang harus bertindak
secara bijaksana dengan memberi waktu yang lebih banyak kepada sang
peminjam untuk membayar hutangnya.
d. Sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-barang
yang sudah dibeli seharusnya diperbolehkan untuk melakukannya demi
kebajikan.
e. Merupakan tindakan yang baik bagi si peminjam untuk mengembalikan
pinjamannya sebelum jatuh tempo, dan tanpa harus diminta.
f. Ketika menjual barang secara kredit, seseorang harus cukup bermurah hati,
tidak memaksa orang untuk membayar ketika orang belum mampu untuk
membayar dalam waktu yang sudah ditetapkan.
C. Prinsip-prinsip Etika Dalam Islam
Rasululah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis yang
dijadikan sebagai prinsip, di antaranya ialah:
a. Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam,
kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam kegiatan bisnis. Rasulullah
sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam hal ini, beliau
bersabda : “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang
mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya”(H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang
menipu kami, maka dia bukan kelompok kami” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri
selalu bersikap jujur dalam berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan
barang busuk di sebelah bawah dan barang baru di bagian atas.
b. Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis menurut Islam,
tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-banyaknya, sebagaimana yang
diajarkan Bapak Ekonomi Kapitalis, Adam Smith, tetapi juga berorientasi kepada
sikap ta’awun (menolong orang lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis.
Tegasnya, berbisnis, bukan mencari untung material semata, tetapi didasari
kesadaran memberi kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
c. Tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw sangat intens melarang
para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis
Dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah bahwanya saya
mendengar Rasulullah saw bersabda, “Sumpah itu melariskan dagangan tetapi
menghapuskan keberkahan”.Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat ini
sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada gilirannya
meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari, bahwa meskipun
keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya tidak berkah.
d. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap ramah dalam melakukan
bisnis. Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Allah merahmati seseorang yang
ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan Tarmizi).
e. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain tertarik
membeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad, “Janganlah kalian
melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu, berkolusi dengan penjual untuk
menaikkan harga, bukan dengan niat untuk membeli, tetapi agar menarik orang
lain untuk membeli)”
f. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli kepadanya. Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Janganlah seseorang di antara kalian menjual dengan
maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih)
g. Tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang dalam
masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik dan
keuntungan besar pun diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku bisnis
semacam itu.
h. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan, timbangan yang
benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman Allah: “Celakalah bagi
orang yang curang, yaitu orang yang apabila menerima takaran dari orang lain,
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi” ( QS. 83: 112).
i. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman Allah,
“Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah, dan dari
mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari
itu, hati dan penglihatan menjadi goncang”.
j. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad Saw
bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering keringatnya”.
Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda.
Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.
k. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah melegitimasi
monopoli dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah eksploitasi (penguasaan)
individu tertentu atas hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan
isinya seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut mengeruk
keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan kepada orang lain. Ini
dilarang dalam Islam.
l. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat) yang
dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya, larangan
melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos(kekacauan) politik. Tidak boleh
menjual barang halal, seperti anggur kepada produsen minuman keras, karena ia
diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua bentuk bisnis tersebut dilarang
Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga dan
diperhatikan secara cermat.
m. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan halal, bukan barang yang
haram, seperti babi, anjing, minuman keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad Saw
bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi dan
“patung-patung”(H.R. Jabir).
n. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan. Firman Allah, “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang
batil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di antara
kamu” (QS. 4: 29)
o. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya. Rasulullah memuji seorang
muslim yang memiliki perhatian serius dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi
Saw, “Sebaik-baik kamu, adalah orang yang paling segera membayar hutangnya”
(H.R. Hakim).
p. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum mampu membayar.
Sabda Nabi Saw, “Barang siapa yang menangguhkan orang yang kesulitan
membayar hutang atau membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di
bawah naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya” (H.R.
Muslim).
q. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba. Firman Allah, “Hai orang-
orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman(QS. al-
Baqarah:: 278) Pelaku dan pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang
kesetanan (QS. 2: 275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan
perang terhadap riba.
r. Membangun hubungan baik antar kolega. Islam menekankan hubungan konstruktif
dengan siapapun antar sesame pelaku bisnis. Islam tidak menghendaki dominasi
pelaku yang satu atas pelaku yang lainnya baik dalam bentuk monopoli, oligopoly,
maupun bentuk-bentuk lain yang tidak mencerminkan nilai keadilan atau
pemerataan pendapatan.
s. Menetapkan harga dengan transparan. Harga yang tidak transparan bisa
mengandung penipuan. Untuk itu menetapkan harga secara terbuka dan wajar
sangat dihormati dalam Islam agar tidak terjerumus dalam Riba. Kendati dalam
bisnis kita sangat ingin memperoleh keuntungan, tetapi hak-hak pembeli harus
tetap dihormati.
t. Tertib administrasi. Dalam dunia perdagangan wajar terjadi praktik pinjam
meminjam. Dalam hubungan ini al Qur’an mengajarkan perlunya administrasi
hutang piutang tersebut agar manusia terhindar dari kesalahan yang mungkin
terjadi.
D. Definisi Makanan dan Minuman Halal dan Haram
Makanan halal adalah makanan yang boleh dikonsumsi oleh manusia menurut
syariat islam. Segala sesuatu yang baik berupa tumbuhan,buah-buahan,atau binatang
pada dasarnya adalah halal (boleh) dimakan.
Makanan haram adalah makanan yang diharamkan/dilarang dikonsumsi oleh
manusia menurut syariat islam. Semua makanan dilarang oleh syar’I pasti ada hikmah
atau bahaya terkandung di dalamnya.
Minuman halal adalah minuman yang dihalalkan untuk dikonsumsi oleh manusia
menurut syari’at Islam. Pada hakikatnya hukum minuman sama dengan makanan yaitu
pada dasarnya diperbolehkan atau halal.
Minuman haram adalah minuman yang diharamkan untuk dikonumsi oleh manusia
menurut syari’at Islam. Minuman yang haram di antaranya mengandung unsur
memabukkan yang disebut Khamr.

E. Jenis-jenis Makanan dan Minuman Halal


Makanan yang dihalalkan dalam Islam sangat banyak sekali, berbagai macam
makanan mulai dari yang dihasilkan dari tumbuhan ataupun dari hasil ternakan
(hewan). Dalam Al Qur’an telah dijelaskan Oleh Allah SWT, dalam Surat Al –
Baqarah ayat 168 yang Artinya sebagai berikut:
“ Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
Bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
Dari itu Allah SWT juga berfirman dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 172 yang
artinya sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-
Nya kamu menyembah”.
Secara garis besar makanan halal dikelompokkan menjadi dua,yaitu :
a. Halal ‘Aini yaitu makanan halal yang memang dzat benda tersebut telah dihalalkan
oleh syariat islam.
b. Halal Sababi yaitu makanan halal karena cara memperolehnya atau cara
mengolahnya dibenarkan oleh syariat islam.

Adapun yang termasuk makanan halal ‘aini antara lain :


a. Berasal dari tumbuhan berupa biji-bijian,buah-buahan,dan sayur-mayur.Seperti
jagung,padi,kacang,jeruk,dan sebagainya.
b. Berasal dari binatang.
1) Binatang darat.
Semua binatang darat dihalalkan,kecuali yang diharamkan oleh Allah dan
Rasul- Nya.Seperti ayam,sapi,kuda,kerbau,itik,dan lain-lain.
2) Binatang air.
Semua binatang air laut dihalalkan,baik berupa ikan atau bentuk yang
lain.Sedangkan binatang air tawar sebagian dihalalkan dan diharamkan.
3) Bangkai ikan dan belalang.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Dihalalkan bagi kita dua macam
daging bangkai (binatang) dan dua macam darah yaitu bangkai ikan dan
belalang,dan dua darah ialah hati dan limpa.” (H.R.Ad Daruquthni)
4) Semua makanan yang tidak mendatangkan mudharat bagi jasmani, jiwa, akal,
moral,dan aqidah.\
5) Semua makanan yang baik,yakni tidak kotor dan tidak menjijikan.

