Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan
sel telur dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan1. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan mekanis atau medis
disebut sebagai abortus spontan. Abortus buatan adalah pengakhiran
kehamilan sebelum 20 minggu akibat dilakukan suatu tindakan mekanis
tertentu. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas
indikasi medik. Berdasarkan aspek klinisnya, abortus spontan dibagi
menjadi beberapa kelompok, yaitu abortus imminens (threatened abortion),
abortus insipiens (inevitable abortion), abortus inkompletus, abortus
komplit, missed abortion, dan abortus habitualis (recurrent abortion),
abortus servikalis, abortus infeksiosus, dan abortus septik.2
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terjadi 20 juta kasus
abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap
tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun
termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia
adalah 10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600.000 -
900.000, sedangkan abortus buatan sekitar 0, 75 – 1,5 juta setiap tahunnya,
2500 orang diantaranya berakhir dengan kematian.3
Abortus inkompletus merupakan salah satu bentuk dari abortus
spontan maupun sebagai komplikasi dari abortus provokatus kriminalis atau
medisinalis, dimana terjadi pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu.4,5,6
Abortus inkompletus memiliki komplikasi yang dapat mengancam
keselamatan ibu karena adanya perdarahan masif yang bisa menimbulkan
kematian akibat adanya syok hipovolemik apabila keadaan ini tidak
mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Seorang ibu hamil yang
mengalami abortus inkompletus dapat mengalami guncangan psikis.

1
2

Komplikasi yang terjadi tidak hanya pada ibu namun juga pada keluarganya,
terutama pada keluarga yang sangat menginginkan anak.7
Oleh karenanya, mengenal lebih dekat tentang abortus inkompletus
menjadi penting bagi para pelayan kesehatan agar mampu menegakkan
diagnosis kemudian memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan akurat,
serta mencegah komplikasi.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan bagi semua dokter muda agar dapat memahami kasus
abortus inkompletus.
2. Diharapkan munculnya pola berfikir yang kritis bagi semua dokter
muda setelah dilakukannya diskusi dengan dosen pembimbing klinik
tentang kasus abortus inkompletus.

1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu obstetrik dan
ginekologi terutama tentang kasus abortus inkompletus.
b. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan laporan kasus ini dapat
menjadi landasan untuk penulisan laporan kasus selanjutnya.

1.3.2. Manfaat Praktis


a. Bagi dokter muda, diharapkan laporan kasus ini dapat diaplikasikan
pada kegiatan kepaniteraan klinik senior (KKS) dalam penegakkan
diagnosis abortus inkompletus yang berpedoman pada anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang lengkap dan runut.
b. Bagi dokter umum, diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi
bahan masukan dan menambah pengetahuan dalam abortus
inkompletus yang selanjutnya melakukan rujukan pada dokter
spesialis yang berkompeten.

2
3

c. Bagi pasien dan keluarga, diharapkan laporan kasus ini dapat


memberi informasi mengenai abortus inkompletus serta komplikasi
yang mungkin terjadi apabila tidak segera dilakukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai