Bhay
Aku
Aku
Aku
Keluarga Berencana merupakan suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Kontrasepsi Pil dan kontrasepsi suntik merupakan alat kontrasepsi yang banyak diminati oleh masyarakat,
sedangkan kontrasepsi implan hanya diminati oleh sebagian kecil masyarakat. Penyebabnya karena masih
merasa takut memakai alat kontrasepsi implan dan juga kurangnya pengetahuan. Program Keluarga
Berencana yang diwujudkan untuk menciptakan keluarga berkualitas. Program keluarga berencana
cenderung menurun, di karenakan oleh beberapa faktor seperti cara penyampaian atau penyuluhan yang
masih kurang baik sehingga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang KB dan ada juga dikarenakan
adanya anggapan bahwa KB masih menjadi tabu bagi masyarakat sekitar. Kebijakan untuk meningkatkan
program keluarga berencana masih perlu mendapat perhatian, terutama pada peningkatan kualitas
keterampilan komunikasi untuk keluarga berencana konselor dalam melakukan konseling KB.
Kata kunci: keluarga berencana, alat kontrasepsi
Abstract
Family Planning is a program launched by the government in an effort to increase the awareness and
participation of the community through the maturation of marriage age, birth arrangement, fostering family
resilience, improving the welfare of small family, happy and prosperous. Contraceptives Pills and
injectable contraceptives are the most popular means of contraception, while implant contraception is only
in demand by a small proportion of the population. The reason is because they still feel afraid to use
contraceptive implants and also the lack of knowledge. Family Planning Program which is realized to
create quality family. The family planning program tends to decrease, in due to some factors such as poor
delivery or extension, resulting in a lack of community knowledge about family planning and there is also
the assumption that family planning is still a taboo for the surrounding community. Policies to improve
family planning programs still need attention, especially on improving the quality of communication skills
for family planning counselors in conducting family planning counseling.
Key words: family planning, contraceptives
Pendahuluan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diselenggarakan secara terpadu dan saling mendukung
guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pengelolaan kesehatan
diselenggarakan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. SKN menjadi acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan
pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan sampai dengan kegiatan
monitoring dan evaluasi. SKN dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau
masyarakat dan dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan
tanggap terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional.
Diperlukan optimalisasi komponen SKN untuk peningkatan kualitas dan akses pelayanan KB.1
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah penduduk maka di
adakannya program Keluarga Berencana (KB). Dalam Keluarga Berencana diidealkan sebuah
keluarga hanya terdiri dari orang tua dan dua anak. Dengan hanya memiliki dua anak saja,
diharapkan beban keluarga berkurang, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tujuan utama dari Keluarga Berencana adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak.1,2
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat
kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi
masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian,
serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat
mudah di dapatkan seperti di minimarket. Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk
mengatasi masalah kependudukan.3
Demografi
Demografi adalah studi ilmiah tentang penduduk, terutama tentang fertilitas, mortalitas,
dan natalitas. Demografi meliputi studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis, komposisi
penduduk, dan karakter demografis lainnya, serta bagaimana faktor-faktor ini berubah dari waktu
ke waktu. Ada juga yang berpendapat bahwa demografi adalah studi tentang interaksi tingkat
perkembangan dari 3 komponen (kelahiran, kematian dan migrasi) dan studi tentang dampak dari
perubahan komposisi dan perkembangan dari penduduk.4
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya
bayi yang lahir hidup. Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tanda-tanda kehidupan, seperti
bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas
merupakan jumlah anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-
tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak
dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.5
Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal itu dibarengi dengan masalah lain yang lebih spesifik, yaitu angka
fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi. Kondisi ini dianggap tidak menguntungkan dari
sisi pembangunan ekonomi. Hal itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih
rendah sehingga penduduk lebih diposisikan sebagai beban daripada modal pembangunan. Logika
seperti itu secara makro digunakan sebagai landasan kebijakan untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk Secara mikro hal itu juga digunakan untuk memberikan justifikasi
mengenai pentingnya suatu keluarga melakukan pengaturan pembatasan jumlah anak.5
Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah salah satu cara sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan PUSKESMAS ialah suatu unit
pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada
suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. 6
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah. Keadaan geografikdan keadaan infrastruktur lainnya merupakan
bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan
perangkat pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan
oleh bupati KDH, dengan saran teknis dari kepala kantor Departemen Kesehatan
Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan
Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk
setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling.
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja
Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah
penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat
rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. Pelayanan kesehatan
yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan.4,5
Kuratif (pengobatan)
Preventif (upaya pencegahan)
Promotif (peningkatan kesehatan)
Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Fungsi Puskesmas6-8
A. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor
termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
B. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta
ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
C. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.
Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada
sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun, direncanakan pada masa
yang akan datang pemerintah hanya bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan
masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan
Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam
bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan
kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima
pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk
itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak
dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap
memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan
mengelola dana yang berasal dari pemerintah.8-9
Manajemen Puskesmas
A. PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja pusksesmas. Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas dua macam.
Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan. 8
Berdasarkan ada/tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan
pengembangan tersebut. Jumlah upaya kesehatan pengembangan yang terpilih dapat lebih dari
satu, tergantung dari kemampuan yang dimiliki yaitu:
Survey mawas diri merupakan kegiatan pengumpulan data untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi, serta potensi yang dimiliki untuk mengatasi masalah tersebut. Dilakukan
apabila puskesmas memiliki kemampuan, identifikasi masalah dilakukan bersama masyarakat
melalui pengumpulan data secara langsung di lapangan. Tahapan pelaksanaan:
Pengumpulan data cepat berupa data primer (dikumpulkan langsung dari sumber
data) atau data sekunder (berasal dari catatan yang ada)
Pengolahan data
Penyajian data berupa data masalah dan potensi
Delbecq Technique
Perumusan masalah dan identifikasi potensi melalui kesepakatan sekelompok orang yang
memahami masalah tersebut. Teknik ini dilakukan apabila kemampuan pengumpulan data
bersama masyarakat tersebut tidak dimiliki oleh puskesmas, identifikasi dilakukan melalui
kesepakatan kelompok oleh petugas puskesmas dengan mengikut sertakan Badan Penyantun
Puskesmas. Tahapan pelaksanaan:
Pembentukan tim.
Menyusun daftar masalah: Menetapkan kriteria penilaian masalah dan Menetapkan
urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria
penilaian dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang dimiliki
Di samping itu identifikasi upaya kesehatan pengembangan dapat pula memilih upaya yang
bersifat inovatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah ada,
melainkan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta
kemampuan puskesmas.
1. Pengorganisasian
Penggalangan kerjasama dalam bentuk dua pihak, yakni antara dua sektor terkait, misalnya
antara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu menyelenggarakan upaya kesehatan
kerja.
Penggalangan kerjasama dalam bentuk banyak pihak, yakni antar berbagai sektor terkait,
misalnya antara puskesmas dengan sektor pendidikan, sektor agama, sektor kecamatan pada
waktu menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah.
Penggalangan kerjasama lintas sektor ini dapat dilakukan:
Secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait
Secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi kecamatan
2. Penyelenggaraan
D. Azas rujukan
1) Melakukan telaahan penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai baik secara
internal maupun eksternal.
Telaahan eksternal yaitu telaahan tribulanan terhadap hasil yang dicapai oleh
sarana pelayanan kesehatan primer serta sektor lainnya yang terkait di wilayah
kerja Puskesmas. Telaahan eksternal ini dilakukan dalam forum Lokakarya Mini
Tribulan Puskesmas.
1. Pengawasan
a) Terbagi kepada
i. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung
ii. Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota
serta berbagai institusi pemerintah terkait.
b) Pengawasan mencakup aspek administratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila
pada pengawasan ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan-undangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan
penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui
Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian kepala puskesmas, maka kepala
puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.
Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Upaya ini bersifat sementara dapat
juga bersifat permanen, penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang
mempengaruhi fertilitas, konsumen memerlukan kontrasepsi dengan kemampuan yang dapat
dipercayai untuk mencegah kehamilan.10
Pada saat ini Pemerintah menyediakan secara gratis tiga jenis alokon di seluruh wilayah
Indonesia, yaitu kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dan susuk KB. Terdapat 7
provinsi yang menyediakan alokon lainnya juga secara gratis, yaitu Aceh, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Di provinsi lain, selain
kondom, AKDR, dan susuk KB, jenis alokon lainnya hanya tersedia secra gratis bagi masyarakat
miskin (Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1). Dengan demikian, memang ada
sebagian masyarakat yang harus membayar sendiri penggunaan alokon yang dibutuhkannya.10-11
Metode KB
Metode KB dapat dibedakan menjadi KB cara modern dan cara tradisional. Metode KB
cara modern adalah sterilisasi, pil, IUD, suntik, susuk KB, kondom, intravagina/diafragma,
kontrasepsi darurat dan Metode Amenorea Laktasi (MAL). Sedangkan cara tradisional misalnya
pantang berkala dan senggama terputus.11
Sterilisasi
Prosedur ini diindikasikan untuk mereka yang meminta sterilisasi dan yang mengerti secara
jelas sifat permanen dan kesulitannya serta pengembalian ke keadaan semula yang sering tidak
berhasil.12
Sterilisasi wanita merupakan metode kontrasepsi yang dipilih oleh 28% pasangan di
Amerika Serikat (American College of Obstetricians and Gynecologists, 2003). Biasanya
dilakukan dengan oklusi atau pembelahan tuba uterina. Ini dapat dilakukan kapan saja, namun
sekurang-kurangnya setengah dari jumlah keseluruhan sterilisasi dilakukan bersamaan dengan
pelahiran caesar atau per vagina yang disebut puerperalis. Sterilisasi tuba operatif nonpuerperalis
biasanya dilakukan melalui laparoskopi pada klinik bedah rawat jalan. Teknik histeroskopi atau
minilaparotomi untuk oklusi juga tersedia.12
Ketersediaan kontrasepsi pria secara tradisional terbatas pada kondom dan vasektomi. pada
saat ini, hingga setengah juta pria di Amerika Serikat menjalani vasektomi setiap tahun. Tidak
terdapat keraguan bahwa vasektomi lebih aman daripada sterilisasi tuba karena vasektomi kurang
invasif dan dikerjakan dengan analgesia lokal. Yang tidak menguntungkan, sterilisasi tidak segera
terjadi setelah vasektomi. Pengeluaran seluruh sperma yang tersimpan di saluran reproduksi
dibawah lokasi interupsi vas deferens memakan waktu sekitar 3 bulan atau 20 kali ejakulasi.12
Kontrasepsi oral kombinasi (KOK) merupakan metode kontrasepsi hormonal yang paling
sering digunakan, serta banyaknya jenis yang dipasarkan sehingga hampir membingungkan. Cara
kerja kontraseptif KOK bersifat multiple, tetapi efek yang paling penting adalah mencegah ovulasi
dengan menekankan hypothalamic gonadotropin-releasing factor. Ini selanjutnya mencegah
sekresi hipofisis yaitu follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteneizing hormone (LH).
Progestin mencegah ovulasi dengan menekan LH dan juga mengentalkan mucus serviks sehingga
memperlambat masuknya sperma. Sebagai tambahan, progestin mengubah endometrium sehingga
tidak memungkinkan untuk implantasi. Estrogen mencegah ovulasi dengan menekan pengeluaran
FSH. Estrogen juga menstabilkan endometrium, yang mencegah terjadinya perdarahan
intermenstrual—juga dikenal sebagai breakthrough bleeding.12
Efek bersihnya adalah penekanan ovulasi yang sangat efektif, pencegahan migrasi sperma
melalui mukus serviks, dan menciptakan lingkungan endometrium yang tidak menguntungkan
untuk implantasi. Dengan demikian, kontrasepsi ini benar-benar memberikan proteksi absolut
terhadap kontrasepsi jika digunakan sesuai aturan.12
Idealnya, seorang wanita memulai penggunaan KOK pada hari pertama siklus menstruasi,
dan tidak diperlukan metode kontraseptif pengaman.sedangkan yang lebih tradisional “Mulai
Minggu”, wanita memulai penggunaan pil pada hari Minggu pertama setelah awitan menstruasi,
dan metode pengaman diperlukan selama 1 minggu untuk mencegah konsepsi.12
Kontrasepsi oral kombinasi mengganggu kerja beberapa obat. Sebaliknya, beberapa obat
menurunkan efektifitas KOK. Jika digunakan secara tepat, KOK merupakan metode pencegahan
kehamilan yang efektif dan dapat kembali dengan cepat.12
Hormon dalam jumlah yang sangat sedikit diekskresikan dalam ASI, namun tidak ada efek
samping pada bayi yang telah dilaporkan (World Health Organization, 1988). Ditekankan bahwa
agen-agen tersebut menurunkan volume ASI, walaupun datanya terbatas. Alternatifnya,
kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin mempunyai efek yang kecil terhadap laktasi,
berfungsi sebagai kontrasepsi yang baik sekali, dan dengan demikian dapat dipilih oleh wanita
yang memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.12
Alat yang inert secara kimiawi terdiri dari material yang tidak dapat diserap. Paling sering
polyethylene, dan diisi dengan barium sulfat untuk radiopasitas.alat yang mempunyai elusi
tembaga atau sebuah progestin yang terus menerus. Sebagian besar AKDR dibuat berbingkai, yang
terdiri dari struktur rigid. Alat tersebut mengandung gelang-gelang tembagayang berpillin
membentuk sebuah benang dan dilekatkan ke fundus miometrium.12
Dua AKDR yang aktif secara kimiawi yang saat ini di setujui penggunaannya di Amerika
Serikat mencakup alat pelepas progestin. Alat tersebut melepaskan levonosgestrel ke dalam uterus
dengan angka yang relatif konstan yaitu 20 µg/hari, yang menurunkan efek sistemik. Alat tersebut
mempunyai bingkai radiopak berbentuk T, yang batangnya di bungkus dengan reservoir silinder,
terdiri dari campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel. Terdapat dua buah benang coklat yang
menjuntai dan dilekatkan ke batang.12
Alat kedua adalah AKDR T 380A. Alat ini adalah sebuah polyethylene dan barium sulfat,
bingkai berbentuk T dengan tembag. Secara spesifik, kawat tembaga halus sebesar 314 mm2 yang
membungkus batang, dan masing-masing lengan mempunyai gelang-gelang tembaga sebesar 33
mm2, jadi totalnya 380 mm2 tembaga. Dua benang terulur dari dasar batang. Benang tersebut
semula berwarna biru, sekarang berwarna putih.12
Kedua tipe AKDR tersebut merupakan kontrasepsi yang efektif, dan kemampuannya untuk
mencegah kehamilan secara keseluruhan serupa dengan sterilisasi tuba. Ditekankan, angka
kehamilan menurun secara progresif setelah tahun pertama penggunaan.12
Di dalam uterus, tercetus respons inflamasi endometrial lokal yang hebat, terutama oleh
alat yang mengandung tembaga. Komponen seluler dan humoral inflamasi ini terlihat pada
jaringan endometrium dan cairan yang terdapat pada rongga uterus dan tuba uterine. Ini
menyebabkan menurunnya viabilitas sperma dan sel telur. Jika fertilisasi terjadi pada keadaan yang
tidak mungkin tersebut, maka terjadi proses inflamasi yang sama yang ditujukan terhadap
blastokista, dan endometrium diubah menjadi tempat yang tidak mendukung untuk terjadinya
implantasi. Dengan AKDR tembaga, kadar tembaga meningkatkan mucus akseptornya dan
menurunkan motilitas serta viabilitas sperma.12
Efek samping AKDR mencakup perdarahan uterus abnormal, dismenorea, ekspulsi, atau
perforasi uterus. Akan tetapi dengan penggunaan yang lama serta usia akseptor yang meningkat,
maka frekuensi kehamilan, ekspulsi, dan komplikasi perdarahan menurun. Kista ovarium
fungsional lebih sering terjadi pada bulan-bulan awal penggunaan LNG.IUS namun biasanya
sembuh secara spontan.12
Suntik
Suntikan hormonal adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam
bentukan suntikan. Untuk mengatasi kerepotan dari pelaksanaan dari Pil Mini, maka preparat
injeksi diperkenalkan.7 Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat
(NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA). Suntikan diberikan
pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, segera setelah keguguran.11
Kerugian yang ditimbulkan adalah gangguan haid berupa siklus haid yang memendek atau
memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan
bercak yang biasanya dirasakan pada bulan pertama penyuntikan serta amenore yang timbul pada
kebanyakan wanita setelah satu atau dua tahun setelah penyuntikan. Keadaan anovulasi yang
berlangsung lama sesudah pemakaiannya dihentikan. Berat badan bertambah, sakit kepala. Pada
sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin
dan penurunan HDL-kolesterol.11
Susuk KB
Disebut juga implanon, adalah jenis kontrasepsi susuk tidak terdegradasi yang terdiri dari
simpai kopolimer etilen-viniasetat (EVA) sebagai pembawa substansi aktif senyawa progestin 3-
keto-dogestrel (3-keto-DSG). Bentuknya batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan diameter
2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter khusus berbentuk semprit sekali pakai dalam
kemasan steril kantong aluminium.13
Kondom Pria
Produk yang tersedia sejak lama ini merupakan kontrasepsi yang efektif, dan angka
kegagalannya pada pasangan yang termotivasi dengan kuat cukup rendah yaitu 3 atau 4 per 100
pasangan-tahun penggunaannya. Efektivitas kontraseptif kondom pria ditingkatkan cukup besar
dengan ujung reservoir dan mungkin dengan penambahan pelumas spermisidal. Efektivitas
kontraseptif ditingkatkan lebih jauh dengan penggunaan zat spermisidal intravagina. Zat tersebut,
seperti yang digunakan untuk pelumas, harus berbahan dasar air. Produk berbahan dasar minyak
menghancurkan kondom dan diafragma lateks.12
Speroff dan Darney (2001) menekankan langkah-langkah kunci berikut untuk menjamin
efektivitas kondom yang maksimal:12
Diafragma terdiri dari kubah lateks sirkular dengan berbagai diameter yang diperkuat oleh
pegas logam sirkumferensial yang dibungkus oleh lateks. Metode ini efektif jika digunakan dalam
kombinasi dengan gel atau krim spermisida. Spermisida dioleskan ke dalam mangkok kubah dan
sepanjang pinggirnya.12
Metode KB tradisional yang mengandalkan pemberian air susu ibu bekerja dengan
penundaan atau penekanan ovulasi. MAL dilakukan sebagai kontrasepsi apabila menyusui secara
penuh, belum haid dan umur bayi kurang dari 6 bulan. Metode kontrasepsi MAL hanya efektif
sampai 6 bulan dan selanjutnya dilakukan dengan metode pemakaian kontrasepsi lainnya.
Kelebihan metode ini adalah efektifitas tinggi, tidak menganggu senggama, tidak ada efek samping
dan tanpa biaya. Kekurangannya adalah sulit dilaksanakan karena kondisi sosial, tidak melindungi
terhadap IMS, memerlukan persiapan sejak perawatan kehamilan.12
Pantang Berkala
Disebut juga metode kalender, dilakukan dengan cara menentukan waktu ovulasi dari daur
haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir. Masa berpantang dapat dapat dilakukan pada waktu
yang sama dengan masa subur bisa ditentukan dengan perhitungan kalender. Keuntungan dari
metode kalender adalah dapat digunakan untuk menghindari dan merencanakan kehamilan, tidak
ada efek samping, dan tanpa biaya. Sedangkan kekurangannya adalah angka kegagalan tinggi,
tidak mencegah IMS dan memerlukan motivasi yang tinggi.11
Senggama terputus
Metode pencegahan terjadinya kehamilan yang dilakukan dengan cara menarik penis dari
liang senggama sebelum ejakulasi, sehingga sperma dikeluarkan diluar liang senggama.
Kelebihannya adalah tanpa biaya, mudah diterima dan dapat dilakukan setiap waktu.
Kekurangannya adalah diperlukan penguasaan diri yang kuat, metode kontrasepsi ini tidak selalu
berhasil, tidak dapat melindungi dari IMS.11
Program prioritas adalah program yang dipilih dan dikembangkan dari program pokok
Puskesmas secara intensif untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat
yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas. Dengan merumuskan prioritas program,
Puskesmas dapat lebih terfokus bekerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Program
Puskesmas dapat saja berbeda dengan program Puskesmas lain meskipun lokasinya berada di
dalam satu kabupaten.
Keluarga Berencana
Menurunnya rata- rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 % per tahun.
Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan
Menurun PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/ cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%
Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%
Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien
Meningkatnya rata-rata usia perkahwinan pertama perempuan menjadi 21 tahun
Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak
Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif
Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan Program KB
Nasional.