Prinsip minuman halal antara lain:


1. Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi manusia, baik dari segi
jamani,akal,jiwa,maupun aqidah.
2. Air atau cairan yang tidak memabukkan,walaupun ebelumnya pernah memabukkan
seperti arak yang berubah menjadi cuka atau masakan yang diolah memakai arak.
3. Air atau cairan yang termasuk benda uci,bukan benda najis atau benda suci yang
terkena najis.
4. Air atau cairan yang halal dan didapatkan dengan cara yang dibenarkan oleh agama
Islam.
Halal cara memperolehnya
Seorang muslim yang taat sangat memperhatikan makanan yang dikonsumsinya.
Islam memberikan tuntunan agar orang Islam hanya makan dan minum yang halal dan
thoyyib, artinya makanan yang sehat secara spiritual dan higienis.
Mengkonsumsi makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal berarti tidak
halal secara spiritual akan sangat berpengaruh negatif terhadap kehidupan spiritual
seseorang. Darah yang mengalir dalam tubuhnya menjadi sangar, sulit memperoleh
ketenangan, hidupnya menjadi beringas, tidak pernah mengenal puas, tidak pernah
tahu bersyukur, ibadah dan doanya sulit diterima oleh Tuhan.

F. Jenis-jenis Makanan dan Minuman Haram


Makanan haram dibagi menjadi dua,yaitu :
a. Haram Sababi
Makanan haram sababi adalah makanan yang diperoleh secara bathil atau tidak
secara sah menurut hokum islam. Termasuk golongan ini antara lain :
1. Makanan milik orang lain (bukan haknya).
2. Hasil usaha/pekerjaan yang dilarang karena melanggar hukum agama maupun
sosial.
3. Harta yang semestinya dikeluarkan untuk zakat,tetapi tidak dikeluarkan
(dimakan sendiri).
4. Mengambil harta anak yatim.
5. Memakan harta dengan cara riba.
6. Usaha pelacuran,perdukunan,dan sejenisnya.
b. Haram ‘Aini
Makanan haram ‘aini adalah semua makanan yang haram disebabkan karena
dzatnya sendiri. Termasuk golongan ini antara lain :
1. Yang dijelaskan dalam Al-Qur-an dalam surat Al-Maidah ayat ke-3.
2. Yang dijelaskan oleh hadist Nabi SAW.
Pada prinsipnya semua binatang yang diciptakan Allah halal dikonsumsi, kecuali
yang diharamkan berdasarkan dalil yang jelas.
Adapun jenis binatang yang diharamkan antara lain:
1. Binatang yang mampu tahan lama hidup di darat dan di air yaitu katak,buaya,kuran
kura dan sebagainya.
2. Himar atau keledai jinak.
3. Semua binatang yang bertaring kuat,seperti harimau,singa, serigala,
gajah,anjing,kucing,kera,dan lain-lain.
4. Semua binatang yang mempunyai kuku tajam, seperti burung elang, kakak tua, nuri,
rajawali, burung hantu, garua, kelelawar, gagak dan lain-lain.
5. Binatang yang diperintah untuk dibunuh.
6. Bintang yang dilarang untuk dibunuh.
7. Binatang yang kotor atau menjijikan, seperti kutu, ulat, cacing, lintah, lalat, lebah,
laba-laba, nyamuk, kumbang, dan sejenisnya.

Adapun jenis minuman yang haram pada garis besar dibagi menjadi tiga macam :
1. Semua jenis minuman yang memabukkan atau minuman yang menimbulkan
madharat bagi jasmani,jiwa,moral maupun aqidah
2. Dalam bentuk cair,misalnya arak (khamr), wisky, brendy, bir,vodka,baceman,dan
sejenisnya.
3. Dalam bentuk padat,misalnya ganja,ekstasi,pil koplo, jarak,kecubung,dan
sejenisnya.
4. Dalam bentuk gas,misalnya sabu-sabu dan sejenisnya.
5. Minuman dari benda najis atau benda suci yang terkena najis (mutanajjis).
6. Minuman yang jelas-jelas mengandung racun atau zat lain yang mengancam
kesehatan jiwa. Jika melakukannya sama juga dengan bunuh diri.

G. Hikmah Dihalalkan Makanan


a. Manusia dapat hidup sampai batas waktu yang telh ditentukan Allah.
b. Manusia mendapatkan ridha Allah dengan memilih jenis makanan dan minuman
yang baik sesuai petunjuk Allah.
c. Manusia dapat memiliki akhlakul karimah karena halal dapat memengaruhi watak
atau pengarai manusia.
d. Manusia dapat terhindar dari aklak madzmumah karena tidak mengonsumsi
makanan yang haram.
H. Hikmah Diharamkan Makanan
Islam melarang memakan sesuatu yang haram, tentu dibalik itu ada hikmah yang
sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia.Hikmah tersebut antara lain:
a. Memelihara kebersihan jiwa dan kesehatan jasmani manusia.Karena makanan
kotor dan najis dapat menyebabkan terganggunya kesehatan jiwa dan kesehatan
badan manusia.
b. Menguji iman dan menguji hawa nafsu orang yang beriman,apakah ia sanggup
menaati atau tidak atas hukumhukum Allah tentang makanan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Islam etika dan bisnis merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa
dipisahkan antara satu dengan lainnya. Hal ini dikarenakan ajaran Islam yang
bersifat syumul yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.Hubungan bisnis
dengan etika dalam Islam tak ubahnya kesatuan antara urat dan daging.
Landasan yang mendorong prilaku bisnis hendaknya didasarkan tidak hanya karena
rasa takut pada sebuah pemerintahan, tidak juga hanya karena hasrat menumpuk
kekayaan , tetapi lebih dari itu, seorang pebisnis hendaknya menyandarkan prilakunya
semata-mata karena rasa takut kepada Allah dalam usah mencari ridhanya. Sehingga
bisnis yang ideal dalam Islam, adalah bisnis yang mampu menyeimbangkan antara hak
dan kewajiban, mempu menciptakan rasa keadilan dan memenuhi tuntutan kebajikan
dan keluhuran budi. Oleh karena itu, pebisnis muslim harus tunduk kepada aksioma
(nilai dasar) etika bisnis Islami yang mencakup tauhid, keseimbangan, kehendak
bebas, tanggungjawab, dan kebenaran.
Segala jenis makanan apa saja yang ada di dunia halal untuk dimakan sampai ada
dalil yang melarangnya. Makanan yang enak dan lezat belum tentu baik untuk tubuh,
dan boleh jadi makanan tersebut berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya makanan yang
tidak halal bisa mengganggu kesehatan rohani. Daging yang tumbuh dari makanan
haram, akan dibakar di hari kiamat dengan api neraka.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang makanan halal dan makanan
haram, namun tentu saja tidak dapat kami tampilkan semua, diantaranya sebagaimana
yang telah kami uraian dalam pembahasan di atas.
Makanan yang halalan thoyyibah atau halal dan baik serta bergizi tentu sangat
berguna bagi kita, baik untuk kebutuhan jasmani dan rohani. Hasil dari makanan
minuman yang halal sangat membawa berkah, barakah meskipun jumlahnya sedikit.
Makanan dan minuman haram, selain dilarang oleh Allah, juga mengandung lebih
banyak mudharat (kejelekan) daripada kebaikannya. Hasil haram meskipun banyak,
namun tidak barokah atau cepat habis dibandingkan yang halal dan barokah.
B. Kritik dan Saran
Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap
makalah ini tetap dapat memberikan manfaat meskipun sedikit. Selain itu kami juga
berharap pembaca berkenan memberikan masukan baik berupa kritik maupun saran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mahrez, Riyat. Apa Itu Etika Bisnis Islam. 11 Oktober 2018.


https://www.kompasiana.com/riyat/5908bc00f37e61f81165fd78/apa-itu-etika-bisnis-
?page=all
2. http://agusyazin.blogspot.co.id/2013/10/
3. http://liquenao.blogspot.com/2016/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
4. http://firdauzzuel.blogspot.co.id/2012/05/
5. http://lhuluannisa.blogspot.co.id/2012/10/
6. http://ukhuwahislah.blogspot.co.id/2013/06/
7. http://www.tintaguru.com/2011/06/

Anda mungkin juga menyukai