Anda di halaman 1dari 2

Trinitas pada pandangan Origenes

Nama:Singgih

Nim :102016020

Kelas :B

Pandangan menurut Origenes adalah Allah yang menjadi sebab segala sesuatu yang terjadi
dan Allah adalah esa. Kata esa menurut kbbi adalah tunggal, yang mana menunjukkan bahwa Allah
tidak pernah dilahirkan dan selalu ada pada diriNya. Dari cara pandangan Origenes terdapat
konsekuensi yaitu Allah dan Kristus memiliki perbedaan pangkat, dimana Kristus pangkatNya
lebih rendah(Subordinasi) dan roh kudus dibawah Kristus. Dalam hal ini Kristus sebagai logos
atau firman Tuhan menjadi penghubung hubungan Allah dengan dunia benda. Meskipun Kristus
atau logos memiliki tingkay lebih rendah dari Allah, tetapi tetap di mata Origen Tuhan Yesus
Kristus merupakan cerminan Allah yang sempurna dan tidak bercela. Kristus sebagai logos atau
Firman Tuhan sudah tidak terikat oleh waktu karena sudah kekal sejak diperanakan oleh Allah.
Hal ini menunjukkan eksitensi logos yaitu “non est quando Filius non Filius fuit” (tidak ada saat
di mana Anak itu tidak ada). Selain pandangan Origenes akan Allah dan Firman Tuhan, Origenes
pun memberi pandangan tentang bahwa roh kudus yang tidak diciptakan namun mempunyai
hakikat yang sama dengan Allah maupun firman Tuhan. Hal ini didasarkan pemikiran bahwa
setiap orang yang mengambil roh kudus maka mereka telah bersatu dalam Allah dan Kristus. Akan
tetapi pemikiran Origenes pada akhirnya dinilai sesat karena tidak didasari dengan Alkitab.
Origenes juga mengabungkan berbagai ilmu yang dia pahami dengan ajaran Alkitab sehingga
menyeleweng dari prinsip-prinsip dasar Alkitab.
Menurut saya pandangan dari Origenes ini ada banyak hal tidak sesuai dengan Alkitab. Ketika
Origenes mengatakan bahwa Kristus sejak kekal dilahirkan Allah, yang menunjukkan bahwa
Kristus tidak temporal atau tidak terikat pada waktu. Hal ini dinyatakan oleh Origen berdasarkan
pemikirannya saja tanpa dilandasi Alkitab. Didalam Alkitab sendiri dalam Yohanes 1:1-14 tertulis
bahwa Firman sejatinya sudah ada sebelum dunia diciptakan dan Firman itu sendiri adalah Allah.
Dari kutipan ayat Yohannes itu maka dapat kita ketahui bahwa memang Kristus sudah ada sebelum
adanya penciptaan namun bukan berarti dapat disimpulkan secara langsung bahwa Kristus adalah
kekal. Selain itu saya secara pribadi kurang setuju saat Origenes mengatakan bahwa Kristus
dilahirkan atau diciptakan oleh Allah sehingga memiliki tingkatan dibawah Allah. Menurut saya
Yesus sejatinya memiliki pangkat yang sama, karena Kristus dan Allah adalah sama. Hal ini dapat
diperkuat dengan beberapa ayat di alkitab, seperti Yoh 1:1-14 yang jelas menyatakan bahwa
Firman Tuhan atau Yesus itu sendiri adalah sama dengan Allah dan juga pada yohanes 14:10-11
terdapat pernyataan bahwa Kristus dengan Allah adalah satu dan setiap kata-kata Kristus adalah
kata-kata Allah. Kelemahan dari Origen terdapat juga dari sikap dia yang mengabungkan
pengetahuannya tentang ajaran filfasat Yunani dengan ajaran Alkitab.
Origen yang mengabungkan kedua ajaran itu menjadikan pandangnya dinilai sesat. Sebagai contoh
adalah karyanya yang berjudul On First Principle, didalam buku ini Origen mencoba melukiskan
sosok Kristus melalui metode pendekatan bebas agar dapat mengabungkan landasan alkitab
dengan ajaran filfasat Yunani. Didalam buku itu Origen mengatakan bahwa Kristus adalah anak
yang telah dilahirkan Allah tanpa permulaan dan ditambahkan oleh Origen bahwa Kristus
keberadaanya kekal dan abadi. Origen mengeluarkan pendapat ini tanpa landasan alkitab, Origen
hanya menggunakan imaginasi dan pengetahuannya. Padahal di Alkitab sendiri jelas bahwa ada
ayat yang membahas tentang Kristus sebagai putra Allah yaitu pada Kolose 1:15 yang menyatakan
bahwa Kristus adalah anak sulung yang paling utama dari segala ciptaan. Sikap Origen yang
menafsirkan Kristus tanpa landasan alkitab juga melanggar prinsip-prinsip Alkitab dan merupakan
perbuatan yang sangat fatal karena sudah jelas tertuang pada 1 Korintus 4:6 yaitu kita tidak boleh
melampaui perkara-perkara yang memang sudah dituliskan. Selain itu teologi dari Origen tentang
“keberadaan kekal” juga menyumbangkan fondasi pada doktrin Tritunggal yang pada dasarnya
tidak berlandas pada Alkitab. Dan hal yang diakibatkan dari hal ini adalah rusaknya susunan
maupun kesederhanaan iman kristen karena banyaknya kekeliuran dalam setiap pernyataanya.
Kesimpulan adalah pernyataan yang dikemukakan oleh Origen sebagian besar tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip Alkitab. Oleh karena hal tersebut pandangan Origen tidak dapat menjadi dasar
susunan iman Kristen karena didalamnya ditemukan banyak kekeliuran sebab pernyatannya tidak
landasi Alkitab. Hal yang lebih fatal lagi ketika ia menyoba menafsirkan dengan mengabungkan
ajaran Alkitab dengan filsafat Yunani sehingga terjadi pandangan-pandangan yang memang tidak
sesuai atau yang berlawanan dengan prinsip Alkitab. Dan juga menurut saya jika pemikiran dari
Origenes benar dipakai dalam ajaran gereja,hal yang akan terjadi pertama kali ada perpecahan
antar gereja karena perbedaan ajaran Origenes dengan ajaran Alkitab. Selain itu kekeliruan yang
berkepanjangan adalah awal dari lahirnya ajaran sesat, dimana akan ditemukan banyak ajaran yang
berbeda dengan hal yang telah dikatakan oleh Alkitab. Oleh karena itu menurut saya sudah benar
keputusan gereja pada saat itu menolak ajaran ini.
734 kata
Sumber:
http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2001529#h=23 (diakses pada tanggal 22 september 2016)
Nico Syukur Diester, Teologi Sistematika I, (Yogyakarta, Kanisius, 2008), 272

Anda mungkin juga menyukai