Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rian Bachtiar Maulana

NPM : 163403065

Kelas : Akuntansi Sektor Publik / Kls A

Materialitas adalah salah saji yang bersifat material dalam laporan keuangan yang dapat
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang rasional. Penetapan materialitas
adalah dengan tujuan untuk membantu auditor merencanakan pengumpulan bahan bukti yang
cukup. Dalam akuntansi sektor publik, materialitas dinilai berdasarkan pendekatan :

1. Kuantitatif, merujuk pada persentase/angka tertentu yang ditetapkan pada tahap awal yang
menjadi pedoman untuk menetapkan tingkat materialitas.
2. Kualitatif, merujuk pada pertimbangan bahwa tingkat ketaatan pemerintah terhadap
Peraturan Perundang-undangan memiliki nilai kepentingan lebih tinggi dibandingkan
kemampuan pemerintah menghasilkan/mempertahankan surplus anggaran.

Risiko audit merupakan risiko yang timbul karena auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi opininya sebagaimana mestinya atas suatu laporan keuangan yang mengandung
salah saji material. Risiko yang harus dipahami dan ditetapkan oleh auditor :

1. Risiko Akseptabilitas Audit/Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Audit Risk –
AAR)
2. Risiko Inheren/bawaan (Inheren Risk – IR)
3. Risiko Pengendalian (Control Risk – CR)
4. Risiko Deteksi yang Direncanakan (Planned Detection Risk – PDR)
5. Risiko Fraud (Fraud Risk – FR), ditentukan secara kualitatif

Bukti audit merupakan semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk
menentukan apakah informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Informasi ini beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan
auditor mengenai :

1. Apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum,
2. Apakah kinerja auditan telah sesuai dengan yang diharapkan (ekonomis, efisien, dan
efektif), atau ;
3. Apakah tujuan audit tertentu tercapai.

Diagram Keterkaitan Materialitas, Risiko, dan Bukti Pemeriksaan Yang Direncanakan :

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa antara acceptable audit risk, inherent risk,
control risk, performance materiality, planned detection risk, dan planned audit evidence saling
berkaitan serta berhubungan membentuk suatu sistem yang saling timbal balik. Membuat
materialitas, risiko, dan bukti pemeriksaan yang direncanakan saling berkaitan, berhubungan,
serta saling mempengaruhi satu sama lainnya. Contoh mendasar adalah apabila bukti
pemeriksaan yang direncanakan menghasilkan salah saji yang materialnya bersifat rendah
(tidak material) maka risiko audit akan rendah, sedangkan apabila bukti pemeriksaan yang
direncanakan menghasilkan salah saji yang materialnya bersifat tinggi (material) maka risiko
auditnya akan tinggi pula.

Diagram diatas juga menjelaskan keterkaitan bahwa :

1. Risiko audit yang dapat diterima (AAR) akan mempengaruhi risiko deteksi yang
direncanakan (Planned Detection Risk) namun bukti audit yang direncanakan (Planned
Audit Evidence) akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima (AAR).
2. Risiko bawaan (IR) akan mempengaruhi bukti audit yang direncanakan (Planned Audit
Evidence) namun bukti audit yang direncanakan (Planned Audit Evidence) akan
mempengaruhi risiko deteksi yang direncanakan (Planned Detection Risk) yang kemudian
akan mempengaruhi risiko bawaan (IR) itu sendiri.
3. Risiko pengendalian (CR) akan mempengaruhi bukti audit yang direncanakan (Planned
Audit Evidence) namun risiko deteksi (Planned Detection Risk) akan mempengaruhi risiko
pengendalian (CR)
4. Sedangkan yang terakhir adalah hubungan dimana bukti audit yang direncanaka (Planned
Audit Evidence) akan mempengaruhi performance materiality.

Selain itu keterkaitan materialitas, risiko, dan bukti pemeriksaa yang direncakan dapat
disimbolkan dengan table berikut :

Situation AAR IR CR PDR Amount of Evidence Required


1 High Low Low High Low
2 Low Low Low Medium Medium
3 Low High High Low High
4 Medium Medium Medium Medium Medium
5 High Low Medium Medium Medium

Anda mungkin juga menyukai