Anda di halaman 1dari 101

Laporan Kegiatan Harian ke 1 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Senin, 7 Oktober 2019

A. Penggunaan Alat Perlindungan Diri di Ruang Pemeriksaan


Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan penggunaan alat perlindungan diri
yang sesuai prosedur, sehingga mampu mencegah
kemungkinan terjadinya resiko infeksi silang di Ruang
Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan
Aktualisasi penggunaan alat perlindungan diri dilaksanakan
30 hari selama peserta menjalankan off campus dari tanggal
27 September 2019 sampai dengan 26 Oktober 2019 di
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3. Penggunaan alat
perlindungan diri digunakan sebanyak pasien yang berobat
setiap harinya ke Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan
Mulut, pada hari senin tanggal 7 Oktober pasien yang
berobat sebanyak 9 orang. Adapun alat perlindungan diri
yang digunakan diantaranya :
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan sarung tangan disposible (sekali pakai )
c. Baju pelindung ( apron )
d. Kaca mata pelindung (goggles)
3. Pelaksanaan Hasil Kegiatan
Pada hari Senin tanggal 7 Oktober 2019 jumlah pasien yang
berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
sebanyak 9 orang. Penggunaan Alat Perlindungan Diri
(APD) yang digunakan oleh dokter gigi dan perawat gigi
digunakan sebanyak jumlah pasien yang berobat ke Ruang
Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut. Penggunaan APD
diharapkan mampu mencegah kemungkinan terjadinya
resiko infeksi silang.
4. Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan alat
pelindung diri adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan maupun
setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri (
APD ) ketika menjalankan tugas, digunakan secara
profesional tanpa membedakan status sosial pasien,
berdasarkan suku, agama, ras dan budaya, dan sebagai
bentuk pelayanan yang adil terhadap semua pasien
serta pengamalan Pancasila sila ke 2 ( Kemanusiaan
yang adil dan beradab ) dan 5 ( Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia ).

c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan ini dapat
menumbuhkan kepercayaan pasien akan pelayanan
yang diberikan, selain itu sebagai bentuk sopan santun
terhadap pasien.
d. Komitmen mutu
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melakukan
prosedur pemakaian dengan teliti sebagai bentuk
komitmen pelayanan terbaik kepada pasien.

e. Anti korupsi
Dalam penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD )
digunakan sebagaimana peruntukannya.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan menggunakan alat perlindungan diri di
laksanakan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik
terhadap pasien juga sebagai upaya mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan maupun
setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku ( SOP ).
c. WoG
Dapat berkoordinasi untuk saling mengingatkan jika ada
petugas lain yang lupa menggunakan alat perlindungan
diri yang tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur ( SOP ).
6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD )
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat
mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan
mampu menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD ) sesuai
standar operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Penggunaan APD yang tepat di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut.

B. Melakukan Desinfeksi Dental Unit

1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan desinfeksi dental unit dalam upaya
mengurangi kemungkinan terjadinya resiko infeksi silang di
ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Menyediakan sikat
b. Kain lap
c. Baskom
d. Sabun
e. Larutan chlorine 0,5%
f. Pelumas Handpiece
g. Kassa

3. Hasil dan Pembahasan


Terlaksananya kegiatan desinfeksi dental unit pada hari
Senin Tanggal 7 Oktober 2019 jam 13.00 WIB. Desinfeksi
dental unit ini dilaksanakan setelah pemeriksaan terhadap
pasien selesai, yang bertujuan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya resiko infeksi silang dan untuk
pemeliharaan dental unit supaya tetap terawat dengan baik.
4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap
etika profesi, bertanggung jawab untuk diri sendiri dan
pasien, guna mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan desinfeksi dental unit di kerjakan setelah
tindakan terhadap pasien selesai tanpa membedakan
status social pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan kondisi dental unit yang bersih dan terawat
diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan desinfeksi dental unit secara jujur dan
cermat dapat membentuk komitmen petugas terhadap
pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan desinfeksi dental
unit petugas melaksanakan dengan mengacu pada
standar operasional prosedur ( SOP ).

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public

Kegiatan desinfeksi dental unit di laksanakan sebagai


bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan
terjadi infeksi silang setelah tindakan.

b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku (SOP).
c. WoG
Dalam melaksanakan desinfeksi dental unit petugas
dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan
petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut untuk disiplin dalam melaksanan desinfeksi
dental unit sesuai standar operasional prosedur ( SOP
).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Desinfeksi Dental Unit dilaksanakan dengan profesional,
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik perawat
gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota
Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan desinfeksi dental unit sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Proses desinfeksi dental unit di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

C. Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya kegiatan sterilisasi alat dalam upaya
pencegahan resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan
kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar
3.

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Sediakan Perendaman alat dalam larutan chlorine


0,5% dalam baskom
b. Pencucian dengan air sabun dalam baskom
c. Pembilasan dibawah air mengalir
d. Mengatur alat dan mengisi air kedalam panci sampai
alat terendam 2 cm kemudian panaskan sampai
mendidih, kecilkan api tunggu selama 15-30 menit.
e. Setelah selesai, lalu dimatikan.
f. Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di
atas bak steril yang dilapisi handuk steril, keringkan,
kemudian simpan dalam bak istrument.

3. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat dan setelah pelayanan.
Banyaknya diagnostik set yang terpakai yaitu 9 set sesuai
dengan jumlah pasien pada hari Senin tanggal 7 Oktober
2019. Alat kedokteran gigi yang sudah terkena cairan tubuh
pasien baik darah maupun saliva harus segera di rendam
jangan sampai mengering, hal ini merupakan tahapan
dekontaminasi yaitu perendaman dengan larutan chlorine
5%. Setelah tahapan dekontaminasi dilanjutkan dengan
sterilisasi dengan oven.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan sterilisasi alat kedokteran
gigi adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban
terhadap etika profesi, bertanggung jawab untuk diri
sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang pada saat tindakan dan
setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan sterilisasi alat kedokteran gigi di kerjakan
secara professional tanpa membedakan status social
pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan alat kedokteran gigi yang bersih dan steril
mampu menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi secara jujur
dan cermat dapat membentuk komitmen petugas
terhadap pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi petugas melaksanakan dengan benar
mengacu pada standar operasional prosedur ( SOP )
yang berlaku di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan sterilisasi alat kedokteran gigi di laksanakan
sebagai bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien
juga sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan
terjadi infeksi silang setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melaksanakan
dengan tanggung jawab.sesuai dengan kode etik ASN
dan sesuai operasional prosedur ( SOP ) yang berlaku.
c. WoG
Dalam melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi
petugas dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan
petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut untuk disiplin dalam melaksanan sterilisasi alat
kedokteran gigi sesuai standar operasional prosedur (
SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dilaksanakan dengan
profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode
etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya
misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi
Proses Dekontaminasi Alat Kedokteran Gigi, perendaman
dengan menggunakan larutan Chlorine 0,5% sebelum
dilakukan Sterilisasi menggunakan Oven di ruang Pelaksanaan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI ) BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.

D. Melakukan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda


tajam

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya pemilahan sampah medis, non medis dan
benda tajam untuk mengurangi penyebaran infeksi pada
petugas kesehatan dan masyarakat setempat.

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Memastikan tersedianya tempat sampah benda tajam


(safety box), sampah medis dan non medis di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Membuang sampah medis di tempat sampah berplastik
kuning. Sampah medis adalah sampah yang ada
hubungannya dengan pasien. Di antaranya yang terdapat
darah pasien, organ-organ habis operasi (jaringan biologis),
sisa-sisa obat dan lainnya.
c. Membuang sampah non medis di tempat sampah
berplastik hitam. Sampah non medis adalah sampah yang
tidak ada kaitannya dengan pasien seperti kertas-kertas
yang tidak terpakai.
d. Membuang sampah benda tajam atau jarum suntik bekas
pakai ke safety box.
e. Tempat pembuangan sampah untuk medis di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3 septitank. Sedangkan untuk sampah yg
non medis dibawa atau diambil tiap harinya oleh petugas
kebesihan dari kecamatan.

3. Hasil dan Pembahasan


Kegiatan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda
tajam untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari sampah
yang dihasilkan dari pelayanan di ruang pemeriksaan
kesehatan Gigi dan Mulut sudah terlaksana sesuai dengan
standar operasional prosedur.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan pemilahan sampah
medis, non medis dan benda tajam petugas
mengerjakannya denga rasa tanggung jawab dan
professional guna untuk mencegah infeksi dari sarana
pelayanan ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.

b. Nasionalisme
Membudayakan etika 5S ( senyum, sapa, salam, sopan,
santun ) kepada setiap petugas yang mengambil sampah
tanpa membedakan status social sebagai bentuk
pengamalan Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
c. Etika Publik
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat membentuk komitmen terhadap
pencegahan resiko infeksi.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan pemilahan sampah yang di
hasilkan dari kegiatan pelayanan di ruang pemeriksaan
kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan secara efektif.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilakukan sesuai dengan standar
operasional prosedur, jujur dan berkesinambungan.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Memberikan pelayanan dengan senyum dan memberikan
salam dengan berkata sopan dan santun diharapkan
petugas sampah merasa nyaman sehingga dapat tercipta
komunikasi yang efektif antara petugas di Puskesmas dan
petugas pengambil sampah.

b. whole of Government
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam, petugas menjalin koordinasi
dengan petugas lain seperti petugas kebersihan di
Puskesmas Banjar 3 yang bertugas membuang sampah
dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke
tempat pembuangan sampah akhir.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam menjadikan petugas di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi lebih profesional dan
bertanggung jawab yang sesuai dengan kode etik ASN.

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat
mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM)
dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan
kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
memilah sampah medis, non medis dan benda tajam
sesuai standar operasional prosedur (SOP), sehingga
mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
profesionalisme yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Melakukan Pemilahan sampah medis, Non medis dan Benda


tajam di Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3.
E. Melakukan Penyuluhan chair side talk mengenai 6
langkah cuci tangan kepada pasien yang berobat ke
ruang pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut..

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya penyuluhan chair side talk mengenai 6
langkah cuci tangan sebagai bentuk upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
b. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi
penyuluhan
d. Memilih dan menyiapkan Alat Bantu Penyuluhan ( ABP
) sesuai dengan materi penyuluhan
e. Melaksanakan penyuluhan pada sasaran yang telah
ditentukan
f. Melakukan evaluasi setelah penyuluhan.

3. Hasil Kegiatan

Tersedianya Satuan Alur Penyuluhan ( SAP ) dan leaflet


dengan tema 6 langkah cuci tangan sebelum
melaksanakan penyuluhan chair side talk di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.

4. Nilai-nilai dasar (ANEKA)


a. Akuntabilitas
Kegiatan penyuluhan chair side talk dengan tema 6
langkah cuci tangan di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab sebagai bentuk meningkatkan
pengetahuan pasien untuk melaksanakan 6 langkah
cuci tangan yang benar guna untuk mengurangi
kemungkinan resiko infeksi silang pada saat berobat ke
ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme yang terkandung dalam pancasila,
sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup Bersama.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran dalam
melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi silang.
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan penyuluhan chair
side talk dengan tema 6 langkah cuci tangan yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, setelah menyentuh lingkungan
sekitar pasien merupakan bentuk etika publik dengan
menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan chair side
talk mengenai 6 langkah cuci tangan dikerjakan dengan
sesuai operasional prosedur ( SOP ), efektif dan efisien
sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas pelayanan.

5. Keterkaitan dengan mata diklat


a. Pelayanan public
Memberikan senyum dan salam dengan berkata sopan
dan santun diharapkan pasien merasa nyaman dan
antusias ketika sedang di berikan penyuluhan sehingga
mampu memahami isi penyuluhan yang di berikan oleh
petugas di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan petugas mampu
berkoordinasi dengan petiugas yang lainnya untuk
kerja sama dalam memberikan penyuluhan secara
berkesinambungan, guna untuk mengurangi resiko
infeksi silang dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan di ruang pemeriksaan
kesehatan gigi petugas dalam menjalankannya lebih
profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik ASN.

6. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi / Misi


Organisasi
Penyuluhan individu chair side talk mengenai 6 langkah
cuci tangan di laksanakan dengan professional, penuh
tanggung jawab dan sesuai dngan kode etik perawat gigi,
sehingga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar
no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Dengan memahami dasar pelaksanaan dan
membudayakan kebiasaan cuci tangan maka nilai-nilai
organisasi dapat dijalankan dengan baik yaitu responsif
dan professional yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Melakukan Penyuluhan Individu Chair Side Talk mengenai 6 langkah cuci


tangan pada pasien yang berkunjung ke Ruang Pemeriksaan Kesehatan
Gigi dan Mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

B
P

D
i
n
i
F
e
b
r
i
a
n
i
,
A
M
K
G
2
0
1
9
0
9
0
7
3
1
2
9
0
Laporan Kegiatan Harian ke 2 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Selasa, 8 Oktober 2019

A. Penggunaan Alat Perlindungan Diri di Ruang Pemeriksaan


Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan penggunaan alat perlindungan diri
yang tepat, sehingga mampu meminimalisir terjadinya resiko
infeksi silang di Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan
Mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan sarung tangan disposible (sekali pakai )
c. Baju pelindung ( apron )
d. Kaca mata pelindung (goggles)

3. Pelaksanaan Hasil Kegiatan


Penggunaan APD di lakukan oleh dokter gigi dan perawat
gigi ketika sedang melakukan pemeriksaan terhadap pasien,
desinfeksi dental unit dan sterilisasi alat. Pemakaian APD
khususnya masker dan sarung tangan digunakan sebanyak
jumlah pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut. Pada hari Selasa tanggal 8
Oktober 2019 jumlah pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 2 orang.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan alat
pelindung diri adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab untuk
diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan maupun
setelah tindakan.

b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri ( APD
) ketika menjalankan tugas, digunakan secara profesional
tanpa membedakan status sosial pasien, berdasarkan
suku, agama, ras dan budaya, dan sebagai bentuk
pelayanan yang adil terhadap semua pasien serta
pengamalan Pancasila sila ke 2 ( Kemanusiaan yang adil
dan beradab ) dan 5 ( Keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia ).
c. Etika Publik
Pada saat dilakukannya kegiatan ini dapat menumbuhkan
kepercayaan pasien akan pelayanan yang diberikan,
selain itu sebagai bentuk sopan santun terhadap pasien.
d. Komitmen mutu
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melakukan
prosedur pemakaian dengan teliti sebagai bentuk
komitmen pelayanan terbaik kepada pasien.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan kegiatan pemakaian alat pelindung
diri dalam pemakaiannya sesuai dengan peruntukannya.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan menggunakan alat perlindungan diri di
laksanakan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik
terhadap pasien juga sebagai upaya mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan
maupun setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku ( SOP ).
c. WoG
Dapat berkoordinasi untuk saling mengingatkan jika
ada petugas lain yang lupa menggunakan alat
perlindungan diri yang tidak sesuai dengan standar
operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD ) dilaksanakan
dengan profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai
dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong
terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan arah
kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD ) sesuai
standar operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Penggunaan APD yang tepat ketika sedang melakukan


pemeriksaan terhadap pasien.

B. Melakukan desinfeksi Dental Unit


1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan desinfeksi dental unit dalam upaya
mengurangi resiko kemungkinan terjadinya infeksi silang di
ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyediakan sikat
b. Kain lap
c. Baskom
d. Sabun
e. Larutan chlorine 0,5%
f. Pelumas Handpiece
g. Kassa

3. Hasil dan Pembahasan


Terlaksananya kegiatan desinfeksi dental unit pada hari
Selasa Tanggal 8 Oktober 2019 jam 13.00 WIB. Desinfeksi
dental unit ini dilaksanakan setelah pemeriksaan terhadap
pasien selesai, yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya resiko infeksi silang dan untuk pemeliharaan dental
unit supaya tetap terawat dengan baik.

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap
etika profesi, bertanggung jawab untuk diri sendiri dan
pasien, guna mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan desinfeksi dental unit di kerjakan setelah
tindakan terhadap pasien selesai tanpa membedakan
status social pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan kondisi dental unit yang bersih dan terawat
diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan desinfeksi dental unit secara jujur dan
cermat dapat membentuk komitmen petugas terhadap
pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
petugas melaksanakan dengan mengacu pada standar
operasional prosedur ( SOP ).

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat

a. Pelayanan public

Kegiatan desinfeksi dental unit di laksanakan sebagai


bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.

b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melaksanakan
dengan tanggung jawab.sesuai dengan kode etik ASN
dan sesuai operasional prosedur yang berlaku ( SOP ).

c. WoG
Dalam melaksanakan desinfeksi dental unit petugas
dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan petugas
lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk
disiplin dalam melaksanan desinfeksi dental unit sesuai
standar operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Desinfeksi Dental Unit dilaksanakan dengan profesional,
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik
perawat gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi
Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan desinfeksi dental unit sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Proses Desinfeksi Dental Unit di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

C. Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya sterilisasi alat dalam upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Sediakan Perendaman alat dalam larutan chlorine 0,5%
dalam baskom.
b. Pencucian dengan air sabun dalam baskom
c. Pembilasan dibawah air mengalir
d. Mengatur alat dan mengisi air kedalam panci sampai alat
terendam 2 cm kemudian panaskan sampai mendidih,
kecilkan api tunggu selama 15-30 menit.
e. Setelah selesai, lalu dimatikan.
f. Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di
atas bak steril yang dilapisi handuk steril, keringkan,
kemudian simpan dalam bak istrument.

3. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat dan setelah pelayanan.
Banyaknya diagnostik set yang terpakai yaitu 2 set sesuai
dengan jumlah pasien hari Selasa Tanggal 8 Oktober 2019.
Alat kedokteran gigi yang sudah terkena cairan tubuh
pasien baik darah maupun saliva harus segera di rendam
jangan sampai mengering, hal ini merupakan tahapan
dekontaminasi yaitu perendaman dengan larutan chlorine
5%. Setelah tahapan dekontaminasi dilanjutkan dengan
sterilisasi dengan oven.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang pada saat tindakan
dan setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan sterilisasi alat kedokteran gigi di kerjakan
secara professional tanpa membedakan status social
pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan alat kedokteran gigi yang bersih dan steril
mampu menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi secara
jujur dan cermat dapat membentuk komitmen petugas
terhadap pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi petugas melaksanakan dengan benar
mengacu pada standar operasional prosedur (SOP)
yang berlaku di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat

a. Pelayanan public

Pelayanan kedokteran gigi di laksanakan sebagai


bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.

b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur ( SOP
) yang berlaku.
c. WoG
Dalam melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi
petugas dapat menjalin kerjasama dan koordinasi
dengan petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut untuk disiplin dalam melaksanan
sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai standar
operasional prosedur (SOP).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dilaksanakan dengan
profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong
terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan arah
kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai
standar operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Proses sterilisasi Alat Kedokteran Gigi di ruang Pelaksanaan


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ( PPI ) BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3 dengan menggunakan Oven.

D. Melakukan pemilahan sampah medis, non medis, dan


benda tajam
1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya pemilahan sampah medis, non medis
dan benda tajam untuk mengurangi penyebaran
infeksi pada petugas kesehatan dan masyarakat
setempat.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Memastikan tersedianya tempat sampah benda
tajam (safety box), sampah medis dan non medis
di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Membuang sampah medis di tempat sampah
berplastik kuning. Sampah medis adalah sampah
yang ada hubungannya dengan pasien. Di
antaranya yang terdapat darah pasien, organ-
organ habis operasi (jaringan biologis), sisa-sisa
obat dan lainnya.
c. Membuang sampah non medis di tempat sampah
berplastik hitam. Sampah non medis adalah
sampah yang tidak ada kaitannya dengan pasien
seperti kertas-kertas yang tidak terpakai.
d. Membuang sampah benda tajam atau jarum
suntik bekas pakai ke safety box.
e. Tempat pembuangan sampah untuk medis di
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3 septitank.
Sedangkan untuk sampah yg non medis dibawa
atau diambil tiap harinya oleh petugas kebesihan
dari kecamatan.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda
tajam untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari
sampah yang dihasilkan dari pelayanan di ruang
pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut sudah terlaksana
sesuai dengan standar operasional prosedur.
4. Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan pemilahan sampah
medis, non medis dan benda tajam petugas
mengerjakannya denga rasa tanggung jawab dan
professional guna untuk mencegah infeksi dari sarana
pelayanan ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Membudayakan etika 5S ( senyum, sapa, salam, sopan,
santun ) kepada setiap petugas yang mengambil
sampah tanpa membedakan status social sebagai
bentuk pengamalan Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
c. Etika Publik
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat membentuk komitmen terhadap
pencegahan resiko infeksi.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan pemilahan sampah yang
di hasilkan dari kegiatan pelayanan di ruang
pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan secara
efektif.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur, jujur dan
berkesinambungan.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat

a. Pelayanan public
Memberikan pelayanan dengan senyum dan
memberikan salam dengan berkata sopan dan santun
diharapkan petugas sampah merasa nyaman sehingga
dapat tercipta komunikasi yang efektif antara petugas di
Puskesmas dan petugas pengambil sampah.

b. whole of Government
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam, petugas menjalin koordinasi
dengan petugas lain seperti petugas kebersihan di
Puskesmas Banjar 3 yang bertugas membuang sampah
dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke
tempat pembuangan sampah akhir.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam menjadikan petugas di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi lebih profesional dan
bertanggung jawab yang sesuai dengan kode etik ASN.
6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung
jawab dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan
juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no
2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan
kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan
mampu memilah sampah medis, non medis dan benda
tajam sesuai standar operasional prosedur (SOP),
sehingga mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab
dan profesionalisme yang dapat dikuatkan dalam
organisasi.

8. Dokumentasi

Melakukan Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam di


Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
E. Melakukan Penyuluhan chair side talk mengenai 6
langkah cuci tangan kepada pasien yang berobat ke
ruang pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut..

1. Tujuan Kegiatan

Terlaksananya penyuluhan chair side talk mengenai 6


langkah cuci tangan sebagai bentuk upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
b. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi
penyuluhan
d. Memilih dan menyiapkan Alat Bantu Penyuluhan ( ABP
) sesuai dengan materi penyuluhan
e. Melaksanakan penyuluhan pada sasaran yang telah
ditentukan
f. Melakukan evaluasi setelah penyuluhan

3. Hasil Kegiatan
Tersedianya Satuan Alur Penyuluhan ( SAP ) dan leaflet
dengan tema 6 langkah cuci tangan sebelum
melaksanakan penyuluhan chair side talk di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
4. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Kegiatan penyuluhan chair side talk dengan tema 6
langkah cuci tangan di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab sebagai bentuk meningkatkan
pengetahuan pasien untuk melaksanakan 6 langkah
cuci tangan yang benar guna untuk mengurangi
kemungkinan resiko infeksi silang pada saat berobat ke
ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme yang terkandung dalam pancasila,
sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup Bersama.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran dalam
melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi silang.
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan penyuluhan chair
side talk dengan tema 6 langkah cuci tangan yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, setelah menyentuh lingkungan
sekitar pasien merupakan bentuk etika publik dengan
menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan chair side
talk mengenai 6 langkah cuci tangan dikerjakan dengan
sesuai operasional prosedur ( SOP ), efektif dan efisien
sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas pelayanan.
5. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Pelayanan public
Memberikan senyum dan salam dengan berkata sopan
dan santun diharapkan pasien merasa nyaman dan
antusias ketika sedang di berikan penyuluhan sehingga
mampu memahami isi penyuluhan yang di berikan oleh
petugas di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan petugas mampu
berkoordinasi dengan petiugas yang lainnya untuk
kerja sama dalam memberikan penyuluhan secara
berkesinambungan, guna untuk mengurangi resiko
infeksi silang dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Manajemen ASN

Pada saat dilakukannya penyuluhan chair side talk


mengenai 6 langkah cuci tangan di ruang pemeriksaan
kesehatan gigi petugas dalam menjalankannya lebih
profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik ASN.

6. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi / Misi Organisasi

Penyuluhan individu chair side talk mengenai 6 langkah


cuci tangan di laksanakan dengan professional, penuh
tanggung jawab dan sesuai dngan kode etik perawat gigi ,
sehingga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar
no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Dengan memahami dasar pelaksanaan dan
membudayakan kebiasaan cuci tangan maka nilai-nilai
organisasi dapat dijalankan dengan baik yaitu responsif
dan professional yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Melakukan penyuluhan individu chair side talk mengenai 6


langkah cuci tangan terhadap pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
Kesehatan Gigi dan Mulut.

B
P

D
i
n
i
F
e
b
r
i
a
n
i
,
A
M
K
G
2
0
1
9
0
9
0
7
3
1
2
9
0

Laporan Kegiatan Harian ke 3 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019

A. Penggunaan Alat Perlindungan Diri di Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan penggunaan alat perlindungan diri
yang tepat, sehingga mampu meminimalisir kemungkinan
terjadinya resiko infeksi silang di Ruang Pemeriksaan
Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar
3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan sarung tangan disposible (sekali pakai )
c. Baju pelindung ( apron )
d. Kaca mata pelindung (goggles)

3. Pelaksanaan hasil kegiatan


Penggunaan APD di lakukan oleh dokter gigi dan perawat
gigi ketika sedang melakukan pemeriksaan terhadap
pasien, desinfeksi dental unit dan sterilisasi alat.
Pemakaian APD khususnya masker dan sarung tangan
digunakan sebanyak jumlah pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut. Pada hari Rabu
tanggal 9 Oktober 2019 jumlah pasien yang berobat ke
ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut sebanyak 5
orang.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan alat
pelindung diri adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan maupun
setelah tindakan.

b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri (
APD ) ketika menjalankan tugas, digunakan secara
profesional tanpa membedakan status sosial pasien,
berdasarkan suku, agama, ras dan budaya, dan sebagai
bentuk pelayanan yang adil terhadap semua pasien
serta pengamalan Pancasila sila ke 2 ( Kemanusiaan
yang adil dan beradab ) dan 5 ( Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia ).
c. Etika public

Pada saat dilakukannya kegiatan ini dapat


menumbuhkan kepercayaan pasien akan pelayanan
yang diberikan, selain itu sebagai bentuk sopan santun
terhadap pasien.

d. Komitmen mutu

Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melakukan


prosedur pemakaian dengan teliti sebagai bentuk
komitmen pelayanan terbaik kepada pasien.

e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan kegiatan pemakaian alat
pelindung diri dalam pemakaiannya sesuai dengan
peruntukannya.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan menggunakan alat perlindungan diri di
laksanakan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik
terhadap pasien juga sebagai upaya mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang saat tindakan maupun
setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku ( SOP ).
c. WoG
Dapat berkoordinasi untuk saling mengingatkan jika ada
petugas lain yang lupa menggunakan alat perlindungan
diri yang tidak sesuai dengan standar operasional
prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD ) dilaksanakan
dengan profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai
dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong
terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan arah
kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD ) sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Penggunaan APD yang tepat di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut .

B. Melakukan desinfeksi Dental Unit

1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan desinfeksi dental unit dalam upaya
mengurangi resiko kemungkinan terjadinya infeksi silang di
ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyediakan sikat
b. Kain lap
c. Baskom
d. Sabun
e. Larutan chlorine 0,5%
f. Pelumas Handpiece
g. Kassa

3. Hasil dan Pembahasan


Terlaksananya kegiatan desinfeksi dental unit pada hari Selasa
Tanggal 8 Oktober 2019 jam 13.00 WIB. Desinfeksi dental unit
ini dilaksanakan setelah pemeriksaan terhadap pasien selesai,
yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan terjadinya resiko
infeksi silang dan untuk pemeliharaan dental unit supaya tetap
terawat dengan baik

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit adalah
sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap etika profesi,
bertanggung jawab untuk diri sendiri dan pasien, guna
mengurangi resiko kemungkinan terjadi infeksi silang
setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan desinfeksi dental unit di kerjakan setelah
tindakan terhadap pasien selesai tanpa membedakan status
social pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan kondisi dental unit yang bersih dan terawat
diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan desinfeksi dental unit secara jujur dan cermat
dapat membentuk komitmen petugas terhadap pelayanan di
ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
petugas melaksanakan dengan mengacu pada standar
operasional prosedur ( SOP ).

5 Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan desinfeksi dental unit di laksanakan sebagai
bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melaksanakan
dengan tanggung jawab.sesuai dengan kode etik ASN
dan sesuai operasional prosedur yang berlaku ( SOP ).
c. WoG
Dalam melaksanakan desinfeksi dental unit petugas
dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan petugas
lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk
disiplin dalam melaksanan desinfeksi dental unit sesuai
standar operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Desinfeksi Dental Unit dilaksanakan dengan profesional,
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik perawat
gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar
no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan pelayanan
kesehatan.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan desinfeksi dental unit sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu menumbuhkan
rasa tanggung jawab dan profesionalisme yang dapat
dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Proses Desinfeksi Dental Unit di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut.

C. Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya sterilisasi alat dalam upaya pencegahan resiko
infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut
di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Sediakan Perendaman alat dalam larutan chlorine 0,5%
dalam baskom
b. Pencucian dengan air sabun dalam baskom
c. Pembilasan dibawah air mengalir
d. Mengatur alat dan mengisi air kedalam panci sampai alat
terendam 2 cm kemudian panaskan sampai mendidih,
kecilkan api tunggu selama 15-30 menit.
e. Setelah selesai, lalu dimatikan.
f. Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di atas
bak steril yang dilapisi handuk steril, keringkan, kemudian
simpan dalam bak istrument.

3. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat dan setelah pelayanan. Banyaknya
diagnostik set yang terpakai yaitu 5 set sesuai dengan jumlah
pasien hari Rabu tanggal 9 Oktober 2019. Alat kedokteran gigi
yang sudah terkena cairan tubuh pasien baik darah maupun
saliva harus segera di rendam jangan sampai mengering, hal
ini merupakan tahapan dekontaminasi yaitu perendaman
dengan larutan chlorine 5%. Setelah tahapan dekontaminasi
dilanjutkan dengan sterilisasi dengan oven.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan sterilisasi alat kedokteran
gigi adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap
etika profesi, bertanggung jawab untuk diri sendiri dan
pasien, guna mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang pada saat tindakan dan setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan sterilisasi alat kedokteran gigi di kerjakan
secara professional tanpa membedakan status social
pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan alat kedokteran gigi yang bersih dan steril mampu
menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan.
d. Komitmen mutu

Melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi secara jujur


dan cermat dapat membentuk komitmen petugas terhadap
pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.

e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi petugas melaksanakan dengan benar
mengacu pada standar operasional prosedur ( SOP ) yang
berlaku di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan sterilisasi alat kedokteran gigi di laksanakan
sebagai bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien
juga sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan
terjadi infeksi silang setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas melaksanakan
dengan tanggung jawab.sesuai dengan kode etik ASN
dan sesuai operasional prosedur ( SOP ) yang berlaku.
c. WoG
Dalam melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi
petugas dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan
petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut untuk disiplin dalam melaksanan sterilisasi alat
kedokteran gigi sesuai standar operasional prosedur (
SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dilaksanakan dengan
profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode
etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi
Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu menumbuhkan
rasa tanggung jawab dan profesionalisme yang dapat
dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi
Proses mencuci Alat Kedokteran Gigi sebelum di sterilisasi di
ruang sterilisasi PPI BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

D. Melakukan pemilahan sampah medis, non medis, dan


benda tajam

1. Tujuan Kegiatan

Terlaksananya pemilahan sampah medis, non medis dan


benda tajam untuk mengurangi penyebaran infeksi pada
petugas kesehatan dan masyarakat setempat.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Memastikan tersedianya tempat sampah benda tajam
(safety box), sampah medis dan non medis di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Membuang sampah medis di tempat sampah berplastik
kuning. Sampah medis adalah sampah yang ada
hubungannya dengan pasien. Di antaranya yang terdapat
darah pasien, organ-organ habis operasi (jaringan
biologis), sisa-sisa obat dan lainnya.
c. Membuang sampah non medis di tempat sampah
berplastik hitam. Sampah non medis adalah sampah yang
tidak ada kaitannya dengan pasien seperti kertas-kertas
yang tidak terpakai.
d. Membuang sampah benda tajam atau jarum suntik bekas
pakai ke safety box.
e. Tempat pembuangan sampah untuk medis di BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3 septitank. Sedangkan untuk
sampah yg non medis dibawa atau diambil tiap harinya
oleh petugas kebesihan dari kecamatan.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda
tajam pada hari Rabu Tanggal 9 Oktober 2019, untuk
mengurangi risiko penularan infeksi dari sampah yang
dihasilkan dari pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan
Gigi dan Mulut sudah terlaksana sesuai dengan standar
operasional prosedur.

