Anda di halaman 1dari 3

REVISI UU KPK MENGUCILKAN KPK, BAGAIMANA NASIB BANGSA INI?

Oleh : Selly Aprilia Nisa

NIM : 4183131001

Saat ini indonesia sedang mengalami masa pergejolakan yang terus berangsur-

angsur. Mulai dari konflik di papua, kebakaran hutan yang semakin meluap dan

sekarang indonesia ditambahkan dengan konflik revisi undang-undang yang dirasa

kontroversial. KPK sendiri telah menemukan 26 poin yang dianggap janggal. Juru

Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, 26 poin tersebut dianggap berpotensi

melemahkan KPk lantaran mengurangi sejumlah kewenangan yang dahulu dimiliki

KPK berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK.

Selain itu, tim KPK juga mendapati ketidaksingkronan antar pasal, hingga

menimbulkan tafsir yang beragam sehingga menyulitkan KPK dalam penanganan

perkara korupsi ke depan.

"Hal inilah yang kami sampaikan sejak awal, jika proses penyusunan sebuah UU

lebih terbuka, melibatkan publik, mendengar masukan instansi terkait seperti KPK

dan tidak terburu-buru, maka beberapa resiko persoalan hukum ini bisa

diminimalisir," ujar Febri.

Untuk itu secara terang-terangan Komisi Pemberantasan Korupsi menolak revisi

Undang Undang KPK. Apalagi jika mencermati materi muatan RUU KPK yang

beredar, justru rentan melumpuhkan fungsi-fungsi KPK sebagai lembaga independen

pemberantas korupsi.

“Dengan segala kejadian dan agenda yang terjadi dalam kurun waktu

belakangan ini, kami harus menyatakan kondisi saat ini bahwa KPK berada di ujung

tanduk,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo.

KPK menyadari DPR memiliki wewenang untuk menyusun RUU inisiatif dari

DPR. Akan tetapi, KPK meminta DPR tidak menggunakan wewenang tersebut untuk

melemahkan dan melumpuhkan KPK.


KPK juga menyadari RUU KPK inisiatif DPR tersebut tidak akan mungkin dapat

menjadi undangundang jika Presiden menolak dan tidak menyetujui RUU tersebut.

Karena undang-undang dibentuk berdasarkan persetujuan DPR dan Presiden.

Oleh karena itu KPK berharap Presiden dapat membahas terlebih dulu bersama

akademisi, masyarakat dan lembaga terkait untuk memutuskan perlu atau tidaknya

merevisi Undang Undang KPK dan format KUHP tersebut. KPK percaya, Presiden

akan tetap konsisten dengan pernyataan yang pernah disampaikan bahwa Presiden

tidak akan melemahkan KPK. Namun sayangnya presiden sendiri telah meresmikan

ruu kpk tersebut. Meski menyetujui pembahasan soal revisi UU KPK, pada

prinsipnya Jokowi juga menolak sejumlah poin dalam draf yang sebelumnya telah

disodorkan DPR.

Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan DPR setuju dengan seluruh catatan

Presiden Jokowi yang tertuang dalam Daftar Inventaris Masalah (DIM) revisi UU

KPK. Kecuali satu, ihwal pembentukan Dewan Pengawas KPK.

Dari kalangan msyarakat sendiri, banyak yang merasa adanya kjanggalan dalam

perevisian UU KPK tersebut. Masyarakat juga beranggapan bahwa revisi UU KPK ini

adalah taktik para anggota dewan untuk memperlancar aksi yang kita tau bahwa

banyak sekali pejabat-pejabat negara yang terjerumus kasus korupsi. Keresahan yang

dirasakan KPK juga turut dirasakan para masyarakat. Dimana masyarakat selalu

berharap kemajuan bangsa, keadilan dan lain sebagainya. Jika diamati salah satu

bentuk revisi UU KPK yaitu peringanan hukuman bagi derdakwa kasus korupsi dari

4 tahun menjadi 2 tahun saya. Hal tersebut dirasa tidak adil oleh masyarakat, jika

dibandngkan dengan jumlah uang negara yang dipergunakan secara pribadi oleh

para pelaku korupsi. Perlu adanya keterbukaan antara pemerintah dengan rakyat.

Kesenjangan-kesenjangan mungkin saja adalah hasil dari provokasi. Maka

komusikasi lah yang diperlukan saat ini sebagai penyelarasan gagasan sehingga

menghasilkan mufakat yang jelas. perubahan boleh saja dilakukan namun perlu

ditinjau lagi dari berbagai pihak dan sudut pandang, jangan sampai suatu keputusan

besar dapat mengecilkan beberapa pihak. Para dewan rakyat seharusnya jangan
gegabah dalam mengambil keputusan, karena anda adalah wakil rakyat, anda bekerja

untuk rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi. Sebagai masyarakat kita juga jangan

mudah terprovokasi, termakan berita hoax, dan lalin sebagainya. Kita sebaiknya

melihat secara teliti terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalapahaman dan penyesalan

dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai