Anda di halaman 1dari 51

BUKU KULIAH

MEKANIKA MATERIAL

Dosen Pengampu :
Drs. Putut Murdanto, S.T.,M.T

Disusun Oleh :
Vicky Dwi Andika Putra
180511625562

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas izin dan karunia-Nyalah
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah atau buku kuliah Mekanika Material dari hasil
diskusi kelas selama satu semester. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Mekanika Material Bapak Putut Murdanto selaku dosen pengampu mata
kuliah tersebut.

Makalah ini disusun atas dasar susunan dari beberapa makalah dari lima kelompok
sebagai kelengkapan nilai dan tugas akhir pada mata kuliah Mekanika Material. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai
Tegangan Regangan, Uji Tarik, Momen Gaya & Momen Inersia, Tegangan Geser,lentur &
Puntiran, serta Jenis-jenis perhitungan gabungan (geser,lentur & puntiran). Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan makalah ini dan mohon maaf yang sebesar besarnya.

Malang, 29 November 2018

VICKY DWI ANDIKA PUTRA

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 ii


DAFTAR ISI

Halaman Sampul....................................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................................ii
Daftar isi...............................................................................................................................iii
BAB I
Jenis Tegangan dan Regangan...............................................................................................1
A. Tegangan dan Regangan Normal......................................................................................1
B. Tegangan dan Regangan Geser.........................................................................................9
C. Tegangan Pada Potongan Miring....................................................................................12
D. Tegangan Batas Luluh, Tegangan Izin dan Beban Izin..................................................14
E. Contoh Soal dan Pembahasan.........................................................................................15
BAB II
Pengujian Tarik....................................................................................................................20
A. Uji Tarik..........................................................................................................................20
B. Sifat Mekanisme Bahan..................................................................................................21
C. Jenis Bahan.....................................................................................................................22
D. Langkah-langkah Pengujian Tarik.................................................................................22
E. Analisis Perhitungan.......................................................................................................23
F. Spesifikasi Teknik ROCKWELL....................................................................................24
G. Pengoperasian Alat Uji Tekan........................................................................................24
BAB III
Momen Gaya dan Momen Inersia.......................................................................................25
A. Momen Gaya (torsi)........................................................................................................25
B. Momen Inersia................................................................................................................32
C. Analisis...........................................................................................................................33
D. Contoh Soal....................................................................................................................35
BAB IV
Jenis Tegangan Geser, Lentur dan Puntiran........................................................................37
A. Tegangan (Stress)...........................................................................................................37
B. Tegangan Geser..............................................................................................................37
C. Tegangan Lentur.............................................................................................................38
D. Tegangan Puntiran..........................................................................................................39
BAB V
Jenis Tegangan Gabungan Geser, Lentur dan Puntiran.......................................................42
BAB VI
Kesimpulan..........................................................................................................................46
Penutup................................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................48

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 iii


BAB I
JENIS TEGANGAN dan REGANGAN

A. Tegangan dan Regangan Normal


1. Tegangan Normal
Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan regangan. Konsep
ini dapat diilustrasikan dalam bentuk yang paling mendasar dengan meninjau sebuah
batang prismatis yang mengalami gaya aksial. Batang prismatis adalah sebuah elemen
struktur lurus yang mempunyai penampang konstan di seluruh panjangnya, dan gaya aksial
adalah beban yang mempunyai arah yang sama dengan sumbu elemen, sehingga
mengakibatkan terjadinya tarik atau tekan pada batang. Kondisi tarik atau tekan terjadi
pada struktur, misalnya pada elemen di rangka batang di jembatan, dan kondisi tekan
terjadi pada strukur, yaitu pada elemen kolom di gedung. Pembebanan batang secara aksial
dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Pembebanan Batang Secara Aksial

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 1


Sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1, suatu batang dengan luas penampang
konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier dengan arah
saling berlawanan yang berimpit pada sumbu longitudinal batang dan bekerja melalui
pusat penampang melintang masing-masing.

Untuk keseimbangan statis besarnya gaya-gaya harus sama. Gaya-gaya diarahkan


menjauhi batang, maka batang disebut ditarik, sedangkan gaya-gaya diarahkan pada
batang, maka batang disebut ditekan. Aksi pasangan gaya-gaya tarik atau tekan,
hambatan internal terbentuk di dalam bahan dan karakteristiknya dapat dilihat pada
potongan melintang di sepanjang batang.
Intensitas gaya (gaya per satuan luas) disebut tegangan dan diberi notasi σ
(sigma). Jadi gaya aksial P yang bekerja pada penampang adalah resultan dari
teganagan yang terdistribusi kontinu.
Dengan mengasumsikan bahwa tegangan terbagi rata di seluruh potongan
penampang, kita dapat melihat bahwa resultannya harus sama dengan intensitas σ
dikalikan dengan luas penampang A dari batang tersebut. Dengan demikian, besarnya tegangan
dapat dinyatakan dengan rumus:

P
σ =

Jadi dapat didefinisikan bahwa tegangan normal adalah intensitas gaya normal per unit
luasan, yang dinyatakan dalam satuan N/m2 disebut juga pascal (Pa)) atau N/mm2
disebut juga megapascal (MPa).
Apabila gaya-gaya dikenakan pada ujung-ujung batang dalam arah menjahui dari
batang, sehingga batang dalam kondisi tertarik, maka terjadi suatu tegangan tarik pada
batang, selanjutnya dapat dinyatakan dengan rumus:
P

t
σt = r
r A

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 2


Jika batang -gaya dikenakan pada ujung-ujung batang dalam arah menuju ke batang, sehingga
batang dalam kondisi tertekan, maka terjadi tegangan tekan, batang, selanjutnya dapat dinyatakan
dengan rumus:

k
σ =
tk A

2. Regangan Normal
Suatu batang lurus akan mengalami perubahan panjang apabila dibebani secara
aksial, yaitu menjadi panjang jika mengalami tarik dan menjadi pendek jika mengalami
tekan. Sebagai contoh diperlihatkan pada Gambar 1.2, perpanjangan dari batang tersebut
adalah hasil komulatif dari perpanjangan semua elemen bahan di seluruh volume
batang.

Gambar 1.2 Pertambahan Panjang Batang

Pertambahan panjang pada batang dinotasikan dengan ∆ (delta), s dimana satu


satuan panjang dari batang akan mempunyai perpanjangan yang sama dengan 1/L kali
perpanjangan total ∆. Perpanjangan pada batang dapat diukur untuk setiap kenaikan
tertentu dari beban aksial. Dengan demikian konsep perpanjangan per satuan panjang,
atau disebut regangan
Jadi Perpanjangan per unit panjang disebut regangan normal, dinyatakan tidak
berdimensi, artinya regangan tidak mempunyai satuan. Regangan ε disebut regangan
normal karena regangan ini berkaitan dengan tegangan normal. Jika batang mengalami
tarik, maka regangannya disebut regangan tarik, yang menunjukkan perpanjangan
bahan. Demikian juga halnya jika batang mengalami tekan, maka regangannya disebut

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 3


regangan tekan, dan batang tersebut memendek. Regangan tarik biasanya bertanda
positif dan regangan tekan bertanda negative.
3. Kurva Tegangan-Regangan
Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung paada benda uji. Karena sangat kecil
kemungkinannya kita menggunakan struktur yang ukurannya sama dengan ukuran
benda uji, maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat
diterapkan pada elemen struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke
tegangan dan regangan.
Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan regangan
pada berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan regangan.
Diagram tegangan-regangan merupaka karakteristik dari bahan yang diuji dan
memberikan informasi penting tentang besarab mekanis dan jenis perilaku.
Bahan baja struktural, yang dikenal dengan baja lunak atau baja karbon rendah.
Baja struktural adalah salah satu bahan metal yang paling banyak digunakan untuk
gedung, jembatan, menara, dan jenis struktur lain. Diagram tegangan-regangan untuk
baja struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan pada Gambar 1.3.
Dimana diagram dimulai dengan garis lurus dari pusat sumbu 0 ke titik A, yang
berarti bahwa hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan
proporsional, dimana titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika
beban diberikan disebut batas elastis, jadi tegangan di A disebut limit proporsional, dan
OA disebut daerah elast.

Gambar 1.3 Kurva Tegangan-Regangan Baja Struktural

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 4


Dengan meningkatnya tegangan hingga melewati limit proporsional, maka
regangan mulai meningkat secara lebih cepat untuk setiap pertambahan
tegangan. Dengan demikian kurva tegangan-regangan mempunyai kemiringan yang
berangsur-angsur semakin kecil sampai pada titik B kurva tersebut menjadi horisontal.
Mulai dari titik B terjadi perpanjangan yang cukup besar pada benda uji tanpa adanya
pertambahan gaya tarik (dari B ke C), fenomena ini disebut luluh dari bahan, dan titik B
disebut titik luluh. Di daerah antara B dan C, bahan menjadi plastis sempurna, yang
berarti bahwa bahan terdeformasi tanpa adanya pertambahan beban. Sesudah
mengalami regangan besar yang terjadi selama peluluhan di daerah BC, baja mulai
mengalami pengerasan regang (strain hardening). Perpanjangan benda di daerah ini
membutuhkan peningkatan beban tarik, sehingga diagram tegangan-regangan
mempunyai kemiringan positif dari C ke D, dan beban pada akhirnya mencapai harga
maksimum, dan tegangan di titik D disebut tegangan ultimit. Penarikan batang lebih
lanjut akan disertai dengan pengurangan beban dan akhirnya terjadi putus/patah di suatu
titik yaitu pada titik E.
Tegangan luluh dan tegangan ultimit dari suatu bahan disebut juga masing-masing
kekuatan luluh dan kekuatan ultimit. Kekuatan adalah sebutan umum yang merujuk
pada kapasitas suatu struktur untuk menahan beban. Sebagai contoh kekuatan luluh dari
suatu balok adalah besarnya beban yang dibutuhkan untuk terjadinya luluh di balok
tersebut, dan kekuatan ultimit dari suatu rangka batang adalah beban maksimum yang
dapat dipikulnya, yaitu beban gagal. Tetapi dalam melakukan uji tarik untuk suatu
bahan, didefinisikan kapasitas pikul beban dengan tegangan di suatu benda uji,
bukannya beban total yang bekerja pada benda uji. Karena itu, kekuatan bahan biasanya
dinyatakan dalam tegangan. Berikut ini dapat dilihat kurva tegangan-regangan untuk
berbagai bahan baja lainnya dan karet pada Gambar 1.4 sampai dengan Gambar 1.8.

Gambar 1.4 Kurva Tegangan-Regangan Baja Karbon Medium

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 5


Gambar 1.6 Kurva Tegangan-Regangan Baja Karbon Tinggi

Gambar 1.7 Kurva Tegangan-Regangan Besi Kasar

Gambar 1.8 Kurva Tegangan-Regangan Karet

4. Bahan Liat dan Bahan Rapuh


Bahan-bahan logam biasanya diklasifikasikan sebagai bahan liat (ductile) atau
bahan rapuh (brittle). Bahan liat mempunyai gaya regangan (tensile strain) relatif besar

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 6


sampai dengan titik kerusakan, misalnya baja atau aluminium. Sedangkan bahan rapuh
mempunyai gaya regangan yang relatif kecil sampai dengan titik yang sama, misalnya
besi cor dan beton. Batas regangan 0,05 sering dipakai untuk garis pemisah di antara
bahan liat dan bahan rapuh.

5. Hukum Hooke
Hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup kecil adalah linier.
Hubungan linier antara pertambahan panjang dan gaya aksial yang menyebabkannya,
hal ini dinyatakan oleh Robert Hooke, yang disebut Hukum Hooke

6. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, sering
disebut Modulus Young, Nilai modulus elastisitas setiap bahan berbeda-beda. Unit
regangan merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan panjang), maka modulus
elastisitas mempunyai satuan yang sama dengan tegangan, yaitu N/m 2. Untuk banyak
bahan-bahan teknik, modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan
modulus elastisitas dalam tarikan

7. Sifat-Sifat Mekanis Bahan


Batas proporsional (proportional limit), yaitu tegangan maksimum yang terjadi
selama diberikan beban, sehingga tegangan merupakan fungsi linier dari regangan.
Batas elastis (elastic limit), yaitu tegangan maksimum yang terjadi selama diberikan
beban, sehingga tidak terjadi perubahan bentuk atau deformasi ketika pembebanan
dipindahkan.
Untuk kebanyakan bahan nilai batas elastis dan batas proporsional hampir sama.
Nilai batas elastis selalu sedikit lebih besar dari pada batas proporsi. Selang elastis
(elastic ranges) yaitu rentang kurva tegangan-regangan yang terjadi dari origin sampai
batas proporsi. Selang plastis (plastic ranges), yaitu rentang kurva tegangan-regangan
yang ditarik dari batas proporsi sampai runtuh.
Titik leleh, yaitu titik dimana terjadi peningkatan atau penambahan regangan
tanpa adanya penambahan tegangan. Setelah pembebanan mencapai titik leleh, maka
selanjutnya dikatakan terjadi kelelehan. Tegangan maksimum, terjadi dimana titik
maksimum pada kurva diketahui sebagai tegangan maksimum atau tegangan puncak
dari bahan. Sedangkan Tegangan putus, terjadi di titik dimana tegangan putus dari
bahan.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 7


Modulus Kekenyalan, keuletan (modulus of resilence), yaitu kemampuan bahan
menyerap energi pada selang elastisnya. Sedangkan batas kekenyalan, yaitu kerja yang
dilakukan suatu unit volume bahan dengan gaya tarikan yang dinaikan secara bertahap
dari nol sampai batas proporsi. Dan Modulus Kekerasan (modulus of toughness),
yaitu kerja yang dilakukan suatu unit bahan dari nol sampai keruntuhan. Kekerasan
bahan adalah kemampuan untuk menyerap energi pada selang plastis dari bahan.
Persentase pengurangan luas penampang, yaitu penurunan luas penampang
dari luasan awal pada bagian patah dibagi dengan luasan awalnya dikalikan dengan
seratus. Sedangkan persentase pertambahan panjang (elongation), yaitu pertambahan
panjang setelah patah dibagi dengan panjang awal dan dikalikan dengan seratus.
Kekuatan lelah (yield strength), sisa regangan, yaitu dimana bahan mengalami
perubahan bentuk atau deformasi yang tetap ketika pembebanan dipindahkan.
Perubahan bentuk biasanya diambil 0,0035. Modulus tangen, yaitu laju perubahan
tegangan terhadap perubahan regangan, dan merupakan bentuk modulus sesaat.
Koefisien ekspansi linier, yaitu perubahan panjang per unit panjang suatu batang lurus
karena perubahan suhu sebesar satu derajat.
Rasio poisson, yaitu rasio regangan pada arah lateral (tegak lurus terhadap
pembebanan) terhadap arah aksial. Kebanyakan logam mempunyai nilai rasio poisson
(μ) antara 0,25 sampai 0,35.Kekuatan spesifik, yaitu rasio tegangan maksimum
terhadap berat spesifik (berat per unit volume). Modulus spesifik, yaitu perbandingan
modulus young terhadap berat spesifik bahan.

