Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat dan hidayahNya, sehingga akhirnya Sayan
dapat menyelesaikan MAKALAH METODE PENELITIAN yang berjudul“Populasi dan
Sampel”. Dalam penyelesaian makalah ini, Saya menyadari bahwa semua itu tidak terlepas
dari berbagai pihak.

Saya menyadari bahwa terdapat hal-hal yang kurang sempurna dalam penyusunan
makalah ini.Oleh karena itu, Saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pihak-pihak lain yang
memerlukan pada umumnya.

Makassar, 28 September 2019

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

Sampul ................................................................................................................................ i

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3

A. Latar Belakan .......................................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 4

A. Pengertian Populasi dan Sampel ............................................................................. 4


B. Alasan Dalam Pemilihan Sampel............................................................................ 5
C. Syarat-syarat Sampel yang Baik ............................................................................. 6
D. Ukuran Sampel........................................................................................................ 7
E. Teknik Sampling ..................................................................................................... 8
F. Faktor yang Mempengaruhi Besar Sampel ............................................................. 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam melakukan penelitian, populasi dan sampel merupakan satu komponen


yang sangat perlu diperlukan. Populasi dan sampel sebagai keseluruhan atau sebagian
contoh dari objek-objek yang diteliti. Mendengar istilah sampel, orang akan akan
cenderung menghubungkannya dengan contoh. Misalnya ketika jalan-jalan dipusat
perbelanjaan dan diberikan hadiah sabun dalam bentuk yang lebih kecil, maka disebut
sampel (contoh) sabun (asli). Lalu, apa hubungannya sampel barang tersebut dengan
statistik?

Dalam menentukan populasi dan sampel penelitian, sudah barang tentu


haruslah sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan serta haruslah tepat dan
efisien. Kendala-kendala yang timbul selayaknya dapat diantisipasi oleh peneliti. Oleh
karenanya, dalam menentukan populasi dan sampel peneliti hendaklah
memperhatikan hal-hal yang memang berkaitan dengan populasi dan sampel,
sehingga didapatkan sampel yang tepat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Populasi dan Sampel?
b. Apa Alasan Dalam Pemilihan Sampel?
c. Bagaimana Syarat-syarat Sampel yang Baik?
d. Bagaimana Ukuran Sampel?
e. Bagaimana Teknik Sampling?
f. Apa Faktor yang Mempengaruhi Besar Sampel?

C. Tujuan
a. Untuk Megetahui Pengertian Populasi dan Sampel.
b. Untuk Megetahui Alasan Dalam Pemilihan Sampel.
c. Untuk Megetahui Syarat-syarat Sampel yang Baik.
d. Untuk Megetahui Ukuran Sampel.
e. Untuk Megetahui Teknik Sampling.
f. Untuk Megetahui Faktor yang Mempengaruhi Besar Sampel.

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek/obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Sebagai suatu populasi, kelompok subyek harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek
yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi
dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu. Misalnya akan melakukan
penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini mempunyai populasi yang bisa
berupa jumlah subyek/orang. Pengertian pertama memberi makna bahwa populasi
merupakan sekumpulan orang/subyek dan obyek yang diamati. Pengertian kedua
memberi petunjuk bahwa orang-orang di sekolah X mempunyai karakteristik,
misalnya motivasi kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim
organisasinya dan lain-lain. Sekolah juga mempunyai karakteristik lain seperti
kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang dihasilkan dan lain-lain.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi,
hobi, cara bergaul, kepemimpinannya, dan lain-lain. Misalnya, akan melakukan
penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan
sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang
kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada
setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah
yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel darah tersebut selanjutnya
diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.
Dalam kasus lain, populasi bahkan tidak mengenal batasan wilayah, seperti
populasi “remaja suku Jawa yang berusia 25 sampai dengan 35 tahun, belum
menikah, telah memiliki pekerjaan tetap, dan berpendidikan minimal SLTA” yang
mencakup semua remaja suku Jawa yang memiliki ciri tersebut tidak peduli di
manapun juga ia berada. Semakin sedikit karakteristik populasi yang
diidentifikasikan maka populasi akan semakin heterogen dikarenakan berbagai ciri
subyek akan terdapat dalam populasi. Sebaliknya, semakin banyak ciri subyek
yang diisyaratkan sebagai populasi, yaitu semakin spesifik karkateristik
populasinya maka populasi itu akan menjadi semakin homogen. Peneliti yang
hasil penelitiannyahendak diterapkan pada suatu populasi, harus menentukan lebih
dahulu karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara
pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui heterogenitas

4|Page
populasinya, mengetahui siapa saja yang memenuhi syarat sebagai anggota
populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil, dan tahu
persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya nanti akan berlaku.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Bila sampel tidak representative, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan
karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan
itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan
temboh besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah
itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak
representative (mewakili), maka ibarat 3 orang buta itu yang membuat kesimpulan
dalah tentang gajah.
Jika hanya meneliti sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian. Yang dimaksud menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Bagaimana kita boleh mengadakan penelitian sampel? Penelitian sampel baru
boleh dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam pupulasi benar-benar
Homogen. Apabila subjek penelitian tidak homogen, maka kesimpulan tidak boleh
diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan).
Misalnya kita akan melihat apakah air di gelas sudah manis?

