QISM AL-ILAHIYAT
(RUBUBIYAH DAN ULUHIYAH)
Dosen pengampu:
Syukur Madani Siregar, M.Pd
OLEH:
Kelompok 3
Tadris Biologi 4 2019
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat dan hidayah-Nya yang mengiringi kami. Serta terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini berjudul “Qism Al-Ilahiyat (Rububiyah dan Uluhiyah)”sebagai tugas
dari mata kuliah “Teologi Islam”. Materi yang terkandung dalam makalah ini
mencakup dari bagian mata kuliah itu sendiri. Adapun sumber penulisan makalah
ini adalah buku referensi dan website-website resmi yang telah berhasil saya
kumpulkan.
Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat relevan dan
bersifat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik lagi. Akhirnya,
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1.Pengertian ilmu Tauhid ...................................................................... 2
2.2.pengertian Qism Al-Ilahiyat ............................................................... 2
2.3.pembagian Tauhid ............................................................................. 4
A. Tauhid Rububiyah ........................................................................ 4
1) Syahada Rububiyah ................................................................ 6
2) Pengamalan Tauhid Rububiyah ............................................ 7
B. Tauhid Uluhiyah /Ubudiyah ......................................................... 8
1) Syahada Uluhiyah .................................................................. 9
2) Pengamalan Tauhid Uluhiyah ................................................ 10
2.4. kaitan antara Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah .................................. 11
BAB III:PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah juga agar
mengetahui pentingnya Tauhid bagi umat islam.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, 1989), hal 907
2
dengan kehendak dan ikhtiar yang didasari oleh hikmah dan lutf (taufik). Dan
juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan sunnatullah di alam penciptaan
takwini dan tasyri‟I, hasil dan tujuan dari perbuatan-perbuatan Ilahi, dan
perbuatan-perbuatan yang bukan bersumber dari-Nya serta inayah dan
pertolongan, baik itu secara khusus maupun secara umum, kepada hamba-hamba-
Nya.
3
sebagai lawan bicara dan utusan yang ditugaskan menyampaikan risalah
sedangkan Imam Ali As. hanya sebagai audiens dan Nabi saw dengan sengaja
menyampaikan ajaran-ajaran yang diterimanya langsung dari Allah SWT kepada
Imam Ali As. supaya naskah yang didengarnya Ali As. sesuai dengan aslinya.
Dengan melihat dan menyaksikan bagaimana hubungan erat dan dekat Imam
Ali As. dan Rasulullah saw, maka bukanlah sesuatu yang aneh jika metode
interpretasi dan penafsiran Imam Ali As. ihwal Ilahiyah dalam Alquran sangat
menakjubkan, spektakuler dan bahkan tidak pernah terdengar dari salah seorang
sahabat pun dan tidak heran kalau dalam Ilahiyah beliau As. memiliki maqam
yang sangat tinggi dan tak pernah terlintas di benak dan pikiran seorang pun.
Setiap orang memiliki potensi untuk mencapai suatu maqam dan Ilahiyah, namun
tidak akan pernah sampai kepada maqam yang diketahui dan didiskripsikan Imam
Ali As.
Tauhid Rububiyah ini sudah ada dan dimiliki oleh manusia sejak masih
berada dalam ruh al-mahfuzh, telah terjadi perjanjian antara Allah dan
2
Dra.Hj. Musdalifah daulay, ilmu Tauhid / ilmu Kalam, (medan : UINSU, 1999) hal 22
4
manusia itu sendiri. Hal ini diinformasikan dalam Al-Qur‟an surat Al-
A‟raf,bahwa Allah telah berkata kepada manusia :
“Alasta Birabbikum “ (Bukankah Aku ini Tuhan kalian?)“
“Balas Syahdinaa” ( Betul, kami telah menyaksikannya)”.
5
1). Syahadah Rububiyah
Syahadah Rububiyah maksudnya adalah pengakuan, pembenaran, dan
kesaksian hati secara terus menerus bahwa hanya Allah semata yang
menjadi Rabb, Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penentu perjalanan
alam semesta beserta segala isinya. Untuk menumbuhkan syahadah
Rububiyah ini,proses yang perlu dan harus dilakukan adalah penghayatan
secara mendalam di dalam hati dari pengetahuan tentang ke-Esaan Allah
tersebut. Untuk tumbuhnya kesadaran hati, manusia harus menyadari
sesungguhnya ada 7 sifat/asma Allah yang diberikan Nya kepada manusia
sebagai makhluk sempurna yaitu:
a) Kehidupan
b). Ilmu/mengetahui
c). Kekuasaan
d). Kehendak
e). Mendengar
f). Melihat
g). Berkata-kata
Ketujuh sifat tersebut apabila tidak diakui sebagai pemberian Allah,
akan membuat manusia menjadi kufur dan angkuh bahkan akan membuat
manusia menjadi takabur dan menjadikan dirinya Tuhan seperti yang
terjadi pada Fir”aun.
Karena itu, yang paling utama dan mendasar harus diakui dan
dibenarkan oleh manusia dalam hatinya adalah bahwa ketujuh sifat/asma
Allah diatas hanyalah milik Allah yang diberikan kepada manusia.
Pengakuan hati tersebut selanjutnya harus dilafalkan dengan kalimat:
6
“Tiada Tuhan yang harus disembah kecuali Allah, yang Maha Esa iada
sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan pujian, Dia yang Maha
Menghidupkan dan Mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segalanya”.
7
f. Tawakal hanya kepada Allah
Tawakal adalah menyerahkan segala perkara, ikhtiar dan usaha
yang dilakukan kepada Allah SWT serta berserah diri sepenuhnya
kepada-Nya untuk mendapatkan manfaat atau menolak yang
mudharat.
B. Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah
Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah yaitu suatu keyakinan yang penuh yangmesti
tertanam secara kokoh dalam jiwa seorang muslim bahwa tidak ada Tuhan
yang wajib disembah, tempat meminta pertolongan dan tujuan beribadah
selain daripada Allah SWT.3
Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah ini sudah menjadi ketentun Allah Swt dalam
menciptakan manusia, sebagaimana ditegaskan dalam surat Az-Zariyat ayat
56 yang artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepadaku”.
3
Dra.Hj. Musdalifah daulay, ilmu Tauhid / ilmu Kalam, (medan : UINSU, 1999) hal 23
4
Hanafi.Teologi Islam (ilmu kalam), (Jakarta: pustaka Al-Husna, 1980) hal 38-40
8
1). Syahadah Uluhiyah/Ubudiyah
SyahadahUluhiyah/Ubudiyah maksudnya adalah pengakuan,
pembenaran, dan kesaksian hati secara terus menrerus baha hanya Allah
semata yang harus dan boleh dijadikan sembahan dan tujuan pengabdian,
hanya Allah semata yang harus dan boleh dijadikan dasar dan tujuan
dalam segenap perilaku dan aktivitas hidup. Hal ini sesuai dengan firman
Nya dalam Al-Qur‟an:
- Surat Al-An‟am ayat 162-163
Katakanlah (Muhammad): “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku,
dan matiku hanyalah untukmu Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada
seutu bagi-Nya dan demikianlah yang di perintahlkan kepadaku dan aku
adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)”.
9
2). Pengamalan Tauhid Uluhiyah/Ubudiyah
a.Menjadikan totalitas hidup sebagai ibadah
Agar sebuah perbuatan dipandang sebagai ibadah harus
memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Diniatkan hanya kepada Allah, dimulai dengan mengingat dan
membaca basmalah.
2. Sesuai dengan syariat Islam
3. Menggunakan alat yang dihalalkan oleh Allah.
4. Aktivitas tersebut bertujuan untuk kebaikan
5. Aktivitas tersebut dilakukan dengan ikhlas.
b. Menjadikan indra jasmani sebagai alat untuk mengabdi kepada
Allah.
c. Menjadikan kehidupan dunia sebagai sarana menuju kehidupan
Akhirat
d.Menjadikan kenikmatan dunia sebagai ujian dala beribadah.5
5
Al-jazairi. Abu Bakar, Akidah mukmin, (Jakarta : pustaka Al Kautsar, 2002) hal :33
6
Drs. Hadis purba, MA.Tauhid (Ilmu, Syahadat, dan Amal). ( Medan : perdana Mulya Saerana)
hal: 74-76
10
sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, (yaitu Tuhan) Yang
telah menciptakan aku, maka Dialah yang memberi petunjuk kepadaku, dan
Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku
sakit, Dialah Yang menyembuhkanku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian
akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat aku inginkan akan
mengampuni kesalahanku pada hari kiamat” (Asy- Syu‟araa‟: 75-82).
Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan bersamaan, maka
ketika itu maknanya berbeda, karena pada asalnya ketika ada dua kalimat yang
disebutkan secara bersamaan dengan kata sambung menunjukkan dua hal yang
berbeda. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah yang artinya:
“Katakanlah;” Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai)
manusia. Raja manusia. Sesembahan manusia” (An-Naas: 1-3).
Makna Rabb dalam ayat ini adalah raja yang mengatur manusia, sedangkan
makna Ilaah adalah sesembahan satu-satunya yang berhak untuk disembah.
Terkadang tauhid Uluhiyah atau Rububiyah disebut sendiri tanpa
bergandengan. Maka ketika disebutkan salah satunya mencakup makna
keduanya. Contohnya pada ucapan malaikat maut kepada mayit di kubur: “Siapa
Rabbmu?”, yang maknanya adalah: “Siapakah penciptamu dan sesembahanmu?”
Hal ini juga sebagaimanan firman Allah:
“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: ”Tuhan (Rabb) kami
hanyalah Allah” (Al-Hajj: 40).
“Katakanlah:”Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah” (Al-An‟am: 164).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah”
kemudian mereka istiqamah” (Fushshilat:30). Penyebutan Rububiyah dalam
ayat-ayat di atas mengandung makna Uluhiyah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah merupakan salah satu
implemenntasi dan kosekuensi keimanan kita kepada Allah Ta‟ala.Karena di antar
kewajiban kita sebagai seorang manusia adalah meyakini bahwa Allah lah
pencipta segala yang ada di langit dan di bumi.Dan kita juga di haruskan untuk
beribadah hanya kepada-Nya.
Tauhid Rububuyah adalah keyakinan bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah,
dan Allah lah satu satunya yang mencipta, mengatur, menghidupkan, mematikan,
memberikan rezki kepada makhluk makhluk-Nya yang ada di langit dan di bumi.
Jadi, tatkala seseorang mengaku beriman kepada Allah, berarti dia harus meyakini
bahwa hanya Allah sajalaj satu-satu-Nya yang menciptakan, mengatur, dan
memberikan rezki di alam ini.
Sedangkan Tauhid Uluhiyah adalah meyakini seyakin yakinnya bahwa Allah
yang pantas untuk mendapatkan ibadah atau lebih tepatnya adalah keyakinan
bahwa Allah lah satu satunya yang berhak untuk di ibadahi.Tauhid uluhiyah ini
lah yang merupakan tugas utama dan prioritas paling utama yang di lakukan oleh
para Rasul.Dan karena Tauhid Uluhiyah inilah Allah menurunkan kita-kitab-Nya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13