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan pemilahan sampah
medis, non medis dan benda tajam petugas
mengerjakannya denga rasa tanggung jawab dan
professional guna untuk mencegah infeksi dari sarana
pelayanan ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Membudayakan etika 5S ( senyum, sapa, salam, sopan,
santun ) kepada setiap petugas yang mengambil
sampah tanpa membedakan status social sebagai
bentuk pengamalan Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
c. Etika Publik
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat membentuk komitmen terhadap
pencegahan resiko infeksi.
d. Komitmen mutu

Pada saat dilakukan kegiatan pemilahan sampah yang


di hasilkan dari kegiatan pelayanan di ruang
pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan secara
efektif.

e. Anti korupsi

Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non


medis dan benda tajam dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur, jujur dan
berkesinambungan.

5 . Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Memberikan pelayanan dengan senyum dan
memberikan salam dengan berkata sopan dan santun
diharapkan petugas sampah merasa nyaman sehingga
dapat tercipta komunikasi yang efektif antara petugas
di Puskesmas dan petugas pengambil sampah.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam, petugas menjalin koordinasi
dengan petugas lain seperti petugas kebersihan di
Puskesmas Banjar 3 yang bertugas membuang
sampah dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut ke tempat pembuangan sampah akhir.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam menjadikan petugas di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi lebih profesional dan
bertanggung jawab yang sesuai dengan kode etik ASN.

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat
mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
memilah sampah medis, non medis dan benda tajam sesuai
standar operasional prosedur (SOP), sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8 Dokumentasi

Kegiatan membuang jarum suntik bekas pakai ke dalam safety box


berwarna kuning / sampah untuk membuang benda tajam.

5 Melakukan Penyuluhan chair side talk mengenai 6 langkah


cuci tangan kepada pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya penyuluhan chair side talk mengenai 6
langkah cuci tangan sebagai bentuk upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
b. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi
penyuluhan
d. Memilih dan menyiapkan Alat Bantu Penyuluhan ( ABP
) sesuai dengan materi penyuluhan
e. Melaksanakan penyuluhan pada sasaran yang telah
ditentukan
f. Melakukan evaluasi setelah penyuluhan

3. Hasil Kegiatan
Tersedianya Satuan Alur Penyuluhan ( SAP ) dan leaflet
dengan tema 6 langkah cuci tangan sebelum
melaksanakan penyuluhan chair side talk di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di BLUD UPTD
Puskesmas Banjar 3.

4. Nilai-nilai dasar (ANEKA)


a. Akuntabilitas
Kegiatan penyuluhan chair side talk dengan tema 6
langkah cuci tangan di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab sebagai bentuk meningkatkan
pengetahuan pasien untuk melaksanakan 6 langkah
cuci tangan yang benar guna untuk mengurangi
kemungkinan resiko infeksi silang pada saat berobat ke
ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme yang terkandung dalam pancasila,
sila ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup Bersama.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran dalam
melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi silang.
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan penyuluhan chair
side talk dengan tema 6 langkah cuci tangan yaitu
sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, setelah menyentuh lingkungan
sekitar pasien merupakan bentuk etika publik dengan
menjalankan tugas secara profesional dan tidak
berpihak.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan chair side
talk mengenai 6 langkah cuci tangan dikerjakan dengan
sesuai operasional prosedur ( SOP ), efektif dan efisien
sebagai bentuk komitmen terhadap kualitas pelayanan.

5 Keterkaitan dengan mata diklat


a. Pelayanan public
Memberikan senyum dan salam dengan berkata sopan
dan santun diharapkan pasien merasa nyaman dan
antusias ketika sedang di berikan penyuluhan sehingga
mampu memahami isi penyuluhan yang di berikan oleh
petugas di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan petugas mampu
berkoordinasi dengan petiugas yang lainnya untuk
kerja sama dalam memberikan penyuluhan secara
berkesinambungan, guna untuk mengurangi resiko
infeksi silang dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan di ruang pemeriksaan
kesehatan gigi petugas dalam menjalankannya lebih
profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik ASN.

6. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi / Misi


Organisasi
Penyuluhan individu chair side talk mengenai 6 langkah
cuci tangan di laksanakan dengan professional, penuh
tanggung jawab dan sesuai dngan kode etik perawat gigi
, sehingga dapat mendorong terwujudnya misi Kota
Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan dasar.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan memahami dasar pelaksanaan dan
membudayakan kebiasaan cuci tangan maka nilai-nilai
organisasi dapat dijalankan dengan baik yaitu responsif
dan professional yang dapat dikuatkan dalam
organisasi.
8. Dokumentasi

Penyuluhan individu chair side talk terhadap pasien yang berobat ke


Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut mengenai 6 langkah cuci
tangan.

B
P

D
i
n
i
F
e
b
r
i
a
n
i
,
A
M
K
G
2
0
1
9
0
9
0
7
3
1
2
9
0

Laporan Kegiatan Harian ke 4 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019

A. Penggunaan Alat Perlindungan Diri di Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan penggunaan alat perlindungan
diri yang tepat, sehingga mampu meminimalisir
terjadinya resiko infeksi silang di Ruang Pemeriksaan
Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD UPTD Puskesmas
Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan sarung tangan disposible (sekali
pakai )
c. Baju pelindung ( apron )
d. Kaca mata pelindung (goggles)

3. Pelaksanaa hasil kegiatan


Penggunaan APD di lakukan oleh dokter gigi dan
perawat gigi ketika sedang melakukan pemeriksaan
terhadap pasien, desinfeksi dental unit dan sterilisasi
alat. Pemakaian APD khususnya masker dan sarung
tangan digunakan sebanyak jumlah pasien yang
berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut. Pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2019
jumlah pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut. sebanyak 8 orang.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan alat
pelindung diri adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi
resiko kemungkinan terjadi infeksi silang saat
tindakan maupun setelah tindakan.

b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri
( APD ) ketika menjalankan tugas, digunakan secara
profesional tanpa membedakan status sosial pasien,
berdasarkan suku, agama, ras dan budaya, dan
sebagai bentuk pelayanan yang adil terhadap
semua pasien serta pengamalan Pancasila sila ke
2 ( Kemanusiaan yang adil dan beradab ) dan 5 (
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia ).
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan ini dapat
menumbuhkan kepercayaan pasien akan pelayanan
yang diberikan, selain itu sebagai bentuk sopan
santun terhadap pasien.
d. Komitmen mutu
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melakukan prosedur pemakaian dengan teliti
sebagai bentuk komitmen pelayanan terbaik kepada
pasien.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan kegiatan pemakaian alat
pelindung diri dalam pemakaiannya sesuai dengan
peruntukannya.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan menggunakan alat perlindungan diri di
laksanakan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik
terhadap pasien juga sebagai upaya mengurangi
resiko kemungkinan terjadi infeksi silang saat
tindakan maupun setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai
dengan kode etik ASN dan sesuai operasional
prosedur yang berlaku ( SOP ).
c WoG
Dapat berkoordinasi untuk saling mengingatkan jika
ada petugas lain yang lupa menggunakan alat
perlindungan diri yang tidak sesuai dengan standar
operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD )
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung
jawab dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan
juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no
2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan
mampu menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD )
sesuai standar operasional prosedur (SOP) sehingga
mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
profesionalisme yang dapat dikuatkan dalam
organisasi.

8. Dokumentasi

Penggunaan APD yang tepat di Ruang Pemeriksaan Kesehatan


Gigi dan Mulut.

B. Melakukan desinfeksi Dental Unit


1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan desinfeksi dental unit dalam upaya
mengurangi resiko kemungkinan terjadinya infeksi silang
di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyediakan sikat
b. Kain lap
c. Baskom
d. Sabun
e. Larutan chlorine 0,5%
f. Pelumas Handpiece
g. Kassa

3. Hasil dan Pembahasan


Terlaksananya kegiatan desinfeksi dental unit pada hari
Kamis Tanggal 10 Oktober 2019 jam 13.00 WIB.
Desinfeksi dental unit ini dilaksanakan setelah
pemeriksaan terhadap pasien selesai, yang bertujuan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya resiko infeksi
silang dan untuk pemeliharaan dental unit supaya tetap
terawat dengan baik.

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit adalah
sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap etika
profesi, bertanggung jawab untuk diri sendiri dan pasien,
guna mengurangi resiko kemungkinan terjadi infeksi silang
setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan desinfeksi dental unit di kerjakan setelah
tindakan terhadap pasien selesai tanpa membedakan
status social pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan kondisi dental unit yang bersih dan terawat
diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan desinfeksi dental unit secara jujur dan
cermat dapat membentuk komitmen petugas terhadap
pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
petugas melaksanakan dengan mengacu pada standar
operasional prosedur ( SOP ).

5 Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan desinfeksi dental unit di laksanakan sebagai
bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.

b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku ( SOP ).
c. WoG
Dalam melaksanakan desinfeksi dental unit petugas
dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan
petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut untuk disiplin dalam melaksanan desinfeksi dental
unit sesuai standar operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Desinfeksi Dental Unit dilaksanakan dengan profesional,
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik
perawat gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi
Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan desinfeksi dental unit sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Proses desinfeksi dental unit di Ruang Pemeriksaan


Kesehatan Gigi dan Mulut.

B. Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya sterilisasi alat dalam upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Sediakan Perendaman alat dalam larutan chlorine
0,5% dalam baskom
b. Pencucian dengan air sabun dalam baskom
c. Pembilasan dibawah air mengalir
d. Mengatur alat dan mengisi air kedalam panci sampai
alat terendam 2 cm kemudian panaskan sampai
mendidih, kecilkan api tunggu selama 15-30 menit.
e. Setelah selesai, lalu dimatikan.
f. Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di
atas bak steril yang dilapisi handuk steril, keringkan,
kemudian simpan dalam bak istrument.

3. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat dan setelah pelayanan.
Banyaknya diagnostik set yang terpakai yaitu 3 set sesuai
dengan jumlah pasien hari Kamis tanggal 10 Oktober
2019. Alat kedokteran gigi yang sudah terkena cairan
tubuh pasien baik darah maupun saliva harus segera di
rendam jangan sampai mengering, hal ini merupakan
tahapan dekontaminasi yaitu perendaman dengan larutan
chlorine 5%. Setelah tahapan dekontaminasi dilanjutkan
dengan sterilisasi dengan oven.

4. Nilai Dasar ANEKA


a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang pada saat tindakan
dan setelah tindakan.

b. Nasionalisme
Pelaksanaan sterilisasi alat kedokteran gigi di kerjakan
secara professional tanpa membedakan status social
pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan alat kedokteran gigi yang bersih dan steril
mampu menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan.

d. Komitmen mutu

Melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi secara


jujur dan cermat dapat membentuk komitmen petugas
terhadap pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.

e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi petugas melaksanakan dengan benar
mengacu pada standar operasional prosedur (SOP)
yang berlaku di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan sterilisasi alat kedokteran gigi di laksanakan
sebagai bentuk pelayanan yang terbaik terhadap
pasien juga sebagai upaya mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur ( SOP
) yang berlaku.
c. WoG
Dalam melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi
petugas dapat menjalin kerjasama dan koordinasi
dengan petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut untuk disiplin dalam melaksanan
sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai standar
operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dilaksanakan dengan
profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong
terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan arah
kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai
standar operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Proses perendaman alat kedokteran gigi dengan menggunakan


larutan chlorine 0,5 % sebelum dilakukan sterilisasi Oven di
ruang PPI BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

C. Melakukan pemilahan sampah medis, non medis, dan


benda tajam

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya pemilahan sampah medis, non medis dan
benda tajam untuk mengurangi penyebaran infeksi pada
petugas kesehatan dan masyarakat setempat.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Memastikan tersedianya tempat sampah benda tajam
(safety box), sampah medis dan non medis di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Membuang sampah medis di tempat sampah berplastik
kuning. Sampah medis adalah sampah yang ada
hubungannya dengan pasien. Di antaranya yang terdapat
darah pasien, organ-organ habis operasi (jaringan biologis),
sisa-sisa obat dan lainnya.
c. Membuang sampah non medis di tempat sampah
berplastik hitam. Sampah non medis adalah sampah yang
tidak ada kaitannya dengan pasien seperti kertas-kertas
yang tidak terpakai.
d. Membuang sampah benda tajam atau jarum suntik bekas
pakai ke safety box.
e. Tempat pembuangan sampah untuk medis di BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3 septitank. Sedangkan untuk
sampah yg non medis dibawa atau diambil tiap harinya oleh
petugas kebesihan dari kecamatan.
3. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda


tajam untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari sampah
yang dihasilkan dari pelayanan di ruang pemeriksaan
kesehatan Gigi dan Mulut sudah terlaksana sesuai dengan
standar operasional prosedur.

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan pemilahan sampah
medis, non medis dan benda tajam petugas
mengerjakannya denga rasa tanggung jawab dan
professional guna untuk mencegah infeksi dari sarana
pelayanan ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Membudayakan etika 5S ( senyum, sapa, salam,
sopan, santun ) kepada setiap petugas yang
mengambil sampah tanpa membedakan status social
sebagai bentuk pengamalan Pancasila sila ke 5 yaitu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
c. Etika Publik
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat membentuk komitmen terhadap
pencegahan resiko infeksi.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan pemilahan sampah yang
di hasilkan dari kegiatan pelayanan di ruang
pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan
secara efektif.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur, jujur dan
berkesinambungan.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat

a. Pelayanan public
Memberikan pelayanan dengan senyum dan memberikan
salam dengan berkata sopan dan santun diharapkan
petugas sampah merasa nyaman sehingga dapat tercipta
komunikasi yang efektif antara petugas di Puskesmas dan
petugas pengambil sampah.

b. whole of Government
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam, petugas menjalin koordinasi
dengan petugas lain seperti petugas kebersihan di
Puskesmas Banjar 3 yang bertugas membuang sampah
dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke
tempat pembuangan sampah akhir.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam menjadikan petugas di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi lebih profesional dan
bertanggung jawab yang sesuai dengan kode etik ASN.

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat
mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
memilah sampah medis, non medis dan benda tajam sesuai
standar operasional prosedur (SOP), sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8.Dokumentasi

Memilah sampah medis, non medis dan benda tajam di Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
D. Melakukan Penyuluhan chair side talk mengenai 6 langkah
cuci tangan kepada pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan

Terlaksananya penyuluhan chair side talk mengenai 6


langkah cuci tangan sebagai bentuk upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan
Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
b. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi
penyuluhan
d. Memilih dan menyiapkan Alat Bantu Penyuluhan ( ABP )
sesuai dengan materi penyuluhan
e. Melaksanakan penyuluhan pada sasaran yang telah
ditentukan
f. Melakukan evaluasi setelah penyuluhan

3. Hasil Kegiatan
Tersedianya Satuan Alur Penyuluhan ( SAP ) dan leaflet
dengan tema 6 langkah cuci tangan sebelum melaksanakan
penyuluhan chair side talk di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

4. Nilai-nilai dasar (ANEKA)


a. Akuntabilitas
Kegiatan penyuluhan chair side talk dengan tema 6
langkah cuci tangan di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab sebagai bentuk meningkatkan
pengetahuan pasien untuk melaksanakan 6 langkah cuci
tangan yang benar guna untuk mengurangi kemungkinan
resiko infeksi silang pada saat berobat ke ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme yang terkandung dalam pancasila, sila
ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup Bersama.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran dalam
melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi silang.
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan penyuluhan chair side
talk dengan tema 6 langkah cuci tangan yaitu sebelum
kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah
terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
merupakan bentuk etika publik dengan menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dikerjakan dengan sesuai
operasional prosedur ( SOP ), efektif dan efisien sebagai
bentuk komitmen terhadap kualitas pelayanan.
5. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Pelayanan public
Memberikan senyum dan salam dengan berkata sopan
dan santun diharapkan pasien merasa nyaman dan
antusias ketika sedang di berikan penyuluhan sehingga
mampu memahami isi penyuluhan yang di berikan oleh
petugas di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan petugas mampu
berkoordinasi dengan petiugas yang lainnya untuk kerja
sama dalam memberikan penyuluhan secara
berkesinambungan, guna untuk mengurangi resiko
infeksi silang dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan di ruang pemeriksaan
kesehatan gigi petugas dalam menjalankannya lebih
profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik ASN.

6. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi / Misi Organisasi


Penyuluhan individu chair side talk mengenai 6 langkah cuci
tangan di laksanakan dengan professional, penuh tanggung
jawab dan sesuai dngan kode etik perawat gigi , sehingga
dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan dasar.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan memahami dasar pelaksanaan dan membudayakan
kebiasaan cuci tangan maka nilai-nilai organisasi dapat
dijalankan dengan baik yaitu responsif dan professional yang
dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Penyuluhan individu chair side talk dengan tema 6 langkah cuci tangan
terhadap Pasien di Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.

B
P

D
i
n
i
F
e
b
r
i
a
n
i
,
A
M
K
G
2
0
1
9
0
9
0
7
3
1
2
9
0

Laporan Kegiatan Harian ke 5 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019

A. Penggunaan Alat Perlindungan Diri di Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan penggunaan alat perlindungan
diri yang tepat, sehingga mampu meminimalisir
terjadinya resiko infeksi silang di Ruang Pemeriksaan
Kesehatan Gigi dan Mulut BLUD UPTD Puskesmas
Banjar 3.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menggunakan masker
b. Menggunakan sarung tangan disposible (sekali
pakai )
c. Baju pelindung ( apron )
d. Kaca mata pelindung (goggles)
3. Pelaksanaa hasil kegiatan
Penggunaan APD di lakukan oleh dokter gigi dan
perawat gigi ketika sedang melakukan pemeriksaan
terhadap pasien, desinfeksi dental unit dan sterilisasi
alat. Pemakaian APD khususnya masker dan sarung
tangan digunakan sebanyak jumlah pasien yang
berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut. Pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2019
jumlah pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut. sebanyak 4 orang.
4. Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan penggunaan alat
pelindung diri adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi
resiko kemungkinan terjadi infeksi silang saat
tindakan maupun setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan penggunaan alat pelindung diri
( APD ) ketika menjalankan tugas, digunakan secara
profesional tanpa membedakan status sosial pasien,
berdasarkan suku, agama, ras dan budaya, dan
sebagai bentuk pelayanan yang adil terhadap
semua pasien serta pengamalan Pancasila sila ke
2 ( Kemanusiaan yang adil dan beradab ) dan 5 (
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia ).
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan ini dapat
menumbuhkan kepercayaan pasien akan pelayanan
yang diberikan, selain itu sebagai bentuk sopan
santun terhadap pasien.
d. Komitmen mutu
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melakukan prosedur pemakaian dengan teliti
sebagai bentuk komitmen pelayanan terbaik kepada
pasien.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan kegiatan pemakaian alat
pelindung diri dalam pemakaiannya sesuai dengan
peruntukannya.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan menggunakan alat perlindungan diri di
laksanakan sebagai bentuk pelayanan yang terbaik
terhadap pasien juga sebagai upaya mengurangi
resiko kemungkinan terjadi infeksi silang saat
tindakan maupun setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai
dengan kode etik ASN dan sesuai operasional
prosedur yang berlaku ( SOP ).
c WoG
Dapat berkoordinasi untuk saling mengingatkan jika
ada petugas lain yang lupa menggunakan alat
perlindungan diri yang tidak sesuai dengan standar
operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Penggunaan Alat Perlindungan Diri ( APD )
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung
jawab dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan
juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no
2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan
mampu menggunakan Alat Perlindungan Diri ( APD )
sesuai standar operasional prosedur (SOP) sehingga
mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan
profesionalisme yang dapat dikuatkan dalam
organisasi.

8. Dokumentasi
Penggunaan APD yang tepat di Ruang Pemeriksaan Kesehatan
Gigi dan Mulut.

B. Melakukan desinfeksi Dental Unit


1. Tujuan Kegiatan
Tercapainya kegiatan desinfeksi dental unit dalam upaya
mengurangi resiko kemungkinan terjadinya infeksi silang
di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut di BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyediakan sikat
b. Kain lap
c. Baskom
d. Sabun
e. Larutan chlorine 0,5%
f. Pelumas Handpiece
g. Kassa

3. Hasil dan Pembahasan


Terlaksananya kegiatan desinfeksi dental unit pada hari
Jumat Tanggal 11 Oktober 2019 jam 13.00 WIB.
Desinfeksi dental unit ini dilaksanakan setelah
pemeriksaan terhadap pasien selesai, yang bertujuan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya resiko infeksi
silang dan untuk pemeliharaan dental unit supaya tetap
terawat dengan baik.
4. Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit adalah
sebagai bentuk pertanggung jawaban terhadap etika
profesi, bertanggung jawab untuk diri sendiri dan pasien,
guna mengurangi resiko kemungkinan terjadi infeksi silang
setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan desinfeksi dental unit di kerjakan setelah
tindakan terhadap pasien selesai tanpa membedakan
status social pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan kondisi dental unit yang bersih dan terawat
diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu
Melaksanakan desinfeksi dental unit secara jujur dan
cermat dapat membentuk komitmen petugas terhadap
pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan desinfeksi dental unit
petugas melaksanakan dengan mengacu pada standar
operasional prosedur ( SOP ).

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan desinfeksi dental unit di laksanakan sebagai
bentuk pelayanan yang terbaik terhadap pasien juga
sebagai upaya mengurangi resiko kemungkinan terjadi
infeksi silang setelah tindakan.

b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur yang
berlaku ( SOP ).

c. WoG
Dalam melaksanakan desinfeksi dental unit petugas
dapat menjalin kerjasama dan koordinasi dengan
petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut untuk disiplin dalam melaksanan desinfeksi dental
unit sesuai standar operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Desinfeksi Dental Unit dilaksanakan dengan profesional,
penuh tanggung jawab dan sesuai dengan kode etik perawat
gigi, dan juga dapat mendorong terwujudnya misi Kota
Banjar no 2, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) dengan arah kebijakan meningkatkan
pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan desinfeksi dental unit sesuai standar
operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi

Proses desinfeksi dental unit di Ruang Pemeriksaan


Kesehatan Gigi dan Mulut.

C Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya sterilisasi alat dalam upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi
dan Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Sediakan Perendaman alat dalam larutan chlorine
0,5% dalam baskom
b. Pencucian dengan air sabun dalam baskom
c. Pembilasan dibawah air mengalir
d. Mengatur alat dan mengisi air kedalam panci sampai
alat terendam 2 cm kemudian panaskan sampai
mendidih, kecilkan api tunggu selama 15-30 menit.
e. Setelah selesai, lalu dimatikan.
f. Alat diambil dengan Korentang steril, dan letakkan di
atas bak steril yang dilapisi handuk steril, keringkan,
kemudian simpan dalam bak istrument.
3. Hasil Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat dan setelah pelayanan.
Banyaknya diagnostik set yang terpakai yaitu 4 set sesuai
dengan jumlah pasien hari Jumat tanggal 11 Oktober
2019. Alat kedokteran gigi yang sudah terkena cairan
tubuh pasien baik darah maupun saliva harus segera di
rendam jangan sampai mengering, hal ini merupakan
tahapan dekontaminasi yaitu perendaman dengan larutan
chlorine 5%. Setelah tahapan dekontaminasi dilanjutkan
dengan sterilisasi dengan oven.
4. Nilai Dasar ANEKA
a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi adalah sebagai bentuk pertanggung
jawaban terhadap etika profesi, bertanggung jawab
untuk diri sendiri dan pasien, guna mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang pada saat tindakan
dan setelah tindakan.
b. Nasionalisme
Pelaksanaan sterilisasi alat kedokteran gigi di kerjakan
secara professional tanpa membedakan status social
pasien yang berobat ke ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.
c. Etika Publik
Dengan alat kedokteran gigi yang bersih dan steril
mampu menumbuhkan kepercayaan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen mutu

Melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi secara


jujur dan cermat dapat membentuk komitmen petugas
terhadap pelayanan di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut.

e. Anti korupsi
Pada saat melaksanakan kegiatan sterilisasi alat
kedokteran gigi petugas melaksanakan dengan benar
mengacu pada standar operasional prosedur (SOP)
yang berlaku di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat


a. Pelayanan public
Kegiatan sterilisasi alat kedokteran gigi di laksanakan
sebagai bentuk pelayanan yang terbaik terhadap
pasien juga sebagai upaya mengurangi resiko
kemungkinan terjadi infeksi silang setelah tindakan.
b. Manajemen ASN
Dalam melaksanakan kegiatan ini petugas
melaksanakan dengan tanggung jawab.sesuai dengan
kode etik ASN dan sesuai operasional prosedur ( SOP
) yang berlaku.
c. WoG
Dalam melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi
petugas dapat menjalin kerjasama dan koordinasi
dengan petugas lain di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut untuk disiplin dalam melaksanan
sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai standar
operasional prosedur ( SOP ).

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Sterilisasi Alat Kedokteran Gigi dilaksanakan dengan
profesional, penuh tanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik perawat gigi, dan juga dapat mendorong
terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan arah
kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
melaksanakan sterilisasi alat kedokteran gigi sesuai
standar operasional prosedur (SOP) sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.

8. Dokumentasi
Memasukan Alat Kedokteran Gigi pada sterilisasi Oven di ruang
PPI BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

D. Melakukan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda


tajam

1. Tujuan Kegiatan
Terlaksananya pemilahan sampah medis, non medis dan
benda tajam untuk mengurangi penyebaran infeksi pada
petugas kesehatan dan masyarakat setempat.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Memastikan tersedianya tempat sampah benda tajam
(safety box), sampah medis dan non medis di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Membuang sampah medis di tempat sampah berplastik
kuning. Sampah medis adalah sampah yang ada
hubungannya dengan pasien. Di antaranya yang terdapat
darah pasien, organ-organ habis operasi (jaringan biologis),
sisa-sisa obat dan lainnya.
c. Membuang sampah non medis di tempat sampah
berplastik hitam. Sampah non medis adalah sampah yang
tidak ada kaitannya dengan pasien seperti kertas-kertas
yang tidak terpakai.
d. Membuang sampah benda tajam atau jarum suntik bekas
pakai ke safety box.
e. Tempat pembuangan sampah untuk medis di BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3 septitank. Sedangkan untuk
sampah yg non medis dibawa atau diambil tiap harinya oleh
petugas kebesihan dari kecamatan.
3. Hasil dan Pembahasan
Kegiatan pemilahan sampah medis, non medis, dan benda
tajam untuk mengurangi risiko penularan infeksi dari sampah
yang dihasilkan dari pelayanan di ruang pemeriksaan
kesehatan Gigi dan Mulut sudah terlaksana sesuai dengan
standar operasional prosedur.

4. Nilai Dasar ANEKA

a. Akuntabilitas
Dalam melaksanakan kegiatan pemilahan sampah
medis, non medis dan benda tajam petugas
mengerjakannya denga rasa tanggung jawab dan
professional guna untuk mencegah infeksi dari sarana
pelayanan ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Membudayakan etika 5S ( senyum, sapa, salam, sopan,
santun ) kepada setiap petugas yang mengambil
sampah tanpa membedakan status social sebagai
bentuk pengamalan Pancasila sila ke 5 yaitu Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
c. Etika Publik
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilaksanakan dengan baik
sehingga dapat membentuk komitmen terhadap
pencegahan resiko infeksi.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan pemilahan sampah yang
di hasilkan dari kegiatan pelayanan di ruang
pemeriksaan kesehatan Gigi dan Mulut dilakukan secara
efektif.
e. Anti korupsi
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur, jujur dan
berkesinambungan.

5. Keterkaitan Dengan Mata Diklat

a. Pelayanan public
Memberikan pelayanan dengan senyum dan
memberikan salam dengan berkata sopan dan santun
diharapkan petugas sampah merasa nyaman sehingga
dapat tercipta komunikasi yang efektif antara petugas di
Puskesmas dan petugas pengambil sampah.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam, petugas menjalin koordinasi
dengan petugas lain seperti petugas kebersihan di
Puskesmas Banjar 3 yang bertugas membuang sampah
dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke
tempat pembuangan sampah akhir.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya pemilahan sampah medis, non
medis dan benda tajam menjadikan petugas di ruang
pemeriksaan kesehatan gigi lebih profesional dan
bertanggung jawab yang sesuai dengan kode etik ASN.

6. Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi


Pemilahan sampah medis, non medis dan benda tajam
dilaksanakan dengan profesional, penuh tanggung jawab
dan sesuai dengan kode etik perawat gigi, dan juga dapat
mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan.

7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi


Petugas mampu bekerja secara professional dan mampu
memilah sampah medis, non medis dan benda tajam sesuai
standar operasional prosedur (SOP), sehingga mampu
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan profesionalisme
yang dapat dikuatkan dalam organisasi.
8.Dokumentasi

Memilah sampah medis, non medis dan benda tajam di Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
E. Melakukan Penyuluhan chair side talk mengenai 6 langkah
cuci tangan kepada pasien yang berobat ke ruang
pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.

1. Tujuan Kegiatan

Terlaksananya penyuluhan chair side talk mengenai 6


langkah cuci tangan sebagai bentuk upaya pencegahan
resiko infeksi silang di ruang pemeriksaan kesehatan Gigi dan
Mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

2. Pelaksanaan Kegiatan
a. Menyiapkan Satuan Acara Penyuluhan ( SAP )
b. Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
sasaran
c. Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi
penyuluhan
d. Memilih dan menyiapkan Alat Bantu Penyuluhan ( ABP )
sesuai dengan materi penyuluhan
e. Melaksanakan penyuluhan pada sasaran yang telah
ditentukan
f. Melakukan evaluasi setelah penyuluhan.

3. Hasil Kegiatan
Tersedianya Satuan Alur Penyuluhan ( SAP ) dan leaflet
dengan tema 6 langkah cuci tangan sebelum melaksanakan
penyuluhan chair side talk di ruang pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut di BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.

4. Nilai-nilai dasar (ANEKA)


a. Akuntabilitas
Kegiatan penyuluhan chair side talk dengan tema 6
langkah cuci tangan di laksanakan dengan penuh
tanggung jawab sebagai bentuk meningkatkan
pengetahuan pasien untuk melaksanakan 6 langkah cuci
tangan yang benar guna untuk mengurangi kemungkinan
resiko infeksi silang pada saat berobat ke ruang
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.
b. Nasionalisme
Dalam melakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dapat menumbuhkan
rasa nasionalisme yang terkandung dalam pancasila, sila
ke 2 yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mengandung arti adanya kesadaran sikap dan perilaku
sesuai dengan nilai moral dalam hidup Bersama.
Kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran dalam
melakukan kegiatan cuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan untuk meminimalisir terjadinya infeksi silang.
c. Etika public
Pada saat dilakukannya kegiatan penyuluhan chair side
talk dengan tema 6 langkah cuci tangan yaitu sebelum
kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah
terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
merupakan bentuk etika publik dengan menjalankan tugas
secara profesional dan tidak berpihak.
d. Komitmen mutu
Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan dikerjakan dengan sesuai
operasional prosedur ( SOP ), efektif dan efisien sebagai
bentuk komitmen terhadap kualitas pelayanan.
5. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Pelayanan public
Memberikan senyum dan salam dengan berkata sopan
dan santun diharapkan pasien merasa nyaman dan
antusias ketika sedang di berikan penyuluhan sehingga
mampu memahami isi penyuluhan yang di berikan oleh
petugas di ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3.
b. whole of Government
Dalam melaksanakan penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan petugas mampu
berkoordinasi dengan petiugas yang lainnya untuk kerja
sama dalam memberikan penyuluhan secara
berkesinambungan, guna untuk mengurangi resiko
infeksi silang dari ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut.
c. Manajemen ASN
Pada saat dilakukannya penyuluhan chair side talk
mengenai 6 langkah cuci tangan di ruang pemeriksaan
kesehatan gigi petugas dalam menjalankannya lebih
profesional dan bertanggung jawab dan sesuai dengan
kode etik ASN.

6. Kontribusi Terhadap Pencapaian Visi / Misi Organisasi


Penyuluhan individu chair side talk mengenai 6 langkah cuci
tangan di laksanakan dengan professional, penuh tanggung
jawab dan sesuai dngan kode etik perawat gigi , sehingga
dapat mendorong terwujudnya misi Kota Banjar no 2, yaitu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan
arah kebijakan meningkatkan pelayanan kesehatan dasar.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Dengan memahami dasar pelaksanaan dan membudayakan
kebiasaan cuci tangan maka nilai-nilai organisasi dapat
dijalankan dengan baik yaitu responsif dan professional yang
dapat dikuatkan dalam organisasi.
8. Dokumentasi

Penyuluhan individu chair side talk dengan tema 6 langkah cuci tangan
terhadap Pasien di Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut.
B
P

D
i
n
i
F
e
b
r
i
a
n
i
,
A
M
K
G
2
0
1
9
0
9
0
7
3
1
2
9
0
Laporan Kegiatan Harian ke 6 Minggu Ke-2

Nama Peserta : Dini Febriani, AMKG


Instansi : BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Oktober 2019

Pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2019 tidak melaksanakan


kegiatan Habituasi di karenakan tidak ada pasien yang
mendaftar ke Ruang Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
BLUD UPTD Puskesmas Banjar 3. Peserta melaksanakan
kegiatan rapat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih Melayani ( WBK-WBBM) di Aula BLUD
UPTD Puskesmas Banjar 3.

Gambar screenshoot Pendaftaran pasien ke Ruang


Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas BLUD
UPTD Banjar 3 tanggal 12 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai