Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kasus Drug Abuse

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP


PENYALAHGUNAAN NAPZA

Disusun oleh: Annisa Ayu Rahmawati

NPM: 1102014031

Bidang Kepeminatan: Drug Abuse

Tutor: dr. H. Lilian Batubara, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

2017-2018
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Abstrak

Latar Belakang: Gangguan emosional terutama depresi adalah salah satu gejala paling umum dan
unsur utama pada putus obat methamphetamine.

Presentasi Kasus: Wawancara di Rumah Sakit Ketergantungan Obat dengan Tuan D, ... tahun,
sudah 4 bulan berada di RSKO karena memakai ganja dan shabu-shabu.

Diskusi: Methamphetamine atau yang biasa disebut shabu mempengaruhi produksi unsur dopamin
di dalam otak, senyawa kimia yang fungsinya berkaitan erat dengan muncul perasaan bahagia, dan
putusnya zat ini dapat menurunkan kadar dopamin dengan drastis yang memberikan rasa kosong,
kehabisan energi dan gejala depresi.

Kesimpulan: Pemberhentian methamphetamine atau shabu menimbulkan gejala depresi


dikarenakan penuruan kadar dopamin yang drastis pada otak.

Saran: Dibutuhkan lebih banyak lagi penelitian tentang hubungan antara putus obat
methamphetamine dengan kecenderungan untuk munculnya gejala depresi.
Latar Belakang
Menurut Undang – Undang RI no.22 tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Perilaku penyalahgunaan narkoba menjadi perhatian dunia karena adanya
kecenderungan peningkatan jumlah pengguna dan korban penyalahgunaan narkoba. Di Indonesia
terdapat 19.081 kasus penyalahgunaan narkotika pada tahun 2012, dari total keseluruhan kasus
penyalahgunaan narkotika pada tahun 2012, sebanyak 17.585 kasus penyalahgunaan pada
kelompok umur >29 tahun, 10.339 kasus penyalahgunaan pada kelompok umur 25-29 tahun, 5.478
kasus penyalahgunaan pada kelompok umur 20-24 tahun, 2.106 kasus pada kelompok umur 16-19
tahun dan 132 kasus pada kelompok umur <16 tahun. (Badan Narkotika Nasional dan POLRI,
2013)
Tingginya kasus penyalahgunaan narkotika paling banyak disumbang oleh pengguna yang
berlatarbelakang Pendidikan SMA, diikuti SMP, SD dan Perguruan Tinggi. Data dari BNN pada
tahun 2011 terdapat 20.503 tersangka berlatarbelakang pendidikan SMA dan 10.013 tersangka
berlatarbelakang Pendidikan SMP, data ini menunjukan bahwa pengguna yang berlatarbelakang
Pendidikan SMA dua kali lipat lebih banyak daripada pengguna yang berlatarbelakang Pendidikan
SMP, sehingga perlu diketahui bahwa latarbelakang pendidikan beserta pengetahuan yang dimiliki
dapat mempengaruhi jumlah pengguna narkoba.

Presentasi Kasus

Tuan D berumur 31 tahun, belum menikah ataupun berkeluarga. Dia mengaku pernah
bekerja sebagai seorang marketing di Jakarta. Sudah 2 bulan, yakni dari bulan Oktober lalu dirawat
di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta karena keterlibatannya terhadap narkoba.
Tuan D mengaku pertama kali mengkonsusmsi narkoba berupa ganja pada saat kelas 3 SMA yaitu
pada tahun 2004 hanya untuk rekreasional dengan teman - temannya. Tuan D mendapat ganja dari
temannya secara gratis. Kemudian pada tahun 2014, Tuan D mengkonsumsi narkoba berupa shabu
– shabu. Tuan D mengaku menerima shabu-shabu tersebut dari teman pergaulannya di lingkungan
sekitar rumah, yaitu di daerah Ciledug, Tangerang. Pada saat awal mengkonsumsi, Tuan D
merasakan efek positif pada tubuhnya yaitu tubuh terasa lebih ringan dan semangat sehingga
memudahkannya dalam melakukan pekerjaan, akan tetapi lama kelamaan Tuan D merasakan efek
negatif yaitu apabila tidak menggunakan shabu-shabu di pagi hari, Tuan D merasa tidak semangat,
mudah marah dan sangat sensitive, Tuan D mengalami perubahan perilaku seperti melawan orang
tua dan menelantarkan adiknya dan juga dia mengalami penurunan berat badan yang drastis karena
jarang makan akibat efek pemakaian dan kecanduan shabu-shabu. Akibat dari efek penggunaan
shabu-shabu yang timbul seperti jarang makan, Tuan D mengkonsumsi ganja kembali bersamaan
dengan konsumsi shabu-shabu agar nafsu makan meningkat dan juga untuk bersenang-senang.
Akan tetapi pada saat mengkonsumsi ganja, timbul efek mata merah dan berair, biasanya Tuan D
menggunakan obat tetes mata untuk mengurangi gejala mata merah dan berair.
Selain menggunakan shabu dan ganja, Tuan D juga menggunakan Inex atau lebih dikenal
dengan nama ekstasi. Penggunaan ekstasi tidak dipakai secara teratur tetapi digunakan hanya pada
saat waktu tertentu saja. Biasanya Tuan D menggunakan inex 1x seminggu dengan cara
mematahkan pil menjadi seperempat bagian. Terkadang Tuan D harus menjual dan mencuri barang
milik keluarganya agar mendapat uang untuk membeli obat-obatan terlarang. Selain itu, Tuan D
juga pernah memperjualbelikan barang haram tersebut agar mendapat keuntungan sehingga dia
bisa membeli shabu-shabu kembali. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan akan efek bahaya
jangka panjang pada pengguna narkoba dan tingginya rasa penasaran akibat ajakan teman
menyebabkan Tuan D terjerumus dalam penyalahgunaan obat.
Tuan D masuk RSKO karena adanya dorongan dari keluarga terutama kedua orang tuanya,
Tuan D pernah melarikan diri dari RSKO namun kembali lagi ke RSKO karena Tuan D memiliki
keinginan yang sangat kuat untuk melepaskan diri dari kecanduan narkotika dan tidak ingin
mengecewakan orang tuanya. Kedua orang tua Tuan D baru mengetahui bahwa Tuan D
menggunakan shabu, ganja dan ekstasi setahun belakangan ini, sebelumnya orang tua Tuan D
belum pernah mengetahui kalau Tuan D menggunakan narkoba, sehingga dapat disimpulkan juga
kurangnya pengetahuan orang tua mengenai bahaya, dampak dan gejala dari narkoba menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh.

Diskusi

Narkotika merupakan zat yang berbahaya bagi tubuh akan tetapi jumlah kasus narkotika
semakin meningkat setiap tahunnya. Dari data Badan Narkotika Nasional dan POLRI tahun 2013,
terdapat 10.008 kasus pada 2008, 11.140 kasus pada 2009,17.898 kasus pada 2010, 19.128 kasus
pada 2011 dan 19.081 kasus pada 2012, angka ini membuktikan bahwa kasus narkoba semakin
meningkat sejak 4 tahun belakangan. Menurut undang – undang no. 35 tahun 2009, ketergantungan
narkotika adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan
psikis yang khas. Ketergantungan inilah yang dapat berakibat fatal kepada para pengguna
narkotika karena memberikan efek yang buruk pada tubuh.
Narkotika terbagi menjadi 3 golongan menurut undang-undang no.22 tahun 1997 yaitu
golongan I, golongan II dan golongan III. Narkotika golongan I dilarang digunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan namun dalam jumlah terbatas dapat digunakan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi setelah mendapat persetujuan
Menteri dan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Narkotika golongan I
sangat berpotensi untuk menyebabkan adiksi, contohnya seperti shabu-shabu, koakain dan ganja
termasuk narkotika golongan I. Pada narkotika golongan II dan golongan III dapat digunakan
untuk kepentingan pelayanan kesehatan dalam jumlah terbatas sesuai peraturan perundang-
undangan. Perbedaan antara golongan II dan III yaitu golongan III hanya berpotensi ringan untuk
menyebabkan adiksi, sehinggan golongan III cenderung lebih aman untuk digunakan dalam
pengobatan. Pendidikan seorang individu beserta pengetahuannya akan bahaya narkoba
memegang peranan penting dalam mengurangi angka kejadian individu yang terjerumus ke
penyalahgunaan obat ini.
Beberapa hal yang menyebabkan seorang individu melakukan penyalahgunaan obat salah
satunya yaitu karena bujukan teman – teman di lingkungan sekitar dan rasa penasaran yang
diakibatkan kurangnya pengetahuan mengenai efek penggunaan narkotika. Pada kasus yang
didapat, diketahui bahwa Tuan Dimas menggunakan narkoba akibat pergaulan di lingkungan
sekitarnya, dimana beliau terbujuk oleh teman-temannya sehingga menggunakan narkotika dan
juga kurangnya pengetahuan mengenai efek jangka panjang penggunaan narkotika.
Tuan Dimas mengaku bahwa dia mengetahui bahaya dari penggunaan narkoba yang ia
pakai, yakni shabu-shabu, ganja dan inex. Namun setelah dicari tahu lebih lanjut, tuan D belum
benar-benar memahami dan mengerti akan bahaya penggunaan narkotika terhadap dirinya sendiri
dan lingkungan sekitarnya. Tuan Dimas menjelaskan bahwa dia baru memahami efek dari
narkotika yang dia konsumsi setelah dia mengkonsumsinya. Dia juga menjelaskan bahwa dia tidak
menyangka bahwa efek jangka panjangnya tidak dia sangka dan berdampak sangat negatif
terhadap kehidupannya. Dari kesimpulan saya tuan Dimas hanya mengerti sedikit informasi
mengenai bahayanya mengkonsumsi narkotika tersebut.
Pendidikan dan pengetahuan seseorang mengenai bahaya akan narkoba bisa didapatkan
melalui informasi dari orang tua, namun berdasarkan hasil penelitian Eko dan Yusran pada tahun
2002, hanya sebesar 33% orang tua murid di Depok yang mengetahui jenis-jenis NAZA. Hasil
penelitian tersebut merupakan gambaran kecil bahwa masih minimnya pengetahuan mengenai
narkotika. Wulandari, et al. (2015) mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya 100%
narapidana penyalahguna napza di Kabupaten Jember diakibatkan kurangnya pengertian bahwa
napza tidak dapat membuat ketagihan, maka dari itu pendidikan dan pengetahuan seseorang
mempengaruhi perilaku penyalahgunaan narkotika.
Darman (2006) menyatakan bahwa lingkungan pendidikan antara lain sekolah, kampus,
lembaga pendidikan, asrama dan sebagainya memiliki peranan penting dalam mencegah angka
kejadian penggunaan narkotika. Ketaatan dan kedisiplinan dalam penerapan peraturan di
lingkungan pendidikan dan juga lingkungan tempat tinggal berperan penting dalam mengurangi
praktek penyalahgunaan narkotika.
Ada 4 tempat yang banyak dipilih untuk memakai narkotika, yaitu rumah teman (45%),
jalanan (21%), rumah responden (19%), dan taman/kebun (12%) (Badan Narkotika Nasional,
2016). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa pintu masuk terbanyak penyalahgunaan narkotika
adalah melalui teman, yang dimana lingkungan tersebut masih minim pengetahuannya mengenai
narkotika.

Menurut grafik diatas latarbelakang pendidikan seseorang juga berpengaruh terhadap sikap
penyalahgunaan obat. Kebanyakan pengguna narkotika adalah individu yang berlatarbelakang
Pendidikan SMA karena dipengaruhi oleh pergaulan serta minimnya pengetahuan.
Akan tetapi pendidikan dan pengetahuan seseorang mengenai narkoba tidak bisa dijadikan
tolak ukur mutlak dalam hal mengurangi angka kejadian penyalahgunaan obat atau narkoba.
Tentunya karena ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya, seperti lingkungan sekitar yang
buruk atau pergaulan yang salah, seperti yang ditemukan pada kasus Tuan D dimana pengaruh
pergaulan dengan teman-temannya lah yang membuatnya terjerumus kedalam pemakaian shabu-
shabu, ganja dan ekstasi serta minimnya pengetahuan teman – teman Tuan D.
Beberapa pengamat juga mengemukakan bahwa pengetahuan akan efek bahaya narkoba
tidak hanya harus dari pengetahuan umum tapi juga agama. Beberapa pengakuan pemakai narkoba
mengaku pengetahuan yang mereka dapat akan bahaya narkoba hanya sebagai ingatan tapi bila di
lengkapi dengan pengetahuan agama akan sangat membantu menggerakkan hati mereka agar tidak
terjerumus dalam perbuatas dosa yang bertentangan dengan agama.
Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan
diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan
akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204).
Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba:

Pertama: Allah Ta’ala berfirman,


‫ت لَ ُه ُم َوي ُِحل‬
ِ ‫طيِِّبَا‬ َ ِ‫ْال َخبَائ‬
َّ ‫ث َعلَ ْي ِه ُم َويُ َح ِ ِّر ُم ال‬
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobits
adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua: Allah Ta’ala berfirman,


‫التَّ ْهلُ َك ِة إِلَى بِأ َ ْيدِي ُك ْم ت ُ ْلقُوا َو َل‬
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).
َ ُ‫َللاَ ِإ َّن أَ ْنف‬
‫س ُك ْم ت َ ْقتُلُوا َو َل‬ َّ َ‫َر ِحي ًما ِب ُك ْم َكان‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).
Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri
sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat
inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.
Kesimpulan

Pendidikan dan pengetahuan seseorang mengenai NAPZA/Narkoba memiliki peran dalam


menurunkan resiko terjadinya penyalahgunaan obat. Seseorang yang berpendidikan dan memiliki
pengetahuan luas mengenai narkoba serta dampak yang berbahaya dari narkoba cenderung akan
menjauhi penyalahgunaan obat tersebut, akan tetapi pendidikan dan pengetahuan tidak bisa
dijadikan tolak ukur mutlak untuk mencegah angka kejadian penyalahgunaan obat. Ada beberapa
faktor lain seperti pengaruh lingkungan dan pergaulan yang dapat membuat seseorang terjerumus
menggunakan narkoba. Selain itu pendidikan agama juga berperan dalam hal pencegahan
penyalahgunaan obat. Dengan adanya pendidikan agama dapat membantu seseorang agar terhindar
dari terjerumusnya ke pemakaian narkoba atau pun bagi mereka yang telah memakai agar bertobat
dan tidak mengulangi perbuatannya.

Saran

Saya menyarankan agar Tuan Dimas diberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai


narkoba dan juga bahaya dari narkoba, serta perlu dukungan orang sekitar, agar dia berhenti
memakai. Pendidikan agama juga perlu diberikan untuk mencegahnya melakukan penyalahgunaan
kembali.

Acknowledgement

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Nya lah tugas laporan kasus di blok elektif
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Terima kasih juga saya ucapkan kepada dosen yang
telah membimbing saya, dr. Lilian Batubara M.Kes . Terima kasih kepada dr.Hj. RW. Susilowati,
M.Kes selaku Koordinator Pelaksana Blok Elektif beserta tim penyusun yang telah
menyelenggarakan blok elektif ini. Dan juga untuk pasien Tn. Dimas yang berada di Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta. Selain itu, juga kepada keluarga dan teman-teman yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan kasus ini.
Daftar Pustaka

Pusat Data dan Informasi Kesehatan Republik Indonesia 2014. Avalaible from:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-napza.pdf
(diakses Tanggal 17 November 2017 17.00 pm)

Hasil Survey Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan
Mahasiswa di 18 provinsi Tahun 2016. Badan Narkotika Nasional. Avalaible from :
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ve
d=0ahUKEwiBmfS95cnXAhWLKY8KHVxkBH4QFghIMAY&url=http%3A%2F%2Fwww.bn
n.go.id%2F_multimedia%2Fdocument%2F20170227%2Fringkasan_eksekutif_rev_cetak_18_fe
b.pdf&usg=AOvVaw38QZD41kfyArFoTzxGSqE1
(diakses Tanggal 17 November 2017 19.00 pm)

Survei Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba pada Kelompok Rumah Tangga di 20 Provinsi Tahun
2015. Pusat Penelitian Data dan Informasi Badan Narkotika Nasional 2016. Avalaible from :
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ve
d=0ahUKEwicmJrl6MnXAhUW148KHSHCAI4QFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.bnn
.go.id%2F_multimedia%2Fdocument%2F20160713%2Fhasil_lit_bnn_2015.pdf&usg=AOvVaw
06aThO9iHoOh93GI4WowaZ
(diakses Tanggal 17 November 2017 19.30 pm)

Wulandari, Retnowati, Handojo, Rosida 2015. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi


Penyalahgunaan NAPZA pada Masyarakat di Kabupaten Jember. Jurnal Farmasi Komunitas :
Jember. 2(Pt.1) 1-4.
Avalaible from :
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jfk46ebbf57f0full.pdf
(diakses Tanggal 17 November 2017 21.00 pm)

Nasution, Y., Eko, S.P., 2003. Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP Tentang Narkotika,
Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya di Kotamadya Depok Tahun 2002. Makara Kesehatan. 7:29-34
Avalaible from :
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/51.pdf
(diakses tanggal 18 November 2017 06.00 am)

Tuasikal, MA 2012. Narkoba Dalam Pandangan Islam. Muslim.Or.Id.


Available from:
http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html
(diakses tanggal 19 November 2017 08.00 am)

Anda mungkin juga menyukai