Berdasarkan sturuktur teks sejarah, teks “Sejarah Hari Buruh” dan teks
“Peristiwa Pembentukan ASEAN” yang didapat, keduanya sama-sama memiliki
strukur orientasi yang terdapat pada paragraf pertama. Orientasi ini merupakan tahap pertama yang memberikan informasi tentang situasi cerita sejarah yang diangkat dalam teks. Tahap orientasi pada teks yang berjudul “Sejarah Hari Buruh” berisi tentang latar belakang munculnya Hari Buruh, waktu peringatanya, tujuan diperingatinya, serta beberapa hal mengenai Hari Buruh tersebut secara umum. Sedangkan tahap orientasi pada teks yang berjudul “Peristiwa Pembentukan ASEAN” berisi tentang bentuk kerja sama regional sebelum terbentuknya ASEAN dan tanggal terbentuknya ASEAN. Selain keduanya sama-sama memiliki tahap orientasi, kedua teks tersebut juga memililki kesamaan urutan peristiwa sejarah. Tahap ini terdiri dari beberapa paragraf yang menyediakan rekaman peristiwa berdasarkan urutan waktu terjadinya peristiwa sejarah tersebut. Urutan peristiwa tahap satu pada teks “Sejarah Hari Buruh” terdapat pada paragraf kedua yang berisi tentang latar belakang tuntutan kaum buruh. Sedangkan urutan peristiwa tahap satu pada teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” juga terdapat pada paragraf kedua yang berisi pembentukan ECAFE. Setelah urutan peristiwa tahap satu, terdapat urutan peristiwa tahap dua. Urutan peristiwa tahap dua pada kedua teks tersebut, sama-sama terdapat pada paragraf ketiga. Jika pada teks “Sejarah Hari Buruh” urutan peristiwa tahap dua menjelaskan tentang perkembangan demonstrasi besar, pada teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” urutan peristiwa tahap dua menjelaskan tetang terbentuknya Colombo Plan. Lalu, terdapat urutan peristiwa tahap ketiga yang terletak di paragraf keempat pada kedua teks tersebut. Pada paragraf keempat teks “Hari Buruh” menjelaskan tentang demonstrasi damai yang berakhir dengan korban, sedangkan pada paragraf keempat teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” berisi tentang SEATO. Selanjutnya, terdapat urutan peristiwa tahap keempat yang terletak pada paragraf kelima dari kedua teks tersebut. Jika pada teks “Hari Buruh” berisi tentang bom meledak, pada teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” berisi tentang KAA. Kemudian, pada paragraf keenam dari kedua teks tersebut merupakan urutan peristiwa tahap kelima. Pada urutan peristiwa tahap kelima teks yang berjudul “Hari Buruh” berisi tentang rangkaian demonstrasi. Sedangkan pada paragraf keenam teks yang berjudul “Peristiwa Pembentukan ASEAN” menjelaskan tentang Pembentukan ASA. Setelah itu, pada paragraf ketujuh dari kedua teks sama-sama memiliki urutan peristiwa tahap keenam. Namun, pada teks yang berjudul “Hari Buruh” paragraf ketujuh ini merupakan akhir dari urutan peristiwa yang berisi tentang penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional, sedangkan pada teks yang berjudul “Peristiwa Pembentukan ASEAN” berisi tentang ASPAC. Selain itu, kedua teks tersebut sama-sama memiliki struktur teks sejarah yang berupa reorientasi. Tahap ini bertujuan untuk menghadirkan kembali peristiwa sejarah tersebut pada masa kini. Pada tahap ini perbedaan dari kedua teks adalah pada teks “Hari Buruh” letak reorientasi terdapat pada paragraf akhir yaitu paragraf kedelapan, sedangkan pada teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” letak reorientasinya terdapat pada paragraf akhir yaitu pada paragraf kesebelas. Jika pada teks “Hari Buruh” reorientasinya memberikan penekanan yang menginformasikan penetapan konvensi berkaitan dengan tuntutan para buruh sehingga terbentuknya Hari Buruh tersebut, pada teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” paragraf reorientasinya beirisi memberikan penekanan yang menginformasikan deklarasi ASEAN berkaitan kesadaran akan perlunya kerja sama antara bangsa di Asia Tenggara sehingga terbentuklah ASEAN. Pada paragraf kedelapan teks “Peristiwa Pembentukan ASEAN” merupakan urutan peristiwa tahap ketujuh yang berisi tentang SEAMEO, pada paragraf selanjutnya merupakan urutan peristiwa tahap kedelapan yang berisi tentang pengaruh perkembangan geopolitik Asia, dan pada paragraf kesepuluh merupakan urutan peristiwa tahap kesembilan atau urutan peristiwa tahap terakhir memiliki isi tentang kembalinya hubungan dipomlatik dengan Malaysia.