Tabel 2.1 Sifat-Sifat Bahan Teknik pada suhu 20oC

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 8


8. Klasifikasi Bahan
Homogen, yaitu mempunyai sifat elastis (E, μ) yang sama pada keseluruhan titik
pada bahan. Isotropis, yaitu mempunyai sifat elastis yang sama pada semua arah pada
setiap titik dalam bahan. Tidak semua bahan mempunyai sifat isotropis. Apabila suatu
bahan tidak memiliki suatu sifat simetri elastik, maka bahan disebut anisotropis

B. Tegangan dan Regangan Geser


1. Tegangan Geser
Tegangan geser bekerja di sepanjang atau sejajar bidang. Tegangan geser
merupakan tegangan yang bekerja dalam arah tangensial terhadap permukaan bahan,
dan dapat dilihat pada Gambar 1.9. Tegangan geser dinotasikan dengan τ (tou), yaitu
gaya gesek dibagi luasan, dengan satuan, N/m2 atau N/mm2, dan dinyatakan dengan
persamaan:

F
τ s

= A

Gambar 1.9 Tegangan Geser Pada Bidang

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 9


Gambar 1.10 Sambungan dengan Baut

Aksi tegangan geser, misalnya terjadi pada sambungan dengan baut dengan
menggunakan plat pengapit, dimana akibat aksi beban yang bekerja pada batang dan
plat pengapit akan cendrung menggeser baut, dan kecendrungan ini ditahan oleh
tegangan geser pada baut, bentuk sambungan dengan baut dapat dilihat pada Gambar
1.10. Diagram benda menunjukkan bahwa ada kecendrungan untuk menggeser baut,
terlihat juga bahwa gaya gesr V bekerja pada permukaan potongan dari baut. Pada
gambar di atas ada dua bidang geser (mn dan pq), sehingga baut dikatakan mengalami
geser ganda (dua irisan). Dalam geser ganda, masing-masing gaya geser sama dengan
setengah dari beban total yang disalurkan oleh baut, artinya Fs = V = P/2.

Gambaran lebih lengkap tentang aksi tegangan geser, dapat dilihat pada elemen
dari suatu bahan berbentuk persegi panjang, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
1.11. Muka depan dan belakang dari elemen tidak bertegangan, asumsikan bahwa
tegangan geser τ terbagi rata di seluruh
muka atas. Agar elemen berada dalam keseimbangan dalam arah x, maka gaya geser
total di muka atas harus diimbangi oleh gaya geser yang sama besar tetapi berlawanan
arah di muka bawah. Oleh karena luas muka atas dan bawah sama, maka tegangan geser
di kdua muka tersebut sama.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 10


Gambar 1.11 Elemen Persegi Panjang Mengalami Tegangan Geser

2. Regangan Geser
Tegangan geser yang bekerja pada suatu elemen bahan yang diserta regangan
geser, dimana tegangan geser tidak mempunyai kecendrungan untuk memperpanjang
atau memperpendek elemen, dengan kata lain panjang sisi tidak berubah. Tegangan
geser menyebabkan perubahan bentuk elemen, dimana elemen semula berbentuk persegi
panjang, berubah bentuk atau terdeformasi menjadi miring, sehingga sudut antara muka
samping berubah. Jadi perubahan sudut pada bagian pokok elemen empat persegi
panjang awal disebut sebagai regangan geser, dan merupakan sudut yang dinyatakan
dalam derajat atau radian dan dinotasikan dengan γ.

Gambar 1.12 Perubahan Sudut Elemen Persegi Panjang

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 11


Gambar 1.13 Perubahan Bentuk Elemen Persegi Panjang

3. Modulus Elastisitas Geser


Rasio antara tegangan geser (τ) dengan regangan geser (γ) disebut modulus
elastisitas geser, dan biasanya dinotasikan dengan G.

G τ
= γ

Modulus elastisitas geser disebut juga modulus kekakuan (modulus of rigity).


Satuan untuk modulus elastisitas geser sama dengan satuan tegangan geser, yaitu N/m2
atau N/mm2.

C. Tegangan Pada Potongan Miring


Suatu batang yang mengalami gaya aksial P, dan dipotong miring melintang di
tengah, maka tegangan yang bekerja di seluruh potongan tersebut dapat berupa tegangan
normal (persamaan 1.5a) dan tegangan geser (persamaan 1.5b), asalkan distribusi
tegangan terbagi secara merata di seluruh luas potongan melintang.

Gambar 1.4 Komponen Gaya Pada Potongan Miring

Komponen gaya pada potongan miring, diuraikan atas dua komponen, yaitu gaya
normal N yang berarah tegak lurus bidang miring, dan gaya geser V yang berarah

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 12


tangensial pada bidang miring. Jadi komponen gaya tersebut adalah : N = P cos α dan V
= Psin α..........

Gambar 1.5 Diagram Tegangan Pada Potongan Miring

Berkaitan dengan gaya N dan V, terjadi tegangan normal dan tegangan geser yang
mempunyai distribusi terbagi rata di seluruh potongan melintang. Tegangan normal
sama dengan gaya normal N dibagi luas potongan A1, dan tegangan geser sama dengan
gaya geser V di bagi dengan luas potongan A1. Jadi kedua tegangannya tersebut :
N V
σ A A
= 1 dan τ= 1
dimana A1 adalah luas potongan miring:
A
c
A o
1 = s α

D. Tegangan Batas, Tegangan Luluh, Tegangan Izin dan Beban Izin


1. Tegangan Batas (σu)

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 13


Setiap bahan mempunyai batas kekuatan masing-masing. Jika gaya yang bekerja
sudah melebihi batas kekuatan bahan, maka benda akan putus. Perencanaan dengan
metode tegangan batas, cocok untuk bahan yang getas, seperti beton.

2. Tegangan Luluh (σy)


Untuk sebagian besar struktur, bahannya harus berada dalam daerah plastis linier
untuk mencegah terjadinya deformasi permanen apabila beban dihilangkan. Luluh mulai
terjadi apabila tegangan luluh tercapai di semua titik sembarang di dalam struktur.

3. Tegangan Izin
Tegangan izin merupakan batas yang aman dalam perencanaan konstruksi. Penerapan faktor
keamanan pada tegangan luluh (atau kekuatan luluh), diapatkan tegangan izin (atau tegangan kerja) yang
tidak boleh dilampaui dimanapun di dalam struktur, jadi,

σ
σ
Untuk tarik izin y
=
:
n
τ
τ
Untuk izin y
=
geser : n

σy dan τy adalah tegangan luluh dan n adalah faktor keamanan, untuk disain gedung,
faktor keamanan untuk luluh tarik adalah 1,67.
Untuk bahan yang tegangan luluhnya tidak didefinisikan dengan jelas, seperti
kayu dan baja berkekuatan tinggi, maka faktor keamanan diterapkan pada tegangan
ultimit.
σ
i σ
Untuk zi u
tarik : n =
n

i τ
Untuk z u
geser : τ i =
n n
σu dan τu adalah tegangan ultimit dan n adalah faktor keamanan. Faktor keamanan
terhadap kekuatan ultimit dari suatu bahan biasanya lebih besar daripada yang
didasarkan atas kekuatan luluh. Untuk baja lunak, faktor keamanan sebesar 1,67
terhadap luluh sebanding dengan faktor keamanan sebesar kira-kira 2,8 terhadap
kekuatan ultimit.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 14


4. Beban Izin
Sesudah tegangan izin ditetapkan untuk struktur dan bahan, maka beban izin pada
struktur dapat ditetapkan. Hubungan antara beban izin dengan tegangan izin bergantung
pada jenis struktur. Beban izin juga disebut beban yang diperbolehkan atau beban aman,
sama dengan tegangan izin dikalikan dengan luas dimana beban bekerja.
Untuk batang yang mengalami
tarik : Pizin =σizin.A..........

Untuk batang yang mengalami


geser : Pizin =τizin.A..........

Untuk batang yang mengalami


P
tumpu : izin =σ b.Ab..........
σizin adalah tegangan normal izin, τu adalah tegangan geser izin σb
adalah tegangan tumpu izin, dan A adalah luas penampang batang, Ab adalah luas bidang
tumpu dimana tegangan tumpu bekerja.

E. Contoh-Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1. Sebuah batang baja yang berdiameter 20 mm dengan panjang 0,5 meter,
mengalami beba tarik sebesar 25 kN, sehingga panjangnya menjadi 0,505
meter. Tentukan tegangan dan regangan normal yang terjadi pada batang.

Penyelesaian :
A. Tegangan normal :
P

t 2500
r 0 2
σ tr = N/m
= = 79,58 m

B. Regangan normal :

ε L = L− = 0,5 − =
= Lo 05 0,5 0,01

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 15


L L 0 ,5

Soal 2. Bata standar yang mempunyai ukuran 20,31 cm x 10,16 cm x 6,35 cm, ditekan
dengan mesin uji pada arah memanjang. Jika tegangan tekan yang terjadi pada
bata adalah sebesar 0,115 MPa. Tentukan tekan maksimum yang mampu
ditahan bata tersebut.

Penyelesaian :

σ tk = PAtk ⇒ P = σ tk .A

P = 0,115 x(101,6 x63,5) = 741,9 N

Soal 3. Suatu sambungan dengan baut, memikul gaya tarik sebesar 30 kN. Apabila
diameter baut 10 mm, tentukan tegangan geser yang terjadi pada sambungan
tersebut.

Penyelesaian :

F
s

τ= A
1 (3000
1 P 0 )
2 2 =
τ= 1
4 π .d = 1
4π. 192 .MPa
2
10 2

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 16


Soal 4. Suatu plat dengan tebal 0,16 cm dan lebar 4,5 cm, disambung dengan las,
dimana sudut pengelasannya adalah 45o. Jika plat terebut menerima gaya tarik
sebesar 50 kN, tentukan tegangan geser yang terjadi pada sambungan las
tersebut.

Penyelesaian :
a. Tegangan normal :
σ = N A1
o
σ =P cos α = 50000 cos 45 = 347 ,23.MPa
b.t45 x1,6
cos α cos 45o

b. Tegangan geser :

τ = V A1
o
τ =P sin α = 50000 sin 45 = 347 ,23 .MPa
b.t45 x1,6
cos α cos 45 o

Contoh soal tegangan tarik


Sebuah batang dengan diameter 8 cm mendapat beban tarik sebesar 10 ton.
berapakah bessarnya tegangan tarik yang timbul ?

Soal tegangan geser


Tiga buah kayu yang direkatkan satu sama lain (lihat Gambar 4.8) akan
digunakanuntuk menguji kekuatan geser sambungan lem. Beban P sebesar 50 kN
bekerja padakayu. Hitung tegangan geser rata-rata tiap sambungan.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 17


Tegangan Geser (Shear Stress) dan Regangan Geser (Shear Strain)
Ketika benda dikenai dua gaya yang sama besar dan berlawanan arah (P), dan gaya
tesebut bekerja dalam arah tangensial terhadap permukaan yang terbebani, maka benda
akan cenderung terputus pada bagian yang terbebani. Tegangan ini disebut Tegangan
geser dan perubahan dimensi pada bagian ini disebut Regangan Geser.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 18


TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 19
BAB II
PENGUJIAN TARIK

A. Uji Tarik

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985].
Hasil yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain
produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk
mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara lambat.
Pemberian beban pada kedua arah sumbunya diberi beban yang sama besarnya.
Pengujian tarik adalah dasar dari pengujian mekanik yang dipergunakan pada material.
Dimana spesimen uji yang telah distandarisasi, dilakukan pembebanan uniaxial sehingga
spesimen uji mengalami peregangan dan bertambah panjang hingga akhirnya patah.
Pengujian tarik relatif sederhana, murah dan sangat terstandarisasi dibanding pengujian
lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar penguijian menghasilkan nilai yang valid adalah;
bentuk dan dimensi spesimen uji, pemilihan grips dan lain-lain.

1.Bentuk dan Dimensi Spesimen uji

Spesimen uji harus memenuhi standar dan spesifikasi dari ASTM E8 atau D638.
Bentuk dari spesimen penting karena kita harus menghindari terjadinya patah atau retak
pada daerah grip atau yang lainnya. Jadi standarisasi dari bentuk spesimen uji dimaksudkan
agar retak dan patahan terjadi di daerah gage length.

2.Grip and Face Selection

Face dan grip adalah faktor penting. Dengan pemilihan setting yang tidak tepat,
spesimen uji akan terjadi slip atau bahkan pecah dalam daerah grip (jaw break). Ini akan
menghasilkan hasil yang tidak valid. Face harus selalu tertutupi di seluruh permukaan yang
kontak dengan grip. Agar spesimen uji tidak bergesekan langsung dengan face.
Beban yang diberikan pada bahan yang di uji ditransmisikan pada pegangan bahan yang di
uji. Dimensi dan ukuran pada benda uji disesuaikan dengan estándar baku pengujian.
Sifat – sifat bahan teknik perlu diketahui secara baik karena bahan tersebut dipergunakan
untuk berbagai macam keperluan dalam berbagai keadaan. Sifat bahan yang diinginkan
sangat banyak, antara lain : sifat mekanik ,sifat termal,sifat kimia , sifat fisik , sifat listrik,
sifat teknologi, dan masih banyak lagi. Pada tinjauan kekakuan bahan.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 20


Deformasi bahan yang disebabkan oleh benda tarik adalah dasar pengujian dan kajian
mengenai kekakuan bahahan.hal ini disebabkan oleh beberapa alasan :

1. Mudah dilakukan
2. Menghasilkan tegangan merata pada penampang
3. Kebanyakan bahan lebih mudah dilakukan uji tarik dari pada uji tekan

Sehingga dalam pengujian bahan teknik, kekuatan paling sering dinyakatan dengan
uji tarik. Uji tarik dilakukan di laboratorium menggunakan beberapa mesin dari mesin uji.
Benda di baca dari jarum penunjuk dan layar dijital. Beberapa mesin uji dapat membaca
dan mencatat data secara otomatis dan menggambarnya dalam kertas plot,tengangan yang
diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang awal spesimen.

B. Sifat –Sifat Mekanis Bahan

Sebagaimana yang dinyatakan sebelumnya nilai tegangan di peroleh dari uji tarik
adalah seperti yang diterangkan di atas. Nilai – nilai ini mendefinisiakan sifat mekanis
yang sangat berguna dakam penerapan kekeuatan bahan.
Ada beberapa sifat mekanis bahan lain yang dapat menjelaskan bagaimana bahan
merespons benda yang bekerja dalam deformasiyang terjadi:
1. Kekeakuan(stiffness) adalah sifat bahan mampu meregang pada tegangan tinggi
tanpa diikuti regangan yang besar.
2. Kekuatan(strength)sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material
mampu regang sebelum rusak.
3. Elastisitas (elasticity) sifat material yang dapat kembali kebentuk semula setlah
beban dihilangkan.
4. Keuletan( ductility) adalah sifat bahan yang mampu deformasi terhadap beben tarik
sebelum benar-benar patah.
5. Kegetasan(brittleness) menunjukan tidak adanya deformasiplastis sebelum rusak.
6. Kelunakan (malleability)sifat bahan yang mengalami deformasi plastis terhadap
beben tekan yang bekerja sebelum benar-benar patah.
7. Ketangguhan(toughness) ifat material yang mampu menahan beban impak tinggi
atau beban kejutan.
8. Kelenturan (resilience)sifat material yang mampu menerima beban impak tinggi
tanpa menimbulkan tegangan lebih pada batas elastis.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 21


C. Jenis Bahan

pada bagian ini kita akan pelajari beberapa dari logam yang umum digunakan dalam
permesinan dan struktural. Antara lain:
1. Besi
2. Non besi
Besi dibedakan menjadi beberapa yaitu besi cor, besi tempa, baja. Sedangkan non
besi dibedakan beberapa yaitu semen cor ,kayu, plastik. Semua yang dijelaskan diatah
adalah bahan atau jenis yang biasa digunakaN dalam area industri.

