Anda di halaman 1dari 4

Majalah

PEMERINTAHAN DALAM NEGERI Vol. IX, No. 15/I/Puslit/Agustus/2017

Kajian Singkat terhadap Isu Aktual dan Strategis

PENGAWASAN DANA DESA


Debora Sanur*)

Abstrak
Undang-Undang Desa telah membuka kesempatan bagi desa untuk mengelola dana sendiri
demi mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki oleh desa. Meskipun demikian, sejak awal
pengimplementasiannya, beberapa kalangan telah menghawatirkan kapasitas pemerintah
desa yang masih lemah akan membuat dana desa rawan korupsi. Setelah korupsi dana desa
terjadi, ditemukan bahwa salah satu alasan terjadinya korupsi ialah karena kurangnya
pengawasan. Sulitnya bentuk pelaporan hingga kurangnya keterlibatan masyarakat, membuat
dana desa menjadi rentan korupsi. Kondisi tersebut perlu mendapat perhatian pemerintah
pusat. Pemerintah pusat perlu melakukan optimalisasi pengawasan terhadap pengelolaan
dana desa untuk mencegah terjadinya korupsi. DPR RI melalui fungsi pengawasan perlu terus
mendorong pemerintah agar melakukan pengawasan dan meningkatkan evaluasi terhadap
pendampingan desa. Selain itu diperlukan regulasi bersama untuk menciptakan adanya
pemahaman yang sama antara pemerintah di daerah dan di pusat serta kementerian teknis
terkait, sehingga dapat memudahkan setiap pihak untuk melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan dana desa pada masa mendatang.

Pendahuluan
Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Sejak digulirkan pertama kali pada
tentang Desa (UU Desa) telah mengembangkan tahun 2015 hingga saat ini, pemerintah telah
konsep baru bagi tata kelola desa di seluruh mengucurkan dana desa sebesar Rp127
Indonesia. Tujuan dari UU Desa antara lain triliun. Dana tersebut diharapkan dapat
untuk mengatasi kesenjangan pembangunan digunakan dengan penuh tanggung jawab
nasional; meningkatkan pelayanan publik sehingga seluruh desa dapat lebih mandiri
bagi warga masyarakat desa; serta mendorong dan dapat berperan dalam pembangunan
agar Pemerintahan Desa menjadi profesional, nasional. Meskipun demikian, sejak awal mula
efisien, efektif, terbuka, dan bertanggung pengimplementasiannya, beberapa kalangan
jawab dalam memajukan perekonomian telah menghawatirkan persoalan transfer
masyarakat desa. Dalam hal ini, UU Desa telah keuangan yang akan dikelola desa, karena
membuka kesempatan bagi desa untuk memiliki kapasitas pemerintah desa yang masih lemah
kedaulatan dalam menjaga, mengelola, hingga sehingga akan membuat dana desa menjadi
mengoptimalkan aset-aset yang dimiliki oleh desa. rawan korupsi.

*) Peneliti Muda Politik dan Pemerintahan Indonesia pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: debora.sanur@dpr.go.id

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.puslit.dpr.go.id
ISSN 2088-2351

- 17 -
Saat ini hal yang dikhawatirkan tersebut Permasalahan Pengawasan
benar-benar terjadi. Operasi Tangkap Tangan Dana Desa
(OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Menurut Sutoro Eko, Alokasi Dana Desa
di Kota Pamekasan, Madura, Jawa Timur, pada (ADD) merupakan bentuk konkret komitmen
2 Agustus 2017 yang lalu telah mengungkapkan pusat terhadap otonomi desa. Melalui
adanya kasus dugaan korupsi dana desa yang komitmen ini semua pihak menyadari bahwa
melibatkan sedikitnya lima pejabat terkait. ADD merupakan milik desa, bukan lagi hanya
Pejabat tersebut ialah Bupati Pamekasan Achmad bantuan dari pemerintah seperti era sebelumnya
Syafii Yasin, Kepala Inspektorat Kabupaten (Eko, 2013: 331). Meskipun demikian, sejak
Pamekasan Sutjipto Utomo, Kepala Kejaksaan awal perencanaan dan penganggarannya desa
Negeri (Kajari) Pamekasan Rudy Indra, Kepala membutuhkan sistem perencanaan yang terarah
Desa Dassok Agus Mulyadi, serta Kepala Bagian dan ditopang dukungan pemerintah serta
Administrasi Inspektorat Kabupaten Pamekasan partisipasi warga yang baik.
Noer Solehhoddin. Sejak tahun 2015 kerumitan laporan
Dalam OTT tersebut, KPK mendapati bahwa pertanggungjawaban telah menghambat pelaporan
Kepala Desa Dassok telah memberikan uang suap dana desa. Hal ini terjadi karena tata laksana
sebesar Rp250 juta kepada Kajari Pamekasan. pembangunan desa secara keseluruhan merupakan
Suap dilakukan agar Kejaksaan Negeri (Kejari) domain Kementerian Desa Pembangunan Daerah
Pamekasan tidak menindaklanjuti pelaporan Tertinggal (PDTT) dan Transmigrasi, tetapi
terkait dugaan penyimpangan anggaran dalam pelatihan dan laporan pertanggungjawaban
proyek infrastruktur senilai Rp100 juta yang keuangan merupakan domain Kementerian Dalam
menggunakan dana desa. Menurut Wakil Ketua Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Keuangan
KPK Laode Muhammad Syarif, pelaporan yang (Kemenkeu). Pihak Kemendagri memberi
dibuat oleh sejumlah LSM kepada Kejari telah pelatihan mengenai perencanaan awal kegiatan dan
membuat Kepala Desa Dassok merasa ketakutan penganggaran yang perlu dilakukan sesuai dengan
dan berupaya menghentikan proses hukum Peraturan Mendagri. Sedangkan untuk pelaporan
dugaan korupsinya. Ia lalu membuka komunikasi akhir dana desa, mengacu pada Peraturan
dengan beberapa pihak di Kejari dan Pemerintah Menkeu, Kemendagri tidak berkewajiban memberi
Kabupaten (Pemkab) Pamekasan yang pelatihan. Tidak adanya pelatihan terkait pelaporan
menyepakati bahwa penanganan kasus akan pertanggungjawaban bagi perangkat desa telah
dihentikan apabila pihak Pemkab menyerahkan menyulitkan dan membingungkan desa dalam
Rp250 juta kepada Kajari Pamekasan. menggunakan hingga melaporkan dana desa.
Kasus di Pamekasan ini bukanlah kasus Presiden Jokowi telah mengeluhkan
pertama dugaan korupsi dana desa. Pada tahun pelaporan dana desa yang rumit dan sulit
2015 ada 6 kepala desa di Kabupaten Seram, diperiksa. Menurutnya perlu ada sistem aplikasi
Maluku, yang ditetapkan sebagai tersangka atas keuangan desa yang dapat membuat laporan
dugaan korupsi penyalahgunaan dana desa. keuangan desa menjadi sederhana sehingga
Kepala Desa Bunder, Gunungkidul, Yogyakarta mudah dikontrol dan diawasi. Dengan sistem
juga ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan aplikasi keuangan yang sederhana, diharapkan
korupsi Anggaran Belanja dan Pendapatan pertanggungjawaban aparatur desa riil, baik
Desa (ABPDes) Bunder, karena memasukkan dalam bentuk laporan maupun konkret di
pendapatan asli desa ke dalam kekayaan lapangan, sehingga pengelolaan dana desa
pribadinya. menjadi lebih mudah untuk diawasi.
Berdasarkan hal tersebut kasus korupsi di Kebutuhan atas laporan yang sederhana
desa rawan terjadi karena adanya penyimpangan dan mudah diawasi tentu sangat beralasan.
administrasi serta pengawasan yang kurang Sulitnya pelaporan pertanggungjawaban
berjalan. Sebagaimana dikemukakan KPK, salah akhirnya membuat dana desa turut menjadi
satu kelemahan pengelolaan dana desa ialah beban pemerintah daerah (Pemda). Sejak
hampir tidak adanya pengawasan. Sementara itu, tahun 2016 Pemda harus bertanggung jawab
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran terhadap pelaporan dana desa. Sebagaimana
(FITRA) menilai korupsi dana desa terjadi diatur dalam berbagai peraturan menteri,
karena keluguan kepala desa yang tidak mengerti Pemda wajib menelaah tiap dokumen keuangan
pengelolaan dana desa hingga berhasil diperas dan pembangunan desa. Bila hal itu tidak
dan dipermainkan oleh oknum penegak hukum dilakukan, Pemda akan langsung dihukum
yang mencari celah dari pengelolaan dana desa. dengan pengurangan Dana Alokasi Umum (DAU)

- 18 -
dari pusat. Hal ini memacu Pemda berperan Pada dasarnya, keberhasilan desa dalam
lebih aktif terkait pelaporan dana desa. Namun mengelola dana desa dipengaruhi oleh dua
sayangnya dalam praktik peran aktif Pemda faktor utama. Pertama, faktor kepala desa yang
tidak hanya memeriksa dokumen pelaporan dan memiliki visi dan misi yang besar bagi desanya.
turut mengawasi, melainkan membantu desa Ia merupakan tokoh yang mau mengabdikan
yang gagal menyusun laporan berikut lampiran hidupnya bagi kemakmuran warganya. Kedua,
administrasi pendukung. faktor keterlibatan masyarakat desa yang sangat
Di lain pihak pemerintah mengakui bahwa dibutuhkan untuk mengawasi dana desa. Peran
pengawasan dan penggunaan dana desa yang serta warga desa untuk turut mengawasi aparat
dilakukan oleh Tim Pengawalan Pengamanan pemerintah dan penegak hukum merupakan hal
Pemerintahan dan Pembangunan (TP4) tidak yang sangat penting.
cukup untuk mencegah penyimpangan praktik Oleh sebab itu, perlu adanya inovasi
penyalahgunaan dana desa. Menurut Robert dalam hal pengawasan pengelolaan dana desa
Andi Jaweng, peran Pendamping Desa tidak yang dikembangkan dari partisipasi masyarakat
optimal. Pendamping Desa dibentuk hanya desa. Sebagai contoh, Desa Cicantayan,
untuk memastikan dana desa diterima oleh Sukabumi, Jawa Barat, sejak tahun 2015 telah
desa itu dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk melakukan pegawasan terhadap pengelolaan
pemberdayaan dan pembangunan desa, dana desa dengan membuat buletin desa yang
namun tidak ada pendampingan lanjutan agar dibagikan setiap Jumat ketika masyarakat salat
perangkat desa mampu membuat laporan Jumat. Buletin desa tersebut berisi tentang
pertanggungjawaban pengelolaan dana tersebut. informasi perencanaan, informasi anggaran
Sementara itu menurut Ade Irawan, Wakil dan sebagainya. Informasi tersebut membuat
Koordinator Indonesia Corruption Watch pengawasan terhadap dana desa dari partisipasi
(ICW), kurangnya keterlibatan masyarakat masyarakat menjadi lebih mudah.
juga telah membuat dana desa menjadi rentan Untuk terus mengembangkan partisipasi
korupsi. Saat ini masyarakat tidak merasa masyarakat, perlu adanya pendidikan bagi warga
jika dana desa ini adalah uang mereka. Tidak desa tentang cara memantau pengelola dana desa
ada informasi bahwa dana desa merupakan maupun cara mengakses anggarannya. Kapasitas
uang mereka yang dapat mereka gunakan masyarakat serta lembaga masyarakat dalam
untuk menjawab kepentingan atau masalah desa perlu dibangun agar menjadi kritis dan
mereka. Hal ini menyebabkan mereka tidak dinamis. Hal ini penting agar tercipta komunitas
merasa turut bertanggung jawab melakukan warga desa yang dapat menjadi kekuatan
pengawasan pengelolaan dana desa di desa penyeimbang bila muncul kebijakan publik yang
mereka. Kondisi ini juga membuat program- tidak responsif. Masyarakat juga turut berperan
program pembangunan desa tidak mampu sebagai pendamping dan pengawas terhadap
menyediakan jawaban yang memadai atas setiap masalah dan potensi yang dimiliki desa.
kebutuhan desa, seperti untuk menguatkan Selain itu, pemerintah desa juga
kapasitas pemerintahan desa, partisipasi warga, membutuhkan dukungan dan bantuan dari
maupun kemandirian pengelolaan keuangan pihak Polri dan Badan Pemeriksa Keuangan
desa (Kurniawan, 2015: 24). (BPK) untuk melakukan pengawasan. Saat
ini, Polri dengan Kementerian Desa PDTT dan
Optimalisasi Pengawasan Dana Desa Transmigrasi telah sepakat untuk membuat
Terkait dengan pengawasan, menurut nota kesepahaman atau Memorandum of
Menteri Desa PDTT dan Transmigrasi, Eko Putro Understanding (MoU) untuk pengawasan dan
Sandjojo, sebenarnya telah dibentuk satuan tugas pendampingan dana desa di seluruh Indonesia.
(Satgas) dana desa untuk membantu kepala desa Kerja sama ini penting agar penggunaan dana
dalam mengelola dana desa sesuai ketentuan. desa tidak diselewengkan. Polri yang dilibatkan
Kementerian ini juga telah membuat call center dalam hal ini adalah Babinkamtibmas yang
(pusat pengaduan) di 1500-040 untuk menerima ada di desa. Ia berfungsi untuk mengawasi
laporan dari masyarakat soal kemungkinan dan mendampingi proyek dana desa, dari
penyalagunaan dana desa. Namun demikian, perencanaan, program, pengerjaan fisik proyek,
hingga saat ini keberadaan Satgas dan pusat hingga kesesuaian penggunaan anggaran dengan
pengaduan tersebut belum mampu mendukung program. Dengan begitu, diharapkan masyarakat
terlaksananya pengawasan yang maksimal bagi tidak takut lagi dalam menggunakan dana desa
pengelolaan dana desa. karena tekanan oknum aparat. Pemerintah juga

- 19 -
perlu mendapat dukungan dari BPK. Diperlukan Referensi
formulasi yang tepat untuk mengaudit Eko, Sutoro. (2013). Daerah Inklusif: Pembangunan
pengelolaan dana desa sehingga dana desa dapat Demokrasi Lokal dan Kesejahteraan.
dipertangungjawabkan secara konkret kepada Yogyakarta: IRE.
negara, sama seperti anggaran negara lainnya. Kurniawan, Borni. (2015). Desa Mandiri, Desa
Membangun, Jakarta: Kementerian Desa,
Penutup Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
UU Desa telah menjamin dan mendorong Transmigrasi.
agar desa dapat mandiri, inovatif, dan partisipatif. “Tutup Celah Korupsi Dana Desa”, Kompas, 6
Meskipun demikian, membangun desa dengan Agustus 2017, hlm. 1.
segala aset dan sumber dayanya bukanlah perkara “BPK Cari Formulasi untuk Audit Dana Desa”,
mudah. Ada tahapan yang harus dipersiapkan http://news.liputan6.com/read/3048184/bpk-
untuk membuat desa dan perangkat desa mampu cari-formulasi-untuk-audit-dana-Desa, diakses
menjalankan peran ideal tersebut. 8 Agustus 2017.
Hingga saat ini masih ditemui permasalahan “Dana Desa”, http://mediaindonesia.com/podium/
dalam pengawasan pengelolaan dana desa. read/984/dana-Desa/2017-08-09, diakses 8
Oleh sebab itu diperlukan usaha yang lebih lagi Agustus 2017.
untuk membuat pengawasan dana desa menjadi “Dana Desa: Sumber Korupsi atau Pendorong
optimal. Setiap pihak perlu menyadari bahwa Pembangunan Desa?", http://www.bbc.com/
tujuan utama dari penggunaan dana desa adalah indonesia/indonesia-40816763, diakses 8
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan Agustus 2017.
kunci keberhasilan pengelolaan dana desa adalah “FITRA: Bahaya, Korupsi Dana Desa Sudah Menjalar
perencanaan yang baik dan keterlibatan warga hingga Bupati dan Kepala Jaksa”, http://www.
dalam perencanaan dan pengawasan. tribunnews.com/tribunners/2017/08/03/fitra-
Aparat desa dan masyarakat perlu bahaya-korupsi-dana-Desa-sudah-menjalar-
menyadari bahwa mereka memiliki hak untuk hingga-bupati-dan-kepala-jaksa, diakses 8
terlibat dalam pembangunan desa dari tahap Agustus 2017.
awal perencanaan, pengelolaan, hingga tahap “Jokowi: Laporannya Bertumpuk-tumpuk, Duit
akhir pelaporan dana desa. Perangkat desa juga Dana Desa Hilang Juga”, http://nasional.
perlu terus aktif menerima pelatihan, terutama kompas.com/read/2017/05/18/17063021/
yang terkait dengan pelaporan dana desa. Di lain jokowi.laporannya.bertumpuk-tumpuk.duit.
pihak masyarakat desa juga berperan untuk turut dana.Desa.hilang.juga., diakses 8 Agustus 2017.
mengawasi pengelolaan dana desa. “Korupsi Dana Desa Rp137,9 Juta, Seorang Kades
DPR RI melalui fungsi pengawasan Ditahan”, http://regional.kompas.com/
perlu untuk terus mendorong pemerintah agar read/2017/05/23/11545871/korupsi.dana.Desa.
melakukan pengawasan dan meningkatkan rp.137.9.juta.seorang.kades.ditahan, diakses 8
evaluasi terhadap pendampingan desa. Selain itu Agustus 2017.
diperlukan regulasi bersama untuk menciptakan “Korupsi Dana desa: Apa Langkah Terbaik untuk
adanya pemahaman yang sama antara pemerintah Menyelamatkannya?”, http://www.bbc.com/
di daerah dan di pusat maupun kementerian indonesia/40822681, diakses 8 Agustus 2017.
teknis terkait, sehingga dapat memudahkan setiap “KPK Tahan Bupati dan Kajari Pamekasan
pihak tersebut dalam melakukan pengawasan Terkait Suap Penanganan Korupsi Dana
terhadap pengelolaan dana desa pada masa Desa”, http://nasional.kompas.com/
mendatang. read/2017/08/03/19524461/ kpk-tahan-bupati-
dan-kajari-pamekasan-terkait-suap-penanganan-
korupsi-dana, diakses 8 Agustus 2017.
“Polri Siap Bantu Kemendes Awasi Dana Desa”,
http://news.liputan6.com/read/3050427/polri-
siap-bantu-kemendes-awasi-dana-Desa, diakses
8 Agustus 2017.

- 20 -

Anda mungkin juga menyukai