Anda di halaman 1dari 2

PRESS RELEASE AKSI BRAWIJAYA MENGGUGAT JILID III

HARDIKNAS atau yang sering disebut Hari Pendidikan Nasional ditetapkan oleh
pemerintah pada tanggal 2 Mei yang merupakan tanggal lahir dari pelopor pendidikan dan disebut
sebagai Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara. Beliau dikenal karena berani mengkritik
dan menentang kebijakan pendidikan saat itu dimana yang boleh mendapatkan pendidikan adalah
orang Belanda itu sendiri dan golongan orang kaya. Kritikannya yang tajam membuat beliau
diasingkan ke Belanda. Oleh karena itu, beliau mendirikan lembaga pendidikan yang dinamai
Taman Siswa.
Ki Hajar Dewantara kemudian diangkat menjadi menteri pendidikan setelah kemerdekaan
Indonesia. Beliau membuat semboyan “Tut Wuri Handayani” dalam melaksanakan sistem
pendidikannya. Dengan memperingati hari pendidikan nasional pada tanggal 2 Mei, diharapkan
agar pendidikan formal maupun non formal lebih maju.
Dalam memperingati hari pendidikan, aliansi Brawijaya Menggugat jilid III yang terdiri
dari EM UB, BEM FP, BEM Fapet, BEM FMIPA, BEM FISIP, BEM FEB, BEM Filkom, BEM
FKH, BEM FKG, BEM FTP, BEM FH, BEM FPIK, BEM FIA, BEM VOKASI dan EKM UB
melakukan aksi yang dilaksanakan pada:
Hari : Kamis, 2 Mei 2019
Waktu : 10.00 WIB
Titik Kumpul : Gazebo Raden Wijaya
Dresscode : Almamater UB
Dengan poin tuntutan umum sebagai berikut:
1. Menuntut pemberlakuan kebijakan penurunan dan penundaan UKT
2. Menuntut transparansi penentuan golongan UKT dan penggunaan UKT
3. Menuntut untuk meningkatkan infrastruktur, pelayanan dan pendidikan inklusif secara
bertahap serta menjadikan perencanaannya ke dalam Renstra UB 2020-2025
4. Tolak pemungutan dana diluar UKT
Poin tuntutan khusus UB Kediri sebagai berikut:
1. Segera menyelesaikan proses hibah
2. Menyegerakan proses PSDKU Soshum
3. Turunkan UKT dan SPFP UB III
4. Konsentrasi seadil-adilnya
Poin tuntutan khusus PTN-BH sebagai berikut:
1. Menolak PTN-BH (disepakati oleh FIA, FKH, FK, FKG, EKM, FISIP, FTP, FP, FH, FPIK,
dan EM UB)
Berdasarkan negosiasi antara pihak rektorat dengan negosiator mendapatkan hasil bahwa pihak
rektorat menyarankan agar membawa tuntutan ke hearing UKT yang dilakukan di gedung rektorat
pada pukul 1 siang pada tanggal yang sama. Forum tersebut belum menghasilkan keputusan
sehingga dilanjutkan pembasan pada sore hari dan kemudian dilanjutkan keesokan hari pada
tanggal 3 Mei 2019 dengan beberapa perwakilan mahasiswa. Pada Jumat, 3 Mei 2019 dilakukan
pembahasan lanjutan dengan fokus pembedahan Peraturan Rektor Universitas Brawijaya No.17
tahun 2019 tentang Penundaan, Penurunan Kategori, Keringanan, dan Pembebasan Uang Kuliah
Tunggal, Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan bagi Mahasiswa Program Vokasi dan
Program Sarjana. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan terkait peraturan rektor yang baru
saja ditetapkan tersebut, dengan salah satu poin utamanya adalah mahasiswa baru 2019 dapat
melakukan penundaan UKT. Keputusan tersebut didasarkan pada Peraturan Rektor Universitas
Brawijaya No. 17 Tahun 2019 tentang Penundaan, Penurunan Kategori, Keringanan, dan
Pembebasan Uang Kuliah Tunggal, Sumbangan Pengembangan Fasilitas Pendidikan bagi
Mahasiswa Program Vokasi dan Program Sarjana. Adapun tuntutan lain belum terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai