Anda di halaman 1dari 21

Pengauditan

Pak Kumala
1. Opini wajar tanpa pengecualian:
1. Auditor telah melakukan pemeriksaan sesuai standar auditing yang ditentukan IAI
yang terdapat dalam SPAP
2. Tidak menemukan salah saji material
3. Laporan keuangan disusun sesuai PABU
4. Laporan keuangan disajikan wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
5. Konsisten dari waktu ke waktu
6. Mengandung pengungkapan yang memadai
7. Tidak ada ketidakpastian yang luar biasa
2. Prosedur Audit: metode/ tekhnik auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
yang kompeten
1. Prosedur analitis (analytical procedures): terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan antara data berupa rasio (perbandingan realisasi penjualan dengan
anggaran)
2. Inspeksi (inspecting): pemeriksaan rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik
(inspeksi faktur penjualan)
3. Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.(konfirmasi
saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas
sehingga auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan
tidak materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak
dicantumkan)
4. Permintaan keterangan (inquiring): meminta keterangan secara tertulis, atau
secara lisan sehingga terdapat bukti lisan dan bukti dokumenter (permintaan ket
tingkat keusangan sediaan di gudang, kemungkinan keputusan perkara pengadilan
klien)
5. Perhitungan (counting): perhitungan fisik sumber daya berwujud (kas, sediaan di
tangan) dan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak.
6. Penelusuran (tracing): penelusuran ulang transaksi > bukti > catatan (jurnal ke
laporan keuangan)
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching): pemeriksaan ulang dokumen
pendukung, perbandingan dokumen dengan catatan akuntansi (laporan keuangan
ke jurnal)
8. Pengamatan (observing): melihat pelaksanaan suatu kegiatan untuk memperoleh
bukti visual, obyeknya karyawan, proses, prosedur (memantau perhitungan fisik
persediaan)
9. Pelaksanaan ulang (reperforming): perhitungan rekonsiliasi yang dilakukan klien
10. Computer-assisted audit techniques: dilakukan bila catatan akuntansi klien
dilakukan dengan media elektronik
3. Peristiwa kemudian (subsequent event): transaksi terjadi setelah tanggal neraca
sebelum laporan keuangan dan laporan auditor diterbitkan, kejadian antara lain:
• Mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan
• Sehingga mempengaruhi laporan keuangan yang sedang diaudit
• Kemungkinan: menimbulkan penyesuaian LK, memerlukan pengungkapan
(disclosure), tidak memerlukan apa-apa
4. Tipe subsequent event
• Transaksi terjadi sebelum tanggal neraca tetapi bukti ditemukan setelah tanggal
neraca dan sebelum selesai pekerjaan lapangan
- dibutuhkan penyesuaian atas laporan keuangan
- Contoh: debitur bangkrut sehingga terjadi peristiwa kerugian piutang.
• Transaksi terjadi setelah tanggal neraca dan LK dan saat auditor melakukan
pekerjaan lapangan
- dibutuhkan pengungkapan dalam laporan keuangan
- Contoh: Lapindo terjadi bencana alam
• Misal pelanggan pada 1 feb 2014 bangkrut.
Klien membuat estimasi piutang tak tertagih dalam penyusunan lap keu 31 des
2013.
ü Adanya review, auditor berkesimpulan pelanggan bangkrut karena buruknya
posisi keuangan tapi tidak diketahui klien, maka klien melakukan penyesuaian
atas lap keu 31 des 13 dengan penyesuaian mengakui kerugian yang diderita.
ü Kalau karena kesalahan estimasi yang telah ada pada saat penyusunan LK
maka dibutuhkan penyesuaian karena berakumulasi ke periode selanjutnya
ü Bila pelanggan dalam keadaan sehat dan bangkrut karena bencana alam yang
terjadi setelah tanggal neraca maka klien diminta untuk pengungkapan dalam
CALK 31 des
5. Pengendalian Intern: Proses yang dilakukan dewan direksi, manajemen, dll dalam entitas
yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai mencapai tujuan. Kategori tujuan:
- keandalan laporan keuangan
- kepatuhan hukum dan aturan
- efektifitas dan efisiensi operasi
6. Salah saji: kesalahan penyajian di setiap akun tertentu pada laporan keuangan
7. Cara mengatasi lapping:
Lapping: Penyalahgunaan penerimaan kas (permanen/ sementara) yang dilakukan
sengaja.
- Kas digunakan pribadi tanpa persetujuan perusahaan
- Kecurangan karyawan dengan penundaan penyetoran kas ke perusahaan dari tanggal
yang seharusnya.
Cara mengatasi: Dilakukan pemisahan antara penerima kas dan pencatatan akuntansi.
>> selain itu terdapat juga
Kitting: penipuan rek bank melalui transfer rek bank lain dengan buku rek baru
Cut Off: titik pisah batas transaksi yang terjadi sebelum 31 des diakui dan dilaporkan dalam
lap keuangan
8. Perbedaan inspeksi dan observasi
I: pemeriksaan rinci dokumen atau kondisi fisik
O: pengamatan pelaksanaan kegiatan
9. Pra perencanaan audit
10. Pengertian konfirmasi
Konfirmasi: pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor mendapatkan informasi
langsung dari sumber independen di luar organisasi klien. Konfirmasi dibuat oleh auditor
dan di tandatangani oleh manajemen.
• Konfirmasi positif: responden wajib menjawab setuju atau tidak setuju terhadap
pertanyaan (digunakan jika SPI klien rendah / tidak efektif dan saldo piutang besar)
• Konfirmasi negatif: responden tidak wajib menjawab, konfirmasi meminta jawaban
debitur bila jumlah dalam konfirmasi tidak disetujui (digunakan jika SPI klien cukup
baik dan saldo piutang rendah)
• Konfirmasi kosong: responden wajib menjawab setuju atau tidak setuju terhadap
pertanyaan (tidak dicantumkan saldo piutang kepada pelanggan)
Apabila tidak membalas konfirmasi:
• Memeriksa dokumen pendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang
terjadi setelah tanggal neraca.
• Memeriksa dokumen pendukung akun piutang usaha kepada debitur yang
bersangkutan.
11. Asersi: representasi/ pernyataan yang dibuat manajemen tentang kewajaran laporan
keuangan, dibedakan/ diklasifikasikan dalam:
- Keberadaan/ keterjadian (existence/ occurance): apakah harta, utang, ekuitas dalam
neraca betul-betul ada? Apakah transaksi dalam laporan laba rugi betul-betul terjadi?
- Kelengkapan (completeness): apakah semua transaksi telah dicantumkan lengkap
dalam LK?
- Hak dan Kewajiban (right and obligation): apakah aktiva dan kewajiban betul milik
perusahaan?
- Penilaian/ pengalokasian (valuation/ allocation): apakah penilaian dalam LK sesuai
PABU? Apakah saldo sudah dialokasikan secara wajar?
- Penyajian dan Pengungkapan (presentation and disclosure): apakah komponen
tertentu LK telah disajikan secara tepat? Apakah pengungkapan dalam CALK memadai
untuk tidak missleading/ menyesatkan?
Astestasi: komunikasi tertulis dari expert tentang kesimpulan realibilitas dari asersi tertulis
seseorang yang merupakan tanggungjawab lainnya
12. Apakah laporan keuangan adalah asersi? Untuk laoran keuangan historis, asersi
merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen berdasarkan atas PABU
di Indonesia
13. Tujuan asersi: memberikan pernyataan pertanggungjawaban informasi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
14. Perbedaan laporan audit dan pelaporan audit:
Laporan audit:
- pernyataan tentang asersi-asersi laporan keuangan
- media formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan pada pihak yang
berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit
Pelaporan audit: ada pendapat auditor dan hal-hal yang berkenaan proses audit.
15. Paragraf laporan audit:
• Paragraf Pengantar:
- berisi tipe jasa audit, objek audit, tanggung jawab auditor dan manajemen
- pengantar dan penegasan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen dan laporan auditor adalah tanggung jawab auditor.
• Paragraf Lingkup:
- berisi standar audit
- pernyataan audit ditulis sesuai dengan standar audit dengan melakukan
pengujian laporan keuangan dengan menggunakan bukti
- terdapat penilaian terhadap prinsip akuntansi, penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
• Paragraf pendapat:
- berisi pendapat auditor
- pendapat atas laporan keuangan yang menyajikan secara wajar dalam semua
hal yang material dan sesuai dengan PABU di Indonesia.
16. Tujuan auditor: menyatakan pendapat berdasarkan temuan dalam audit tersebut.
Tujuan Pengauditan:
- Umum: memberikan pendapat atas LK yang menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material dan sesuai PABU
- Khusus: melakukan pemeriksaan asersi yang dibuat
17. Prosedur analitis:
- arti: mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan, baik data finansial
maupun data non finansial.
- Contoh: perbandingan antara jumlah sesungguhnya dengan data historis/anggaran
- Kegunaan dalam:
- tahap perencanaan audit: membantu auditor dalam merencanakan sifat, luas, dan
waktu prosedur audit
- tahap pengujian: memperoleh bukti terkait asersi tertentu yang berhubungan dengan
transaksi atau saldo akun
- tahap penyelesaian audit: melakukan review akhir
18. Cut off: yaitu teknik pisah batas audit untuk membatasi audit, pembatasan penerimaan
auditor
Misal: bukti dari jan s/d des tetapi karena dari jan-maret sudah kompeten dan cukup maka
sisanya diperiksa auditor juni

Bu Erna
1. Materialitas: besarnya suatu penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang
dipandang dari keadaan yang melingkupinya, sehingga memungkinkan pertimbangan yang
dilakukan oleh seseorang yang mengandalkan pada informasi tersebut berubah atau
dipengaruhi oleh penghilangan atau salah saji tersebut.
Materialitas pada tingkat laporan keuangan: besarnya keseluruhan salah saji minimum
dalam LK yang cukup penting sehingga membuat laporan keuangan menjadi tidak disajikan
secara wajar sesuai PABU.
2. Tujuan audit kas:
- memeriksa apakah pengendalian internal cukup baik
- memeriksa apakah saldo kas dan setara kas pada neraca betul-betul ada dan dimiliki
perusahaan (keberadaan/ existence)
- memeriksa apakah ada pembatasan penggunaan kas
- memeriksa apakah sudah dikonsersikan jika ada kas kurs valuta asing
- memeriksa apakah penyajian kas di neraca sesuai PABU
Prosedur pemeriksaan kas:
- pahami pengendalian internal kas
- buat top schedule keterjadian
- lakukan perhitungan kas
- kirim konfirmasi terhadap kasir, rekening bank yg dimiliki klien
- minta dan memeriksa rekonsiliasi bank
3. Perbedaan jenis audit:
Audit Laporan Keuangan Audit Kepatuhan Audit Operasional Audit internal control
Memeriksa asersi dalam lap Memeriksa aturan tindakan Memeriksa proses opersional Memeriksa sistem
keu perorangan atau organisasi internal kontrol
Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan
adalah GAAP/ PABU kebijakan, perundangan, adalah tujuan tertentu COSO
peraturan manajemen organisasi
Laporan audit berisi Laporan audit berisi Laporan audit berisi Laporan audit berisi opini
pendapat auditor atas pendapat auditor atas rekomendasi perbaikan atas kewajaran laporan
kesesuaian lap keu dengan kepatuhan perorangan atau aktivitas yaitu efektifitas keuangan
PABU organisasi terhadap
kebijakan, perundangan,
peraturan
Untuk investor, kreditor Untuk manajemen Untuk manajemen Untuk investor, kreditor

4. Opini wajar tanpa pengecualian


1. Auditor telah melakukan pemeriksaan sesuai standar auditing yang ditentukan IAI
yang terdapat dalam SPAP
2. Tidak menemukan salah saji material
3. Laporan keuangan disusun sesuai PABU
4. Laporan keuangan disajikan wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
5. Konsisten dari waktu ke waktu
6. Mengandung pengungkapan yang memadai
7. Tidak ada ketidakpastian yang luar biasa
5. Contoh cut off
- pisah batas penjualan dan retur penjualan
- pisah batas penerimaan untuk kas dan piutang dagang
- pisah batas pengeluaran untuk kas dan pembelian
6. Contoh lap keu yang menunjukkan transaksi yang terjadi waktu itu:

7. Laporan auditor: media formal yang digunakan auditor mengkomunikasikan dengan


masyarakat lingkungannya (pihak yang berkepentingan) tentang kesimpulan yaitu
pendapat mengenai kewajaran LK yang diauditnya.
Isi Laporan auditor:
• Pernyataan bahwa lap keu sesuai/tidak dengan standar akuntansi keuangan yaitu
PABU
• Opini/pernyataan profesional dari auditor terhadap laporan keuangan yang diaudit.
Laporan Auditor menyajikan dalam: paragraf pengantar/pendahuluan, paragraf ruang
lingkup, paragraf pendapat
Bentuk pendapat dalam Laporan auditor:
a. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion):
• LK sesuai PABU-GAAP, audit sesuai GAAS
• LK sesuai dengan PABU (tidak terdapat salah saji material)
• Konsisten dari waktu ke waktu
• Mengandung pengungkapan yang memadai
• Tidak ada ketidakpastian yang luar biasa
b. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas:
• LK sesuai PABU-GAAP, audit sesuai GAAS
ada paragraf penjelas jika:
• perubahan metode akuntansi, tetapi tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan (LIFO menjadi FIFO)
• keadaan luar biasa menyesatkan jika disesuaikan sesuai dengan PABU (mesin
terbakar akan mempengaruhi produksi dan juga pendapatan)
• Terdapat keraguan tentang kelangsungan hidup satuan usaha
• Laporan keuangan dipengaruhi ketidakpastian peristiwa di masa yang akan
datang yang hasilnya dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
c. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
• LK menyimpang dari PABU-GAAP
• tidak ada bukti yang kompeten + salah saji material
• pembatasan terhadap lingkup audit
• ketidaksesuaian dengan PABU pada pos tertentu
• perbedaan pendapat sehingga perlunya dibuat penyesuaian antara auditor dan
klien (ex: perusahaan tidak melakukan depresiasi pada aktiva berwujud)
d. Tidak wajar (adverse opinion)
• LK menyimpang dari PABU-GAAP (keseluruhan)
• Tidak ada pembatasan ruang lingkup
• Informasi yang diberikan klien tidak dapat dipercaya
• Penyimpangan berdampak sangat material terhadap laporan keuangan, salah
saji sangat material
e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion)
• Pembatasan luar biasa terhadap lingkup audit (manajer tidak terbuka dengan
pihak auditor/bungkam , tidak boleh melakukan inspeksi ke gudang)
• Auditor tidak independen dalam hubungan dengan klien
• Ragu dengan kewajaran LK karena lemahnya SPI
• Auditor tidak memperoleh bukti cukup kompeten
• Auditor hanya sebagai penyusun dan bukan pemeriksaan
8. Mengapa laporan keuangan perlu diaudit?
- menghindari kemungkinan kesalahan yang disengaja atau tidak
- agar dapat dipercaya kewajarannya oleh pihak yang berkepentingan
- menjamin bahwa LK bebas dari salah saji material dan disajikan sesuai PABU
- akuntansi sangat kompleks sehingga menjamin pemakai mengenai kualitas LK
- pemakai mempercayai auditor independen untuk menilai kualitas LK
9. Standar audit:
- arti: ukuran mutu profesional auditor independen dan pertimbangan yang digunakan
dalam saat/sebelum penerimaan penugasan audit, pelaksaaan audit dan penyusunan
audit.
- Kalau prosedur: tindakan yang harus dilaksanakan
Kelompok Standar audit:
a. Standar umum (kualitas auditor):
• Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
• Independensi dalam sikap mental (penugasan)
• Penggunaan kemahiran profesional
>(secara cermat dan seksama dalam pelaksanaan dan penyusunannya)
b. Standar pekerjaan lapangan
• Perencanaan dan supervisi audit yang memadai
• Pemahaman atas struktur pengendalian intern
> (untuk merencanakan audit dan menentukan sifat saat dan lingkungan
pengujian yang akan dilaksanakan.
• Mendapatkan bukti audit yang kompeten
> kompeten (kualitas) dan cukup (kuantitas)- melalui inspeksi (fisik dan
dokumen), pengamatan (keg konsumen), permintaan ket (pihak man) dan
konfirmasi (pihak ketiga).
c. Standar Pelaporan
• Laporan keuangan disajikan sesuai PABU
• Pernyataan tidak konsistensi penerapan PABU
• Pengungkapan informatif dalam LK
• Pernyataan pendapat atas LK secara keseluruhan
10. Independensi auditing: tidak memihak
• Fakta (in fact): sikap mental diri sendiri (internal), kemampuan auditor bersikap bebas
jujur obyektif dalam penugasannya.
Contoh: memberikan usulan tentang perbaikan jika ada kesalahan
• Penampilan (in appreance): independensi dipandang dari pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit (eksternal).
Contoh: tidak memiliki hubungan istimewa (hub keluarga, hub keuangan-saham)
11. Bukti Audit: segala informasi yang mendukung angka/info yang disajikan dalam LK, dan
dapat digunakan auditor sebagai dasar menyatakan pendapat
Macam-macam bukti audit:
b. Data akuntansi : berasal dari manajemen perusahaan klien.
- Pengendalian intern: untuk cek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
- Catatan akuntansi: jurnal, buku besar pembantu, pedoman akuntansi,
memorandum/ catatan tidak resmi
b. Informasi penguat:
• Bukti fisik: dengan cara inspeksi/ perhitungan aktiva berwujud
- untuk memeriksa persediaan dan kas : SB, piutang, wesel, investasi jangka
panjang
• Bukti dokumentasi: konfirmasi, rekening koran bank, faktur dari penjual,
sertifikat wasel tagih,surat order pembelian dr cust
ü Dibuat pihak luar, dikirim langsung ke auditor (konfirmasi, pisah batas,
rekening koran)
ü Dibuat pihak luar, disimpan perusahaan klien (faktur dari pemasok, lap bank
reguler)
ü Dibuat klien dan diedarkan keluar (cek dibayar, slip setoran bank)
ü Dibuat dan disimpan klien (rek koran, faktur dari penjual)
• Perhitungan: pembuktian ketelitian perhitungan depresiasi
• Bukti lisan: permintaan keterangan secara lisan (misal manajer)
• Analitis: membandingkan jumlah rupiah dari tahun ke tahun
• Bukti dari spesialis: bukti dari pengacara, Ir. Teknik sipil
12. Resiko Audit: resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya atas LK yang mengandung salah saji material.
Macam-macam resiko audit:
a. Resiko bawaan:
- dari akun itu sendiri
- kerentanan suatu asersi atau saldo rekening terhadap salah saji material
- dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian intern yang terkait.
b. Resiko pengendalian:
- disebabkan klien itu sendiri
- resiko bahwa suatu pengendalian internal tidak bisa mendeteksi salah saji
material
c. Resiko deteksi:
- disebabkan auditor itu sendiri
- resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi.
Yang dapat dikendalikan adalah resiko deteksi
13. Asersi: representasi/ pernyataan yang dibuat manajemen tentang kewajaran laporan
keuangan, dibedakan/ diklasifikasikan dalam:
1. Keberadaan/ keterjadian (existence/ occurance): apakah harta, utang, ekuitas dalam
neraca betul-betul ada? Apakah transaksi dalam laporan laba rugi betul-betul terjadi?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum
dalam neraca adalah tersedia untuk dijual pada tanggal neraca
2. Kelengkapan (completeness): apakah semua transaksi telah dicantumkan lengkap
dalam LK?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa
dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan.
3. Hak dan Kewajiban (right and obligation): apakah aktiva dan kewajiban betul milik
perusahaan?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha yang
dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak perusahaan atas
kekayaan yg disewa guna usahakan dan utang sewa guna usaha yang
bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.
4. Penilaian/ pengalokasian (valuation/ allocation): apakah penilaian dalam LK sesuai
PABU? Apakah saldo sudah dialokasikan secara wajar?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa aktiva dicatat berdasarkan kos
perolehan dan kos perolehan tersebut secara sistematik dialokasikan ke dalam
periode selanjutnya.
5. Penyajian dan Pengungkapan (presentation and disclosure): apakah komponen
tertentu LK telah disajikan secara tepat? Apakah pengungkapan dalam CALK memadai
untuk tidak missleading/ menyesatkan?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa kewajiban yang diklasifikasikan
sebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun.
14. SPAP (standar profesional akuntansi publik): kodifikasi berbagai pernyataan standar
teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia.
Dikeluarkan oleh dewan standar profesional akuntan publik institut akuntansi publik
indonesia. Standar yang tercantum : standar audit atestasi, jasa akuntansi dan review, jasa
konsultasi, standar pengendalian mutu.
15. Laporan audit: media formal yang digunakan auditor mengkomunikasikan dengan
masyarakat lingkungannya (pihak yang berkepentingan) tentang kesimpulan yaitu
pendapat mengenai kewajaran LK yang diauditnya.
Isi Laporan auditor:
• Pernyataan bahwa lap keu sesuai/tidak dengan standar akuntansi keuangan yaitu
PABU
• Opini/pernyataan profesional dari auditor terhadap laporan keuangan yang diaudit.
Laporan Auditor menyajikan dalam: paragraf pengantar/pendahuluan, paragraf ruang
lingkup, paragraf pendapat
Paragraf laporan audit:
• Paragraf Pengantar:
- berisi tipe jasa audit, objek audit, tanggung jawab auditor dan manajemen
- pengantar dan penegasan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen dan laporan auditor adalah tanggung jawab auditor.
• Paragraf Lingkup:
- berisi standar audit
- pernyataan audit ditulis sesuai dengan standar audit dengan melakukan
pengujian laporan keuangan dengan menggunakan bukti
- terdapat penilaian terhadap prinsip akuntansi, penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
• Paragraf pendapat:
- berisi pendapat auditor
- pendapat atas laporan keuangan yang menyajikan secara wajar dalam semua
hal yang material dan sesuai dengan PABU di Indonesia.
16. Hubungan resiko audit dan bukti audit:
• Resiko audit rendah > tingkat kepastian yang diinginkan auditor tinggi > auditor perlu
mengumpulkan bukti audit kompeten dalam jumlah banyak
• Resiko audit tinggi > tingkat kepastian yang diinginkan auditor rendah > auditor perlu
mengumpulkan bukti audit kompeten dalam jumlah kecil

Pak Sigit
1. Definisi Umum Auditing: suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara obyektif mengenai asersi kegiatan dan kejadian ekonomik, dengan tujuan
untuk meletakkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan.
2. Alternatif: prosedur yang digunakan sebagai alternatif dalam melakukan proses audit.
3. Prosedur Audit: metode/ tekhnik auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
yang kompeten
1. Prosedur analitis (analytical procedures): terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan antara data berupa rasio (perbandingan realisasi penjualan dengan
anggaran)
2. Inspeksi (inspecting): pemeriksaan rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik (inspeksi
faktur penjualan)
3. Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.(konfirmasi
saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas
sehingga auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan tidak
materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak dicantumkan)
4. Permintaan keterangan (inquiring): meminta keterangan secara tertulis, atau secara
lisan sehingga terdapat bukti lisan dan bukti dokumenter (permintaan ket tingkat
keusangan sediaan di gudang, kemungkinan keputusan perkara pengadilan klien)
5. Perhitungan (counting): perhitungan fisik sumber daya berwujud (kas, sediaan di
tangan) dan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak.
6. Penelusuran (tracing): penelusuran ulang transaksi > bukti > catatan (jurnal ke
laporan keuangan)
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching): pemeriksaan ulang dokumen pendukung,
perbandingan dokumen dengan catatan akuntansi (laporan keuangan ke jurnal)
8. Pengamatan (observing): melihat pelaksanaan suatu kegiatan untuk memperoleh
bukti visual, obyeknya karyawan, proses, prosedur (memantau perhitungan fisik
persediaan)
9. Pelaksanaan ulang (reperforming): perhitungan rekonsiliasi yang dilakukan klien
10. Computer-assisted audit techniques: dilakukan bila catatan akuntansi klien
dilakukan dengan media elektronikContoh prosedur audit
4. Tahap-tahap audit:
a. Penerimaan penugasan audit
• Mengevaluasi integritas manajemen
ü Berkomunikasi dengan auditor terdahulu
ü Mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga
ü Mereview pengalaman masa lalu dengan klien yang telah ada
• Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
ü Mengidentifikasi pemakai laporan yang telah diaudit
ü Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas keu klien
ü Mengevaluasi dapat/tidaknya lap keu klien diaudit
• Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
ü Penetapan tim audit
ü Mempertimbangkan kebutuhan konsultasi dan penggunaan spesialis
• Menilai independensi
• Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya
degan cermat dan seksama
• Membuat surat perikatan audit
b. Perencanaan audit
• Memahami tentang bisnis dan usaha klien
• Melaksanakan prosedur analitis
• Menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas
ü Materialitas tingkat laporan keuangan: besarnya keseluruhan salah saji
minimum dalam suatu laporan keuangan yg cukup penting sehingga
membuat lap keu menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dg PABU
ü Materialitas pada tingkat saldo akun: minimum salah saji yang bisa ada
pada suatu saldo rekening yang dipandang sebagai salah saji material.
• Mempertimbangkan resiko audit
• Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi penting
ü Menetapkan resiko pengendalian yang direncanakan
ü Luasnya pemahaman atas struktur pengendalian intern yang harus
dicapai.
ü Menentukan pengujian pengendalian
ü Melakukan pengujian substantif
• Mendapatkan pemahaman yang memadai mengenai sistem pengendalian
intern perusahaan klien
• Mempertimbangkan faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika
penugasan audit merupakan tahun pertama
b. Pelaksanaan Pengujian Audit: merupakan pekerjaan lapangan dengan tujuan
memperoleh bukti audit
• Pengujian analitik: mellihat kewajaran dengan menggunakan perbandingan-
perbandingan
• Pengujian pengendalian: vouching dan tracing ke dokumen sumber
• Pengujian substantif
c. Pelaporan audit
5. Contoh asersi efisiensi dan kelengkapan
apakah semua transaksi telah dicantumkan lengkap dalam LK?
Contoh: manajemen membuat asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa dicatat
dan dicantumkan dalam laporan keuangan.
6. (salah satu jenis audit operasional) Pengujian compliance (kepatuhan)/ ketaatan:
membuktikan keefektifan penerapan dan pelaksanaan rancangan SPI yang telah
ditetapkan perusahaan.
7. Beda pengujian substantif dengan pengujian ketaatan:
• Pengujian substantif (wajib): Pengujian terhadap kewajaran asersi manajemen yang
dicantumkan dalam lap keu
(4 dasar prosedur: konfirmasi, inspeksi , pengamatan, pengajuan pertanyaan , tracing:
bukti ke catatan, vouching: catatan ke bukti) ; menguji kekeliruan dalam bentuk moneter
yang mempengaruhi lap keu ; contoh pengujian terhadap kas, piutang, inventori, aset
tetap
• Pengujian compliance/ kepatuhan /ketaatan (tidak wajib): membuktikan keefektifan
penerapan dan pelaksanaan rancangan SPI yang telah ditetapkan perusahaan
prosedur: wawancara, inspeksi, observasi, reperforming
CT: melakukan pengujian dan hasil pengujian tersebut akan menentukan luas lingkup
audit substantif. Apabila SPI rendah maka pengujian substantif akan semakin ekstensif.
8. Ukuran SPI:
• Besarnya satuan usaha
• Karakteristik organisasi dan kepemilikan
• Sifat kegiatan usaha
• Keanekaragaman dan kompleksitas operasi
• Metode pengolahan data
• Persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi
9. Bukti Audit: segala informasi yang mendukung angka/info yang disajikan dalam LK, dan
dapat digunakan auditor sebagai dasar menyatakan pendapat
Macam-macam bukti audit:
a. Data akuntansi : berasal dari manajemen perusahaan klien.
- Pengendalian intern: untuk cek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
- Catatan akuntansi: jurnal, buku besar pembantu, pedoman akuntansi,
memorandum/ catatan tidak resmi
b. Informasi penguat:
• Bukti fisik: dengan cara inspeksi/ perhitungan aktiva berwujud
- untuk memeriksa persediaan dan kas : SB, piutang, wesel, investasi jangka
panjang
• Bukti dokumentasi: konfirmasi, rekening koran bank, faktur dari penjual,
sertifikat wasel tagih,surat order pembelian dr cust
ü Dibuat pihak luar, dikirim langsung ke auditor (konfirmasi, pisah batas,
rekening koran)
ü Dibuat pihak luar, disimpan perusahaan klien (faktur dari pemasok, lap bank
reguler)
ü Dibuat klien dan diedarkan keluar (cek dibayar, slip setoran bank)
ü Dibuat dan disimpan klien (rek koran, faktur dari penjual)
• Perhitungan: pembuktian ketelitian perhitungan depresiasi
• Bukti lisan: permintaan keterangan secara lisan (misal manajer)
• Analitis: membandingkan jumlah rupiah dari tahun ke tahun
• Bukti dari spesialis: bukti dari pengacara, Ir. Teknik sipil
10. Tujuan Audit Piutang:
- memeriksa apakah pengendalian internal cukup baik atas piutang
- memeriksa keabsahan dan keontetikan pada piutang
- memeriksa kemungkinan tertagihnya piutang dan cukup tidaknya perkiraan allowance
for bad debt
- mengetahui adanya kewajiban bersyarat karena pendiskontoan wesel tagih
- memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai PABU
Prosedur pemeriksaan piutang:
- pahami pengendalian internal piutang
- buat top, suporting, aging schedule keterjadian
- lakukan perhitungan piutang
- periksa umur piutang
- kirim konfirmasi piutang yang dimiliki klien
- periksa subsequent collections
- periksa estimasi kewajiban bersyarat dan allowance for bad debts
- periksa notulen rapat, surat perjanjian, jawaban konfirmasi
- periksa penyajian piutang apakah sesuai PABU
11. (salah satu prosedur audit) Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga
yang bebas.(konfirmasi saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas sehingga
auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan tidak
materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak dicantumkan)
12. Cut off: yaitu teknik pisah batas audit untuk membatasi audit, pembatasan penerimaan
auditor
Misal: bukti dari jan s/d des tetapi karena dari jan-maret sudah kompeten dan cukup maka
sisanya diperiksa auditor juni
13. Resiko audit: resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya atas LK yang mengandung salah saji material.
Macam-macam resiko audit:
a. Resiko bawaan:
- dari akun itu sendiri
- kerentanan suatu asersi atau saldo rekening terhadap salah saji material
- dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian intern yang terkait.
b. Resiko pengendalian:
- disebabkan klien itu sendiri
- resiko bahwa suatu pengendalian internal tidak bisa mendeteksi salah saji
material
c. Resiko deteksi:
- disebabkan auditor itu sendiri
- resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi.
Yang dapat dikendalikan adalah resiko deteksi
14. Prosedur audit
1. Prosedur analitis (analytical procedures): terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan antara data berupa rasio (perbandingan realisasi penjualan dengan
anggaran)
2. Inspeksi (inspecting): pemeriksaan rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik
(inspeksi faktur penjualan)
3. Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.(konfirmasi
saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas
sehingga auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan
tidak materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak
dicantumkan)
4. Permintaan keterangan (inquiring): meminta keterangan secara tertulis, atau
secara lisan sehingga terdapat bukti lisan dan bukti dokumenter (permintaan ket
tingkat keusangan sediaan di gudang, kemungkinan keputusan perkara pengadilan
klien)
5. Perhitungan (counting): perhitungan fisik sumber daya berwujud (kas, sediaan di
tangan) dan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak.
6. Penelusuran (tracing): penelusuran ulang transaksi > bukti > catatan (jurnal ke
laporan keuangan)
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching): pemeriksaan ulang dokumen
pendukung, perbandingan dokumen dengan catatan akuntansi (laporan keuangan
ke jurnal)
8. Pengamatan (observing): melihat pelaksanaan suatu kegiatan untuk memperoleh
bukti visual, obyeknya karyawan, proses, prosedur (memantau perhitungan fisik
persediaan)
9. Pelaksanaan ulang (reperforming): perhitungan rekonsiliasi yang dilakukan klien
10. Computer-assisted audit techniques: dilakukan bila catatan akuntansi klien
dilakukan dengan media elektronik
15. Rekonsiliasi Bank: kegiatan perusahaan untuk mencari tahu perbedaan jumlah saldo
menurut buku perusahaan dan menurut bank statement, sehingga dapat dicari jumlah
saldo yang sama menurut buku bank perusahaan dan menurut bank statement.

Bu Neni
1. (salah satu prosedur audit) Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga
yang bebas.(konfirmasi saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas sehingga
auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan tidak
materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak dicantumkan)
2. Outstanding cek: uang yang sudah dikeluarkan perusahaan (sudah mengurangi saldo)
tetapi belum dicairkan penerima cek, pada hal ini bank belum mengurangi saldo
perusahaan karena cek belum dicairkan
Deposit in transit: perusahaan sudah menyetor ke bank tetapi bank belum mencatat
karena terdapat proses klarifikasi (cek&re-cek) oleh BI (clearing- proses klarifikasi akun-
akun, koreksi saldo bank di bank yang menyimpan)
3. Representatif letter: surat pernyataan adalah bagian dari bukti audit, tetapi tidak bisa
menggantikan penerapan prosedur-prosedur audit yang diperlukan untuk mendapat dasar
yang layak untuk memberikan pendapat.
• Apakah akun sesuai SAK
• Bukti dicatat dan dilaporkan pada periode telah diaudit
• Klien tidak tersangkut masalah hukum
4. Perbedaan standar dan prosedur audit:
Standar audit: pedoman untuk melakukan proses dan prosedur audit
Prosedur audit: langkah-langkah yang digunakan untuk mengaudit laporan keuangan klien
Standar: ukuran mutu/ pedoman profesional auditor independen dan pertimbangan yang
digunakan dalam saat/sebelum penerimaan penugasan audit, pelaksaaan audit dan penyusunan
audit.
Prosedur: langkah tindakan yang harus dilaksanakan
5. Kalau piutang tidak bisa pakai konfirmasi kemudian menggunakan apa?
6. Elemen PABU: konsep-konsep, konvensi, asumsi-asumsi, terminologi, penggolongan yang
ditetapkan dan disepakati oleh para ahli teoritis dan praktisi yang dipergunakan sebagai
pedoman dalam menyusun laporan keuangan.
• Konsep: nilai historis
Contoh: terjadinya transaksi jual beli yang terdapat penjual dan pembeli
• Konvensi: penerimaan kesepakatan para ahli
Contoh: debit (kiri) kredit (kanan)
• Asumsi: perusahaan memiliki masa operasi berkesinambungan
Contoh: laporan keuangan dibuat periodesasi (tiap tahun) , nilai uang yang stabil
• Terminologi: kesepakatan
Contoh: neraca disepakati jdi lap posisi keu (IFRS), IFRS untuk per go public
• Penggolongan : klasifikasi
Contoh: aktiva (tetap, lancar)
7. Strategi dan Prosedur Audit
Strategi audit:
• Menetapkan resiko pengendalian yang direncanakan
• Luasnya pemahaman atas struktur pengendalian intern yang harus dicapai.
• Menentukan pengujian pengendalian
• Melakukan pengujian substantif
8. Akun: catatan tertentu yang menyajikan cara yang efisien untuk mengelompokkan
transaksi
9. Kapan persediaan (current assets) diakui sebagai aktiva?
- saat tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
- dalam proses produksi atau dalam perjalanan
- dalam bentuk perlengkapan (supplies)
10. Cara audit deposit in transit:
- memeriksa ke dalam rekonsiliasi bank
- memastikan bahwa setoran dalam perjalanan yang dibuat klien pada tanggal
neraca benar-benar ada
- memastikan telah disetorkan di bank sehingga masuk dalam penerimaan kas
pada tahun yang diperiksa.
11. Komponen pengendalian:
• Lingkungan pengendalian (corak organisasi mempengaruhi pengendalian orangnya)
• Penilaian resiko (identifikasi entitas dan analisis resiko)
• Aktivitas/prosedur pengendalian (memastikan arahan manajemen dilaksanakan)
• Informasi dan komunikasi (pertukaran informasi yang memungkinkan orang
melaksanakan tugas)
• Pemonitoran (memantau kualitas kinerja PI)
12. Standar audit: umum, pekerjaan lapangan, pelaporan
13. Sebutkan dan jelaskan pengujian beserta contoh
- Pengujian analitik: membandingkan data satu dengan yang lain untuk mengetahui
kondisi awal perusahaan. Contoh: analisis rasio
- Pengujian pengendalian: memverifikasi efektivitas pengendalian intern klien untuk
mendapatkan info mengenai mutu pelaksanaan aktivitas pengendalian, dan karyawan
yang melaksanakan aktivitas pengendalian
- Pengujian subtantif dan compliance
Subtantif (wajib) menguji akun
Compliance (tidak wajib) uji pengendalian
14. Yang dilakukan untuk menentukan eksistensi aktiva
15. Compliance/test of control
- tidak wajib – uji pengendalian
- uji kepatuhan terhadap standar dan hukum
- test terhadap bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan
untuk mengetahui apakah transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai sistem dan
prosedur yang ditetapkan manajemen
- membuktikan keefektifan penerapan dan pelaksanaan rancangan SPI yang telah
ditetapkan perusahaan
- tidak wajib dilakukan jika SPI jelek
- prosedur: wawancara, inspeksi, observasi, reperforming
16. Resiko audit (bawaan, pengendalian, deteksi)
17. Prosedur audit (analitis, inspeksi, konfirmasi, permintaan keterangan, dll....)
18. Surat penugasan (engagement letter): perjanjian yang disepakati klien dan kantor
akuntan publik dengan hak dan kewajiban masing-masing dalam audit.
Isi surat:
• No, hal, tanggal
• Kepada: Nama perusahaan/satuan organisasi
• Tujuan audit
• Pelaksanaan audit dilakukan berdasarkan standar audit
• Sifat, lingkup dan tanggung jawab auditor
• Resiko audit : kemungkinan tidak dapat mendeteksi salah saji
• Manajemen bertanggungjawab atas laporan keuangan dan menetapkan SPI
• Manajemen akan diminta untuk memberikan representasi tertulis terhadap auditor
• Dasar perhitungan honorarium dan cara untuk penagihan honorarium audit
• Kesepakatan manajemen dan auditor
• Menandatangani surat penugasan tersebut dan mengirimkan salinanya kepada
auditor.
20. Bukti Audit: segala informasi yang mendukung angka/info yang disajikan dalam LK, dan
dapat digunakan auditor sebagai dasar menyatakan pendapat
Macam-macam bukti audit:
b. Data akuntansi : berasal dari manajemen perusahaan klien.
- Pengendalian intern: untuk cek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
- Catatan akuntansi: jurnal, buku besar pembantu, pedoman akuntansi,
memorandum/ catatan tidak resmi
b. Informasi penguat:
• Bukti fisik: dengan cara inspeksi/ perhitungan aktiva berwujud
- untuk memeriksa persediaan dan kas : SB, piutang, wesel, investasi jangka
panjang
• Bukti dokumentasi: konfirmasi, rekening koran bank, faktur dari penjual,
sertifikat wasel tagih,surat order pembelian dr cust
ü Dibuat pihak luar, dikirim langsung ke auditor (konfirmasi, pisah batas,
rekening koran)
ü Dibuat pihak luar, disimpan perusahaan klien (faktur dari pemasok, lap bank
reguler)
ü Dibuat klien dan diedarkan keluar (cek dibayar, slip setoran bank)
ü Dibuat dan disimpan klien (rek koran, faktur dari penjual)
• Perhitungan: pembuktian ketelitian perhitungan depresiasi
• Bukti lisan: permintaan keterangan secara lisan (misal manajer)
• Analitis: membandingkan jumlah rupiah dari tahun ke tahun
• Bukti dari spesialis: bukti dari pengacara, Ir. Teknik sipil
Hubungan bukti audit dan standar audit (std pkrjn lapngn no 3): dalam standar
auditing pada standar pekerjaan lapangan, bukti audit yang kompeten dan cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas lap keu auditan.
21. Lapping: Penyalahgunaan penerimaan kas (permanen/ sementara) yang dilakukan
sengaja.
- Kas digunakan pribadi tanpa persetujuan perusahaan
- Kecurangan karyawan dengan penundaan penyetoran kas ke perusahaan dari tanggal
yang seharusnya.
Cara mengatasi: Dilakukan pemisahan antara penerima kas dan pencatatan akuntansi.
>> selain itu terdapat juga
Kitting: penipuan rek bank melalui transfer rek bank lain dengan buku rek baru
Cut Off: titik pisah batas transaksi yang terjadi sebelum 31 des diakui dan dilaporkan dalam
lap keuangan
22. Hubungan materialitas dengan resiko:
• Akun saldo besar (material) perlu bukti yang besar dibanding akun yang lebih kecil
(tidak material)
• Akun yang memiliki kemungkinan salah saji besar (resiko tinggi) maka bukti yang
dikumpulkan lebih banyak daripada yang resikonya rendah.
• Materialitas tinggi, SPI jelek, resiko tinggi
• Materialitas rendah, SPI baik, resiko rendah

Pak Sugeng
1. Standar Audit
- arti: ukuran mutu/ pedoman profesional auditor independen dan pertimbangan yang
digunakan dalam saat/sebelum penerimaan penugasan audit, pelaksaaan audit dan
penyusunan audit.
- Kalau prosedur: langkah tindakan yang harus dilaksanakan
Kelompok Standar audit:
a. Standar umum (kualitas auditor):
• Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
• Independensi dalam sikap mental (penugasan)
• Penggunaan kemahiran profesional
>(secara cermat dan seksama dalam pelaksanaan dan penyusunannya)
b. Standar pekerjaan lapangan
• Perencanaan dan supervisi audit yang memadai
• Pemahaman atas struktur pengendalian intern
> (untuk merencanakan audit dan menentukan sifat saat dan lingkungan
pengujian yang akan dilaksanakan.
• Mendapatkan bukti audit yang kompeten
> kompeten (kualitas) dan cukup (kuantitas)- melalui inspeksi (fisik dan
dokumen), pengamatan (keg konsumen), permintaan ket (pihak man) dan
konfirmasi (pihak ketiga).
c. Standar Pelaporan
• Laporan keuangan disajikan sesuai PABU
• Pernyataan tidak konsistensi penerapan PABU
• Pengungkapan informatif dalam LK
2. Resiko Audit: resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya atas LK yang mengandung salah saji material.
Macam-macam resiko audit:
a. Resiko bawaan:
- dari akun itu sendiri
- kerentanan suatu asersi atau saldo rekening terhadap salah saji material
- dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian intern yang terkait.
b. Resiko pengendalian:
- disebabkan klien itu sendiri
- resiko bahwa suatu pengendalian internal tidak bisa mendeteksi salah saji
material
c. Resiko deteksi:
- disebabkan auditor itu sendiri
- resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi.
Yang dapat dikendalikan adalah resiko deteksi
3. Pengertian auditing & assertion? Apa itu establish kriteria?
• Auditing: suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai asersi/ pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomik, dengan
tujuan untuk meletakkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria
yang ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasil kepada pihak yang berkepentingan.
• Asersi: representasi/ pernyataan yang dibuat manajemen perusahaan mengenai
kewajaran yang melekat pada seperangkat laporan keuangan.
Misal : persediaan tercantum di neraca 100000, makna yang melekat persediaan yaitu
; secara fisik benar-benar ada, merupakan harga terendah antara harga pasar dan
cost, meliputi seluruh produk atau bahan mentah yang dimiliki perusahaan, diklasifikasi
dengan tepat dan diungkapkan dalam neraca secara memadai
Asersi laporan keuangan: keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, hak dan
kewajiban, penilaian atau pengalokasian, penyajian dan pengungkapan
• Establish Criteria: kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, erat kaitannya dengan
pemeriksaan karena:
- membandingkan asersi (informasi perusahaan yang dapat dikuantifikasi) dengan
establish criteria
- mengumpulkan dan mengevaluasi bukti untuk menilai kesesuaian dengan establish
criteria
4. Compliance dan substantive test:
Pengujian substantif (wajib):
- wajib dan pasti dilakukan – menguji akun
- Pengujian terhadap kewajaran asersi manajemen yang dicantumkan dalam lap keu (4
dasar prosedur: konfirmasi, inspeksi , pengamatan, pengajuan pertanyaan, tracing:
bukti ke catatan, vouching: catatan ke bukti)
- Contoh: menguji kekeliruan dalam bentuk moneter yang mempengaruhi lap keu ->
pengujian terhadap kas, piutang, inventori, aset tetap
Pengujian compliance/ kepatuhan /ketaatan (tidak wajib):
- tidak wajib – uji pengendalian
- uji kepatuhan terhadap standar dan hukum
- test terhadap bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat perusahaan
untuk mengetahui apakah transaksi sudah diproses dan dicatat sesuai sistem dan
prosedur yang ditetapkan manajemen
- membuktikan keefektifan penerapan dan pelaksanaan rancangan SPI yang telah
ditetapkan perusahaan
- tidak wajib dilakukan jika SPI jelek
- prosedur: wawancara, inspeksi, observasi, reperforming
Catatan: melakukan pengujian dan hasil pengujian tersebut akan menentukan luas
lingkup audit substantif. Apabila SPI rendah maka pengujian substantif akan semakin
ekstensif.
5. Laporan auditor: media formal yang digunakan auditor mengkomunikasikan dengan
masyarakat lingkungannya (pihak yang berkepentingan) tentang kesimpulan yaitu
pendapat mengenai kewajaran LK yang diauditnya.
Isi Laporan auditor:
• Pernyataan bahwa lap keu sesuai/tidak dengan SAK yaitu PABU
• Opini/pernyataan profesional dari auditor terhadap laporan keuangan yang diaudit.
Laporan Auditor menyajikan dalam: paragraf pengantar/ pendahuluan, paragraf ruang
lingkup, paragraf pendapat
Bentuk pendapat dalam Laporan auditor:
a. Wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion):
• LK sesuai PABU-GAAP, audit sesuai GAAS
• LK sesuai dengan PABU (tidak terdapat salah saji material)
• Konsisten dari waktu ke waktu
• Mengandung pengungkapan yang memadai
• Tidak ada ketidakpastian yang luar biasa
b. Wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas:
• LK sesuai PABU-GAAP, audit sesuai GAAS
ada paragraf penjelas jika:
• perubahan metode akuntansi, tetapi tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan (LIFO menjadi FIFO)
• keadaan luar biasa menyesatkan jika disesuaikan sesuai dengan PABU (mesin
terbakar akan mempengaruhi produksi dan juga pendapatan)
• Terdapat keraguan tentang kelangsungan hidup satuan usaha
• Laporan keuangan dipengaruhi ketidakpastian peristiwa di masa yang akan
datang yang hasilnya dapat diperkirakan pada tanggal laporan audit.
c. Wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
• LK menyimpang dari PABU-GAAP
• tidak ada bukti yang kompeten + salah saji material
• pembatasan terhadap lingkup audit
• ketidaksesuaian dengan PABU pada pos tertentu
• perbedaan pendapat sehingga perlunya dibuat penyesuaian antara auditor dan
klien (ex: perusahaan tidak melakukan depresiasi pada aktiva berwujud)
d. Tidak wajar (adverse opinion)
• LK menyimpang dari PABU-GAAP (keseluruhan)
• Tidak ada pembatasan ruang lingkup
• Informasi yang diberikan klien tidak dapat dipercaya
• Penyimpangan berdampak sangat material terhadap laporan keuangan, salah
saji sangat material
e. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (disclaimer opinion)
• Pembatasan luar biasa terhadap lingkup audit (manajer tidak terbuka dengan
pihak auditor/bungkam , tidak boleh melakukan inspeksi ke gudang)
• Auditor tidak independen dalam hubungan dengan klien
• Ragu dengan kewajaran LK karena lemahnya SPI
• Auditor tidak memperoleh bukti cukup kompeten
• Auditor hanya sebagai penyusun dan bukan pemeriksaan
6. Audit Planning dan Prosedur audit
Perencanaan audit
• Memahami tentang bisnis dan usaha klien
• Melaksanakan prosedur analitis
• Menetapkan pertimbangan awal tentang materialitas
ü Materialitas tingkat laporan keuangan: besarnya keseluruhan salah saji minimum
dalam suatu laporan keuangan yg cukup penting sehingga membuat lap keu
menjadi tidak disajikan secara wajar sesuai dg PABU
ü Materialitas pada tingkat saldo akun: minimum salah saji yang bisa ada pada
suatu saldo rekening yang dipandang sebagai salah saji material.
• Mempertimbangkan resiko audit
• Menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi penting
ü Menetapkan resiko pengendalian yang direncanakan
ü Luasnya pemahaman atas struktur pengendalian intern yang harus dicapai.
ü Menentukan pengujian pengendalian
ü Melakukan pengujian substantif
• Mendapatkan pemahaman yang memadai mengenai sistem pengendalian intern
perusahaan klien
• Mempertimbangkan faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika penugasan
audit merupakan tahun pertama
Prosedur Audit (tertulis, lembaran): langkah-langkah yang dijalankan auditor dalam
melaksanakan pemeriksaan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit yang
cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.
Macam-macam prosedur audit:
1. Prosedur analitis (analytical procedures): terdiri dari penelitian dan perbandingan
hubungan antara data berupa rasio (perbandingan realisasi penjualan dengan
anggaran)
2. Inspeksi (inspecting): pemeriksaan rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik (inspeksi
faktur penjualan)
3. Konfirmasi: penyelidikan secara langsung dari pihak ketiga yang bebas.(konfirmasi
saldo bank)
- positif: wajib jawab (SPI rendah, karena saldo piutang besar dan materialitas
sehingga auditor ragu)
- negatif: tidak wajib jawab (SPI cukup baik, karena saldo piutang rendah dan
tidak materialitas)
- kosong: wajib jawab, bagian dari positif (karena saldo piutang tidak
dicantumkan)
4. Permintaan keterangan (inquiring): meminta keterangan secara tertulis, atau secara
lisan sehingga terdapat bukti lisan dan bukti dokumenter (permintaan ket tingkat
keusangan sediaan di gudang, kemungkinan keputusan perkara pengadilan klien)
5. Perhitungan (counting): perhitungan fisik sumber daya berwujud (kas, sediaan di
tangan) dan pertanggungjawaban formulir bernomor urut tercetak.
6. Penelusuran (tracing): penelusuran ulang transaksi > bukti > catatan (jurnal ke
laporan keuangan)
7. Pemeriksaan bukti pendukung (vouching): pemeriksaan ulang dokumen pendukung,
perbandingan dokumen dengan catatan akuntansi (laporan keuangan ke jurnal)
8. Pengamatan (observing): melihat pelaksanaan suatu kegiatan untuk memperoleh
bukti visual, obyeknya karyawan, proses, prosedur (memantau perhitungan fisik
persediaan)
9. Pelaksanaan ulang (reperforming): perhitungan rekonsiliasi yang dilakukan klien
10. Computer-assisted audit techniques: dilakukan bila catatan akuntansi klien
dilakukan dengan media elektronik

7. Independent Measurement
Fakta (in fact): sikap mental diri sendiri (internal), kemampuan auditor bersikap bebas jujur
obyektif dalam penugasannya.
Contoh: memberikan usulan tentang perbaikan jika ada kesalahan
Penampilan (in appreance): independensi dipandang dari pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan yang diaudit (eksternal).
Contoh: tidak memiliki hubungan istimewa (hub keluarga, hub keuangan-saham)
8. Pendanaan auditor: fee untuk auditor. Biasanya
30% saat proposal disetujui
50% saat penyerahan konsep laporan audit
20% saat penyerahan final audit report
biasanya pph 23: 7,5% dipotong pajak
9. Working Paper/ Kertas Kerja
- kumpulan bukti audit yang disusun secara sistematis dan kronologis
- lembaran untuk mendokumentasikan proses dalam perencanaan dan pelaksanaan
audit
- Kumpulan prosedur audit disebut program audit yang merupakan bagian dari
perencanaan audit.
- Kumpulan semua berkas yang dikumpulkan auditor dalam menjalankan pemeriksaan
(dari pihak klien, dari analisa yg dibuat auditor, dari pihak ketiga)
Tujuan:
- mendukung opini auditor mengenai kewajaran lap keu
- bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai SPAP
- sebagai referensi jika ada pertanyaan dari pihak pajak, bank, klien
- sebagai dasar penilaian asisten hingga partner untuk bahan evaluasi
- sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya
10. Bukti Audit: segala informasi yang mendukung angka/info yang disajikan dalam LK, dan
dapat digunakan auditor sebagai dasar menyatakan pendapat
Macam-macam bukti audit:
c. Data akuntansi : berasal dari manajemen perusahaan klien.
- Pengendalian intern: untuk cek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
- Catatan akuntansi: jurnal, buku besar pembantu, pedoman akuntansi,
memorandum/ catatan tidak resmi
b. Informasi penguat:
• Bukti fisik: dengan cara inspeksi/ perhitungan aktiva berwujud
- untuk memeriksa persediaan dan kas : SB, piutang, wesel, investasi jangka
panjang
• Bukti dokumentasi: konfirmasi, rekening koran bank, faktur dari penjual,
sertifikat wasel tagih,surat order pembelian dr cust
ü Dibuat pihak luar, dikirim langsung ke auditor (konfirmasi, pisah batas,
rekening koran)
ü Dibuat pihak luar, disimpan perusahaan klien (faktur dari pemasok, lap bank
reguler)
ü Dibuat klien dan diedarkan keluar (cek dibayar, slip setoran bank)
ü Dibuat dan disimpan klien (rek koran, faktur dari penjual)
• Perhitungan: pembuktian ketelitian perhitungan depresiasi
• Bukti lisan: permintaan keterangan secara lisan (misal manajer)
• Analitis: membandingkan jumlah rupiah dari tahun ke tahun
• Bukti dari spesialis: bukti dari pengacara, Ir. Teknik sipil
11. Macam-macam audit : (jangan sampe ketuker dengan macam pengujian) (mirip jenis
audit)
Audit Laporan Keuangan Audit Kepatuhan Audit Operasional Audit internal control
Memeriksa asersi dalam lap Memeriksa aturan tindakan Memeriksa proses opersional Memeriksa sistem
keu perorangan atau organisasi internal kontrol
Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan Kriteria yang digunakan
adalah GAAP/ PABU kebijakan, perundangan, adalah tujuan tertentu COSO
peraturan manajemen organisasi
Laporan audit berisi Laporan audit berisi Laporan audit berisi Laporan audit berisi opini
pendapat auditor atas pendapat auditor atas rekomendasi perbaikan atas kewajaran laporan
kesesuaian lap keu dengan kepatuhan perorangan atau aktivitas yaitu efektifitas keuangan
PABU organisasi terhadap
kebijakan, perundangan,
peraturan
Untuk investor, kreditor Untuk manajemen Untuk manajemen Untuk investor, kreditor

Anda mungkin juga menyukai