B. Alasan Dalam Pemilihan Sampel


Setiap penelitian yang dimaksudkan untuk menarik generalisasi, mau tidak
mau, akan berhadapan dengan masalah pemilihan dan pengambilan sampel. Dalam
hubungan ini, pemilihan sesuatu teknik masalah bisa dinalar kesesuaiannya dengan
karakteristik populasi yang hendak diteliti. Pengambilan sampel secara random yang
dapat diperhatikan tingkat keakuratan sehingga berlakunya kesimpulan terhadap
populasi dari sampel yang diambil. Karenanya, teknik-teknik non random, hanya
relevan digunakan untuk yang bersifat eksplorasi atau penjajakan; bukan untuk
menarik inferensi terhadap populasi.
Mengenai kememadaian jumlah (adequency) dari suatu sampel, pada
prinsipnya, semakin besar jumlah sampel akan semakin kecil kemungkinan kesalahan
inferensi yang dikarenakan kesalahan sampel; faktor variabilitas atau tingkat
heterogonitas populasi ikut mempengaruhi kemungkinan kesalahan sampel, dan
karenanya, semakin heterogen suatu populasi semakin besar pula jumlah sampel yang
sebaiknya diambil.
Bila jumlah populasi dipandang terlalu besar, dengan maksud meng-hemat
waktu, biaya, dan tenaga, penelitili tidak meneliti seluruh anggota populasi. Bila

5|Page
peneliti bermaksud meneliti sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang
selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum
statistika dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel
semakin menggambarkan keadaan populasi.
Biarpun demikian, ukuran besarnya sampel bukanlah pertimbangan satu-
satunya untuk bisa menjamin ketepatan dan keakuratan inferensi. Representatif
tidaknya sampel, berdasarkan sifat atau ciri populasi, tetapi merupakan pertimbangan
terpenting dalam memilih sampel. Sampel yang besar, akan tetapi kurang
mempertimbangkan representasi sifat-sifat atau ciri-ciri populasi sangat mungkin
melahirkan.
Selain berdasarkan ketentuan di atas perlu pula penentuan jumlah sampel
dikaji dari karakteristik populasi. Bila populasi bersifat homogen maka tidak dituntut
sampel yang jumlahnya besar. Misalnya saja dalam pemeriksaan golongan darah.
Walaupun pemakaian jumlah sampel yang besar sangat dianjurkan, dengan
pertimbangan adanya berbagai keterbatasan pada peneliti, sehingga peneliti berusaha
mengambil sampel minimal dengan syarat dan aturan statistika tetap terpenuhi
sebagaimana dianjurkan oleh Isaac dan Michael. Dengan menggunakan rumus
tertentu, Isaac dan Michael memberikan hasil akhir jumlah sampel terhadap jumlah
populasi antara 10 – 100.000.
Dari keterangan di atas, karakteristik populasi merupakan hal yang penting
untuk dipertimbangkan di samping kememadaian jumlahnya dalam pengambilan
sampel.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.

C. Syarat-syarat Sampel yang Baik


1. Akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat ketidak adaan "bias" (kekeliruan) dalam
sampel. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel,
makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya "bias" atau tematic variance" yang
maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh
yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyobabkan skor cenderung mengarah pada
satu titik tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu
perumahan, laiu yang dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan,
maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada
sampel yang diambil secara sistematis.
2. Presisi, yakni.terkait dengan persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari populasi sebanyak 100 sopir taxi yang diinterview
diperoleh rata-rata penghasilan mereka perhari Rp. 300.000. Kemudian diambil sampel
secara acak sebanyak 30 orang (30% dari populasi) dan diperoleh rata-rata penghasilan
mereka perhari Rp. 295.000 rupiah. Hal ini mengindikasikan bahwa ada selisih antara
rata-rata populasi dengan rata-rata sampel sebesar Rp.5,000. Selisih tersebut dapat

6|Page
dikatakan relatif kecil. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi
dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut. Presisi diukur
oleh simpangan baku (standard error). Semakin kecil perbedaan di antara simpangan
baku yang diperoleh dari sampel (S) dengan simpangan baku dari populasi (Q), makin
tinggi pula tingkat presisinya.

D. Ukuran Sampel

Menentukan ukuran sampel penelitian merupakan bagian terpenting yang


harus dilakukan oleh setiap peneliti yang menggunakan metode survei. Sampel
merupakan cerminan atau gambaran populasi sehingga apabila salah mengambil
sampel atau ukuran sampel tidak memenuhi syarat maka pendugaan parameter
populasi dianggap tidak valid sehingga dapat berdampak pada kesalahan
mendeskripsikan dan menginterpretasikan gambaran dan karakter populasi.

Menentukan ukuran sampel penelitian tidak semudah yang dibayangkan,


pengambilan sampel tidak dapat digeneralisir berdasarkan ukuran populasi satu dan
populasi lainnya. Terdapat banyak sekali faktor yang menentukan ukuran suatu
sampel penelitian. Misalnya, homogenitas elemen populasi dan metode analisis yang
akan digunakan adalah faktor sangat menentukan ukuran sampel penelitian yang
harus diambil.

Untuk itu kita perlu melakukan reset mengenai ukuran sampel yang akan
digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Karena tidak memungkinkan untuk
melakukan riset, sehingga diharapkan para peneliti untuk melakukan tinjauan pustaka
atau mencari literatur-literatur valid dari penelitian-penelitian sebelumnya. Wajib
hukumnya anda mengumpulkan bacaan-bacaan mengenai ukuran sampel penelitian
menurut para ahli sebelum memutuskan menentukan jumlah sampel yang akan Anda
pilih.

Untuk menentukan ukuran sampel bisa menggunakan Rumus Slovin

Rumus Slovin adalah sebagai berikut:

1 + (N x e
N
𝑛= ¿
¿
Dimana:
n : Ukuran sampel
N : Populasi
𝑒 2 ∶ Prosentase kesalahan pengambilan sampel yang masih diinginkan.

7|Page
E. Teknik Sampling
1. Pengertian Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian berdasarkan statistikian dan pakar akan
dijelaskan pada kesempatan ini. Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan
untuk menentukan sampel. Jadi, sebuah penelitian yang baik haruslah
memperhatikan dan menggunakan sebuah teknik dalam menetapkan sampel yang
akan diambil sebagai subjek penelitian.

2. Langkah Dalam Teknik Sampling

Menurut Dalen (1981), beberapa langkah yang harus diperhatikan peneliti


dalam menentukan sampel, yaitu:
- Menentukan populasi,
- Mencari data akurat unit populasi,
- Memilih sampel yang representative,
- Menentukan jumlah sampel yang memadai.

3. Jenis teknik Sampling

Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik


sampling yang digunakan. Teknik sampling berdasarkan adanya randomisasi, yakni
pengambilan subyek secara acak dari kumpulannya, dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu sampling nonprobabilitas dan sampling probabilitas. Teknik-teknik sampling
tersebut dapat dilihat pada skema berikut :

8|Page
Dari diagram di atas menjelaskan pada kita bahwasanya teknik sampling dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling.

Yang termasuk ke dalam kelompok probability sampling antara lain: simple


random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling, dan area (cluster) sampling (disebut juga dengan
sampling menurut daerah).

Sedangkan yang termasuk ke dalam jenis nonprobability sampling antara lain:


sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling.

4. Pemilihan Jenis Teknik Sampling

Pemilahan jenis teknik sampling probabilitas dan nonprobabilitas didasarkan


adanya randomisasi atau keacakan, yakni pengambilan subjek secara acak dari
kumpulannya. Dalam hal randomisasi berlaku, setiap subjek penelitian memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan anggota sampel sejalan dengan anggapan
bahwa pada dasarnya probabilitas distribusi kejadian ada pada seluruh bagian.

Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan 2 hal penting yaitu, reliabilitas


dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang memiliki reliabilitas tinggi.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa semakin kecil kesalahan sampling, reliabilitas
sampling semakin rendah. Jika dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku
kriteria bahwa semakin rendah varian, maka reliabilitas sampel yang diperoleh
semakin tinggi pula.

F. Faktor yang Mempengaruhi Besar Sampel


1. Derajat keragaman dari populasi
Makin besar derajat keragaman, maka ukuran sampel yang diperlukan akan
lebih besar. Sebaliknya, bila derajat keragaman kecil, maka ukuran sampel yang
diperlukan juga kecil. Populasi yang lebih seragam (homogen) memungkinkan kita
mendapatkan sampel dengan daya keterwakilan lebih efektif dan efisien. Sebaliknya,
kita memerlukan ukuran sampel lebih besar untuk menjamin aspek keterwakilan bila
populasinya tidak seragam (heterogen).

2. Presisi yang ditentukan peneliti


Presisi yang lebih tinggi mengharuskan kita memperbesar peluang bahwa
statistik sesuai dengan parameter sebenarnya (true value). Mau tak mau, agar
presisinya tinggi, ukuran sampel yang kita butuhkan juga harus lebih besar. Semakin
besar ukuran sampel memberikan jaminan bahwa harapan dari statistik sama dengan
nilai parameternya.

9|Page
Meski demikian, karena dalam praktiknya, tingkat presisi ini ditentukan
peneliti, maka ukuran sampel juga tak luput dari kesalahan manusia (human error).
Dalam artian, sensitivitas peneliti dalam menentukan besarnya presisi amat
berpengaruh.

3. Rancangan analisis
Ukuran sampel yang kita gunakan, sebesar tertentu, biasa kita yakini telah
memenuhi aspek keterwakilan dan kecukupan terhadap populasi. Namun, kebutuhan
analisis yang berbeda justru membuat ukuran sampel yang kita tentukan sebelumnya
belum mewakili dan belum cukup.
Misalkan, bila awalnya kita menentukan unit analisis dari penelitian kita
adalah penduduk berprofesi sebagai petani dengan sampel sebanyak 100 responden,
maka ukuran sampel itu belum cukup dan belum mewakili bila unit analisisnya adalah
penduduk berprofesi sebagai petani menurut pendidikannya. Ukuran sampel yang
diperlukan tentu lebih dari 100 responden, supaya mewakili masing-masing jenjang
pendidikan petani.

Hal ini memperlihatkan bahwa rancangan analisis yang berbeda berdampak


mengubah ukuran sampel yang diperlukan. Demikian pula halnya bila melakukan
penambahan atau pengurangan strata atau grup di dalam rancangan pengambilan
sampel.

4. Tenaga, biaya, dan waktu


Hal yang tak kalah penting dalam penentuan ukuran sampel adalah tenaga,
biaya, dan waktu. Bila secara teknik sampling kita sudah baik, namun ukuran sampel
tertentu tidak bisa diterapkan begitu saja dalam penelitian. Adakalanya tenaga
pelaksana penelitian minim sehingga beban kerja lebih berat, hal ini menjadi alasan
untuk mengurangi besarnya ukuran sampel.

Ukuran sampel tertentu juga dipengaruhi oleh biaya pelaksanaan, apabila jumlah
sampelnya sebanyak 100, tapi memerlukan biaya yang mahal, mengurangi ukuran
sampel adalah jalan keluarnya.

Pada posisi inilah, dalam menentukan ukuran sampel, kita harus memilih
antara mengoptimalkan biaya atau meminimalkan keragaman yang terjadi. Aspek ini
oleh para ahli statistika diracik sedemikian rupa sehingga menghasilkan formula
ukuran sampel dengan biaya optimum dan ukuran sampel dengan varians minimum.

10 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian apapun yang sedang anda kerjakan, perlu kiranya
mempertimbangkan matang-matang pada bagian populasi dan sampel (jika
kuantitatif) dan pemilihan informan (jika kualitatif). Keberhasilan seorang peneliti
dalam menentukan populasi dan sampel tergantung pada kedekatan dan
pemahamannya tentang objek yang diteliti. Terlebih pada aspek pencarian data dan
informasi yang diyakini sebagai pondasi dasar dalam merumuskan dan menyimpulkan
masalah.
Hubungan populasi dan sampel menjelaskan kepada kita bahwa, metode
penelitian sangatlah kompehensif dan koheren atas hal yang ditemukannya, sebab
masing-masing sampel telah berargumen atas kehendaknya pribadi dan tanpa
paksaan. Oleh karena itu, patut dikesampingkan persoalan kesalahan sampel yang
menjadi momok menakutkan bagi peneliti khususnya metode kuantitatif. Semoga
penelitian yang akan dilakukan memberikan efek positif bagi peneliti maupun sampel
yang ditentukannya.

B. Saran
Besar harapan Saya pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja Saya
dan kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk
Saya menjadi lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.
Dan Saya berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan
mengikuti aturan-aturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan
diharapkan memiliki jawaban yang akurat terhadap suatu permasalahan.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.statistikian.com/2017/06/teknik-sampling-dalam-penelitian.html

http://www.ngobrolstatistik.com/2018/06/faktor-faktor-yang-memengaruhi-ukuran.html

https://silalatjantan.blogspot.com/2017/08/makalah-populasi-dan-sampel-penelitian.html

http://riabudiati.blogspot.com/2013/06/pemilihan-sampel.html

https://www.infosarjana.com/2015/10/kriteria-sampel-yang-baik.html

https://statmat.id/ukuran-sampel-penelitian/

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai