Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN HAK PASIEN DAN

KELUARGA

RSU BHAKTI RAHAYU AMBON


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah
berhasil membuat Panduan Hak Pasien dan Keluarga RSU Bhakti Rahayu ambon
tahun 2016.

Panduan Hak Pasien dan Keluarga RSU Bhakti Rahayu ambon akan
digunakan sebagai acuan dalam menjalankan pelayanan Rumah Sakit.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih serta penghargaan


yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
memberikan masukan dalam penyusunan Standar panduan Hak Pasien dan
Keluarga RSU Bhakti Rahayu ambon.

Ambon,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Judul
Kata Pengantar Hal
Daftar Isi

I. Difinisi …………….............................................................................. 1
II. Ruang Lingkup………………………………………………………… 2
III. Pasien (Hak Pasien Dan Kewajiban)………………………….............. 2
IV. Dokter (Hak Dokter dan Kewajiban)…………………….……………..
4
V. Rumah Sakit (Hak Dan Kewajiban)……………………………………
VI. Tata Laksana…………………………………………………………… 6
VII. Dokumentasi……………………………………………………………
8
VIII.Daftar Pustaka……………………………………………………..…..
9
10

Lampiran : Surat Keputusan direktur RSU Bhakti Rahayu ambon


Nomor : 199/RSBR/SK/VI/2016
Tentang : PELAYANAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

3
Tanggal : 1 Juni 2016

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA

I. DEFINISI
1. Hak :
Kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan
hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewajiban :
Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum.
3. Pasien :
Penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu,
baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
4. Dokter dan Dokter Gigi :
Tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
Bhakti Rahayu, mencakup dokter, dokter spesialis dan dokter gigi.
5. General Consent atau Persetujuan Umum :
Pernyataan kesepakatan yang diberikan oleh pasien terhadap peraturan rumah
sakit yang bersifat umum.
6. Informed Consent :
Pernyataan setuju (consent) ijin dari seseorang (pasien) yang diberikan secara
bebas, rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup
tentang tindakan kedokteran yang dimaksud.
7. Keluarga
Suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara
kandung atau pengampunya.
Ayah:
- Ayah kandung

4
- Termasuk ayah adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan
penetapan pengadilan atau berdasarkan hukum adat
Ibu:
- Ibu kandung
- Termasuk ibu adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan
pengadilan atau berdasarkan hukum adat.
Suami:
- Seorang laki-laki yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
perempuan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Istri:
- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang
lakilaki berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari 1 (satu) istri
perlindungan hak keluarga dapat diberikan kepada salah satu dari istri

II. RUANG LINGKUP


Hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan yang
bertujuan agar pasien mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan
bantuan dari tenaga kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan
yang optimal sesuai dengan UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit.
1. Prinsip Dalam Pelayanan Kesehatan:
a. Bahwa upaya kesehatan yang semula dititik beratkan pada upaya
Penyembuhan penderita, secara berangsur-angsur berkembang kearah
keterpaduan upaya kesehatan yang menyeluruh.
b. Bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimalbagi
seluruh masyarakat perlu adanya perlindungan hak pasien dan
keluarga.
c. Bahwa keberhasilan pembangunan di berbagai bidang dan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkatkan taraf
d. Kesejahteraan masyarakat dan kesadaran akan hidup sehat.
e. Bahwa meningkatnya kebutuhan pelayanan dan pemerataan yang
mencakup tenaga, sarana, prasarana baik jumlah maupun mutu.

5
f. Bahwa pelayanan kesehatan amat penting apabila dihadapkan pada
pasien yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan dengan baik
dan dapat memuaskan para pasien.
g. Perlindungan merupakan hal yang essensial dalam kehidupan karena
merupakan sifat yang melekat pada setiap hak yang dimiliki.
h. Bahwa seseorang dapat menuntut haknya apabila telah memenuhi
kewajibannya, oleh karena itu kewajiban menjadi hak yang paling
utama dilakukan.
i. Bahwa perlindungan bagi tenaga kesehatan maupun pasien merupakan
hal yang bersifat timbale balik artinya pihka-pihak tersebut dapat
terlindungi atas hak-haknya bila melkukan kewajibannya.
j. Bahwa dalam kondisi tertentu pasien tidak memiliki kemampuan
untuk mendapatkan informasi atau penjelasan mengenai haknya
sehingga akan disampaiakn melalui keluarga.
k. Bahwa untuk mengatur pemenuhan perlindungan hak pasien dan
keluarga harus ada pedoman sebagai acuan bagi seluruh personil
rumah sakit.

2. Hak Pasien dan Keluarga


a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
sengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan.

6
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di
dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data – data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko
dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan
yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah
Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana.
r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan pertauran perundang – undangan.

3. Kewajiban Pasien

7
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan
dan tata tertib rumah sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang
merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua
biaya atas jasa pelayanan Rumah Sakit / dokter.
5. Pasien dan atau penanggung-jawabnya berkewajiban memenuhi hal –
hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

4. Hak Dokter
1. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta
berdasarkan hak otonomi.
3. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan peraturan perundang – undangan, profesi dan etika.
4. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien
apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu
buruk sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi,
kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien
kepada orang lain.
5. Dokter berhak atas privacy.
6. Berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien
dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan atau memalukan.
7. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang
dirawatnya atau dari keluarganya.
8. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam
menghadapai pasien yang tidak puas terhadap pelayanan.

8
9. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Rumah
Sakit maupun oleh pasien.
10. Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit.

5. Kewajiban Dokter
1. Dokter wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter dengan Rumah Sakit.
2. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar
pelayanan kedokteran dan menghormati hak – hak pasien.
3. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang
mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.
4. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah
sesuai keyakinannya.
5. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
penderita, bahkan juga setelah pendarita itu meninggal dunia.
6. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
prikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan
mampu memberikannya.
7. Dokter wajib memberikan informasi yang akurat tentang perlunya
tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang dapat
ditimbulkannya.
8. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap dan
berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
9. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
10. Dokter wajib memenuhi hal – hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya.

9
11. Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait
secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
12. Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak Rumah
Sakit.

6. Hak Rumah Sakit


1. Rumah Sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber
daya manusia sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
2. Rumah Sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta
menentukan remunerasi, insentif dan penghargaan sesuai dengan
ketentuan perundang – undangan.
3. Rumah Sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam
rangka mengembangkan pelayanan.
4. Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai ketentuan
peraturan perundang – undagn yang berlaku.
5. Rumah Sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
6. Rumah Sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
7. Rumah Sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan yang
ada di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
8. Rumah Sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi Rumah
Sakit publik dan Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit
pendidikan.

7. Kewajiban Rumah Sakit Dalam Menghormati Hak Pasien Dan


Keluarga
a. Memberikan hak istimewa dalam menentukan informasi apa saja yang
berhubungan dengan pelayanan yang boleh disampaikan kepada
keluarga atau pihak lain.
b. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dalam rekam
medik pasien

10
c. Pembukaan atas kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam rekam
medik diperbolehkan dalam UU No 29 tahun 2004, yaitu sebagai
berikut:
 Diminta oleh aparat penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum misalnya, visum et repertum
 Atas permintaan pasien sendiri
 Untuk kepentingan kesehatan pasien itu sendiri
 Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
misalnya; undang – undang wabah, undang – undang karantina,
dsb.
d. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak
tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
e. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien
dengan membatasi akses ke ruang penyimpanan rekam medik, tidak
meletakan rekam medis pasien ditempat umum, dan sebagainya.
f. Rumah sakit merespon terhadap permintaan pasien dan keluarganya
untuk pelayanan rohani atau sejenisnya berkenaan dengan agama dan
kepercayaan pasien. Respon tersebut antara lain dengan menyediakan
rohaniawan.
g. Menyediakan partisi / sekat pemisah untuk menghormati privasi
pasien di
ruang perawatan
h. Menyediakan locker / lemari untuk menyimpan harta benda pasien
i. Memasang CCTV pada area yang perlu pengawasan ketat seperti di
ruang bayi, serta area rumah sakit yang jauh dari keramaian.
j. Melindungi pasien dari kekerasan fisik dengan memantau ketat
pengunjung yang masuk ruang perawatan serta mewajibkan
pengunjung memakai ID Card
k. Menyediakan gelang berwarna ungu dalam menghormati hak pasien
dan keluarga terhadap pilihan keputusan DNR
l. Membentuk Tim Code Blue untuk memberikan pelayanan resusitasi
bagi pasien yang membutuhkan

11
m. Memberikan Informasi bila terjadi penundaan pelayanan
n. Menyediakan formulir permintaan rohaniawan
o. Menyediakan formulir permintaan menyimpan harta benda
p. Menyediakan formulir pelepasan informasi
q. Menyediakan formulir permintaan privasi

III. TATA LAKSANA


1. Pada Saat Pendaftaran.
Pada saat pendaftaran, baik di rawat jalan maupun rawat inap, Petugas
admisi akan memberi penjelasan kepada pasien dengan bahasa yang
mudah dimengerti mengenai 18 butir hak pasien berdasarkan Undang –
Undang no 44 tentang Rumah Sakit selama pasien dirawat di RSU Bhakti
Rahayu Ambon Pasien diberi pemahaman bahwa pasien sesungguhnya
adalah PENENTU keputusan tindakan medis bagi dirinya sendiri. Seperti
yang tertera pada Undang- Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, dimana Undang – Undang ini bertujuan untuk “memberikan
perlindungan kepada pasien”, “mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis”, dan “memberikan kepastian hukum bagi pasien maupun
dokter”. Adanya hak pasien membantu meningkatkan kepercayaan pasien
dengan memastikan bahwa sistem pelayanan di RSU Bhakti Rahayu
Ambon bersifat cukup adil dan responsive terhadap kebutuhan mereka,
memberitahukan kepada pasien mekanisme untuk memenuhi keinginan
mereka, dan mendorong pasien untuk mengambil peran aktif serta kritis
dalam meningkatkan kesehatan mereka. Selain itu, hak dan kewajiban juga
dibuat untuk menegaskan pola hubungan yang kuat antara pasien dengan
dokter.
2. Pada Saat Pengobatan.
Pada saat pasien berkunjung ke poliklinik atau sedang dirawat di ruang
perawatan, akan berlangsung Tanya jawab antara pasien dan dokter
(anamnesis), pasien harus bertanya (berusaha mendapatkan hak pasien
sebagai konsumen). Bila berhadapan dengan dokter yang tidak mau
membantu mendapatkan hak pasien, itu saatnya pasien mencari dokter lain

12
atau mencari second opinion ditempat lain. Pasien menjadikan dirinya
sebagai ”partner” diskusi yang sejajar bagi dokter. Ketika pasien
memperoleh penjelasan tentang apapun, dari pihak manapun, tentunya
sedikit banyak harus mengetahui, apakah penjelasan tersebut benar atau
tidak. Semua profesi memiliki prosedur masing-masing, dan semua
kebenaran tindakan dapat diukur dari kesesuaian tindakan tersebut dengan
standar prosedur yang seharusnya. Begitu juga dengan dunia kedokteran.
Ada yang disebut dengan guideline atau Panduan Praktek Klinis (PPK)
dalam menangani penyakit. Lalu, dalam posisi sebagai pasien, setelah kita
mengetahui peran penting kita dalam tindakan medis, apa yang dapat
dilakukan ? Karena, tindakan medis apapun, harusnya disetujui oleh pasien
(informed consent) sebelum dilakukan setelah dokter memberikan
informasi yang cukup. Bila pasien tidak menghendaki, maka tindakan
medis seharusnya tidak dapat dilakukan. Pihak dokter atau RS seharusnya
memberikan kesempatan kepada pasien untuk menyatakan persetujuan
atau sebaliknya menyatakan penolakan. Persetujuan itu dapat dinyatakan
secara tulisan.
Selanjutnya, UU no. 29/2004 pada pasal 46 menyatakan dokter WAJIB
mengisi rekam medis untuk mencatat tindakan medis yang dilakukan
terhadap pasien secara clear, correct dan complete. Dalam pasal 47,
dinyatakan rekam medis merupakan milik rumah sakit yang wajib dijaga
kerahasiannya, tetapi ISI-nya merupakan milik pasien. Artinya, pasien
BERHAK mendapatkan salinan rekam medis dan pasien BERHAK atas
kerahasiaan dari isi rekam medis miliknya tersebut, sehingga rumah sakit
tidak bisa memberi informasi terkait data – data medis pasien kepada orang
pribadi/perusahaan asuransi atau ke media cetak / elektronik tanpa seizin
dari pasiennya.

3. Pada Saat Perawatan.

13
Selama dalam perawatan, pasien berhak mendapatkan privasi baik saat
wawancara klinis, saat dilakukan tindakan ataupun menentukan siapa yang
boleh mengunjunginya. Begitu pula untuk pelayanan rohani, pasein berhak
mendapatkan pelayanan rohani baik secara rutin maupun secara insidensial
manakala dibutuhkan. Setiap akan dilakukan tindakan pasien/keluarga
akan dijelaskan oleh dokter yang akan melakukan tindakan. Setiap
perubahan kondisi pasien akan dijelaskan ke pasien dan keluarga oleh
perawat dan dokter.

4. Pada Saat Pulang


a. Dijelaskan perawatan selanjutnya oleh dokter dan perawat
b. Penjelasan biaya perawatan oleh kasir
Tata laksana penjelasan hak dan kewajiban pasien
- Pasien dan keluarga diberikan informasi hak dan kewajibannya di
rumah sakit.
- Penjelasan dilakukan oleh bagian pendaftaran, perawat IGD dan rawat
inap.
- Bila pasien sudah jelas dan mengerti kemudian menandatangani
informasi formulir pemberian informasi.
Tata laksana second opinion
- Setelah dalam perawatan pasien dan keluarga merasa kurang puas
dengan penjelasan DPJP nya.
- Pasien atau keluarga dapat meminta ke perawat untuk dapat diperiksa
oleh dokter yang lain.
- Permintaan akan disampaikan ke dokter DPJP nya.
- Bila disetujui dokter DPJP akan meminta second opinion ke dokter
spesialis yang sama di Rumah Sakit
- Dokter spesialis yang baru, yang akan merawat pasien dan dokter
DPJP melakukan rapat bila Diagnosa langka atau pasien keadaan
umumnya tidak baik dan GCS terus menurun.

IV. DOKUMENTASI
1. Formulir hak pasien dan keluarga / Leaflet
2. Formulir general consent

14
3. Formulir permintaan rohaniawan
4. Formulir permintaan menyimpan harta benda
5. Formulir pelepasan informasi
6. Formulir permintaan privasi
7. Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran
8. Formulir DPJP

V. DAFTAR PUSTAKA :
1. Akreditasi.web.id/akre2012/?page_id=23
2. Akreditasi.web.id/2012/?page_id=1270 - Salinan

15
3. Www.jurnalkesmas.org/berita-189-perlindungan-hak-pasien-di-r - 16k -
Similar pages
4. Rspondokindah.co.id/.../patient-advocate-hak-a-kewajiban-pasien.html
- Salinan
5. Ml.scribd.com/doc/110162094/Telusur-HPK
6. Lamongankab.go.id/instansi/.../hak-pasien-dan-keluarga-hpk-patient
7. Ml.scribd.com/doc/141810683/HAK-PASIEN-docx
8. Togarsilaban.wordpress.com/.../15/apa-aja-sih-hak-pasien-dan-
keluarga - Salinan
9. Chevichenko.wordpress.com/2009/11/28/kewajiban-hak-tenaga-medis

16

Anda mungkin juga menyukai