D. Langkah–langkah Pengujuan Tarik

Langkah pengujian tarik, Langkah yang pertama sebelum melakukan praktek pastikan
mesin dalam kondisi baik. Pastikan posisi mesin tersambung datanya dengan komputer.
Siapkan benda kerja atau spesimen yang akan di uji sesuai kebutuhan. Buka cekam pada
mesin dengan jarak yang telah ditentukan jepit dengan kencang janan sampai bergeser
karena bisa mengakibatkan hasil yanag tidak falid.
Sehinga harus diperhatikan cekamannya.baru mesin dinyalakan untuk pengujian tarik.
Sampai dengan bendakerja tersebut patah atau mengalami deformasi.
Sedangkan langkah pengujian hardness mengunakan mesin yang bersifat menekan ban
ada 4 pengujian dan masing –masing pengujian cara nya sama tinggal alat bantunya saja
yang berbeda.jadi pasang benda kerja pada ragum mesin kemudian pasang mata pada
ujung ragum mesin tersebut dan lakukan penekanan. Maka nilai nya akan muncul pada
jarum penunjuk.

2.1 Tabel Pengujian


1 Besi Aluminium
Lo 56.5 mm 56,5 mm
Lf 62.77 mm 56,5 mm
D1 10 mm 10mm
D2 65,7mm 10mm

E. Analisis perhitungan
Perhitungan ALUMINIUM

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 22


Maka penylesaiannya
Mencari luas penampang
A =78,54 mm
Besar tegangan = 2,09 KgF/
Perhitungan BESI
A =78,54 mm
Besar tegangan = 36,14 KgF/
25
Peritungan PLAT
A=pxl xt
A = 14x8
=112mm
Besar tegangan = 17,45 KgF/

F. SPESIFIKASI TEKNIS ROCKWELL


Motor Driver Hardness Tester
Model HRC-150
Pembebanan awal : 10 Kgf (98,07 N)
Total pembebanan : 60 Kgf (588,4 N)
100 Kgf (980.07 N)
Tinggi maksimal spesimen : 150 mm
Power supply : 220/10 V AC, 50/60 Hz
Dimensi : 505 x 240 x 700 mm
Berat bersih : 70 Kg

G. PENGOPERASIAN ALAT UJI TEKAN


1. Persiapan sebelum pengujian
Tebal spesimen antara 100-150 mm dan permukaan spesimen harus halus dan terbebas
dari karat atau garis/oli.
Pilih dudukan spesimen (lange flat, small flat atau vnotch anvill)
Pilih penetrator/ indentor sesuai tabel dan bahan spesimen.
2. Pengujian
Hidupkan alat dengan cara menekan tombol On dan lampu indikator menyala.
Putar dudukan spesimen sampai spesimen mendekati indentor
Tentukan waktu pengujian ( t=...dtk)

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 23


Lanjutkan memutar spindel dudukan spesimen sampai main pointer dan sub pointer
menunjukkan angka nol (0)
Tekan starting plate.
Catat hasil pengujian.

Tabel 2.2
N Nilai tekan rata- keterang
SPESIMEN T
O rata an
Alimumini a) 10
1 88,5 HRC
um dtk
b) 15
87,67 HRC
dtk
c) 20
84,5 HRC
dtk
a) 10
2 Besi 42,33 HRC
dtk
b) 15
44,83 HRC
dtk
c) 20
46,5 HRC
dtk
a) 10
3 Epoxy 17 HRC
dtk
b) 15
15.17 HRC
dtk
c) 20
15,33 HRC
dtk
Apakah waktu percobaan (t) mempengaruhi hasil nilai uji tekan suatu material ? pada
tabel percobaan diatas dapat disimpulkan kita dapat mengetahui bahwa pada aluminium
dan epoxy semakin lama waktu percobaan maka semakin rendah nilai tekanan yang di
hasilkan, dan pada besi semakin lama waktu maka semakin besar nilai tekanan yang
dihasilkan.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 24


BAB III
MOMEN GAYA dan MOMEN INERSIA

A. Momen Gaya (torsi)


Sebelum membahas momen gaya atau torsi, terlebih dahulu diulas lengan gaya.
Lengan Gaya Tinjau sebuah benda yang berotasi, misalnya pintu rumah. Ketika pintu
dibuka atau ditutup, pintu berotasi. Engsel yang menghubungkan pintu dengan tembok
berperan sebagai sumbu rotasi.

Rotasi juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever.
Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya,
masa, dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang
bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi.
Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah
mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton bekerja sepanjang enam meter dari
titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut pada sudut yang tepat
kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat mendefinisikan torsi sebagai
perkalian silang:

di mana

r adalah vektor dari axis putaran ke titik di mana gaya bekerja

F adalah vektor gaya.

Gambar pintu dilihat dari atas. Tinjau sebuah contoh di mana pintu didorong
dengan dua gaya, di mana kedua gaya mempunyai besar dan arah sama; arah gaya
tegak lurus pintu.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 25


Mula-mula pintu didorong dengan gaya F1 yang berjarak r1 dari sumbu rotasi.
Setelah itu pintu didorong dengan gaya F2 yang berjarak r2 dari sumbu rotasi.
Walaupun besar dan arah gaya F1 sama dengan F2, gaya F2 menyebabkan pintu
berputar lebih cepat dibandingkan gaya F1. Dengan kata lain, gaya F2 menyebabkan
percepatan sudut yang lebih besar dibandingkan gaya F1. Anda dapat membuktikan hal
ini.
Besar percepatan sudut benda yang bergerak rotasi tidak hanya dipengaruhi oleh
gaya tetapi juga dipengaruhi juga oleh jarak antara titik kerja gaya dengan sumbu putar
(r). Apabila arah gaya tegak lurus dengan permukaan benda seperti contoh di atas maka
lengan gaya (l) sama dengan jarak antara titik kerja gaya dengan sumbu putar (r).
Bagaimana jika arah gaya tidak tegak lurus dengan permukaan benda ?

Tinjau dua contoh lain seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Walaupun besar
gaya F2 dan F3 sama tetapi arah kedua gaya berbeda sehingga lengan gaya (l) berbeda.
Pada gambar c, arah garis kerja gaya berhimpit dengan sumbu putar sehingga lengan
gaya bernilai nol. Lengan gaya diketahui dengan menggambarkan garis dari sumbu
rotasi menuju garis kerja gaya, di mana garis dari sumbu rotasi harus tegak lurus atau
membentuk sudut 90o dengan garis kerja gaya. Amati gambar b agar anda lebih
memahami penurunan rumus lengan gaya berikut ini.

Keterangan :
l
lengan gaya, r = titik kerja gaya dengan sumbu
= jarak rotasi
u g
n a
t y
Persam diguna u menghitun lenga a
aan 1 kan k g n .
J m 9
i F a 0
o
k teg lurus k sudut yang dibentuk
a ak dengan r a adalah .
l = r sin 90o =
(r)(1)
l=r

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 26


Jika F berhimpit dengan r maka sudut yang dibentuk adalah 0o.
l = r sin 0o = (r)(0)
l=0

Momen Gaya atau Torsi

Besar momen gaya Secara matematis, besar momen gaya adalah hasil kali besar
gaya (F) dengan lengan gaya (l).

Persamaan 2 digunakan untuk menghitung besar momen gaya. Satuan


internasional momen gaya atau torsi adalah Newton meter, disingkat N. m. Satuan
internasional momen gaya sama dengan usaha dan energi, tetapi momen gaya bukan
energi sehingga satuannya tidak perlu diganti dengan satuan Joule. Fisikawan sering
menggunakan istilah Torsi sedangkan ahli teknik sering menggunakan istilah momen
gaya.

Arah momen gaya Momen gaya merupakan besaran vektor karenanya selain
mempunyai besar, momen gaya juga mempunyai arah. Arah momen gaya diketahui
dengan mudah menggunakan aturan tangan kanan. Putar keempat jari tangan kanan
anda, sedangkan ibu jari tangan kanan ditegakkan.
Arah putaran keempat jari tangan merupakan arah rotasi sedangkan arah yang
ditunjukan oleh ibu jari merupakan arah momen gaya. Jika arah momen gaya ke atas
(searah sumbu y positif) atau ke kanan (searah sumbu x positif) maka momen gaya atau
torsi bernilai positif. Sebaliknya jika
arah momen gaya ke bawah (searah sumbu –y) atau ke kiri (searah sumbu –x)
maka momen gaya bernilai negatif.
Dengan kata lain, jika arah rotasi benda searah dengan putaran jarum jam maka momen
gaya bernilai negatif. Sebaliknya jika arah rotasi benda berlawanan dengan putaran
jarum jam maka momen gaya bernilai positif.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 27


Contoh 1 : Tentukan momen gaya yang dialami benda pada gambar di bawah ini!

Pembahasan :

Pada gambar di atas, momen gayanya searah yaitu sama-sama searah jarum jam
sehingga resultan momen gayanya merupakan jumlah dari semua torsi yang bekerja.

∑τ = 6 (6 x 10-2 ) + 4 (0) + 10 (2 x 10-2 )

⇒ ∑τ = 36 x 10-2 + 20 x 10-2

⇒ ∑τ = 56 x 10-2 Nm

⇒ ∑τ = 0,56 Nm.

Contoh 2 : Jika diketahui jarak F1 ke P = 4 m dan Jarak F2 ke P = 2 m, maka tentukan


torsi total yang dialami benda pada gambar di bawah ini!

Pembahasan :

Ingat bahwa untuk mengerjakan soal tentang torsi atau momen gaya, perhatikan
gaya harus tegak lurus dengan lengannya. Karena F2 belum tegak lurus dengan
lengannya maka harus diproyeksikan terlebih dahulu menjadi F2x dan F2y seperti di
bawah ini.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 28


Dari gambar di atas jelas terlihat bahwa gaya yang tegak lurus dengan lengannya
hanya F2y dan F1 sedangkan F2 dan F2x tidak memenuhi syarat. Dengan begitu, maka
momen gaya totalnya adalah :

∑τ = τ2y + τ1

⇒ ∑τ = F2 sin 30o (2) + F1 (4)

⇒ ∑τ = 20 (½) (2) + 10 (4)

⇒ ∑τ = 20 + 40

⇒ ∑τ = 60 Nm.

Contoh 3 : Sebuah batang homogen bermassa 3 kg dan panjang 40 cm, diberi beban 2
kg pada salah satu ujungnya dan ujung lainnya sebagai tumpu. Jika F sebesar 280 N
mengarah ke atas bekerja pada jarak 5 cm dari titik tumpu, maka hitunglah momen
gayanya.

Pembahasan :

Ingat bahwa batang memiliki gaya berat yang arahnya ke bawah dan akan
berkontribusi dalam perhitungan momen gaya karena gaya berat tegak lurus dengan
lengannya. Jika digambarkan, gaya-gaya yang bekerja akan seperti di bawah ini.

Dari gambar di atas terlihat bahwa torsi akibat gaya berat searah dengan jarum jam
sedangkan torsi akibat gaya ke atas berlawan dengan arah jarum jam sehinga momen
gaya total adalah :

∑τ = 20 (0,4) + 30 (0,2) − 280 (0,05)

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 29


⇒ ∑τ = 8 + 6 − 14

⇒ ∑τ = 14 − 14

⇒ ∑τ = 0.

Dengan begitu berarti batang tidak berputar atau berada dalam kesetimbangan.

Contoh 4 : Jika poros perputaran oleh gaya-gaya yang bekerja berada pada titik pusat
persegi, maka hitunglah momen gaya total.

Pembahasan :

Pada gambar di atas, gaya yang sudah memenuhi syarat yaitu tegak lurus dengan
lengan gayanya adalah F2 dan F3. F1 jelas tidak memenuhi syarat dan torsinya sama
dengan nol. Sedangkan F4 harus diproyeksikan terlebih dahulu menjadi F4x dan F4y
sebaga berikut :

Dari gambar jelas terlihat bahwa F4x dan F4y memenuhi syarat yaitu tegak lurus
dengan lengannya. Jika R2 adalah lengan F2, R3 adalah lengan F3, R4x adalah lengan
F4x dan R4y adalah lengan F4y, maka resultan torsinya adalah :

∑τ = τ2 + τ3 + τ4x − τ4y

⇒ ∑τ = 20 (0,1) + 10 (0,2) + F4 cos 45o (0,1) − F4 sin 45o (0,2)

⇒ ∑τ = 2 + 2 + 40√2 (½√2) (0,1) − 40√2 (½√2) (0,2)

⇒ ∑τ = 4 + 4 − 8

⇒ ∑τ = 0.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 30


Tabel 2.1 Momen inersia

Sumbu Rumus Momen


Benda Gambar benda
Putar Inersia
Di
sebelah
Partikel partikel
dengan
jarak R
Tepat
melalui
Batang pusat dan
silinder tegak
lurus
batang
Melalui
ujung
Batang batang
silinder dan tegak
lurus
batang

Melalui
Silinder
titik pusat
pejal
silinder

Silinder Melalui
berongg titik pusat
a silinder

Silinder
Melalui
pejal
titik pusat
berongg
silinder
a

Melintan
g
Silinder
terhadap
pejal
titik pusat
silinder

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 31


Tepat
Bola
melalui
pejal
titik pusat

Bola Tepat
berongg melalui
a titik pusat

Melintan
g
Cincin
terhadap
tipis
titik pusat
cincin

Tepat
Plat melalui
datar titik pusat
plat

Melalui
Kerucut
titik pusat
pejal
silinder

B. Momen inersia
Momen inersia (Satuan SI : kg m2) adalah ukuran kelembaman suatu benda
untuk berotasi terhadap porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa.
Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar,
dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya
dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar
terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan
analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik.
Lambang dan kadang-kadang juga biasanya digunakan untuk merujuk
kepada momen inersia.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 32


Konsep ini diperkenalkan oleh Euler dalam bukunya a Theoria motus corporum
solidorum seu rigidorum pada tahun 1730.[1] Dalam buku tersebut, dia mengupas
momen inersia dan banyak konsep terkait.
Definisi scalar
Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang
objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus:

di mana m adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi.

C. Analisis

Momen inersia (skalar) sebuah massa titik yang berputar pada sumbu yang
diketahui didefinisikan oleh

Momen inersia adalah aditif. Jadi, untuk sebuah benda tegar yang terdiri atas N
massa titik mi dengan jarak ri terhadap sumbu rotasi, momen inersia total sama
dengan jumlah momen inersia semua massa titik:

Untuk benda pejal yang dideskripsikan oleh fungsi kerapatan massa ρ(r), momen
inersia terhadap sumbu tertentu dapat dihitung dengan mengintegralkan kuadrat jarak
terhadap sumbu rotasi, dikalikan dengan kerapatan massa pada suatu titik di benda
tersebut:

di mana

V adalah volume yang ditempati objek


b. adalah fungsi kerapatan spasial objek
σ = (r,θ,φ), (x,y,z), atau (r,θ,z) adalah vektor (tegaklurus terhadap sumbu
rotasi) antara sumbu rotasi dan titik di benda tersebut.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 33


Diagram perhitungan momen inersia sebuah piringan. Di sini k adalah 1/2 dan
adalah jari-jari yang digunakan untuk menentukan momen inersia

Berdasarkan analisis dimensi saja, momen inersia sebuah objek bukan titik
haruslah mengambil bentuk:

di mana

M adalah massa
R adalah jari-jari objek dari pusat massa (dalam beberapa kasus, panjang objek
yang digunakan)
k adalah konstanta tidak berdimensi yang dinamakan "konstanta inersia", yang
berbeda-beda tergantung pada objek terkait.

Konstanta inersia digunakan untuk memperhitungkan perbedaan letak massa dari


pusat rotasi. Contoh:

k = 1, cincin tipis atau silinder tipis di sekeliling pusat


k = 2/5, bola pejal di sekitar pusat
k = 1/2, silinder atau piringan pejal di sekitar pusat.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 34


CONTOH SOAL

1.

Massa bola m1 adalah 100 gram dan massa bola m2 adalah 200 gram. Kedua bola
dihubungkan dengan kawat yang mempunyai panjang 60 cm dan massanya diabaikan.
Sumbu AB terletak di tengah-tengah kawat. Momen inersia sistem kedua bola terhadap
sumbu AB adalah…

Pembahasan

Diketahui :

Massa bola 1 (m1) = 100 gram = 100/1000 = 0,1 kilogram


Jarak bola 1 dari sumbu rotasi (r1) = 30 cm = 30/100 = 0,3 meter
Massa bola 2 (m2) = 200 gram = 200/1000 = 0,2 kilogram
Jarak bola 2 dari sumbu rotasi (r2) = 30 cm = 30/100 = 0,3 meter
Ditanya : Momen inersia sistem kedua bola
Jawab :

I = m1 r1 2 + m2 r2 2
I = (0,1 kg)(0,3 m) 2 + (0,2 kg)(0,3 m) 2
I = (0,1 kg)(0,09 m2 ) + (0,2 kg)(0,09 m2 )
I = 0,009 kg m 2 + 0,018 kg m 2
I = 0,027 kg m 2

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 35


2.

Massa bola m1 adalah 200 gram dan massa bola m2 adalah 100 gram. Kedua bola
dihubungkan dengan kawat yang mempunyai panjang 60 cm dan massanya diabaikan.
Sumbu AB terletak di bola m2. Momen inersia sistem kedua bola terhadap sumbu AB
adalah…

Pembahasan

Diketahui :
Massa bola 1 (m1) = 200 gram = 200/1000 = 0,2 kilogram
Jarak bola 1 dari sumbu rotasi (r1) = 60 cm = 60/100 = 0,6 meter
Massa bola 2 (m2) = 100 gram = 100/1000 = 0,1 kilogram
Jarak bola 2 dari sumbu rotasi (r2) = 0 meteR
Ditanya : Momen inersia sistem kedua bola
Jawab :

I = m1 r1 2 + m2 r2 2
I = (0,2 kg)(0,6 m) 2 + (0,2 kg)(0) 2
I = (0,2 kg)(0,36 m2 ) + 0
I = 0,072 kg m2

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 36


BAB IV
TEGANGAN GESER, LENTUR dan PUNTIRAN

A. TEGANGAN (STRESS)
Secara umum tegangan teknik dirumuskan sebagai:

Keterangan:
F = beban yang diberikan ( lb atau N )
AO = luas penampang bahan sebelum dibebani ( in^2 atau m^2 )
σ = psi, MPa.
Tegangan atau Stress adalah gaya reaksi atau gaya untuk mengembalikan ke bentuk
semula. Gaya ini mengembalikan benda ke bentuk semula persatuan luas terbagi rata
diseluruh permukaan.

B. TEGANGAN GESER
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi
momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling,
gunting, dan sambungan baut.
Tegangan geser terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya yang berlawanan
arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada penampangnya tidak terjadi
momen. Tegangan ini banyak terjadi pada konstruksi. Misalnya: sambungan keling,
gunting, dan sambungan baut.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 37


Tegangan geser terjadi karena adanya gaya radial F yang bekerja pada penampang
normal dengan jarak yang relatif kecil, maka pelengkungan benda diabaikan. Untuk hal ini
tegangan yang terjadi adalah Apabila pada konstruksi mempunyai n buah paku keling,
maka sesuai dengan persamaan dibawah ini tegangan gesernya adalah

Sifat dari tegangan geser yakni apabila tegangan geser pada muka yang berhadapan (dan
sejajar) dari suatu elemen sama besar dan berlawanan arah. Dan apabila tegangan geser
di muka yang bersebelahan (dan tegak lurus) dari suatu elemen sama besar dan
mempunyai arah sedemikian sehingga tegangan-tegangan tersebut saling menuju atau
saling menjauhi garis perpotongan kedua muka tersebut.
Apabila tegangan geser dijabarkan dalam rumus, maka tegangan geser akan menjadi :
τ = V/A
dimana :
τ = tegangan geser (N/m2)
V = gaya geser (newton)
A = luas (m2)
C. TEGANGAN LENTUR

Tegangan
lentur ialah tegangan yang terjadi bila pada suatu bagian benda (batang) bekerja momen
lentur, sehingga pada lapisan lapisan batang tersebut terjadi tegangan tegangan tarik dan
tegangan tegangan tekan.

σlentur = wl = C= h

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 38


σlentur = M / IX . V =

σlentur = Tegangan lentur


Ml = Momen lentur
Wl = Momen tahanan lentur
C = Jarak titik berat ke tepi yang paling jauh
D. TEGANGAN PUNTIRAN
Puntiran adalah suatu perlakuan yang terhadap material yang diberikan torsi yang
tegak lurus terhadap diameter material terssebut pada kedua ujungnya secara berlawanan.
Tegangan puntir merupakan tegangan yang diakibatkan oleh gaya putar. Tegangan
puntir sering terjadi pada poros roda gigi dan batang torsi pada mobil, juga saat melakukan
pengeboran.

Wp = . . .

= 0,2 .

Tegangan puntir disebabkan oleh momen puntir yang bekerja pada penampang
batang. Dalam menganalisa tegangan puntir, momen torsi yang biasanya dinyatakan dalam
vektor rotasi diubah menjadi vektor translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Lipatan jari tangan menunjukkan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor
translasi. Seperti halnya gaya aksial, tegangan puntir muncul (momen puntir ada) bila
batang tersebut dipotong. Metode irisan tetap digunakan untuk mendapatkan momen puntir

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 39


dalam, sehingga tegangan puntir dapat dicari. Momen puntir dalam ini yang akan
mengimbangi momen puntir luas sehingga bagian struktur tetap dalam kondisi seimbang

Poros yang mengalami Puntiran Untuk mencari hubungan antara momen puntir dalam
dengan tegangan pada penampang batang bulat, perlu dibuatkan asumsi sbb:
a. Potongan normal tetap di bidang datar sebelum maupun sesudah puntiran.
b. Regangan geser berbanding lurus terhadap sumbu pusat.
c. Potongan normal tetap berbentuk bulat selama puntiran.
d. Batang dibebani momen puntir dalam bidang tegak lurus sumbu batang.
e. Tegangan puntir tidak melebihi batas proporsional.
f. Tegangan geser berubah sebanding dengan regangan linear.

Berdasarkan asumsi yang diambil (butir 2 dan 6) maka tegangan geser maksimum
terletak pada keliling penampang sehingga dapat dicari hubungan antara tegangan geser
dengan jarak terhadap sumbu pusat. Gaya geser inilah nantinya akan mengantisipasi
momen torsi luar.Besar momen inseria polar dari luas penampang, yang dinotasikan
sebagai I p, sehingga

Ip = π D4

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 40


Besarnya tegangan secara umum :

τ=

Dimana :
t = tegangan geser
I p = Momen inersia polar penampang luas.
c = jari-jari lingkaran
Dalam mendesain bagian-bagian struktur yang menyangkut kekuatan, maka tegangan
geser yang memenuhi syaratlah yang dipilih. Karena batang yang mengalami puntiran
sering dipakai untuk meneruskan gaya, maka percobaan puntiran pada batang sering
dilakukan.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 41


BAB V
TEGANGAN GABUNGAN (KOMBINASI)

A. Tegangan Kombinasi
Tegangan yang timbul secara serempak pada suatu kontruksi dinamakan kontruksi
menerima tegangan kombinasi.
Tegangan kombinasi antara lain :
a . Tegangan lentur dan geser
b . Tegangan lentur dan puntir

1. Tegangan lentur dan geser


Kita lihat kembali suatu batang yang ujung satunya dijepit, sedang ujung lainnya
bekerja gaya luar P berjarak 1., seperti gambar dibawah ini :

Gaya P terhadap A menyebabkan lengkung


sebesar M1 = P.1, maka tegangan lengkung
di A.

Gaya P ini menyebabkan beban normal, maka pada A timbul tegangan geser. Batang
akan menerima tegangan lengkung dan dan bila tegangan geser ini besar maka harus
dihitung tegangan kombinasinya terhadap batang.
Tegangan kombinasi yang sering di sebut tegangan ideal untuk tegangan lentur dan
tegangan geser menurut Huber Henky adalah

2. Tegangan lentur dan puntir


Apabila penampang batang secara serentak menerima pembebanan lengkung dan
pembebanan puntir, maka pada penampang tersebut harus diperhatikan dari kedua
pembebanan itu. Hal semcam ini terjadi pada poros, karena pada umumnya poros
meneruskan daya melalui sabuk, rantai atau roda gigi Tegangan yang harus
diperhitungkan dari batang karena pembebanan lengkung dan puntir dapat dicari
bermacam-macam cara. Dan yang paling umum menggunakan metode mengganti
momen lain yang dinamakan momen ideal yang diduga dapat menyebabkan bahaya
patah seperti pembebanan yang sebenarnya.
Besarnya momen ideal dapat dicari dengan cara impiris menurut guest, poncelet atau
haigh. Momen lentur ideal bagi pembebanan pada batang bulat menurut Guest:
Mi =
2 2
M1  M P
dimana:
Mi = momen lentur ideal (kg/cm)
M1 = momen lengkung (kg/cm)
MP = momen puntir (kg/cm)

BESARNYA MOMEN IDEAL

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 42


Momen lentur ideal bagi pembebanan pada batang bulat menurut PONCELET.
Mi = 0,35 M1 + 0,65
Momen lentur ideal bagi pembebanan pada batang bulat menurut HAIGH
Mi =
2 2
1 M
MomenMlentur ideal
P bagi pembebanan pada batang bulat menurut Guest:
Mi =
2 2
M1  0,65 M P
Soal Tegangan lentur dan tegangan geser:
2 2
1. Kontruksi bila diketahui P = 480 kg. l = 2 M
m.,  M P mempunyai penampang14 x 26
1 batang

cm.
Tentukan tegangan idealnya.

Penyelesaian :

Momen maksimum yang timbul


M1 = P . l = 480.200 = 96000 kg/cm
Tekanan momen lentur
W1 = 1/6 b h² = 1/6 . 14.26² = 1577 Cm³
Tegangan lentur
M 96000
σ1  1   61 kg/cm2
W1 1577
Tegangan geser yang timbul
P 480
τD    1,32 kg/cm 2
F 14.26
Tegangan ideal di A adalah
s i  s 12   D 2
=
612  1,322  61,02 kg/cm 2

Soal Tegangan lentur dan tegangan puntir :

Sebuah poros dibebani


lengkung dan puntir seperti gambar bawah. Tentukan diameter poros bila momen ideal
dihitung dnegan metode GUEST a = 1; si = 500 kg/cm2

Penyelesaian :
Momen puntir untuk poros
MW = 2 P1 R1 – P1R1 = 2 P2R2 – P2R2

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 43


= 2 1800.20 – 180.20
= 3600 kg/cm
Momen bengkok maksimal,Dalam hal ini lengkung tejadi pada bidang tegak dan
mendatar terhadap sumbu poros.
AV =
216.50
 56,8 kg
190
BV = 216.140
Reaksi mendatar 190  159,2 kg

AH = 540.130
 369,5 kg
190
BH = 540.60
 170,5 kg
190
Momen bengkok dari gaya tegak (vertikal) diperoleh
MA = 0
MCV = AV . 60 = 56,8.60 = 3408 kgcm
MDV = AV . 140 = 56,8.140 = 7952 kgcm
Momen bengkok dari gaya mendatar (horisontal) diperoleh
MCH = AH . 60 = 369,5.60 = 22170 kgcm
MDH = AH . x – 540 ( x – 60 )
= 369,5 . 140 – 540 (140 – 60)
= 8530 kgcm
MB = 0

Momen di C.
MC = 2
M CV  M C H
2

= 3408  22170
2 2
= 22430 kg/cm
Momen di D.
MD = MD 2  M 2
DV DH

= (7952) 2  ( 8530) = 11662 kg/cm

Jadi momen lengkung maksimal di C besarnya M1 = 22430 kg/cm momen ideal


karena pembebanan lengkung dan puntir menurut GUEST adalah :
M1 = M 2  M 2
1 P

= ( 22430)  (3600) 2
2

= 22717 kg/cm
Tekanan momen lengkung
W1 = 0,1 d3

Besarnya diameter poros yang diperbolehkan dengan σ i  500 kg/cmadalah..


Mi = W1 . si
22717 = 0,1 d3 . 500
d=
3
22717
50

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 44


= 7,68 £ 7,7 cm

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 45


BAB VI
KESIMPULAN
I. Besi memiliki banyak karakteristik atau sifat mekanis diantaranya ulet, getas dan liat. Ini
sudah dibuktikan pada pengujian tarik yang dilakukan. pada pengujian besi kita tahu
bahwa besi tersebut bersifat ulet sehingga tidak mudah patah sedangkan pada aluminium
bersifat getas atau mudah patah dan tidak terlalu banyak perubahan deformasi yang
signifikan ,serta pada plat bersifat liat dan mempunyai nilai maxcimal load tang tinggi
jadi dari ketiga spesimen yang telah di coba plat merupakan yang terbaik. Dan waktu
pengujian tekan berpengaruh pada nilai tekan.
II. Dinamika Rotasi dibagi menjadi 2 pembahasan, antara lain:
1. Momen Gaya (torsi)
2. Momen Inersia

III. Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya atau momen gaya. Syarat Keseimbangan benda tegar dapat dicapai jika resultan
gaya dan resultan momen gaya terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol. Jenis –
jenis keseimbangan, yaitu:
1. Keseimbangan statik, dikelompokkan menjadi tiga,yaitu:
a) Keseimbangan stabil
b) Keseimbangan labil
c) Keseimbangan netral/inferen

2. Keseimbangan Dinamik,dikelompokkan menjadi dua yaitu:


a) Keseimbangan translasi
b) Keseimbangan rotasi

IV. Jika suatu batang prismatik, dengan luas tampang seragam di sepanjang batang,
menerima beban atau gaya searah dengan panjang batang, maka gaya tersebut akan
menimbulkan tegangan atau tekanan pada tampang batang.
Tegangan atau Stress adalah gaya reaksi atau gaya untuk mengembalikan ke bentuk
semula. Gaya ini mengembalikan benda ke bentuk semula persatuan luas terbagi rata
diseluruh permukaan. Dalam pembahasan ini ada tiga jenis-jenis tegangan yaitu tegangan
geser,tegangan lentur,dan tegangan puntir.
V. Tegangan kombinasi adalah tegangan yang timbul secara serempak pada suatu kontruksi
dinamakan kontruksi menerima tegangan kombinasi.
Tegangan kombinasi bermacam-macam jenis kombinasinya seperti tegangan lentur
dengan geser dan tegangan lentur dengan puntir.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 46


BAB VII
PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat saya buat dari hasil diskusi kelas dan gabungan
makalah-makalah dari setiap kelompok, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Saya sebagai pembuat makalah ini mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena saya
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Saya juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari
saya semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 47


DAFTAR PUSTAKA

http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/
http://www.fisdasbook.com
http://www.fisika ceria.com

TUGAS MEKANIKA TEKNIK 2018 48

Anda mungkin juga menyukai