Anda di halaman 1dari 9

INDUSTRI MINYAK NABATI

1. PENDAHULUAN
Tujuan Instruksional Khusus
Tujauan pokok bahasan ini adalah mampu memahami proses industri
minyak nabati mulai dari bahan baku hingga produk.Setelah mempelajari
pokok bahasan ini dan mengerjakan soal pelatihannya,diharapkan manusia
dapat:
a. Menentukan bahan baku,produk,hasil samping,buangan dalam proses
industri minyak nabati
b. Menentukan sifat fisika dan kimia bahan baku
c. Menentukan klasifikasi proses pembuatan minyak nabati
d. Menuliskan reaksi kimia yang terjadi dalam proses
e. Menjelaskan uraian proses dari diagram alir
f. Menghitung neraca massa dengan asumsi : konversi reaksi,persen
hasil,persen kemurnian,jumlah/basis produk
g. Menghitung neraca massa tanpa reaksi pada tiap alat di industry
minyak nabati

Metode pengajaran yang dilakukan yaitu diskusi,latihan dan pertanyaan


praktis,dengan alat peraga/media White board,OHP,PC,infocus.

2. INDUSTRI MINYAK NABATI


Minyak kelapa merupakan minyak atau lemak yang diperoleh dari
kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan santannya.
Lemak dan minyak ini disebut juga lemak tersembunyi. Sedangkan lemak
atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan
dimurnikan,biasa disebut lemak atau minyak biasa (kasat
mata)(Winarno,1992).
Lemak dan minyak dapat berasal dari hewani dan nabati. Lemak
hewani,biasa disebut lemak saja,memiliki sifat antara lain:
(1) Mengandung banyak sterol yang biasa disebut sterol saja;
(2) Umumnya pada suhu kamar berbentuk padat,seperti lemak susu.

Sedangkan lemak nabati,yang biasa disebut minyak ,memiliki sifat antara


lain :

(1) Banyak mengandung fitosterol;


(2) Banyak mengandung asam lemak tak jenuh;
(3) Umumnya pada suhu kamar berbentuk cair, adakalanya juga
berbentuk padat dan dikenal juga dengan nama minyak coklat dan
merupakan bagian stearin dari minyak kelapa sawit
(Winarno,1992)

Minyak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan
(Silalahidan Ginting,2002) yaitu :

(1) Drying oil,membentuk lapisan keras bila mongering di udara;


(2) Semi drying oil, contoh minyak jagung dan minyak bunga
matahari;dan
(3) Non-drying oil, contoh minyak kelapa dan minyak kacang tanah.

Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam lemak tidak


jenuh beberapa di antaranya merupakan asam esensial,misalnya asam
oleat,linoleat linolenat dan asam arachidonat. Asam-asam lemak
esensial ini dapat mencegah timbulnya gejala arthero sclerosis,karena
penyempitan pembuluh-pembuluh darah tersebut. Minyak dan lemak
juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin
A,D,E, dan K.

2.1 Bahan Baku

a. Kopra menghasilkan :
1. Asam Palmitat
2. Gliserol
 H2O
 NaOH
 Hidrogen
 Nikel

2.2 Sifat Fisika dan Kimia

A. Kopra menghasilkan :
1. Asam Palmitat
Nama Kimia : Hexadecanoic acid
Nama Lain : Palmintid acid
Rumus Kimia : CH3(CH2)4COOH
Berat Molekul : 256.42 gr/mol
Berat Jenis : 0.853 gr/ml
Titik Lebur : 63 – 64 oC
Titik Didih : 215 oC

2. Gliserol mempunyai sifat-sifat,antara lain :


Rumus Molekul : C3H5(OH)3
Berat Molekul : 92 kg/kmol
Titik Didih : 290oC
Titik Lebur : 17,9 oC
Densitas (pada 50 oC, 1 atm ) : 1.014 kg/m3

B. H2O
Berat Molekul : 18,0153 gr/mol
Densitas : 0,998 gr/ml
Titik Didih : 100 oC
Bentuk : Zat cair,tidak berbau,tidak
bewarna,tidak berasa

C. Natrium Hidroksida
Berat Molekul : 39,9971 gr/mol
Densitas : 2,1 gr/ml
Titik Leleh : 318 oC
Titik Didih : 1390 oC

D. Hidrogen
Fase : Gas
Berat Molekul : 2016 gr/mol
Titik Didih : -252.6 oC
Titik Lebur :-259.2 oC
Titik Kritis :32.97 K, 1.293 MPa
Kalor Peleburan : (H2) 0.117 kJ mol -1
Kapasitas kalor : (25oC) (H2) 28.836 J mol-1 K-1
Densitas : 0.08988 g/cm3

E. Nikel
Massa molar : 58.69 gr/mol
Titik lebur : 1455 oC
Titik didih : 2913 oC
Massa Jenis : 8.908 gr/cm3
Fase : padat
F. Lemak nabati,mempunyai sifat-sifat antara lain :
Secara fisik,minyak cair pada suhu kamar,dan lemak yang padat.
Kimia ,baik lemak dan minyak terdiri dari trigliserida,gliserin dalam
struktur mereka. Meskipun banyak bagian tanaman dapat
menghasilkan minyak, dalam praktek komersial ,minyak diekstrak
terutama dari biji.

2.3 Daftar Kuantitatif

Minyak mentah :

Kopra : 100 ton

Untuk hidrogenasi minyak

Basis : 1 ton hardened oil

Hidrogen : 50 Nm3

Nickel : 0.6 Kg

Steam : 0.5 ton

Cooling water : 4-5 ton

Plant produksi : 5-30 ton

2.4 Reaksi Kimia

Reaksi pada Mechanical Empeller Process

C17H33-COO-CH2 CH2-OH

C17H33-COO-CH + 3H2O CH-OH + 3(C17H33COOH)

C17H33-COO-CH2 CH2-OH asam palmintat

Tri Palmintin air gliserol


Reaksi pada Purification

C17H33 –COOH + NaOH C17H33-COONa + H2 O

ALB (asam palmintat ) sabun air

Reaksi Hidrogenasi

(C17H33- COOH) + H2 C17H33CHO + H2 O

ALB (asam palmintat) Aldehid Air

2.5 Klasifikasi Proses

Klasifikasi proses yang terjadi adalah :

1. Mechanical
2. Solvent Extraction
3. Purification
4. Hydrogeneration of oil

Gambar : Diagram Alir Industri Minyak Nabati

Sumber :Outline of Chemical Technology


Gambar : Diagram Alir Industri Minyak Nabati

Sumber :Outline of Chemical Technology

2.7 Uraian Proses

1. Cara Pres

Cara pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Uraian proses cara
pres ini adalah sebagai berikut :

a. Kopra dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar


b. Serbuk kopra dipanaskan ,kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Ampas yang dihasilkan masih mengandung minyak .Ampas digiling sampai
halus, kemudian dipanaskan dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
c. Minyak yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d. Minyak hasil penyaringan diberi perlakuan berikut :
- Penambahan senyawa alkali (KOH dan NaOH) untuk netralisasi
(menghilangkan asam lemak bebas).
- Penambahan bahan penyerap (absorben) warna,biasanya menggunakan
arang aktif dan atau bentonit agar dihasilkan minyak yang jernih dan
bening.
- Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan
menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak
dikehendaki.
e. Minyak yang telah bersih,jernih,dan tidak berbau dikemas di dalam kotak
kaleng ,botol plastic atau botol kaca.

2. Cara Ekstraksi Pelarut

Cara ini menggunakan cairan pelarut yang dapat melarutkan minyak. Pelarut yang
digunakan bertitik didih rendah, mudah menguap, tidak berinteraksi secara kimia
dengan minyak dan residunya tidak beracun.

Uraian proses cara ekstraksi pelarut adalah sebagai berikut :

a. Kopra dicacah ,kemudian dihaluskan menjadi serbuk.


b. Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi ,sedangkan pelarut pada ruang
penguapan. Kemudia pelarut dipanaskan sampai menguap.Uap pelarut akan
naik ke ruang kondensasi .Kondensat (uap pelarut yang mencair) akan
mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra.
Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut ,pelarut yang mengandung
minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang penguapan
semula.
c. Di ruang penguapan ,pelarut yang mengandung minyak akan
menguap,sedangkan minyak tetap berada di ruang penguapan.Proses ini
berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
d. Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap yang terkondensasi pada
kondensat tidak dikembalikan lagi ke ruang penguapan ,tapi dialirkan ke
tempat penampungan pelarut. Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi
,penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi residu pelarut
pada minyak.
e. Selanjutnya minyak dapat diberi perlakuan netralisasi ,pemutihan dan
penghilangan bau

3. Uraian Proses Hydrogenation Of Vegetable Oil


Pada tahap hydrogenation of vegetable oil ini merupakan reaksi hydrogen
dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi dengan penambahan hydrogen
secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak jenuh sehingga
dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu
proses yang penting dan banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-
macam senyawa organik. Industri yang menggunakan proses hidrogenasi
antara lain adalah industry sorbitol methanol,margarine,ammonia dan lain-
lainnya. Pada tahap awal dilakukannya proses pembuatan katalis. Bahan baku
pada proses pembuatan katalis ini yaitu Nikel,dimana nikel merupakan sejenis
katalis padat yang terdiri dari butiran halus aloi nikel- alumunium yang
digunakan dalam berbagai proses industri.Nikel digunakan sebagai katalis
alternative untuk hidrogenasi minyak nabati pada berbagai proses industry.
Pada proses pembuatan katalis,saat ditambahkannya nikel dan oil pada tangki
berpengaduk terjadinya proses sedimentasi dimana campuran tersebut akan
mengendap dan pada bagian bottom alat dengan bantuan pompa akan
dikeluarkannya berupa slurry oil. Oil slurry ini akan dipompakan ke bagian
awal masukan bersamaan dengan masukknya minyak kedalam
hydrogenerator. Oil slurry ini digunakan sebagai katalis.Dan proses ini terjadi
secara continuous. Selanjutnya yaitu oil yang masih mengandung nikel dan air
dimasukkan ke dalam Hydrogenator dimana disuntikannya/ditambahkannya
H2 di dalam hydrogenator. Didalam alat ini terdapat agitator yang berfungsi
untuk mengaduk agar dapat menghomogenkan campuran dengan kecepatan
tertentu.
Di dalam alat ini juga terdapat steam or water.Reaksi yang terjadi di
hydrogenerator ini adalah :

(C17H33 – COOH) + H2 C17H33CHO + H2O


ALB ( Asam Palmintat ) Hidrogen Aldehid Air

Selanjutnya produk dilanjutkan dimasukkan ke dalam separator. Dimana pada


separator ini terdapat 2 aliran yaitu aliran pertama digunakan sebagai recycle
catalyst produk hasil dari hydrogenator tersebut. Aliran kedua yaitu langsung
menuju ke hydrogenator dan masuk ke dalam vacuum steam deodorize. Pada
alat ini minyak yang masih mengandung air terhidrogenasi. Dimana air tadi
menguap menjadi uap air karena pada alat vacuum steam deodorize
mempunyai suhu yang tinggi. Uap air tersebut divacumkan setelah itu masuk
ke dalam kondenser. Dimana pada kondenser ini terjadinya perubahan fase
uap menjadi fase cair. Sehingga keluar berupa H2O.Disini terdapat barometric
legg pada dasarnya dalah pembuangan kondensat.
Dalam sistem vakum yang digunakan untuk memadatkan uap dan uap
condensible melalui penukar panas atau kondensor,kondensat biasanya jatuh
ke dalam tangki penerima yang sering dibuang ke atmosfir atau sistem
ventilasi tekanan rendah.Sedangkan minyak terhidrogenasi yang berikutnya
deodorized dalam DOWNTHERM dipanaskan,menara sparging uap vakum
yang beroperasi secara terus menerus.Minyak tersebut keluar pada bagian
bottom alat dan diteruskan kedalam decolorzation. Dimana pada alat ini
dilengkapi dengan agitator.Minyak yang belum murni dan masih mengandung
zat lain tadi ditambahkan carbon di dalam alat ini dan diaduk.Karena tidak
semua minyak bereaksi dan terpisah dengan sempurna. Tujuan
ditambahkannya carbon di alat ini yaitu untuk menyerap warna, bau serta zat
yang lain sehingga didapatkan minyak yang murni. Setelah ini diumpankan
kedalam suatu alat yaitu filter dimana pada alat ini terdapat saringan sehingga
limbah padat tertampung/ tersaring di saringan. Sedangkan produk (oil) keluar
pada bagian bottom alat ini dan didapatkannya minyak yang murni. Produk
(oil) ini digunakan untuk Vanaspati sebagai produk olahan minyak kelapa
sawit. Dimana vanaspati merupakan lemak yang digunakan secara luas untuk
berbagai keperluan (all purpose fat) di beberapa Negara Timir Tengah dan
Indo-Pakistan subkontinen.Biasanya produk-produk hidrogenasi merupakan
minyak yang sesuai untuk keperluan industri vanaaspati. Vanaspati umumnya
memiliki titik leleh 37-39oC, hamper sama dengan titik leleh minyak kelapa
sawit. Vanaspati dapat dibuat dengan teknologi pencampuran antara hydrogen
palm olein (HPO) dan minyak kelapa sawit atau palm stearin dan minyak
kelapa sawit.

2.8 Kegunaan Minyak Nabati

Manfaat dari proses industri minyak kelapa sawit antara lain :


a. Sebagai bahan bakar alternative Biodisel
b. Sebagai nutrisi pakanan ternak (cangkang hasil pengolahan)
c. Sebagai bahan pupuk kompos (cangkang hasil pengolahan )
d. Sebagai bahan dasar industry lainnya (industry sabun,industry kosmetik,
industry makanan )
e. Sebagai obat karena kandungan minyak nabati berprospek tinggi
f. Sebagai bahan pembuat particle board (batang dan pelepah)
g. Sebagai sumber energy
h. Pembawa vitamin A,D,E dan K.

Anda mungkin juga menyukai