Anda di halaman 1dari 19

Hayat

caring, writng, browshing, biking, traveling, cooking, singing :D

Rabu, 17 September 2014

pengaturan Posisi Pasien

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas tuibuh. Abnormalitas postur
kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi sistem muskulus skeletal, serta kesejajaran,
keseimbangan, dan penampilan tubuh. Abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas,
atau keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi,

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan pengaturan posisi pasien, selain
itu persiapan sepert mengkaji kekuatan otot, mobilitas sendi pasien, adanya paralisis atau paresis,
hipotensi ortostastk, toleransi aktvitas, tngkat kesadaran, tngkat kenyamanan, dan kemampuan untuk
mengikut instruksi juga pentng dilakukan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut :

1. Apa pengertan pengaturan posisi pasien ?

2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien ?

3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tap pengaturan posisi pasien ?

1.2 TUJUAN

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.


2. Untuk mendiskripsikan macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien.

3. Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan tap pengaturan posisi pasien.

1.3 MANFAAT

Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui pengaturan posisi pasien.

2. Dapat mengetahui macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien.

3. Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan tap pengaturan posisi pasien.


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGATURAN POSISI PASIEN

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan
mengubah secara teratur dan sistematk. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan yang pentng.
Posisi tubuh apapun baik atau tdak akan mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (potter
dan perry,2005)

Tujuan merubah posisi :

1. Mencegah nyeri otot

2. Mengurangi tekanan

3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial

4. Mencegah kontraktur otot

5. Mempertahankan tonus otot dan reflek

6. Memudahkan suatu tndakan baik medic maupun keperawatan

2.2 MACAM – MACAM PENGATURAN POSISI PASIEN

Ada Sembilan macam pengaturan posisi pasien yaitu :

A. Posisi Supinasi (Telentang)

B. Posisi Lateral (Side-Lying)

C. Posisi Dorsal Recumbent

D. Posisi Trendelenberg

E. Posisi Sims

F. Posisi Lithotomi

G. Posisi Pronasi (Telungkup)

H. Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)


I. Posisi Fowler

J. Posisi ortopnea

2.3 PROSEDUR PELAKSANAAN TIAP PENGATURAN POSISI PASIEN

A. POSISI SUPINASI (Telentang)

· Pengertan :

Posisi supinasi adalah posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan
menggunakan bantal.

· Tujuan :

v Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesu spinal.

v Mengatasi masalah yang tmbul akibat pemberian posisi yang tdak tepat.

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur

v Bantal

v Gulungan handuk

v Bantalan kaki

v Handscoen (jika diperkukan)

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan tndakan posisi supinasi

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran.


o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan, gunakan handscoen (jika perlu).

5. Baringkan klien terlentang mendatar di tengah tempat tdur.

6. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

7. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbar, jika terdapat celah disana.

8. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

9. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

10. Jika klien sadar atau mengalami paralisis ekstrimitas atas,elevasikan tangan dan lengan bawah
dengan menggunakan bantal.

11. Lepaskan sarung tangan.

12. Cuci tangan.

13. Evaluasi respon klien dan dokumentasikan.

B. POSISI LATERAL (Side-Lying)

· Pengertan :

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala menoleh ke
samping.

· Tujuan :

v Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

v Baik untuk posisi tdur dan istrahat

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur

v Bantal kecil

v Gulungan handuk

v Sarung tangan (jika diperlukan)


· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi lateral

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Perawat cuci tangan, gunakan sarung tangan jika diperlukan

5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tdur

6. Gulungkan hingga posisi miring

7. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien

8. Fleksikan bahu dibawah paha dan posisikan ke depan sehingga tubuhtdak menopang bahu tersebut

9. Letakkan bantal dibawah lengan atas

10. Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstermitas bertumpu sacara paraler dengan
permukaan tempat tdur

11. Lepaskan bantal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

12. Lepaskan sarung tangan

13. Cuci tangan

14. Evaluasi respon klien

15. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya

C. POSISI DORSAL RECUMBENT

· Pengertan :

Posisi dorsal recumbent adalah posisi terlentang dengan kedua kaki ditekuk dan tumit atau telapak kaki
menempel pada tempat tdur dan kedua kaki direnggangkan.
· Tujuan :

v Untuk pemeriksaan / tndakan gynekologi

v Untuk memudahkan pemeriksaan palpasi daerah perut

v Untuk memudahkan mengerjakan parasat tertentu, misalnya pemasangan kateter

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur

v Bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan

5. Pasang bantal di bawah kepala pasien

6. Bantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki

7. Kedua telapak kaki tetap menapak pada tempat tdur

8. Kedua tangan pasien diletakkan kearah kepala

9. Cuci tangan

10. Evaluasi respon klien

11. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya


D. POSISI TRENDELENBERG

· Pengertan :

Posisi trendelenberg adalah memberikan posisi kepala lebih rendah dari pada posisi kaki.

· Tujuan :

v Melancarkan peredaran darah ke otak, terutama pada pasien yang mengalami syok

v Pasien dengan pemasangan skintraksi

v Pasien operasi pada kasus tersebut

v Pasien hernia skrotalis

· Persiapan Alat :

v Dua balok penopang kaki tempat tdur

v Bantal

v Tempat tdur khusus

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran

o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan

5. Pasien dalam keadaan terbaring terlentang, pasang bantal diantara kepala dan ujung tempat tdur
6. Perawat mengangkat bagian kaki tempat tdur, perawat lain memberi balok di bagian kaki tempat
tdur

7. Pada tempat tdur khusus atur posisi pasien dengan meninggikan bagian kaki pasien

8. Cuci tangan

9. Evaluasi respon klien

10. Dokumentasiakn eluruh hasil tndakan beserta evaluasinya

E. POSISI SIMS

· Pengertan :

Posisi sims adalah posisi dimana pasien berbaring miring ke salah satu sisi, baik kekanan atau kekiri.

· Tujuan :

v Memberi kenyamanan

v Melakukan huknah

v Memberi obat per anus (supositoria)

v Melakukan pemeriksaan daerah anus

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur

v Bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi sims

2. Persiapan klien

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan

3. Persiapan lingkungan

o Tutup gorden / pasang sampiran


o Dekatkan alat-alat

4. Cuci tangan

5. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tdur

6. Gulingkan pasien hingga posisi miring yang sebagian pada abdomen

7. Tempatkan bantal di bawah kepala pasien

8. Tempatkan bantal dibawah lengan atas yang difleksikan yang menyokong lengan setnggi bahu.
Sokong lengan lain diatas tempat tdur

9. Tempatkan bantal dibawah tungkai atas yang difleksikan yang menyokong tungkai setnggi pinggul

10. Letakkan alat penopang dibawah telapak kai pasien

11. Cuci tangan

12. Evaluasi respon klien

13. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya

F. POSISI LITHOTOMI

· Pengertan :

Posisi Lithotomi adalah posisi dimana pasien terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke
atas abdomen.

· Tujuan :

v Pemeriksaan alat genitalia

v Proses persalinan

v Pemasangan alat kontrasepsi

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur.
v Bantal.

v Selimut kain penutup.

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi lithotomi.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Pasien dalam keadaan berbaring / terlentang.

6. Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.

7. Tungkai bawah membentuk sudut 90˚ terhadap paha.

8. Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tdur khusus untuk posisi lithotomi.

9. Pasang selimut.

10. Cuci tangan.

11. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya.

G. POSISI PRONASI (Telungkup)

· Pengertan :

Posisi pronasi adalah posisi dimana klien berbaring di atas abdomen atau tengkurap dengan kepala
menoleh ke samping.

· Tujuan :
v Memberikan eksistensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.

v Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.

v Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pasca operasi mulut dan tenggorokan.

· Persiapan Alat :

v Beberapa bantal / registn (sandaran punggung).

v Penyangga kaki

v Tempat tdur

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi pronasi.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Membantu pasien duduk.

6. Menyusun bantal / memasang registn (sandaran) dengan sudut semi fowler 15-45˚.

7. Pada tempat tdur khusus atur posisi dengan meninggikan bagian kepala pasien.

8. Menaikkan pasien.

o Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien.

o Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan kedua lengan.

o Tangan kanan perawat membantu di bawah ketak dan tangan kiri di belakang punggung pasien.
o Menganjurkan pasien untuk mendorong kepalanya kebelakang.

9. Bila pasien tdak dapat membantu :

o Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tdur.

o Masing-masing perawat merentangkan satu tangan di bawah bahu dan satu tangan di bawah pangkal
pah, saling berpegangan.

10. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

11. Tempatkan bantal tpis di punggung bawah pada kurva lumbal bila dada celah.

12. Tempatkan bantal tpis di bawah paha.

13. Tempatkan bantal kecil di bawah pergelangan kaki.

14. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan penyangga kaki / bantalan kaki.

15. Cuci tangan.

16. Evaluasi respon klien dan lakukan rencana tndak lanjut.

17. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya.

H. POSISI GENU PEKTORAL (Knee Chest)

· Pengertan :

Posisi genu pectoral adalah posisi dimana pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian atas tempat tdur.

· Tujuan :

v Pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid.

v Lathan pada ibu yang hamil sungsang.

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur.
v Selimut.

v Sarung tangan.

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi pectoral.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Minta pasien untuk mengambil posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada matras tempat tdur.

6. Pasang selimut untuk menutupi daerah perineal pasien.

7. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

8. Evaluasi respon klien.

9. Dukomentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya.

I. POSISI FOWLER

· Pengertan :

Posisi fowler dalah posisi dengan tubuh setengah duduk atau duduk.

· Tujuan :

v Mempertahankan kenyamanan.

v Memfasilitasi fungsi pernapasan / meningkatkan ekspansi paru-paru.


· Persiapan Alat :

v Penompang bantal

· Prosedur Pelaksanaan :

1. Pastkan kebutuhan klien akan posisi fowler.

2. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

3. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

4. Cuci tangan.

5. Tinggikan kepala tempat tdur 45-60˚.

6. Topangkan kepala di atas tempat tdur atau bantal kecil.

7. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien tdak dapat mengontrolnya secara
sadar/tdak dapat menggunakan tangan dan lengan.

8. Tempatka bantal tpis di punggung bawah

9. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

10. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

11. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

12. Turunkan tempat tdur.

13. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tngkat kenyamanan dan ttk potensi tekanan.

14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

15. Evaluasi respon klien.

16. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya.

J. POSISI ORTOPNEA
· Pengertan :

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tnggi, klien duduk di tempt tdur atau di tepi
tempat tdur degan meja yang menyilang di atas tempat tdur.

· Tujuan :

v Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan ekspansi dada maximum.

v Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

· Persiapan Alat :

v Tempat tdur

v Bantal kecil

v Gulungan handuk

v Bantalan kaki

v Sarung tangan jika diperlukan

· Prosedur Pelaksanaan :

17. Pastkan kebutuhan klien akan posisi ortopnea

18. Persiapan klien.

o Sampaikan salam.

o Informasikan kepada klien tentang tujuan dan prosedur yang akan dilakukan.

19. Persiapan lingkungan.

o Tutup gorden / pasang sampiran.

o Dekatkan alat-alat.

20. Cuci tangan.

21. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepaa dinaikan.

22. Tinggikan kepala tempat tdur 90˚.

23. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

24. Pastkan tdak terdapat tekanan pad area poplitea dan lutut dalam keadaan fleksi
25. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha.

26. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

27. Lepaskan saung tangan dan cuci tangan

28. Dokumentasikan tndakan.Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan tangan bila pasien
tdak dapat mengontrolnya secara sadar/tdak dapat menggunakan tangan dan lengan.

29. Tempatka bantal tpis di punggung bawah

30. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah paha.

31. Tempatkan bantal kecil atau gulungan handuk di bawah pergelangan kaki.

32. Tempatkan papan kaki di dasar kaki pasien.

33. Turunkan tempat tdur.

34. Observasi posisi kesejajaran tubuh, tngkat kenyamanan dan ttk potensi tekanan.

35. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

36. Evaluasi respon klien.

37. Dokumentasikan seluruh hasil tndakan beserta evaluasinya.


BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam posisi yang baik dan
mengubah secara teratur dan sistematk. (potter dan perry,2005).

2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :

o Posisi Supinasi (Telentang)

o Posisi Lateral (Side-Lying)

o Posisi Dorsal Recumbent

o Posisi Trendelenberg

o Posisi Sims

o Posisi Lithotomi

o Posisi Pronasi (Telungkup)

o Posisi Genu Pektoral (Knee-Chest)

o Posisi Fowler

o Posisi ortopnea

3. Prosedur pelaksanaan tap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara pengaturan posisi pasien
yang satu dengan yang lain.

3.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini sebagai berikut.

1. Sebagai seorang perawat dapat memahami dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan posisi
pasien kepada kliennya.

2. Sebagai seorang perawat dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada
kliennya dalam praktk keperawatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Jilid 1. Surabaya : Salemba Medika.

Alimul Hidayat, A. Aziz dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Praktkum Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC.

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan09/207314012/bab2.pdf

Unknown di 01.01

Berbagi

Tidak ada komentar:

Postng Komentar

Beranda

Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai