Anda di halaman 1dari 4

Tugas Rutin

Nama : Yurika Delvianti Nasution


Nim : 0701172092
Kelas : Ilmu Komputer 3 / Semester 3

KHULAFA’ AL-RASYIDIN : ABU BAKAR DAN UMAR BIN KHATTAB

A. ABU BAKAR ASH_SHIDDIQ


1. Kelahiran Abu bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq dilahirkan pada tahun 573 M. Dia dilahirkan di lingkunga suku
yang sangat berpengaruh dan suku yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Ayahnya
bernama utsman (Abu Khufah), berasal dari suku Quraisy, sedangkan ibunya bernama Ummu
Al-Khair Salmah. Garis keturunannya bertemu pada neneknya, yaitu ka’ab bin Sa’ad.
Muhammad Saw. Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam
mulai didakwahkan. Baginya, tidaklah sulit untuk mempercayai ajaran yang di bawah oleh
Muhammad Saw. Dikarenakan sejak kecil, ia telah kenal dengan keagungan Muhammad SAW.
Setelah masuk Islam, ia tidak segan menumpahkan segenap jiwa dan harta bendanya untuk
Islam. Terdapat dalam sejarah, dia pernah membela Nabi tarkala Nabi dikasiti oleh suku Quraisy,
menemani Rasul Hijrah, membantu kaum yang lemah.1

2. Penyebaran Islam pada masa Abu Bakar

Setelah pergolakan dalam negeri berhasil dipadamkan (terutama memerangi orang-orang


murtad), Khalifah Abu Bakar menghadapi kekuatan Persia dan Romawi yang setiap saat
berkeinginan menghancurkan ekstensi Islam. Untuk menghadapi Peria, Abu Bakar mengirim
tentara Islam di bawah pimpinan Khalid bin Walid dan Mutsanna bin Haritsah dan berhasil
merebut beberapa daerah penting Irak dari kekuasaan Persia. Adapun untuk menghadapi
Romawi, Abu Bakar memilih empat panglima Islam terbaik untuk mempimin beribu-ribu
pasukan di empat front, yaitu Amr bin Al-Ash di front Palestina, Yazid bin Abi Sufyan di front
Damaskus, Abu Ubaidah di front Hims, dan Syurahbil bin Hasanah di front Yordania. Empat
pasukan ini kemudian dibantu oleh Khalid bin Walid yang bertemput di front Syria. Perjuangan-

1
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hlm 67
perjuangan pasukan tersebut, dan ekspedisi-ekspedisi militer berikutnya ntuk membebaskan
Jazirah Arab dari penguasa bangsa Romawi dan bangsa Persia, baru tuntas pada masa
pemerintahan Umar bin Khaththab. Abu Bakar dan Umar memang tidak terlihat sebagai
penguasa demokratis, karena saat itu memang tidak ada lembaga-lembaga demokrasi seperti saat
ini. Kendatipun karakter ruang dan waktu yang ada saat itu tidak mendukung Abu Bakar dan
Umar untuk membentuk lembaga-lembaga demokrasi, keduanya mampu mewujudkan esensi
demokrasi dalam lingkup yang jauh lebih luas di sela-sela lembaga-lembaga yang mereka yang
mereka bentuk sesuai perkembangan yang ada kala itu.
Meskipun perkembangan sosial yang terjadi saat itu tidak mendukung munculnya pihak
oposisi secara structural dan berwibawa, namun kritikan itu sendiri sudah dijalankan dengan cara
yang efektif dan merata. Dan meskipun perkembangan yang ada saat itu tidak mendukung
adanya kebebasan press, namun tutur kata tulus dan berani disampaikan oleh siapa pun, didengar
oleh khilafah, dan bahkan diberi imbalan.2

3. Wafatnya Abu Bakar As-Shiddiq

Hidup adalah perjuangan. Ketika Abu Bakar merasa kematiannya telah dekat dan sakitna
semakin parah, dia ingin untuk memberikan kekhilafahannya kepada seseorang sehinggan
diharapkan manusia tidak banyak terlibat konflik, jatuhlah pilihannya kepada Umar. Dia
meminya pertimbangan sahabat-sahabat senior dan mereka mendukung pilihan Abu Bakar. Dan
beberapa dari hari itu Abu Bakar meninggal pada bulan Jumadil Akhir tahun 13 H/634 M.
Abu Bakar memanggil Utsman dan mendiktekan teks perintah yang menunjukan Umar sebagai
penggantinya. Beliau meninggal dunia pada hari senin tanggal 23 Agustus 624 M. Shalat jenazah
dipimpin langsung oleh Umar, dan beliau dimakamkan di rumah Aisyah, di samping makam
Nabi Muhammad SAW. Beliau wafat di usia 63 tahun dan kekhilafahannya berlangsung selama
2 tahun 3 bulan 11 hari. Khilafah pertama ini telah meletakkan pondasi kepemimpinan-
kepemimpinan dalam Islam sehingga dapat diteruskan oleh penerusnya.3

2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm 15-16
3
Mursal Aziz dan Siti Fatimah , Sejarah Peradaban Islam : Mengambil I’tibar Pembelajaran dari Sejarah dalam
Mengembangkan Potensi Pendidikan yang Berkualitas (Medan : FEBI UIN-SU Press,2018),h. 43.
B. UMMAR BIN KHATTAB
1. Kelahiran Umar bin Khathab
Umar dilahirkan 30 tahun sebelum masa kenabian, dan ada pula yang berpendapat selain
itu. Ia hidup selama 65 tahun, separuh pertama kurang lebih dalam kekelaman jahiliyah. Ketika
itu dia adalah orang yang tidak di kenal. Tidak meiliki nama dan keagungan. Sesungguhnya
Umar berkembang dalam asuhan bapak nya yang berwatak keras dan berhati kasar. Umar di
bebani ayahnya mengembala unta dan kambing, diletihkannya jika bekerja dan dipukulnya jika
mengabaikannya. Umar ketika itu adalah orang biasa seperti hal nya jutaan manusia lainnya,
yang seseorang tidak merasakan keberadaan mereka, dan tidak menyedihkan kematian mereka.
Tapi kemudian ketika masuk Islam, dia menjadi sosok yang luar biasa, yang pemaparan kisah-
kisah indahnya dan berbagai keistimewaannya menyita perhatian para sejarahwan. 4 Umar bin Al-
Khathab dilahirkan di Mekkah dari keturunan suku Quraisy yang terpandang dan terhormat. Dia
terlahir 4 tahun sebelum perang fijr atau sebagai mana yang ditulis oleh Muhammad AlKhudari,
13 tahun lebih muda dari Nabi Muhammad SAW.

Sebelum masuk Islam Umar termasuk diantara kaum Kafir Quraisy yang paling ditakuti oleh
orang-orang yang sudah masuk Islam. Dia adalah musuh dan penentang Nabi Muhammad Saw.
Yang paling ganas dan kejam, bahkan sangat besar keinginannya membunuh Naibi Muhammad
dan pengikut-pengikutnya. Dia sering menyebar fitnah dan menuduh Nabi Muhammad sebagai
penyair tukang tenung.

Setelah Umar masuk Islam, pada bulan Dzulhijjah 6 tahun setelah kerasulan Nabi Muhammad
SAW. Kepribadiannya bertolak belakang dengan keadaan sebelumnmya. Dia berubah menajdi
salah seoarang yang gigih dan setia membela agama Islam. Bahkan, dia termasuk seorang
sahabat yang termuka dan paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW.5 Umar memiliki sifat-
sifat kejiwaan yang luhur, diantaranya adil, penuh tanggung jawab, sangat keras pengawasannya
terhadap para penjahat dan aparat negara, santun terhadap rakyat dan sangat berwibawa dan
disegani manusia, tajam firasatnya, luas dalam keilmuannya, cerdas pemahamannya,6

4
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi , Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khathab, (Jakarta: Khalifa, 2008), hlm 18
5
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2016), hlm 77-78
6
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi ,Loc.cit.
2. Penyebaran Islam pada masa Umar bin Khathab

Selama sepuluh tahun pemerintahan Umar (13 H./634 M.- 23 H./644 M.), sebagian besar
ditandai oleh penaklukan-penaklukan untuk melebarkan pengaruh Islam ke luar Arab. Sejarah
mencatat, Umar telah berhasil membebaskan negeri-negeri jajahan Imperium Romawi dan Persia
yang dimulai dari awal pemerintahannya, bahkan sejak pemerintahan sebelumnya. Segala
tindakan yang dilakukan untuk menghadapi dua kekuatan itu, jelas bukan hanya menyangkut
kepentingan keagamaan saja, namun juga untuk kepentingan politik.7

3. Wafatnya Umar Bin Khathab

Beliau pun menunaikan tugas Khalifahnya dengan baik hingga akhirnya mati syahid
terbunuh pada bulan Dzulhijjah tahun 23 hijriyah dengan usia 63 tahun. Kekhalifahan beliau
berlangsung selama 10 tahun 6 bulan lebih 3 hari. Semenjak tanggal 23 Jumadil Akhir 13 hijryah
hingga 26 Dzulhijjah tahun 23 hijriyah.Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh
oleh seorang Majusi, bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak
menempuh cara yang dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk 6 orang sahabat dan meminta kepada
mereka untuk memilih salah seorang diantara menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah
Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Saad, Abdurrahman. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah
dan berhasil menunjuk Usman bin Affan sebagai Khalifah, dengan proses yang agak ketat
bersaing dengan Ali bin Abi Thalib.8

7
Ibid,hlm 80.
8
Asnawi dkk, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kementerian Agama, 2014), hlm 58

Anda mungkin juga menyukai