Anda di halaman 1dari 24

3.2.1.1. 1.

RO (Reverse Osmosis) sistem

RO mungkin sudah tak perlu diragukan lagi, mampu menurunkan TDS.


Caranya dengan memfiltrasi mineral-mineral penyusun TDS sehingga air
yang keluar merupakan air yag murni dengan nilai TDS minimal.
Kekurangannya terletak pada jumlah reject water yang dihasilkan, karena
RO akan memproduksi reject water yang memiliki TDS yang cukup tinggi,
jadi bisa dikatakan hanya memindahkan nilai TDS ke reject water.

3.2.1.2. 2. Oxidizing System

Oxidizing System, maksudnya adalah mengoksidasi mineral-mineral yang


memberikan sumbangsih terhadap TDS. Cara ini cukup efektif untuk
membuat beberapa mineral seperti Fe, As, Cr dan lainnya teroksidasi yang
nantinya berubah menjadi partikel yang dapat dikoagulasi. Kekurangannya
terletak pada belum banyaknya jenis mineral yang dapat di oksidasi,
ditambah lagi dengan proses ini bakteri-bakteri baik pembantu proses
penurunan nilai COD dan BOD dapat ikut hilang (terbunuh).
3.2.1.3. 3. Ion Exchange

Ion Exchange, seperti namanya adalah proses pertukaran ion-ion mineral.


Dengan menggunakan sistem ini, hampir keseluruhan jenis mineral dapat
ditangkap dengan baik. Kenapa hampir?? Karena sejatinya tidak semua
100% mineral dapat diatasi dengan cara ini, salah satunya silica. Yang
paling sering dijumpai dari sistem ini seperti : Mixbed, Softener dsb.
Kekurangannya terletak pada harga yang cukup tinggi dan perlu banyak
pretreatment sebelum proses ini, maksudnya agar sistem ini dapat berjalan
dengan umur lebih lama.

3.2.1.4. 4. Electro Coagulation System

EC merupakan salah satu teknologi yang telah dipercaya dalam mengatasi


Beragam Masalah di air limbah, baik dari nilai TSS, Heavy Metal, sampai
TDS. Dalam banyak project, kami telah menemukan bahwa EC
(Electrocoagulation) mampu untuk menurunkan nilai TDS dari 30 -60 %
nilai tds. Ditambah lagi kemudahan pengoprasian dan penggantian spare
part yang tidak dapat ditandingi oleh proses sebelumnya. Kekurangannya
ada pada konsumsi listrik yang cukup besar, namun tetap lebih efisien
dibandingkan harus menggunakan treatment jenis lainnya.
Pengolahan Air Asin Atau Payau Dengan Sistem Osmosis Balik

ABSTRAK

Proses mengolah air asin/payau menjadi air tawar atau sering dikenal dengan istilah
desalinasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam yaitu 1. Proses destilasi (suling). 2.
Proses penukar ion dan 3. Proses filtrasi. Proses destilasi memanfaatkan energi panas untuk
menguapkan air asin. Uap air tersebut selanjutnya didinginkan menjadi titik-titik air dan
hasil ditampung sebagai air bersih yang tawar. Proses desalinasi menggunakan teknik
penukar ion memanfaatkan proses kimiawi untuk memisahkan garam dalam air. Pada
proses ini ion garam (Na Cl) ditukar dengan ion seperti Ca+2 dan SO4-2 . Materi penukar
ion berasal dari bahan alam atau sintetis. Materi penukar ion alam misalnya zeolit
sedangkan yang sintetis resin (resin kation dan resin anion). Proses desalinasi yang ke tiga
menggunakan filter semipermeabel untuk memisahkan molekul garam dalam air. Proses
ketiga ini lebih dikenal dengan sistem osmose balik (Reverse Osmosis). Keistimewaan dari
proses ini adalah mampu nyaring molekul yang lebih besar dari molekul air. Model
pengolahan air asin/payau yang diuraikan pada tulisan ini adalah hasil rancangan tim
Kelompok Air Bersih dengan kapasitas 7,5 - 10 m3/hari. Unit ini sudah dipasang di
Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Pulau Tidung, Pramuka dan Kelapa), di Palembang (Unit
RO bergerak) dan di Cilacap Jawa Tengah.

KATA KUNCI : Reverse Osmosis, Destilasi, Filtrasi, Mobile RO


JENIS TEKNOLOGI : Teknologi Pengolahan Air Bersih
TARGET PENGGUNAAN : Rumah Tangga, Komunal (kelompok)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Sumber air tersebut ada yang diperoleh dari air tanah, mata air air sungai, danau dan air
laut. Sumber air di bumi tersebut berasal dari suatu siklus air dimana tenaga matahari
merupakan sumber panas yang mampu menguapkan air. Air baik yang berada di darat
maupun laut akan menguap oleh panas matahari. Uap kemudian naik berkumpul menjadi
awan. Awan mengalami kondensasi dan pendinginan akan membentuk titik-titik air dan
akhirnya akan menjadi hujan. Air hujan jatuh kebumi sebagian meresap kedalam tanah
menjadi air tanah dan mata air, sebagian mengalir melalui saluran yang disebut air sungai,
sebagian lagi terkumpul dalam danau/rawa dan sebagian lagi kembali ke laut.

Manusia sering dihadapkan pada situasi yang sulit dimana sumber air tawar sangat
terbatas dan di lain pihak terjadi peningkatan kebutuhan. Bagi masyarakat yang tinggal
didaerah pantai, pulau kecil seperti kepulauan seribu air tawar merupakan sumber air yang
sangat penting. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai datang maka masyarakat
yang tinggal di daerah pantai atau pulau kecil-kecil mulai kekurangan air. Air hujan yang
merupakan sumber air yang telah disiapkan di bak penampung air hujan (PAH) sering tidak
dapat mencukupi kebutuhan pada musim kemarau.
Padahal kita mengetahui bahwa sebenarnya sumber air asin itu begitu melimpah,
kenyataan menunjukkan bahwa ada banyak daerah pemukiman yang justru berkembang
pada daerah pantai. Melihat kenyataan semacam itu manusia telah berupaya untuk
mengolah air asin/payau menjadi air tawar mulai dari yang menggunakan teknologi
sederhana seperti menyuling, filtrasi dan ionisasi (pertukaran ion). Sumber air asin/payau
yang sifatnya sangat melimpah telah membuat manusia berfikir untuk mengolahnya
menjadi air tawar.

Untuk memenuhi kebutuhan akan air tawar manusia telah mengembangkan sistem
pengolahan air asin/payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran (selaput)
semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh
molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul lain
yang lebih besar dari molekul air.

Teknologi pengolahan air asin/payau yang akan dibahas pada tulisan ini terutama
yang menggunakan teknologi filtrasi membran semipermeabel. Teknologi pengolahan air
asin/payau ini lebih dikenal dengan sistem osmosa balik (Reverse Osmosis disingkat RO).

Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu dengan memberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air asin/payau tersebut
ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi permeabel, molekul yang mempunyai
diameter lebih besar dari air akan tersaring.

1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan penerapan teknologi RO adalah :

 Pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan air bersih. Maksudnya adalah
untuk mencukupi kebutuhan akan air bersih sebagai bagian dari kebutuhan dasar
setiap manusia.
 Pengenalan teknologi pengolahan air asin/payau. Teknologi pengolahan air
asin/payau ada tiga macam yaitu : 1. Penyulingan. 2. Penyaringan dan 3. Pertukaran
ion. Pengenalan yang dilakukan disini adalah yang menggunakan teknik penyaringan
tingkat molekul.

Sasaran dari penerapan teknologi ini adalah:

 Pemenuhan air minum yang sehat, sebab air hasil olahan dengan teknologi ini
berupa air bersih yang sehat, tidak berbau, jernih, tidak berasa, bebas bakteri, dan
tidak asin.
 Pemanfaatan sumberdaya yang ada, maksudnya adalah memanfaatkan sumberdaya
air yang berasal dari air payau, atau asin. Padahal kita mengetahui bahwa sumber
air asin merupakan sumberdaya yang sangat melimpah.

1.3. Manfaat

Alat pengolah air sistem RO mempunyai fungsi untuk mengolah air asin/payau
menjadi air tawar dengan cara filtrasi tingkat molekul, dengan demikian alat ini
memberikan manfaat yang sangat besar bagi manusia. Pemanfaatan teknologi ini akan
memberi kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan air bersih yang diperoleh dari
pengolahan air asin/payau.
Manfaat lainnya yang dapat dinikmati oleh manusia dengan diterapkannya pengolah
air sistem RO berupa peningkatan mutu kualitas air hasil olahan. Hasil tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Pandual Kualitas Air Hasil Pengolahan Sistem RO

Tabel 2. Paduan Kualitas Air Hasil Uji Coba di Kelapa Gading Jakarta Utara

Tekanan Membran :300 Psi, Temperatur Air : 20-28 oC, Laboratorium : PAM Jaya

Parameter Air Baku Air Air Baku Air


Satuan I Olahan I II Olahan
II
Fisik
1. Warna Ppm Pt-Co 15 5 10 5
2. Turbidity Ppm SiO2 - - 7,7 0
3. Bau Tdk Tdk Tdk Tdk
4. Rasa Asin Tdk Asin Tdk
5. D.H.L mm 7500 350 7520 350
Kimia
6. pH 7,5 6,3 7,6 6
7. Zat ppm - - 5340 138
Padat
8. Zat ppm 3,79 1,58 4,74 1,58
Organik KmnO4
9. CO2 ppm CO2 13,2 17,6 30 22
bebas
10. P. ppm 0 0 0 0
Alkalinity CaCO3
M. ppm 390 60 275 25
Alkalinity CaCO3
Carbonat ppm 0 0 0 0
CaCO3
Bicarbonat ppm 390 60 275 25
CaCO3
11. Tot OD 19,4 0 29 0,8
Hardness
Calsium ppm Ca++ 49,98 0 74,97 2,856
Magnesium ppm 53,35 0 79,55 1,72
Mg++
12. Besi ppm Fe++ 4,4 Negatif 1,4 Negatif
13. ppm Negatif Negatif Negatif Negatif
Mangan Mn++
14. ppm SO4 950 Negatif Negatif
1250
Sulphate
15. ppm PO4 Negatif Negatif Negatif Negatif
Phospate
16. ppm NH4 0,25 Negatif 0,25 Negatif
Ammonium
17. Nitrite ppm NH4 0 0 0 0
18. D.O ppm O2 - - - -
19. Silika ppm SiO2 - - 25 1
20. ppm Cl 2215,2 110,76 2680 116,44
Chlorida

1.4. Potensi

Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai
hasil dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit RO. Adapun macam-macam
komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan di Indonesia adalah:

 Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung filter
dari sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini teknologi membran
belum dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kita belum
menguasai teknologi tersebut terutama untuk skala produksi. Untuk itu perlu segera
dilakukan transfer teknologi pembuatan membran semipermeabel dari negara lain.

 Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal mempunyai


peranan yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air asin sebelum masuk pada
unit RO harus diolah terlebih dahulu. Syarat air baku sebelum masuk ke unit utama
harus tidak boleh keruh, tidak boleh berwarna, tidak berbau, kandungan zat
besi/mangan kurang dari 0.01 ppm. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan
tingkat awal menjadi hal yang begitu penting, sehingga peranan fabrikasi oleh
perusahaan lokan akan menunjang penerapan teknologi ini. Untuk fabrikasi
pembuatan pretreatmen dan filter dapat dibuat dengan bahan dari "stainless stell",
paralon maupun "fiber glass".

 Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media filter
biasanya terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif. Teknologi untuk
mengolah media tersebut sudah dikuasai oleh bangsa Indonesia. Sumber bahan
yang dapat diolah menjadi media filter juga banyak terdapat di Indonesia.

 Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan beberapa


komponen dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan tinggi., 3. Modul
Membran Tabung., 4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6. Flow Meter., 7. Valve., 8.
Komponen pendukung lain., dirakit dalam suatu industri perakitan. Pada industri
semacam itu paling tidak diperlukan beberapa orang ahli yang mengetahui dasar
teknik, mesin dan listrik.

1.5. Pohon Komoditi

Gambar 1. Pohon Komoditi Sistem Pengolahan Air Berdasarkan Kadar Salinitas

Gambar 1 menunjukkan pohon komoditi sistem pengolahan air berdasarkan kadar


salinitas (kegaraman terlarut) dalam air baku. Batas kelarutan garam dalam air baku untuk
standart air minum adalah untuk DHL = 400 - 1250 mmhos dan Cl - =600 ppm. Pembagian
kualitas air berdasarkan kadar salinitas air adalah : 1. Air Tawar (DHL < 1250 mmhos). 2.
Air Payau (DHL 1250 - 12.000 mhos). dan Air Asin > 12.000 mmhos), sehingga untuk
menentukan jenis teknologi yang akan digunakan salah satunya ditentukan oleh kadar
salinitas tersebut.

1.6. Kontak Personil

Ir. Arie Herlambang, M.S.

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair


Direktorat Teknologi Lingkungan
Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

JL. M.H. Thamrin No.8. Jakarta


Tel. 021-3169769, 3169770 Fax. 021-3169760
Email : air@server.enviro.bppt.go.id
Home Page : http://www.enviro.bppt.go.id/~Kel-1/

II. BAHAN

2.1. Bahan Utama

Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu:

A. Pengolahan Tingkat Awal

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Pompa Air Baku Kapasitas 25 Stainless steel
l/menit, 380 V, Tiga
Fase 50 Hz,
Tekanan 6 Bars
(max)
2 Reaktor Tank Model RT6312, Mild Steel with
Kapasitas 0,5- Reinforce Fiber
1M3/Jam Plastic
3 Rapid Sand Model FS1212, Fiber glass
Filter Kapasitas 1,4-
1,8M3/Jam
4 Iron Manganese Model FM1012, Fiber glass
Filter Kapasitas 1,4-
1,8M3/Jam
5 Colour Polishing Model FC1012, Fiber glass
(Filter Carbon) Kapasitas 1,4-
1,8M3/Jam
6 Dosing Pump Single Acting, Hypallon , Sebanyak
Chemtech 100/030, 5 buah
Pressure = 7 Bar,
Kapasitas = 4,7
l/jam
7 Tangki kimia Model BT 502510, Polyethylene
Volume 30 lt
8 Perlengkapan Titik Jumper, Plastik, PVC, Logam
Kelistrikan, Pipa
PVC, Pipa Fleksibel

B. Komponen RO

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Membran RO Thin Film Composit, Jumlah elemen 3
Tekanan Operasi 1- buah
24 Bars, Temp
40 oC, Air
payau/Payau,
Toleransi besi,
mangan, klorida
0,01 ppm
2 Panel Listrik dan Kelistrikan, Semi otomatis
Kontrol operasi indikator meter dan
lampu.
3 Pompa Tekanan 2,2 KVA, 3 Phase Sainless Steel
Tinggi 380 V, 50 Hz

C. Komponen Desinfeksi dan Tangki Penampung Air Minum

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Ultra Violet 20 Watt -
2 Perlengkapan Pipa PVC, Lem, PVC, Stainlees Steel
Tape, Jet, Valve,
Panel automatis,
Kabel dan
Kelistrikan
3 Bak Penampung Bahan Stainless Stainless steel
Air Olahan steel

D. Pembangkit Listrik

No Nama Barang Spesifikasi Keterangan


1 Generator Kapasitas Min 7,5 Bahan bakar Solar
KVA, 15-19 PK, 3
Phase, 380 V/220 V,
Hopper
2 Panel Kelistrikan Phase 3 380 V dan Manual
220 V
3 Pendingin Bahan besi

2.1. Bahan Tambahan


Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air sistem RO
antara lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling dan Anti bakteri.
Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi, mangan dan
bahan organik dalam air baku.

III. TAHAPAN

Untuk membuat suatu alat pengolah air sistem RO persiapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

 Analisis kualitas air baku: hasil analisa kualitas air sangat menentukan jenis
teknologi yang akan dipakai serta biaya yang akan dikeluarkan untuk mendesain
alat. Jika air baku yang akan digunakan mempunyai kualitas yang jelek sudah dapat
dipastikan bahwa biaya yang akan dikeluarkan banyak. Sebagai contoh jika kualitas
air baku mempunyai TDS diatas 35.000 ppm maka jenis membra yang dipakai harus
membran untuk air asin, pompa tekanan tinggi yang digunakan tentu saja harus
besar sehingga biaya yang diperlukan menjadi besar.

 Desain dan Rencana: Desain dan Rencana dibuat berdasarkan data kualitas air dan
permintaan dari user. Rancangan unit pengolah air di tuangkan ke dalam gambar
desain untuk memudahkan pengerjaan di bengkel dan lapangan. Besar kecilnya
desain rancangan unit pengolahan air dibuat berdasarkan pesanan. Kapasitas yang
pernah dibuat adalah 2 m3/hari, 7,5 M3/hari dan 10 M3/hari. Meskipun kapasitas
yang pernah dibuat masih tergolong kecil akan tetapi pernah merancang sampai
kapasitas 3 Lt/dt.

 Perakitan dan Instalasi : Pada tahap perakitan ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1.
Perakitan Pretreatmen. 2. Perakitan Unit RO 3. Perakitan sistem elektrik dan
pendingin.

 Pemasangan di Lapangan: Unit RO dipasang pada bangunan yang telah dipersiapkan


terlebih dahulu. Bangunan tersebut berupa rumah RO dan Genset, Jaringan distribusi
dan bangunan bak penampung.
Gambar 2. Tahap Pelaksanaan Instalasi

IV. METODOLOGI

Jika air murni dan larutan garam dipisahkan oleh selaput semipermeabel maka akan
terjadi aliran yang mengalir dari zat cair dengan konsentrasi rendah menuju ke air garam
(larutan air yang mengandung kadar garam tinggi) yang mempunyai konsentrasi tinggi.
Aliran air melalui selaput semipermeabel tersebut dapat berlangsung karena adanya
tekanan osmosis. Jika tekanan dilakukan sebaliknya yaitu air garam diberikan suatu
tekanan buatan yang besarnya sama dengan tekanan osmosis, maka yang terjadi adalah
tidak ada aliran dari air ke air garam atau sebaliknya.

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam
dan suhu air. Air laut umumnya mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai
contoh, untuk air laut dengan TDS 35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan
osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C
mempunyai tekanan osmosis 32,7 kg/cm2.

Jika tekanan pada sisi air garam (air asin) diberikan tekanan sehingga melampaui
tekanan osmosisnya, maka yang terjadi adalah air dipaksa keluar dari larutan garam
melalui selaput semipermeabel. Proses memberikan tekanan balik tersebut disebut dengan
osmosis balik. Prinsip osmosis balik tersebut diterapkan untuk pengolahan air payau atau
air laut menjadi air tawar. Sistem tersebut disebut Reverse Osmosis atau RO.

Sistem RO tidak bisa menyaring garam sampai 100 % sehingga air produksi masih
sedikit mengandung garam. Untuk mendapatkan air dengan kadar garam yang kecil maka
diterapkan sistem dengan dua sampai tiga saluran. Jika ingin membuat air minum yang
mengandung kira-kira 300 sampai 600 ppm TDS cukup menggunakan saluran tunggal.

Jika air olahan yang dihasilkan menjadi semakin banyak maka jumlah air baku akan
menjadi lebih besar dan sebagai akibatnya tekanan yang dibutuhkan akan menjadi semakin
besar. Tekanan buatan (tekanan kerja) tersebut harus lebih besar dari tekanan osmosis
pada air baku. Tekanan kerja yang dibutuhkan jika memakai air laut adalah antara 55
sampai 70 kg/cm2.

RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu:

 Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi
alat ini relatif rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-9 kWh/T (TDS
35.000) dan 9-11 kWh untuk TDS 42.000.
 Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat.
 Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan
instrumen dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.
 Kemudahan dalam menambah kapasitas.

Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan
tetapi dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini
dimaksudkan agar alat tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang
operasional sistem RO diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain
untuk bahan kimia, bahan bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.

Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah.
Kualitas air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit.
Apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna
dan kekeruhan), maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah
penghilangan warna, sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui
pengendapan dan penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai
kandungan parameter kimia yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih
kompleks lagi.

Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada
umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung
dari curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air
hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan
terkontaminasi oleh air laut. Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau
mengandung kadar garam khlorida dan TDS yang tinggi.

Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi,
membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan
penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut
membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau
dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang
masuk ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik
(warna organik). Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan
pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi,
manganese dan zat warna organik.

Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki


pencampur (mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan
mangan (Iron & manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna
(colour removal).

Gambar skema unit pengolah air sistem RO dapat dilihat pada gambar 3
Gambar 3. Skema Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis

V. PERALATAN

Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung seperti : Mesin Las, Bor
listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci, Gurinda dan alat pertukangan.
Pompa Jet Pump Pompa Semi Jet Pompa Ce

Gambar 4. Pompa Air Baku dan Pompa Celup


Tangki Reaktor Tangki Kimia dan Pompa Dosing

Gambar 5. Tangki Reaktor, Tangki Kimia dan Pompa Dosing

Gambar 6. Filter Pasir, Mangan dan Carbon


Gambar 7. Cartridge Filter
Gambar 8. Membran Tabung
Gambar 9. Unit RO

Gambar 10. Generator Listrik 10 KVA 380 V dan Panel Listrik

VI. ORGANISASI / PERSONIL PELAKSANA


Gambar 11. Struktur Organisasi

Struktur organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri dari 3 devisi
dan 1 unit bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan dikomando oleh tim
konsultasi. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing devisi dapat dijelaskan
sebagai berikut:

 Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir pekerjaan,


mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah taktis dan
memberikan jasa dan servis kepada user.
 Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung tombak
perusahaan dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna jual,
meningkatkan kegiatan promosi dalam rangka menjaring user, memberikan servis
kepada user dan calon user, memberikan solusi terbaik terhadap user, melakukan
kontak kepada user dan calon user, mendata base user dan calon user.
 Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan user
kedalam teknis, menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis, selalu
melakukan kontak dengan bengkel dan suplayer barang, mendata base katalok
teknis, menyiapkan operator dan pelatihan, melakukan kontak dengan industri lokal
dan industri import dalam rangka mendapatkan barang yang bermutu dan
menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian administrasi dan pengadaan.
 Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi kedalam
dan keluar, penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan pengadaan
peralatan dan barang, melakukan perhitungan biaya, melakukan koordinasi dengan
bagian teknik dan rekayasa.

VII. CARA PEMBUATAN

Cara pembuatan unit pengolah air sistem RO dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu 1.
Unit Pengolah Awal(Pre Treatmen). 2.Unit Sistem RO. 3. Unit Sumberdaya. Dan 4.
Bangunan Pelindung. Cara pembuatan masing-masing komponen dapat diuraikan sebagai
berikut:

No Nama Unit Cara Pembuatan


1 Saringan Air Saringan ini dibuat dari paralon yang diberi lubang
baku kecil-kecil atau bisa juga dengan menggunakan
kawat kasa tahan asin.
2 Tangki Reaktor Bahan tangki terbuat dari besi yang dikoting
dengan fiber atau dibuat dari fiber glas. Cara
pembuatan tangki reaktor dilakukan dengan cara
pengepresan, roling, koting dan pengelasan,
sedangkan untuk bahan fiber dilakukan dengan
pencetakan dengan mol cetak dan finising.
3 Tangki Kimia Tangki kimia dibuat dari bahan fiberglas. Cara
pembuatan tangki dilakukan dengan pencetakan
melalui mol cetak dan finising/pengecatan.
4 Tabung Filter Tabung filter dalam satu unit standar terdiri dari 3
buah yaitu tabung saringan pasir, tabung saringan
mangan dan saringan carbon. Cara pembuatan
dengan pencetakan melalui mol cetak, roling dan
finising/pengecatan.
5 Unit RO Cara pembuatan unit ini dengan instalasi pada
casis. Komponen utama unit Ro terdiri dari Pompa
tekanan tinggi, membran RO, Panel Tekanan, Panel
debit, Test kit LED, Cartridge Filter, Panel listrik,
Valve pengatur.
6 Unit pompa Tangki kimia digunakan sebagai penampung bahan
dosing kimia yang terdiri dari bahan oksidasi, anti fouling,
anti bakteri, anti scalan. Larutan bahan kimia
Dan tangki dipompakan ke dua titik malalui pompa dosing.
kimia Kedua titik input tersebut adalah satu titik input
sebelum tangki reaktor dan tiga titik input setelah
saringan awal.
7 Unit Unit sumber daya merupakan sumber listrik bisa
sumberdaya terdiri dari generator atau PLN. Sumber listrik yang
berasal dari generator diatur melalui panel listrik.
Didalam panel tersebut terdapat saklar utama,
saklar air baku dan saklar pompa kimia.
8 Bangunan Fungsi dari bangunan pelindung adalah untuk
Pelindung melindungi RO, Generator, Panel listrik, bahan
kimia dan operator. Bangunan ini dapat dibuat dari
bahan bangunan beton atau kayu atau kombinasi
dari kedua bahan tersebut.

VIII. HASIL YANG PERNAH DICAPAI

Unit RO yang pernal dibuat adalah yang berkapasitas 7,5 m3/hari dan 10 m3/hari, terdiri
dari unit bergerak (mobiling) dan stasioner.

IX. LOKASI

Lokasi tempat dimana unit RO pernah diaplikasikan adalah di Pulau Tidung Kepulauan
Seribu Jakarta Utara pada tahun 1995, Pulau Kelapa dan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu
Jakarta Utara pada tahun 1996 dan di Palembang 1997 dan di Cilacap pada Tahun 1997

Gambar 12. Unit Pengolah Air Sistem RO di P, Kelapa


Gambar 13. Unit Pengolah Air Sistem RO di P, Pramuka

Gambar 14. Unit Pengolah Air Sistem RO Bergerak di Palembang


The image part with relationship ID rId38 was not found in t he f i l e.

Gambar 15. Unit Pengolah Air Sistem RO di Cilacap

X. PERMASALAHAN

Kendala yang dihadapi selama penerapan teknologi pengolah air sistem RO dapat
dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu:

 Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau komponen
pendukung yang masih sebagian tergantung dari import misalnya pompa tekanan
tinggi dan membran. Faktor ini menyebabkan harga RO menjadi mahal. Jika ditinjau
dari segi teknik perakitan hampir dikatakan tanpa masalah sebab sudah dikuasai.

 Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi antara


pengolahan yang bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang operator agar dapat
menjalankan RO harus mengetahui dasar teknik. Ini sangat penting karena unit RO
ini harus di jalankan dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur
yang harus dikuasai oleh operator seperti : 1. Penambah bahan kimia, 2. Pencucian
filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran dan 5. Servis Generator harus
dilakukan dengan cukup teliti. Pada waktu alat sedang beroperasi maka harus
dilakukan pencatatan terhadap tekanan air baku, tekanan air reject dan tekanan air
Product, juga yang tidak boleh dilupakan yaitu pengamatan terhadap voltage listrik.
Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara benar maka dikawatirkan alat
akan rusak

Anda mungkin juga menyukai