Sekripsi Hasyimmm
Sekripsi Hasyimmm
PENDAHULUAN
sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik melebihi angka 90 mmHg pada
dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam kondisi cukup istirahat
(Dika, et al., 2015) ; (Junaidi & Iskandar, 2010). Hipertensi yang terjadi pada
individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya jenis kelamin, usia,
riwayat keluarga, kebiasaan hidup kurang sehat, dan kualitas tidur yang kurang
adekuat. Durasi kualitas tidur yang kurang akan menimbulkan aktivitas saraf
Salah satu subjek yang sering mengalami hipertensi yaitu lansia, hal ini
keadaan dimana seseorang tersebut akan mencapai kepuasan saat tidur sehingga
diperlukan untuk bisa tidur, frekuensi terbangun, latensi tidur, serta aspek subjektif
tidur seperti kedalaman dan kepuasan tidur. (Khasanah & Hidayati, 2012) ;
(Buysse, 1998)
Pada tahun 2008 disebutkan bahwa sekitar 40% penduduk dunia menderita
hipertensi (WHO, 2012). Data dari Badan Pusat Statistika (2014), menyatakan
bahwa jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa (8,03%) dari seluruh
menyatakan bahwa hipertensi termasuk penyakit dengan jumlah kasus rawat jalan
67% lansia mengalami gangguan tidur. Sebuah riset international yang telah
dilakukan oleh US Census Bureau, International Data Base tahun 2004 terhadap
penduduk indonesia menyatakan bahwa dari 238,452 juta jiwa penduduk indonesia
, sebanyak 28,035 juta jiwa (11,7%) mengalami gangguan tidur. (Agung, 2015). Di
pulau Jawa dan Bali terdapat sekitar 44% lansia dengan gangguan tidur, sedangkan
di Jawa Timur terdapat sekitar 45% lansia yang mengalami gangguan tidur.
faktor yaitu gangguan pola tidur yang dialami lansia. Karena merasa sulit tidur
maka lansia tersebut akan mengalami stressor pada fisik maupun psikolognya.
Ketika lansia sudah mengalami stressor pada psikolognya maka tanpa disadari
farmakologis diantaranya adalah berhenti merokok, merubah pola hidup sehat, dan
mengurangi stressor pada fisik maupun psikolog, seperti senam yoga (Suzanne,
2012).
kalangan usia yang memberikan efek rileksasi dan bertujuan untuk menenangkan
fikiran. Sehingga dapat memperbaiki kualitas tidur terutama pada lansia penderita
hipertensi. Rangkaian gerakan pada senam yoga, seperti latihan meditasi, bernafas,
dan fisik kesejajaran memerlukan gabungan dari kerja dari otot rangka (Mustian,
2014).
lansia penderita hipertensi di Desa Putat Lor Gondanglegi pada hari Senin, 25
sering terbangun saat malam hari, 2 orang lansia hipertensi (20%) terbiasa tidak
pernah tidur siang, dan 3 orang lansia hipertensi lainnya (30%) sering tidur larut
tidak terlalu memperhatikan pola tidurnya. Padahal, jika hipertensi tidak segera
masalah tersebut, salah satunya dengan dilakukan senam yoga agar kualitas tidur
berupa senam yoga terhadap lansia penderita hipertensi di desa kemulan. Dengan
terhadap kualitas tidur lansia penderita hipertensi di desa kemulan kecamatan turen.
1.3 Tujuan
kecamatan turen.
1.4 Manfaat
maupun dosen pengajar yang berkaitan dengan efektivitas senam yoga terhadap
nonfarmakologis.
efektifitas senam yoga terhadap kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi.
dengan menggunakan kuesioner PSQI (the Pittsburgh Sleep Quality Index) dan
TINJAUAN PUSTAKA
Lansia adalah individu yang sudah berusia 60 tahun keatas, dan karena
jasmani, rohani, maupun sosial (Nugroho W. H., 2012). Lansia / usia lanjut
merupakan tahap akhir pada siklus kehidupan manusia dan tidak bisa
Pada masa ini seseorang akan mengalami proses penuaan. Proses menua
2010).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lansia adalah
seseorang yang berusia diatas 60 tahun yang masih aktif beraktivitas dan
bekerja maupun yang sudah tidak berdaya untuk bekerja sendiri sehingga
Arifin, 2011; Martono & Pranaka, 2011). Setiap orang akan mengalami
proses penuaan ini, namun akan berbeda pada setiap individu yang
seperti kulit akan mulai mengendur dan memori jangka pendek akan mulai
penyusutan, persendian kaku, serta fungsi ajntung dan paru-paru juga akan
1. Teori Biologi
serta ketahanan tubuh dalam melawan penyakit. Dalam teori ini juga
sel.
b. Teori Imun
mudah menyerang.
c. Teori Stress
terpakai.
2. Teori Psikologi
Pada teori ini dipengaruhi oleh aspek biologi dan juga sosiologinya.
3. Teori Sosial
mengikuti perintah
diri dari peran yang biasanya dan terikat pada aktifitas yang
menghadapi kematiannya.
c. Teori perkembangan
Pada teori ini masa tua merupakan masa dimana lansia harus
4. Teori Spiritual
(Nugroho, 2008)
(Nugroho, 2008).
c. Usia lanjut beresiko, yaitu pada usia 70 tahun ke atas atau usia 60
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13
tentang Kesehatan).
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor
sikap sosial di masyarakat menjadi negatif, namun ada juga lansia yang
mempunyai tenggang rasa kepada orang lain sehingga sikap sosial
dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari
lingkungan.
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk pula.
rendah.
1. Perubahan fisik
a. Sistem Sensori
atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, ataupun kata-
b. Sistem Integumen
c. Sistem Muskuloskeletal
serabut otot.
d. Sistem Kardiovaskuler
jaringan ikat
e. Sistem Respirasi
f. Sistem Perkemihan
g. Sistem Pencernaan
gastrintestinal.
h. Sistem Reproduksi
berangsur-angsur.
i. Sistem Syaraf
2. Perubahan kognitif
b. IQ (Intellegent Quocient)
g. Kebijaksanaan (Wisdom)
h. Kinerja (Performance)
i. Motivasi
3. Perubahan mental
b. Kesehatan umum
c. Tingkat pendidikan
d. Gen
e. Lingkungan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
ginja, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
tekanan sistolik diatas 140 mmHg atau tekanan distolik diatas 90 mmHg,
sedangkan pada lansia dapat dikatakan hipertensi jika tekanan sistolik 160
mmHg ke atas dan tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih (Sheps,
2010). Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila
(Udjianti, 2010).
2.2.2 Etiologi Hipertensi
d. Berat Badan: Berat Badan yang berlebih atau obesitas juga dapat
tubuh.
e. Gaya Hidup: pola hidup yang tidak sehat akan memicu tekanan
2.2.3 Klasifikasi
tertentu, yaitu:
digolongkan menjadi:
a. Hipertensi pulmonal
yaitu:
1. Preeklampsia-eklamsia juga di sebut tekanandara yang
rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita
hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit
dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-
Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah:
kelapa, gajih).
natrium.
dalam tidur terjadi suatu proses pemulihan, dimana dalam proses ini
segar kembali, proses pemulihan yang terhambat dapat menyebab kan organ
tubuh tidak bias bekerja dengan maksimal,akibat nya orang yang kurang
yang terletak di batang otak(Potter and Perry, 2005 dalam Agustin, 2012).
RAS ialah salah satu sistem yang mengatur seluruh kegiatan susunan saraf
dan di bagian atas pons, selain itu RAS juga dapat memberikan rangsangan
visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir, dalam keadaan
neropineprin, juga pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari sel
khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu BSR (Potter and
Tidur di bagi menjadi dua fase yaitu Rapid Eye Movement (REM) dan
Non Rapid Eye Movement (NREM) ,tidur di awali oleh fase NREM yang di
bagi menjadi empat stadium lalu di ikuti ole fase REM (patlak,2005), fase
Rapid Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM) biasa
terjadi bergantian sekitar 4-6 dalam waktu semalam (Potter & Perry,2005).
Tidur juga terdiri dari fase Rapid Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye
dan 2 merupakan tidur NREM ringan dan 3 dan 4 merupakan tidur NREM
yang dalam dan disebut juga delta atau Slow Wave Sleep (SWS) (Jones,
2012).
1. Tidur Stadium Satu
jantung melambat dan suhu tubuh menurun (Smith & Segal, 2010),
diri dan akan merasa bingung selama beberapa menit ,karena tahap
ini lebih dalam dari tahap sebelum nya (Smith & Segal, 2010).
otak sangat lambat aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju
terbangun pada pagi hari dan kelemahan (Potter & Perry, 2006) Kualitas
waktu tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi pada siang hari,
efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur, apabila salah satu dari
Pada penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai adalah waktu dari
tidur yang sebenarnya dialami oleh seseorang pada malam hari. Penilaian
ini dibedakan dengan waktu yang dihabiskan di ranjang. Pada penilaian ini
tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar
mandi, sulit bernafas secara nyaman, batuk atau mendengkur keras, merasa
alasan lain yang mengganggu tidur (Buysee 1989 dalam Angkat, 2012).
dan NREM yang sesuai (Khasanah, 2012). Kualitas tidur merupakan suatu
saat terbangun dari tidurnya. Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila
1. Insomnia
untuk tidur atau mempertahankan tidur pada malam hari. Ini akan
Agustin, 2012).
2. Hiperinsomnia
waktu tidur, terutama pada siang hari (Kozier, 2004 dalam Indarwati,
Agustin, 2012).
3. Gangguan Irama Sirkadian
Gangguan tidur irama sirkadian bisa terjadi karena tidak tepatnya jadwal
2007 dalam Agustin, 2012). Seperti seseorang yang tidak dapat tidur
ketika orang tersebut berharap untuk tidur, ingin tidur, atau pun pada saat
waktu yang tidak diinginkan. (Craven and Hirnle, 2000 dalam Agustin,
2012).
4. Sleep Apnea
periode singkat selama tidur (Kozier, 2004 dalam Agustin, 2012). Ada
bangun dan tidur (Potter and Perry, 2005 dalam Agustin, 2012).
6. Deprivasi Tidur
Deprivasi tidur ialah kurangnya tidur pada waktu tertentu atau waktu
7. Parasomnia
tetapi akan menjadi tidak normal jika aktivitas tersebut muncul di saat
seseorang sedang tertidur. Masalah tidur ini lebih banyak terjadi pada
Yoga adalah kata dari sansekerta kuno yang mempunyai dua arti yang
berbeda, yaitu arti umum dan arti teknis. Dalam arti umum yaitu yujiryoge
yang berarti bergabung, bersatu, atau persatuan dari dua benda atau lebih.
Dalam arti teknis istilah yoga yang di peroleh dari yuj yang artinya bukan
menjadi normal. Pada hal ini akan terjadi relaksasi pada lansia, sekresi
melatonin yang optimal dan pengaruh beta endhorpin yang akan
Manfaat senam yoga secara umum jika melakukan senam yoga dapat
(Yoga,2016).
1. Awalan
a. Sikap Tubuh
1. Baik
Kualitas tidur
2. Buruk
Keterangan Gambar
: Diteliti
: Tidak diteliti
penelitian pada lansia yang mengalami hipertensi. Lansia tersebut sering kali
menunjukan kualitas tidur yang buruk. Kualitas tidur yang buruk pada lansia
dapat di lakukan penata laksanaan berupa senam yoga yang fungsi nya untuk
yoga. Kualitas tidur di klasifikasikan menjadi dua yaitu baik dan buruk
2.7 Hipotesis
H0 ditolak, maka ada perbedaan kualitas tidur sebelum dan sesudah dilakukan
METODE PENELITIAN
(Dharma, 2011). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“One Group pre-post test” tanpa menggunakan kelompok kontrol dan penelitian
ini memerlukan dua kali observasi sebelum dan sesudah di lakukan senam yoga.
01______________X______________02
Keterangan:
Populasi
Seluruh lansia yang terdaftar di desa kemulan sebanyak 30 orang
Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi di desa kemulan sebanyak
28 orang
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling
Desain penelitian
Pra experimental one group pre test post test
Dependen Independen
kualitas tidur Senam yoga
Instrumen Instrumen
Wawancara PSQI SOP senam yoga
(pittsburg sleep quality
Index)
Pengolahan Data
Analisis bivariate
Dengan uji wilcoxon
Pembahasan
Penarikan Kesimpulan
Jika p value ≤ 0,05 = maka Ho ditolak, ada perbedaan
Jika p value > 0,05 = maka Ho diterima, tidak ada perbedaan
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
Rumus:
N
𝑛=
1 + 𝑁(𝑑 2 )
Keterangan :
n=jumlah sampel
N=jumlah populasi
30
𝑛=
1 + 30(0,052 )
30
𝑛=
1,075
𝑛 = 28, s
Pada penelitian ini pengambilan sample juga meliputi kriteria inklusi dan
2. Kriteria Eksklusi
3.4.3 Sampling
suatu teknik penetepan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
Tabel 3.1 Definisi Operasional Perbedaan Kualitas Tidur Sebelum dan Sesudah
dilakukan
Senam Yoga pada Lansia Penderita Hipertensi
Skala
NO Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Pengukur Hasil Ukur
an
Pemberian aktivitas
Variabel fisik/olahraga ringan
SOP Senam
1 Independen: dengan suasana - - -
Yoga
Senam Yoga menenangkan selama
menit
a. kualitas tidur
subyektif
b. latensi tidur
c. lama tidur malam Lembar
keadaan tidur yang
d. efisiensi tidur Kuesioner
Variabel dijalani seorang individu 1. Baik ≤ 5
e. gangguan ketika PSQI
2 Dependen: menghasilkan kesegaran Ordinal
tidur malam (pittsburgh 2. Buruk > 5
Kualitas Tidur dan kebugaran di saat
f. menggunakan sleep quality
terbangun
obat-obat tidur index)
g. terganggunya
aktifitas disiang
hari
atau menjadi akibat (Nursalam, 2014). Pada penelitian ini yang merupakan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan SOP senam yoga sebagai panduan
dilakukan nya senam yoga terhadap lansia penderita hipertensi (SOP terlampir) dan
kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index) (terlampir) yang digunakan untuk
mengukur kualitas tidur pada lansia penderita hipertensi. Dalam kuisioner PSQI,
subyektif, latensi tidur, lama tidur malam, efesiensi tidur, gangguan ketika tidur
malam, menggunkan obat-obat tidur dan terganggunya aktifitas disiang hari. Dan
tidur baik dengan nilai ≤ 5 dan kualitas tidur buruk > 5. (Smith,2012 dalam
STIKes Kepanjen.
b. Setelah peneliti mendapatkan surat permohonan izin melakukan
dijadikan respnden.
tanda tangan pada lembar persetujuan tersebut, dalam hal ini peneliti
juga tidak akan menuntut jika subjek menolak, maka tidak ada unsur
darah sistole dan diastole pada setiap subjek atau responden. Sebelum
data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok berupa data mentah
sebagai berikut.
a. Editing / memeriksa
lembar indentitas dari pasien dengan jelas dan lengkap kecuali nama
dibuat inisial.
b. Coding
data. Pada saat nama responden hanya diberi nama inisial tidak
1. : Laki – laki : L
2. : Perempuan : P
1. : 60 – 65 tahun
2. : 66 – 70 tahun
3. : 71 – 75 tahun
4. : 76 – 80 tahun
5. : 81 – 85 tahun
6. : 86 – 90 tahun
7. : 91 – 95 tahun
c. Entry
d. Tabulating
2008).
3.9 Analisa Data
antara dua variabel. Pemilihan uji statistik yang akan digunakan untuk
sampel dan jumlah variabel yang diteliti. Analisis bivariat dilakukan untuk
adalah manusia, maka penelitian harus memahami hak dasar manusia. Manusia
responden wajib turut sebagai bahan uji penelitian sehingga tidak ada
unsur paksaan.
3.10.2 Anonimity
kode atau inisial didalam data penelitian seperti lembar observasi dan
pengumpulan data.
3.10.3 Convedentiality