Bab V: of Opthalmology Melaporkan Bahwa Tidak Ada Perbedaan Predileksi Antara Jenis Kelamin Dalam
Bab V: of Opthalmology Melaporkan Bahwa Tidak Ada Perbedaan Predileksi Antara Jenis Kelamin Dalam
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Sampel pada penelitian ini adalah
sediaan blok parafin yang diambil dari pasien Retinoblastoma yang dirujuk dan berobat ke
Poliklinik Mata Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang sudah dan akan
dilakukan tindakan operasi dalam rentang waktu penelitian dan dikonfirmasi secara histopatologi
Terdapat 15 pasien Retinoblastoma yang terdata selama periode waktu 2014 sampai
2018. Dari 15 pasien tersebut, 1 diantaranya masuk dalam daftar drop out sehingga total sampel
sebanyak 64,3% sampel berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 35,7%. Pada
penelitian yang dilakukan Youssef et al. didapatkan bahwa retinoblastoma terjadi pada 42,9%
sampel berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sebanyak 57,1% . Namun, American Academy
of Opthalmology melaporkan bahwa tidak ada perbedaan predileksi antara jenis kelamin dalam
serupa antara laki-laki dan perempuan. 4,32 Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Knudson dalam 48 sampel penelitiannya, 52,08% sampel berjenis kelamin laki laki dan
47,92% sampel berjenis kelamin perempuan atau dengan kata lain insiden Retinoblastoma
hampir serupa antara laki-laki dan perempuan.38 Dalam penelitian serupa juga dijelaskan bahwa
147 kasus Retinoblastoa berjenis kelamin laki-laki (55,3%) sebanding dengan kasus
Dalam penelitian ini, sebagian besar subjek berusia 0-3 tahun sebesar 64,3% dan di atas 3
tahun sebesar 35,7%. Umur rata-rata pasien Retinoblastoma pada penelitian ini adalah 2,93 tahun
dengan usia termuda terkena Retinoblastoma adalah 2 bulan dan usia tertua terkena
Retinoblastoma adalah 8 tahun. Skuta dalam penelitiannya menjelaskan bahwa sekitar 90%
kasus didiagnosis pada pasien dengan usia kurang dari 3 tahun.4 Aerts et al. menyebutkan dalam
penelitiannya bahwa Retinoblastoma terjadi pada rerata usia 2 tahun.40 Union for International
Cancer Control 2014 dalam Review of Cancer Medicines on the WHO List of Essential
Medicines menyatakan bahwa Retinoblastoma merupakan jenis kanker pada mata yang biasanya
dialami oleh anak dengan usia sangat muda dimana dua pertiga terdiagnosis sebelum usia 2
tahun dan 95% terdiagnosis sebelum usia 5 tahun.41,42 Hal hampir serupa juga ditemui pada
penelitian pada 266 kasus Retinoblastoma oleh Knudson dimana biasanya kasus Retinoblastoma
ditemui rerata pada usia 2 tahun dengan rincian 23,3% ditemui pada usia kurang dari 1 tahun,
34,6% pada usia 1-2 tahun dan 42% pada usia lebih dari dua tahun.39
penelitian ini, didapatkan 92,9% sampel yang merupakan Retinoblastoma unilateral dan 7,1%
dengan riwayat Retinoblastoma pada keluarga didiagnosis retinoblastoma pada usia 4 bulan,
pasien dengan Retinoblastoma bilateral akan didiagnosis pada usia 12 bulan dan pasien dengan
Retinoblastoma unilateral akan didiagnosis pada usia 24 bulan.4 Knudson dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa sebagin besar kasus Retinoblastoma dalam penelitiannya berupa
Retinoblastoma memang terdiri dari dua bentuk umum yaitu unilateral yang menempati sekitar
75% dari total kasus Retinoblastoma keseluruhan dan bilateral yaitu sekitar 25% dari total kasus.
Pada penelitian yang dilakukan Knudson pada 266 kasus Retinoblastoma ditemui bahwa sekitar
86,8% kasus merupakan Retinoblastoma unilateral sedangkan 35 kasus yaitu sekitar 13,2%
merupakan kasus bilateral. Hal ini juga dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Liu et al
Dalam penelitian ini, sediaan paraffin blok jaringan Retinoblastoma subjek yang
tersimpan di Departemen Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad Hoesin
Palembang dibuat dalam potongan setebal 4 mikrometer kemudian dilakukan pengecatan dengan
bawah mikroskop untuk mengamati berbagai gambaran histopatologis pada jaringan sampel.
Penilaian derajat diferensiasi dilakukan dengan mengamatinya dalam tiga kriteria yaitu
well differentiated (tumor dengan derajat diferensiasi baik) merupakan diferensiasi dengan
rosettes yang terisolasi, dan poorly differentiated (tumor dengan derajat diferensiasi yang buruk)
dan Homer-Wright rosettes. Sampel retinoblastoma di Rumah Sakit Umum Dr. Mohammad
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chandrakar et al. Yang
well differentiated sebesar 11,9%. Hal yang sedikit berbeda ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan pada 266 kasus Retinoblastoma oleh Knudson, dijumpai sekitar 31,6% merupakan
kasus poorly differentiated, 18% merupakan kasus moderately differentiated, dan 10,5%
merupakan kasus well differentiated.39 Hal serupa juga ditemukan dalam penelitian Owoeye et
al. dalam studi patologi di Ilorin Nigeria yang terdiagnosis Retinoblastoma di Depatemen
Oftalmology UITH didapatkan bahwa sebanyak 14 kasus (82,6%) merupakan kasus dengan
Pada penelitian ini, dilaporkan pula hasil mengenai invasi retinoblastoma ke nervus
optikus dan sklera, masing-masing sebesar 64,3% dan 50%. Penelitian yang dilakukan pada 266
kasus Retinoblastoma oleh Knudson, dijumpai sekitar 15% dari total kasus dimana terjadi invasi
Tingkat Retinoblastoma
Pada penelitian ini, digunakan kontrol positif p16INK4A. Penelitian yang dilakukan di
Universitas Sienna terkait keterlibatan protein supresor tumor p16INK4A dalam patogenesis
Retinoblastoma dan perannya sebagai predisposisi terhadap kanker familial. Pada penelitian
tersebut diketahui bahwa 56% kasus yang menunjukkan down regulation p16INK4A memiliki
minimal satu orang tua yang membawa alterasi yang sama pada sel darahnya.1,16
Indovina et al. meneliti tentang kemungkinan p16INK4A sebagai penanda yang diturunkan
sebagian besar pasien dengan down regulation p16INK4A dan pada orang tua pasien dengan
alterasi yang sama pada ekspresi p16INK4A. Indovina et al. menyimpulkan dalam penelitiannya
Pada penelitian ini didapatkan hasil ekspresi p16INK4A positif digolongkan berdasarkan
derajat diferensiasi yaitu well differentiated 7,7%, moderately differentiated 69,2%, dan poorly
differentiated 23,1%. Jika digambarkan dalam karakteristik intensitas dan proporsi sel
berdasarkan derajat diferensiasi, didapatkan hasil untuk intensitas dan proporsi sel negatif secara
keseluruhan termasuk dalam derajat well differentiated (100%). Untuk hasil intensitas dan
proporsi sel kategori positif lemah, didapatkan sebanyak 50% sampel tergolong dalam
moderately differentiated dan 50% sisanya tergolong poorly differentiated. Untuk hasil intensitas
dan proporsi sel kategori positif kuat, didapatkan sebanyak 1 sampel dari total 7 sampel
Penelitian yang dilakukan oleh Hal ini sebenarnya didukung oleh Liu et al. Menemukan
bahwa 57% pasien dengan kategori well differentiated memiliki ekspresi p16INK4A rendah dan
43% sisanya memiliki ekspresi p16INK4A tinggi. Hal yang serupa juga ditemui pada kategori
moderately differentiated dimana 94% sampel memiliki ekspresi p16INK4A tinggi dan sisanya
ekspresi p16INK4A rendah. Penelitian oleh Liu et al. di Zhongshan Ophthalmic Center terhadap
tinggi terkait dengan penurunan level diferensiasi retinablastoma. Ekspresi p16 INK4A juga
cenderung memiliki resiko terhadap gambaran prognosis yang buruk sehingga p16INK4A bisa
menjadi penanda prognosis yang cukup baik terhadap retinoblastoma. Meskipun tidak terlalu
bermakna secara signifikan, namun dari hasil penelitian ini juga memiliki kecenderungan dimana
Adanya perbedaan tersebut mungkin disebabkan beberapa hal seperti proses pengolahan
sampel yaitu, ada tiga fase utama yaitu warm ischemia, fiksasi, dan pemrosesan jaringan dalam
transformasi dari sampel jaringan pasien ke blok paraffin. Warm ischemia mengacu pada waktu
transfer dari ruang operasi (atau pemindahan suplai darah) ke laboratorium patologi dan dapat
bervariasi dari menit hingga jam. Dalam kebanyakan kasus, spesimen disimpan dalam suhu
ruangan; Namun, dalam beberapa kasus, atau jika penundaan lama diantisipasi, jaringan mungkin
dimasukkan dalam pendingin. Beberapa spesimen, terutama biopsi kecil, ditempatkan langsung
dalam fiksatif dan diangkut ke laboratorium patologi. Dalam laboratorium patologi, secara
optimal, spesimen dibagi menjadi ukuran yang sesuai untuk fiksasi dan pemrosesan dengan
penundaan minimal. Namun panjangnya fiksasi dapat sangat bervariasi, sebagian besar
tergantung pada specimen ukuran dan waktu hari penerimaan spesimen. Akhirnya, pesimen
ditempatkan pada prosesor jaringan, dimana spesimen mengalami dehidrasi secara serial dalam
alkohol bertingkat, dan alkohol diganti dengan xylene atau agen clearing lainnya, diikuti dengan
pembuahan oleh paraffin. Panjangnya proses ini secara rutin bervariasi dari 4 hingga 12 jam;
Namun, protocol yang lebih pendek atau lebih lama sering ditemui. Akhirnya, jaringan
dikelilingi cetakan panas parafin untuk membentuk blok parafin, yang biasa dipotong dengan
mikrotom. Studi telah menunjukkan bahwa waktu fiksasi diperpanjang diikuti oleh pemrosesan,
Retinoblastoma. Pada penelitian ini 69,3% mengalami invasi ke nervus optikus dan 53,8%
mengalami invasi ke koroid ataupun sklera pada pasien dengan p16INK4A positif. Jika
digambarkan karakteristik intensitas dan proporsi sel berdasarkan invasi ke nervus optikus,
didapatkan hasil untuk kategori negatif semuanya termasuk ke dalam kategori tidak mengalami
invasi ke nervus optikus (100%). Untuk kategori positif lemah, didapatkan sebanyak 66,7%
sampel mengalami invasi ke nervus optikus dan 33,3% tidak mengalami invasi ke nervus
optikus. Sedangkan untuk kategori positif kuat, didapatkan sebanyak 71,4% mengalami
mengalami invasi ke nervus optikus dan 28,6% dengan invasi ke nervus optikus yang sulit
ditentukan.
Selain itu, jika digambarkan karakteristik intensitas dan proporsi sel berdasarkan invasi
ke koroid/sklera, didapatkan hasil untuk kategori negatif semuanya termasuk ke dalam kategori
tidak mengalami invasi ke koroid/sklera (100%). Untuk kategori positif lemah, didapatkan
sebanyak 50% sampel mengalami invasi ke koroid/sklera dan 50% sisanya tidak mengalami
invasi ke koroid/sklera. Sedangkan untuk kategori positif kuat, didapatkan sebanyak 57,1%
Hal ini didukung oleh penelitian Liu et al. di Zhongshan Ophthalmic Center terhadap 65
kasus retinoblastoma selama periode 2008-2010 menyimpulkan bahwa invasi ke nervus optikus
sekitar 14 kasus (22%) dengan nilai p adalah 0,676. Sedangkan untuk invasi ke koroid massif
memiliki kemaknaan tinggi dimana terdapat 15 kasus terjadi invasi ke koroid pada 16INK4A yang
tinggi.1,18.