Bagian-Bagian Hidung
1. Batang hidung : Dinding depan hidung yang dibentuk oleh ossa nasalis
2. Cuping hidung: bagian bawah dinding lateral hidung yang dibentuk oleh tulang
rawan.
3. Septum nasi: Dinding yang membatasi dua rongga hidung
4. Dinding lateral rongga hidung ( kavum nasi)
1. Udara dihangatkan, oleh permukaan konka dan septum nasalis setelah melewati
faring, suhu lebih kurang 36°C.
2. Udara dilembapkan. Sejumlah besar udaea yang melewati hidung bila mencapai
faring kelembapan lebih kurang 75%.
3. Kotoran disaring oleh bulu-bulu hidung. Partikel di rongga disaring oleh rambut
vestibular, lapisan mukosiliar, dan conditioning jalan pernafasan atas.
b. Faring
Faring (tekak) adalah suatu saluran otot selaput kedudukannya tegak lurus antara basis
kranii dan vertebrae servikalis VI. Diantara basis kranii dan esophagus berisi jaringan
ikat digunakan untuk tempat lewat alat-alat di daerah faring:
1. Celah antara basis kranii dan M. Konstriktor faringeus superior ditembus tuba
faringoauditiva palatina asendens canag M. levator volipalatini.
2. Celah antara M. Konstrifaktor faringeus superior dan M. konstriktor faringeus
media ditembus N.glosofaringeus, ligamentum stilofaringeus dan M. stilofaringeus.
3. Celah antara M.konstriktor faringeus media dan M.Konstriktor faringeus interior
ditembus N. laringikus superior.
4. Celah dibawah M.konstriktor faringikus inferior ditembus oleh N.laringikus
inferior dan N. rekurens.
2. Orofaring
3. Laringofaring
Laringofaring adalah bagian paling akhir dari faring. Bagian ini juga dapat dilewati oleh
udara dan makanan. Laringofaring dilapisi oleh sel epitel skuamosa berlapis.
Laringofaring sering juga disebut dengan hipofaring. Laringofaring merupakan tempat
pertemuan antara saluran pernapasan dengan saluran pencernaan. Saat proses menelan
makanan makan makanan tersebut memiliki “hak jalan” sehingga tertutupnya saluran
pernapasan, karena itu kita tidak dapat menelan sambil bernapas.
Fungsi Faring
Lipatan-lipatan vocal suara mempunyai elastisitas yang tinggi dan dapat memproduksi
suara yang dihasilkan oleh pita suara. Lipatan-lipatan vocal memproduksi suara melalui
jalan udara, glotis, serta lipatan produksi gelombang suara. Faktor yang menentukan
frekuensi puncak bunyi dan produksi bergantung pada panjang dan ketegangan
regangan yang membangkitkan frekuensi dan getaran yang diproduksi ketegangan dari
pita suara dikontrol oleh otot kerangka dibawah control korteks.
c. Laring
Laring atau pangkal tenggorok merupakan jalinan tulang rawan yang di lengkapi
dengan otot, membrane, jaringan ikat, dan ligamentum. Sebelah atas pintu masuk laring
memebntuk tepi epiglotis, lipatan dari epligotis arytenoid dan pita interariteniod, dan
sebelah bawah tepi bawah kartilago krikoid. Tepi tulang dari pita suara asli kiri dan
kanan membatasi daerah epiglotis. Bagian atas disebut supraglotis dan bagian bawah
disebut subglotis.
Struktur Laring
1. Kartilago tiroidea
2. Kartilago krikoidea
3. Kartilago aritenoidea
4. Os hioid dan kartilaines : Laring (tulang lidah) bentuknya seperti tapak kuda
yang terdiri dari Korpus ossis huioid, Kornuminus, Kornumayus. Pada Laring
terdapat artikulasio atau persendian yaitu Artikulasio krikoitiroidea dan
Artikulasio krikoariteniodea
Vokalisasi adalah berbicara melibatkan system respirasi yang meliputi pusat khusus pengaturan
bicra dalam korteks serebri, pusat respirasi di dalam batang batang otak, dan artikulasi serta
struktur resonansi dari mulut danrongga hidumg.
1. Fonasi , di sesuaikan dengan vibrator atau pita suara yang merupakan lipatan lipatan
sepanjang dinding lateral laring yang di regangkan dan di atur posisinya oleh bebrapa
otot khusus dalam batas laring.
2. Artikulasi dan resonansi ada tiga organ utama yang berfungsi dalam artikulasi yaitu
bibir, lidah, dan palatum. Resonansi terdiri dari mulut, hidung ,faring, dan rongga
dada. Sifat resonansi sebagai struktur di lukiskan oleh perunahan kualitas.
d. Trakea
Trakea (batang tenggorok) adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang di bentuk
oleh tulang rawwan yang di sempurnakan oleh selaput, terletak diantara vertebrata
servikalis VI sampai ketepi bawah kartilago krikoidea vertebrata torakalis V. panjang
nya sekitar 13 cm dan diameter 2,5 cm di lapisi oleh otot polos, mempunyai dinding
fibroelastis yang tertanam dalan balok balok hialin yang mempertahankan trakea tetap
terbuka.
Struktur trakea
Pada ujung bawah trakea , setinggi angulus sterni tepi bawah trakea vertebrata
torakalis VI trakea bercabang dua menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan. Trakea di
bentuk oleh tulang tulang rawan yang berbentuk cincin yang terdiri dari 15-20 cincin.
Diameter trakea tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah servikal agak sempit,
bagian pertengahan sedikit melebar, dan mengecil lagi dekat percabangan bronkus.
Bagian dalam trakea terdapat septum yang di sebut karina , terletak agak kekiri dari
bidang median. Bagian dalam dari trakea terdapat sel sel bersilia, berguna untuk
mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara kejalan pernapasan.
Fungsi trakea
Mukosa trakea teridiri dari epitel keras seperti lamina yang berisi jaringhan
serabut serabut. Jaringan mukosa ini berisi glandula mukosa yang sampai ke permukaan
epitel menyambung ke pembuluh darah bagian luar. Sub mukosa trakea menjadikan
dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea mengempis. Kartilago
amtara trakea dan esofagus lapisanya berubah menjadi elastis pada saat pross menelan
sehingga membuka jalan makanan dan makanan masuk ke lambung. Rangsangan saraf
simfatis memperlebar diameter trakea dan mengubah besar volume st terjadinya
pernafasan
e. Bronkus
Pulmo atau paru adalah alah satu organ system pernafasan yang berada di dalam
kantong yang di bentumg oleh pleura parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru sangat
lunak dan sifatnya ringan . paru berwarna biru ke abu abuan dan berbintik bintik karena
partikel debu yang masuk termakan oleh fagosit.
Masing masing paru mempunyai apeks yang tumpul menjorok keatas , masuk
ke leher kira kira 2,5 cm diatas klafikula . fasies kostalis yang konfeks berhubungan
dengan dinding dada dan fasies mediastinolis yang konkaf membentuk pericardium.
Sekitar pertengahan permukaan kiri terdapat hilus pulmonalis suatu lekukan tempat
bronkus, pembuluh darah dan saraf masuk ke paru membentuk radiks pulmonalis .
Apeks pulmo berbentuk bundar dan menonjol kearah dasar yang lebar, meewati
arpertura torasis superior 2,5 sampai 4 cm diatas ujung sternal iga I. Basis pulmo adalah
bagian yang berada di atas permukaan cembung diafraghma oleh karena kubha
diafraghma lebih kenonjol keatas, maka bagian kanan lebih tinggi dari paru kiri.
Dengan adanya insisura atau fisura pada permukaan, paru dapat di bagi atas beberapa
lobus letak insisura diperlukan dalam penentuan diagnosis. Pada paru kiri terdapat suatu
insisura yaitu insisura obliges. Insisura ini membagi paru kiri atas dua lobus yaitu lobus
superior (bagian yang terletak diatas dan didepan insisura) dan lobus inferior (bagian
paru yang terletak di belakakang dan bawah insisura ).
1. Insisura oblique (interloburalis primer) : mulai di daerah insisura , keatas dan keblakang
sampai hilus setinggi vertebrae torakalis 4, kebawah dan kedepan searah dengan iga 6
sampai linea akksilaris media keu=ruangan intercostal 6, memotong margo interior
setinngi artikulasio iga 4 kembali ke hilus.
2. Insisura inter loburalis sekunder : mulai dari insisura oblique pada aksilaris media ,
berjalan horizontal memtong margo interior pada artikulasio kostokondralis 4 terus
kehilus. Insisura oblique memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan lobus
posterior. Insisura horizontal memisahkan lobus medius dari lobus superior.
Pleura adalah suatu membrane serosa yang halus , membentuk suatu kantong paru
berada. Ada dua buah, kiri dan kananyang masing masing tidak berhubungan. Pleura
memiliki dua lapisan : 1 lapisan permukaan disebut permukaan parietalis: lapisan pleura
yang langsung berhubungan dengan paru dan memasuki visura paru, memisahkan lobus
lobus dari paru. 2. Lapisan dalam pleira fiseralis : pleura yang berhubungan dengan
fasia endotorasika, mrupakan permukaan dalam dari dinding toraks. Sesuain dengan
letaknya , pleura pareura parietalis ada 4 bagian:
a. Pleura kostalis : menghadap kepermukaan lengkung kosta dan otot otot yang
terdapat diantaranya, sebelah depan mencapai sternum ,bagian belakang melewati
iga disamping vertevra.
b. .Parsevikalis : bagian pleura yang melewati aperture torasi superior memasuki dasar
lenar dan berbentuk seperti kuba , diperkuat oleh membram supra pleura.
c. Pleura diafragma tika : bagian pleura yang berada duatas diafraghma.
d. Pleura mediastinalis : bagian pleura yang menutup permukaan laterlar mediastinum
serta susanan yang terletak di dalamnya.