Dosen Pembimbing :
Rosina Tarigan, S.Kp.,M.Kep
Disusun Oleh :
4. Monitor pernafasan
- Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
- Catat pergerakan dada, catat ketidaksimestrisan, penggunaan otot-otot
bantu pernafasan, dan retraksi pada otot supraclaviculas dan intercosta
- Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok atau mengi
- Monitor pola nafa (mis ; bradipneu, tachypneu, hiperventilasi,
pernafasan kusmaull, peranafasan 1: 1, apneustik, respirasi biot, dan
pola ataxic)
- Monitor saturasi oksigen pada pasien yang tersedasi ( seperti : SaO2,
SvO2, SpO2 ) sesuai dengan protokol yang ada
- Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif (mis ; pasang alat
pada jadi, hidung, dan dahi) dengan mengatur alarm pada pasien yang
beresiko tinggi (mis; pasien yang obesitas, melaporkan pernah apnea
saat tidur, mempunyai riwayat penyakit dengan terapi oksigen
menetap usia ekstrim) sesuai dengan prosedur tetap yang ada
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Perkusi thorax anterior dan posterior, dari apeks ke basis paru, kanan
dan kiri
- Catat lokasi trakea
- Monitor kelelahan otot-otot diapragma dengan pergerakan parasoksial
- Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan
- Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas ronkhi di paru
- Auskultasi suara nafas setelah tindakan, untuk dicatat
- Monitor ilai fungsi paru, terutama kapasitas vital paru, volume
inspirasi maksimal, volume ekspirasi maksimal selama 1 detik (
FEV1) dan FEV1/FVC sesuai dengan data yang ada
- Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik, catat peningkatan
tekanan inspirasi dan penurunan volume tidal
- Monitor peningkatan kelelahan, kecemasan, dan kekurangan udara
pada pasien
- Catat perubahan pada saturasi oksigen, volume tidak akhir
karbondioksida, dan perubahan nilai AGD dengan tepat
- Monitor kemampuan batuk efektif pasien
- Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk
- Monitor sekresi pernafasan pasien
- Monitor secara ketat pasien yang beresiko tinggi mengalami
gangguan respirasi (mis; pasien dengan terapi opioid, bayi baru lahir,
pasien dengan ventilasi mekanik, pasien dengan luka bakar di wajah
dan dada, gangguan neuromuskular)
- Monitor keluhan sesak nafas pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan, atau memperburuk sesak nafas tersebut
- Monitor suara serak dan perubahan suara tersebut setiap jam pada
pasien luka bakar
- Monitor suara krepitasi pada pasien
- Buka jalan nafas dengan menggunakan manuver chin lift atau jaw
thrust dengan tepat
- Posisikan pasien miring ke samping, sesuai indikasi untuk mencegah
aspirasi, lakukan tehnik log roll, jika pasien diduga mengalami cedera
leher
- Berikan bantuan resusitasi jika diperlukan
- Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan(mis; nebulizer)
6. Mangemen alergi
- Identifikasi alergi yang diketahui (misalnya, obat-obatan, makanan,
serangga, lingkungan) dan reaksi yang tidak biasa
- Memberitahukan pemberi pelayanan dan petugas kesehatan mengenai
alergi yang telah diketahui
- Dokumentasikan semua informasi mengenai alergi dalam rekam
medis, sesuai dengan prosedur
- Pakaikan gelang alergi pada pasien, sebagimana mestinya
- Monitor pasien terhadap reaksi alergi pada pengobatan baru, formula,
makanan, karet dan atau uji coba bahan celup
- Monitor pasien mengenai paparan berikutnya terhadap agen yang
diketahui dapat menyebabkan alergi dengan adanya gejala kemerahan,
angioedema, urtikaria, batuk paroksismal, kecemasan berat, sesak
nafas, muntah, sianosis, atau syok
- Jaga pasien tetap di bawah pengawasan selama 30 menit setelah
pengelolaan bahan yang diketahui bisa membuat atau memicu respon
alergi
- Instruksikan pasien mengenai pengobatan alergi untuk dapat
menanyakan semua resep baru yang potensial menimbulkan reaksi
alergi
- Anjurkan pasien untuk menggunakan etikat penanda medis
sebagimana mestinya
- Indentifikasi secara tingkat ancaman terhadap munculnya reaksi alergi
dalam status kesehatan pasien
- Monitor adanya anafilaksis berulang dalam 24 jam
- Siapkan pengukuran bantuan hidup selama syok anafilaksis atau
reaksi yang berat
- Siapkan obat-obatan untuk mengurangi atau meminumalkan respon
alergi
- Bantuk dengan melakukan tes alergi, sebagaimana mestinya
- Kelola injeksi anti alergi, sesuai dengan kebutuhan
- Awasi respon alergi selama imunisasi
- Instruksikan pasien untuk mencegah penggunaan bahan yang
menyebabkan respon alergi
- Diskusikan metode untuk mengontrol alergen dari lingkungan
(misalnya, debu, jamur, dan serbuk sari)
- Instruksikan pasien dan pemberi layanan untuk mencegah situasi yang
memicu reaksi anafilaksis dan bagaimana meresponnya jika muncul
reaksi anafilaksis
- Intruksikan pasien dan pemberi layanan kesehatan mengenai
penggunaan epinephrime pen
7. Pengurangan kecemasan
- Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku klien
- Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
mungkin akan dialami klien selama prosedur (dilakukan)
- Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
- Berikan informasi faktul terkait diagnosa, perawatan, dan prognosis
- Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
ketakutan
- Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
- Berikan objek yang menunjukan perasaan aman
- Lakukan usapan pada punggung/leher dengan cara yang tepat
- Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat
- Jauhkan peralatan perawatan dari pandangan (klien)
- Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
- Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
- Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
- Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
- Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi tekanan
- Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien secara tepat
- Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
- Bantu klien untuk mengartikumulasikan deskripsi yang realistis
mengenai kejadian yang akan datang
- Pertimbangan kemampuan klien dalam mengambil keputusan
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan secara
tepat
- Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
8. Pencegahan aspirasi
- Monitor tingkat kesadaran, refleks batuk, gag refleks, kemampuan
menelan
- Skrinining adakah disfagia, dengan tepat
- Pertahankan (kepatenan) jalan nafas
- Minimalisir penggunaan narktik dan sedaktif
- Minimalisir penggunaan obat-obatan yang diketahui memperlambat
pengosongan lambung, dengan tepat
- Monitor status pernafasan
- Monitor kebutuhan perawatan terhadap saluran cerna
- Posisikan (kepala pasien) tegak lurus, sama dengan atau lebih tinggi
dari 30 sampai 90 derajat (pemberian makan dengan NGT) atau
sejauh mungkin
- Jaga kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 menit setelah
pemeberian makan
- Jaga manset trakea tetap terpasang, dengan tepat
- Jaga peralatan suksion tetap tersedia
- Pantau (cara) makam atau bantu jika diperlukan
- Beri makanan dalam jumlah sedikit
- Periksa posisi NGT atau selang gastronomi sebelum pemberian
makan
- Jangan beri makan jika residu terlalu banyak (misalnya, lebih besar
dari 250 cc pada selang makanan atau lebih besar 100 cc pada selang
PEG)
- Letakkan pompo NGT sesuai dengan gravitasi, jika diperlukan
- Gunakan agen-agen prokinetik yang sesuai
- Hindari pemberian cairan atau penggunaan zat yang kental
- Tawarkan makanan atau cairan yang bisa dibentukan di dalam bolus
sebelum ditelan
- Potong makanan menjadi potongan-potongan kecil
- Minta obat-obatan dalam bentuk elixir
- Haluskan obat-obatan dalam bentuk pil sebelum pemberian
- Inspeksi kavitas oral terkait dengan obat-obatan maupun makanan
yang tertahan
- Berikan perawatan mulut
- Sarankan konsultasi pada terapis bicara patologis dengan tepat
- Sarankan untuk menelan kue barium/barium cookie atau video
fluoroscopy, yang sesuai
9. Fisioterapi dada
- Kenali ada tidaknya kontra indikasi dilakukkannya fisioterapi dada
pada pasien (misalnya, PPOK eksaserbasi akut, pneumonia tanpa
produksi sputum berlebihan, osteoporisis, kanker paru dan edema
serebri)
- Lakukan fisioterapi dada minimal dua jam setelah makan
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan fisioterapi dada kepada pasien
- Dekatkan alat-alat yang diperlukan (misalnya, alat penyedotan, tempat
dahak, dan tissue)
- Monitor status respirasi dan kardiologi (misalnya, denyut dan irama
nadi, suara dan kedalaman nafas)
- Monitor jumlah dan karakteristik sputum
- Tentukan segmen paru mana yang berisi sekret berlebihan
- Posisikan segmen paru yang akan dilakukan fisioterapi dada diatas,
jika pasien tidak dapat mengikuti posisi tersebut, lakukan modifikasi
pemposisian (misalnya, hindari posisi telentang pada pasien dengan
PPOK, cedera kepala akut, masalah jantung karena dapat
meningkatkan nafas pendek dan dangkal, meningkatkan TIK, dan
menyebabkan stres, secara berkelanjutan
- Gunakan bantal untuk menopang posisi pasien
- Tepuk dada dengan teratur dan cepat dengan menggunakan telapak
tangan yang dikuncupkan di atas area yang ditentukan selama 3-5
menit, hindari perkusi diatas tulang belakang, ginjal, payudara, area
insisi, dan tulang yang patah
- Lakukan gerakan apply pneumatic, acoustical, or electrical chest
percussors
- Gerakan dengan cepat dan kuat dengan telapak tangan, jaga agar bahu
dan lengan tetap lurus, pergelangan tangan kencang, pada area yang
akan dilakukan fisioterapi dada ketika pasien menghembuskan nafas
atau batuk 3-4 kali
- Instruksikan pasien untuk mengeluarkan nafas dengan teknik nafas
dalam
- Anjurkan untuk batuk selama dan setelah tindakan
- Sedot sputum
- Monitor kemampuan pasien selama dan setelah prosedur (contoh:
oksimetri nadi, tanda vital, dan tingkat kenyamanan pasien).
2 Ketidakefektifan NOC : NIC :
bersihan jalan nafas 1. Status pernafasan : 1. Stabilisasi dan membuka jalan nafas
kepatenan jalan nafas - Cuci tangan
Definisi : - Frekuensi pernafasan - Gunakan lata pelindung diri ( sarung tangan, kacamata, dan masker)
Ketidakmampuan untuk - Irama pernafasan sesuai dengan kebutuhan
membersihkan sekresi atau - Kedalaman inspirasi - Pilih dengan cara yang tepat ukuran dan tipe tube orofaringeal atau
obstruksi dari saluran - Kemampuan untuk nasofaringeal
nafas untuk mengeluarkan sekret - Posisikan pasien dengan posisi kepala sesuai dengan kebutuhan
mempertahankan bersihan - Ansietas - Suction mulut dan orofaring
jalan nafas. - Ketakutan - Masukkan tube oro/nasofaring dengan cara yang tepat
- Tersedak - Monitor adanya sesak nafas, mengorok saat tube oro/nasofaring
Batasan karakteristik : - Suara nafas tambahan terpasang pada tempatnya
Dispnea, - Pernafasan cuping - Ganti selang oro/nasofaring setiap hari dan inspeksi mukosa
penurunan suara hidung - Masukkan laryngeal mask airway (LMA) sesuai dengan kebutuhan
nafas - Mendesah - Masukkan esophageal obturator airway (EOA) sesuai dengan
Orthopneu - Dispnea saat istirahat kebutuhan
Cyanosis - Dispnea dengan - Kolaborasikan dengan dokter untuk memilih dengan cara yang tepat
Kelainan suara aktivitas ringan ukuran dan tipe tube endotrakeal tube atau tube trakeostomi
nafas (rales, - Penggunaan otot bantu - Pilih jalan nafas buatan yang memiliki volume tinggi, manset yang
wheezing) nafas memiliki tekanan yang rendah
Kesulitan berbicara - Batuk - Lakukan pemasangan tube endotrakeal dan tube trakeostomi hanya
Batuk tidak efektif, - Akumalsi sputum oleh petugas yang kompeten dan tersetifikasi
atau tidak ada - Respirasi agonal - Anjurkan dokter agar meletakkan tube endotrakeal melalui jalur
produksi sputum orofaring, sesuai dengan kebutuhan
Gelisah 2. Tingkat agitasi - Bantu pemasangan tube endotrakeal dengan mengumpulkan pelatan
Perubahan - Kesulitan dalam intubasi dan peralatan darurat yang dibutuhkan, atur posisi pasien,
frekuensi dandan merespon informasi berikan pengobatan sesuai dengan resep, dan monitor pasien akan
irama nafas - Gelisah adanya komplikasi saat pemasangan
- Frustasi - Bantu trakesontomi darurat dengan menyusun peralatan yang
Faktor yang - Mudah marah dibutuhkan, memberikan pengobatan, menyediakan lingkungan yang
berhubungan : - Berjalanmondar- steril, dan monitor adanya perubahan pada kondisi pasien
mandir - Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang prosedur intubasi
Infeksi
- Gerakan berulang- - Berikan oksigen 100% selama 3-5 menit, sesuai dengan yang
Disfungsi
ulang dibutuhkan
neuromuskular
- Ketidakmampuan - Auskultasi dada setelah intubasi
Hiperplasia untuk tetap duduk - Observasi kesimetrisan pergerakan dingding dada
dingding
- Kesulitan untuk tetap - Monitor saturasi oksigen dengan tekanan oksimetriyang tidak invasive
bronkus
fokus mengerjakan dan deteksi CO2
Alergi jalan tugas - Monitor status pernafasan, sesuai dengan kebutuhan
nafas - Menolak bantuan - Gembungkan manset endotrakeal/trakeostomi dengan plester
Asma - Agresif - Tandai selang endotrakeal pada bibir atau mulut, gunakan penanda
Trauma - Memukul-mukul sentimeter pada ET, dan dokumentasikan
Obsturksi jalan tempat tidur - Verifikasi posisi selang dengan menggunakan x-ray dada, pastikan
nafas , spasme - Insomnia ulatrakea 2-4 cm di atas dada
jalan nafas, - Menarik selang atau - Minimalkan pemindahan letak posisi dan tarikan jalan nafas buatan
sekresi tali pengekang dengan menunda tabung ventilator dari dukungan atas kepala,
tertahan, - Perilaku berulang- gunakan kateter yang fleksibel dan memutar dan jaga (posisi) selang
banyaknya ulang selama mengubah posisi pasien, prosedur suctiondan
mukus, adanya - Memegang dengan pelepasan/pemasangan ventilator
jalan kasar
nafasbuatan, - Membunyikan sesuatu 2. Managemen jalan nafas
sekresi - Memukul - Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thurst, sebagaimana
bronkus, - Menendang mestinya
adanya eksudat - Melempar - Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
alveolus, dan - Meludah - Identifikasi kebutuhan aktual/potensia pasien untuk memasukkan alat
adanya benda - Mengigit membuka jalan nafas
asing di jalan - Ketidakstabilan emosi - Masukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau oropharyngeal
nafas - Memaki/berteriak airway (OPA), sebagaimana mestinya
- Perkataan yang tidak - Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya
sesuai - Buang secret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau
- Gaerakan tubuh yang menyedot lendir
tidak pantas - Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk
- Rasa malu - Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernafas
- Yerbangun saat tidur dalam kepada anak-anak (misal; meniup gelembung ,meniup kincir ,
- Penurunan berat badan peluit,harmonika, meniup layaknya pesta; buat meniup dengan bola
- Dehidrasi pingpong, meniup bulu)
- Peningkatan tekanan - Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektik
darah - Bantu dengan dorongan sprirometer, sebagaimana mestinya
- Peningkatan tekanan - Auskultasi suara nafas, catat area yang pentilasinya menurun atau
nadi radial tidak ada dan adanya suara tambahan
- Peningkatan frekuensi - Lakukan penyedotan melalui enotrakea atau nasotrakea, sebagaimana
pernafasan mestinya
3. Tingkat kecemasan 3. Pengisapan lendir pada jalan nafas
- Tidak dapat - Lakukan tindakan cuci tangan
beristirahat - Lakukan tindakan pencegahan umum (universial precaution)
- Berjalan - Gunakan alat pelindung diri (sarung tangan, kacamata, masker),
mondarmandir sesuai dengan kebutuhan
- Meremas-remas tangan - Tentukan perlunya suksion mulut atau trahea
- Distres - Auskultasi suara nafsu sebelum dan setelah tindakan suksion
- Perasaan gelisah - Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya tindakan
- Otot tegang suksion
- Wajah tegang - Aspirasi nasopharingeal airway untuk melakukan suction
- Iritabilitas nasotracheal sesuai kebutuhan
- Tidak bisa mengambil - Intruksikan kepada pasien untuk menarik nafas dalam sebelum
keputusan dilakukan suction nasotracheal dan gunakan oksigen sesuai
- Mengeluarkan rasa kebutuhan
marah secara - Hiperoksigenasi dengan oksigen 100% selama minimal 30 detik,
berlebihan menggunakan ventilator atau resusitator sebelum dan setelah tindakan
- Masa perilaku suksion
- Kesulitan - Hiperinflasi dengan menggunakan volume tidal yang sesuai dengan
berkonsentrasi berat badan pasien, sesuai dengan kebutuhan
- Kesulitan dalam - Gunakan alat steril setiap tindakan suksion trakea
belajar/memahami - Pilih kanul suksion yang diameternya separuh dari diameter pipa
sesuatu endotrakeal, pipa trakeostomi atau jalan nafas pasien
- Kesulitan dalam - Instruksikan kepada pasien untuk mengambil nafas pelan dan dalam
penyelesaian masalah selama kanul suksion masuk melalui jalur nasotrakea
- Serangan panik - Biarkan pasien tersambung ke ventilator selama prosedur suksion jika
- Rasa takut yang menggunakan sistem suksion tertutup atau jika perangkat adaptor
disampaikan dengan insulflasi oksigen sedang digunakan
lisan - Gunakan angka terendah pada dinding suksion yang diperlukan untuk
- Rasa cemas yang membuang sekresi (misalnya, 80-120 mmHg untuk pasien dewasa)
disampaikan dengan - Monitor adanya nyeri
lisan - Monitor status oksigenasi pasien (nilai SaO, atau SvO) status
- Perhatian yang neorologis (misalnya, status mental, tekanan intra kranial, tekanan
berlebihan terhadao perfusi cerebral dan status hemodinamik (misalnya, nilai MAP dan
kejadian-kejadian irama jantung) segera sebelumnya, selama dan setelah melakukan
dalam kehidupan suksion)
- Peningkatan tekanan - Berdasarkan durasi setiap suksion trakhea buang sekret dan (cek)
darah respon pasien terhadap suksion
- Peningkatan frekuensi - Lakukan suksion orafaring setelah menyelesaikan suksion trakhea
nadi - Bersihkan area sekitar stroma trakhea setelah menyelesaikan suksion
- Peningkatan frekuensi trakhea, sebagaimana mestinya
pernafasan - Hentikan suksion trakhea dan sediakan oksigen tambahan jika pasien
- Dilatasi pupil pernah mengalami bradikardia, peningkatan ektopi vertikel dan atau
- Bekeringat dingin desaturasi
- Pusing - Variasikan teknik suksion berdasarkan respon klinis pasien
- Fatigue - Monitor dan catat warna, jumlah dan konsistensi sekret
- Penurunan - Kirimkan sampel sekret untuk tes kultur dan sensitivikasi
produktivitas sebagaimana mestinya
- Menarik diri - Instruksikan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan suksion
- Gangguan tidur jalan nafas, sebagaimana mestinya
- Perubahan pola buang
air besar 4. Pengurangan kecemasan
- Perubahan pola makan - Gunakan pendekatan yang tenang dan menyakinkan
- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku klien
4. Pencegahan aspirasi - Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang
- Mengidentifikasi mungkin akan dialami klien selama prosedur (dilakukan)
faktor-faktor resiko - Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
- Menghindari faktor- - Berikan informasi faktul terkait diagnosa, perawatan, dan prognosis
faktor resiko - Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan mengurangi
- Memperthankan ketakutan
kebersihan mulut - Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
- Memposisikan tubuh - Berikan objek yang menunjukan perasaan aman
untuk miring ketika - Lakukan usapan pada punggung/leher dengan cara yang tepat
makan dan minum jika - Dorong aktivitas yang tidak kompetitif secara tepat
dibutuhkan - Jauhkan peralatan perawatan dari pandangan (klien)
- Memilih makanan - Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat
yang sesuai dengan - Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
kemampuan menelan - Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan ketakutan
- Memilih makan dan - Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
cairan dengan - Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk mengurangi tekanan
konsisitensi yang tepat - Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Menggunakan cairan - Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien secara tepat
yang dipadatkan jika - Dukung penggunaan mekanisme koping yang sesuai
dibutuhkan - Bantu klien untuk mengartikumulasikan deskripsi yang realistis
- Mempertahankan mengenai kejadian yang akan datang
tubuh dalam posisi - Pertimbangan kemampuan klien dalam mengambil keputusan
tegak selama 30 menit - Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
setelah makan - Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan secara
tepat
5. Respon ventilasi - Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan
mekanik : dewasa
- Tingkat pernafasan 5. Managemen jalan nafas buatan
- Irama pernafasan - Selalu mencuci tangan
- Kedalaman inspirasi - Lakukan universal precautions
- Kapasitas inspirator - Menggunakan alat pelindung diri (misalnya, sarung tangan, kacamata
- Volume tidal pelindung, dan masker) dengan cara yang tepat
- Kapasitas vital - Memberikan OPA atau alat bantu gigit untuk mencegah tergigitnya
- fiO2 (fraksi inspirasi endottrakeal, dengan cara yang tepat
oksigen) memenuhi - Memberikan kelembaban 100% pada udara, oksigen atau gas yang
kebutuhan oksigen dihisap [pasien]
- PaO2 (tekanan parsial - Menyediakan sistem hidrasi yang adekuat melalui oral maupun
dalam darah arteri) pemberian cairan intavena
- Arteri pH - Mengembangkan balon endotrakeal/trakeostomi dengan
- Saturai oksigen menggunakan volume oklusif minimal atau teknik kebocoran minimal
- Perfusi jaringan perifer - Mempertahankan pengembangan balon endotrakeal/trakeostomi pada
- End tidal tekanan 15-25 mmHg selama ventilasi mekanik selama dan setelah
carbondioksida pemberian makan
- Tes fungsi paru-paru - Monitor tekanan balon setiap 4-8 jam selama ekspirasi dengan
- Hasil sinar x-ray pada menggunakan tiga katub penutup/stopcock threeway
dada - Cek tekanan balon sesegera mungkin setelah pemberian anestetis
- Kesimbangan ventilai umum atau manipulasi pada selang ET
perfusi - Lakukan penyedotan endotrakeal jika diperlukan
- Ganti tali ET setiap 24 jam, inspeksi kulit dan mukosa mulut, dan
lakukan reposisi ET di sisi mulut secara bergantian
- Longgarkan tali pengikat ET setidaknya 1 kali sehari dan lakukan
perawatan kulit disekitarnya
- Auskultasi suara paru kanan dan kiri setelah pemasangan dan
penggantian tali endotrakea/trakeostomi
- Catat perubahan posisi ET dalam sentimeter untuk memonitor
kemungkinan perubahan tempat selang ET
- Lakukan pemeriksaan foto thorak untuk mengetahui posisi selang,
jika diperlukan
- Jika diperlukan, lakukan pemeriksaan rontgen dada untuk memonitor
posisi selang ET/TT
- Minimalisir kebocoran dan gesegan pada jalan nafas buatan dengan
memposisikan selang ventilator di atas kepada, dengan menggunakan
flexible catheter mounts dan swivels, dan selang pendukung saat
membalik, suksion, dan saat menghubungkan maupun melepas
ventilator
- Monitor suara ronki dan crackles di jalan nafas
- Monitor warna, jumlah dan konsistensi mukus/sekret
- Lakukan perawatan rongga mulut (misalnya, menggosok gigi dengan
sikat gigi atau dengan kasa, memberikan pelembab bibir dan mulut)
jika diperlukan
- Monitor penurunan volume ekspirasi dan peningkatan tekanan
inspirasi pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanik
- Jika diperlukan lakukan perlindungan untuk mencegah dekanulasi
spontan (mislanya, berikan tali atau plaster, berikan obat sedative dan
agen pelumpuh otot, memasang pengekangan pada lengan)
- Letakkan perlengkapan tambahan intubasi dan ambubag di tempat
yang mudah dijangkau
- Lakukan perawatan trakea setiap 4-8 jam sekali jika diperlukan
membersihkan permukaan luar kanula, membersihkan dan
mengeringkan area sekitar stoma dan mengganti tali-tali trakeostomi
- Inspeksi adanya cairan, kemerahan, iritasi, dan pendarahan pada kulit
sekitar stoma trakel
- Inspeksi dan palpasi ada tidaknya udata di bawah kulit setiap 8 jam
sekali
- Monitor keluhan nyeri pasien
- Pertahankan teknik steril ketika melakukan penyedotan dan
melakukan perawatan trakeostomi
- Hindari trakeostomi dari air
- Plester obturator trakeostomi dibagian atas atau kasur pasien
- Plester trakeostomi cadangan (sama jenis dan ukurannya) dan jepit
bagian atas tempat tidur
- Lakukan fisioterapi dada jika diperlukan
- Yakinkan bahwa balon endotrakeal atau trakeostomi dikembangkan
ketika memberikan makan, dengan cara yang tepat
- Tinggikan kepala sama dengan atau lebih besar dari 30 derajat atau
bantu pasien untuk duduk di kursi selama pemberian makan, dengan
cara yang tepat
6. Pencegahan aspirasi
- Monitor tingkat kesadaran, refleks batuk, gag refleks, kemampuan
menelan
- Skrinining adakah disfagia, dengan tepat
- Pertahankan (kepatenan) jalan nafas
- Minimalisir penggunaan narktik dan sedaktif
- Minimalisir penggunaan obat-obatan yang diketahui memperlambat
pengosongan lambung, dengan tepat
- Monitor status pernafasan
- Monitor kebutuhan perawatan terhadap saluran cerna
- Posisikan (kepala pasien) tegak lurus, sama dengan atau lebih tinggi
dari 30 sampai 90 derajat (pemberian makan dengan NGT) atau
sejauh mungkin
- Jaga kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 menit setelah
pemeberian makan
- Jaga manset trakea tetap terpasang, dengan tepat
- Jaga peralatan suksion tetap tersedia
- Pantau (cara) makam atau bantu jika diperlukan
- Beri makanan dalam jumlah sedikit
- Periksa posisi NGT atau selang gastronomi sebelum pemberian
makan
- Jangan beri makan jika residu terlalu banyak (misalnya, lebih besar
dari 250 cc pada selang makanan atau lebih besar 100 cc pada selang
PEG)
- Letakkan pompo NGT sesuai dengan gravitasi, jika diperlukan
- Gunakan agen-agen prokinetik yang sesuai
- Hindari pemberian cairan atau penggunaan zat yang kental
- Tawarkan makanan atau cairan yang bisa dibentukan di dalam bolus
sebelum ditelan
- Potong makanan menjadi potongan-potongan kecil
- Minta obat-obatan dalam bentuk elixir
- Haluskan obat-obatan dalam bentuk pil sebelum pemberian
- Inspeksi kavitas oral terkait dengan obat-obatan maupun makanan
yang tertahan
- Berikan perawatan mulut
- Sarankan konsultasi pada terapis bicara patologis dengan tepat
- Sarankan untuk menelan kue barium/barium cookie atau video
fluoroscopy, yang sesuai
7. Fisioterapi dada
- Kenali ada tidaknya kontra indikasi dilakukkannya fisioterapi dada
pada pasien (misalnya, PPOK eksaserbasi akut, pneumonia tanpa
produksi sputum berlebihan, osteoporisis, kanker paru dan edema
serebri)
- Lakukan fisioterapi dada minimal dua jam setelah makan
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan fisioterapi dada kepada pasien
- Dekatkan alat-alat yang diperlukan (misalnya, alat penyedotan, tempat
dahak, dan tissue)
- Monitor status respirasi dan kardiologi (misalnya, denyut dan irama
nadi, suara dan kedalaman nafas)
- Monitor jumlah dan karakteristik sputum
- Tentukan segmen paru mana yang berisi sekret berlebihan
- Posisikan segmen paru yang akan dilakukan fisioterapi dada diatas,
jika pasien tidak dapat mengikuti posisi tersebut, lakukan modifikasi
pemposisian (misalnya, hindari posisi telentang pada pasien dengan
PPOK, cedera kepala akut, masalah jantung karena dapat
meningkatkan nafas pendek dan dangkal, meningkatkan TIK, dan
menyebabkan stres, secara berkelanjutan
- Gunakan bantal untuk menopang posisi pasien
- Tepuk dada dengan teratur dan cepat dengan menggunakan telapak
tangan yang dikuncupkan di atas area yang ditentukan selama 3-5
menit, hindari perkusi diatas tulang belakang, ginjal, payudara, area
insisi, dan tulang yang patah
- Lakukan gerakan apply pneumatic, acoustical, or electrical chest
percussors
- Gerakan dengan cepat dan kuat dengan telapak tangan, jaga agar bahu
dan lengan tetap lurus, pergelangan tangan kencang, pada area yang
akan dilakukan fisioterapi dada ketika pasien menghembuskan nafas
atau batuk 3-4 kali
- Instruksikan pasien untuk mengeluarkan nafas dengan teknik nafas
dalam
- Anjurkan untuk batuk selama dan setelah tindakan
- Sedot sputum
- Monitor kemampuan pasien selama dan setelah prosedur (contoh:
oksimetri nadi, tanda vital, dan tingkat kenyamanan pasien).
6. Managemen nutrisi
7. Terapi nutrisi
- Lengkapi pengkajian nutrisi, sesuai kebutuhan
- Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari,
sesuai kebutuhan
- Monitor intruksi diet yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
[paisen] perhari, sesuai kebutuhan
- Tentukan jumlah kalori dan tipe mutrisi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan berkolaborasi bersama ahli gizi,
sesuai kebutuhan
- Kaji preferensi makanan yang sesuai dengan budaya dan agama
[pasien]
- Pilih suplemen nutrisi sesuai dengan kebutuhan
- Doronng pasien untuk memilih makanan setengah lunak, jika pasien
mengalami kesulitan menelan karena menurunya jumlah salvina
- Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium,
sesui dengan kebutuhan
- Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang
tinggi kalsium sesuai kebutuhan
- Pastikan bahwa dalam diet mengandung makanan yang tinggi serat
untuk mencegas konstipasi
- Sediakan [bagi] pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi
protein, tinggu kalori, dan mudah dikonsumsi, sesuai kebutuhan
- Bantu pasien untuk memilih makanan yang lunak, lembut, dab tidak
mengandung asam sesuai kebutuhan
- Kaji kebutuhan nutrisi parenteral
- Berikan nutrisi enteral, sesuai kebutuhan
- Hentikan pemberian makan melalui selang makanan begitu pasien
mamou mentoleransi asupan [makanan] melalui oral
- Berikan cairan hiperalimentasi sesuai kebutuhan
- Pastikan ketersediaan terapi diet progresif
- Berikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai batas diet yang dianjurkan
- Motivasi [pasien] untuk membawa makanan yang telah dimasak dari
rumah sesuai kebutuhan
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung laktosa,
sesuai kebutuhan
- Tawarkan herbal dan rempah sebagai pengganti garam
- Ciptakan lingkungan yang membuat suasana yang menyenangkan dan
menenangkan
- Sajikan makanan dengan menarik, cara yang menyenangkan dengan
mempertimbangakan warna, tekstur dan keragaman
- Berikan perawatan mulut sebelum makan sesuai kebutuhan
- Bantu pasien untuk duduk sebelum makan atau minum
- Monitor hasil laboratorium, yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai diet yang dianjurkan
- Rujuk untuk mendapatkan pendidikan kesehatan terkait diet dan
perencanaan diet sesuai kebutuhan
- Berikan pasien dan keluarga contoh tertulis mengenai diet yang
dianjurkan
8. Konseling nutrisi
- Bina hubungan terapeutik berdasarkan rasa percaya dan saling
menghormati
- Tentukan lama konseling
- Fasilitasi untuk mengidentifikasi perilaku makan yang harus diubah
- Susun tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis dalam
rangka mengubah status nutrisi
- Gunakan standar gizi yang bisa diterima untuk membantu pasien
mengevaluasi intake diet yang adekuat
- Berikan informasi, sesuai kebutuhan, mengenai perlunya modifikasi
diet bagi kesehatan, penurunan berat badan, pembatasan garam,
pengutangan kolesterol, pembatasan cairan dan seterusnya
- Pasang materi oenuntun makanan yang manarik di kamar pasien
(misalnya, Piramid Makanan)
- Bantu pasien utnuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti umur,
tahap pertumbuhan dan perkembangan, pengalaman makan
sebelumnya, cedera, penyakit, budaya, dan keuangan dalam
merencanakan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
- Diskusikan pengetahuan pasien mengenai empat makanan dasar,
termasuk juga persepsi tentang perlunya modifikasi diet
- Diskusikan kebutuhan nutrisi dan persepsi pasien mengenai diet yang
direkomendasikan
- Diskusikan makanan yang disukai dan tidak disukai pasien
- Bantu pasien untuk mencatat makanan yang biasanya dimakan dalam
waktu 24 jam
- Kaji ulang pengukuran intake dan ouput cairan pasien, nilai Hb,
tekanan darah, atau penambahan dan penurunan berat badan, sesuai
kebutuhan
- Diskusikan perilaku membeli makanan dan hambatan biaya
- Diskusikan arti makanan bagi pasien
- Kaji sikap dan keyakinan dari orang yang penting bagi pasien/SO
mengenai makanan, makan, dan perubahan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
- Evaluasi kemajuan tujuan modifikasi diet dalam interval yang teratur
- Bantu pasien menyatakan perasaaan dan kepeduliannya mengenai
pencapaian tujuan
- Sediakan konsultasi/rujukan dengan anggota kesehatan lain, sesuai
kebutuhan
9. Monitor nutrisi
- Timbang berat badan pasien
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Lakukan pengukuran antropometrik pada kompisisi tubuh (misalnya,
indeks massa tubuh, pengukuran pinggang, dan lipatan kulit)
- Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan (misalnya, pada
pasien anak-anak, pola tinggi dan anak-anak sesuai standar growth
chart)
- Identifikasi perubahan berat badan terakhir
- Tentukan banyaknya penambahan berat badan selama periode
spartum
- Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Indetifikasi abnormalitas kulit (misalnya, memar berlebihan,
penyembuhan luka buruk dan pendarahan)
- Identifikasi [adanya] abnormalitas rambut (misalnya, kering, tipis,
kasar, dan mudah patah)
- Monitor adanya mual dan muntah
- Identifikasi abnormalitas eliminasi bowel (misalnya, diarem, darah,
mukus, dan eliminasi yang nyeri dan tidak teratur)
- Monitor diet dan asupan kalori
- Identifikasi perubahan nafsu makan dan aktivitas akhir-akhir ini
- Monitor tipe dan banyaknya latihan yang biasa dilakukan
- Diskusikan peran dari aspek sosial dan emosi terkait dengan
mengkonsumsi makanan
- Tentukan pola makan (misalnya, makanan yang disukai dan tidak
disukai, konsumsi yang berlebihan terhadap makanan siap saji, makan
yang terlewati, makan tergesa-gesa, interaksi anak dan orangtua
selama makan, frekuensi serta lamanya bayi makan)
- Monitor adanya [warna] pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva
yang kering
- Identifikasi [adanya] ketidaknormalan kuku (misalnya, bentuk
cembung, retak, terpisah, pecah, rapuh, dan kaku)
- Lakukan evaluasi [kemampuan] menelan (misalnya, fungsi motorik
wajah, mulut, otot-otot lidah; reflek menelan; dan reflek gag)
- Identifikasi adanya ketidaknormalan dalam rongga mulut (misalnya,
inflamasi, kenyal, ompong atau gusi berdarah; kering; bibir pecah-
pecah bengkak; merah tua, lidah kasar dan papila hiperemi dan
hipertrofi)
- Monitor status mental (misalnya, bingung, depresi, dan cemas)
- Identifikasi abnormalitas [yang ada] dalam sistem muskuloskeletal
(misalnya, atrofi otot, nyeri sendi, patah tulang, dan postur yang
buruk)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium, monitor hasilnya (misalnya,
kolesterol, serum albumin, transferin, prealbumin, nitrogen urin
selama 24 jam, BUN, kreatinin, Hb, Ht, imunitas selular, hitung
limfosit total dan nilai elektolit)
- Tentukan rekomendasi energi (misalnya, Recommended Dietary
Allowance) berdasarkan faktor pasien (misalnya, umur, berat badan,
tinggi badan, gender, dan tingkat aktivitas-aktivitas fisik)
- Tentukan fakto-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi (misalnya,
pengetahuan, ketersediaan dan kemudahan memperoleh produk-
produk makanan yang berkualitas; pengaruh agama dan budaya;
gender; kemampuan menyediakan makanan; isolasi sosial;
hospitalisasi; mengunyah tidak adekuat; gangguan menelan; penyakit
periodontal; gigi yang buruk; penurunan dalam merasakan makanan;
penggunaan obat; dan status penyakit atau setelah pembedahan)
- Tinjau ulang sumber lain terkait data status nutrisi (misalnya, diari
makanan pasien dan catatan tertulis)
- Mulai tindakan atau berikan rujukan, sesuai kebutuhan
10. Bantuan perawatan diri : pemberian makan
- Monitor kemampuan pasien untuk menelan
- Identifikasi diet yang disarankan
- Atur meja dan sediakan makanan agar [terlihat] menarik
- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
(misalnya, jauhkan dari pandangan benda-benda seperti pispot, urinal,
dan suksion)
- Pastikan posisi pasien yang tepat untuk memfasilitasi mengunyah dan
menelan
- Berikan bantuan fisik, sesuai kebutuhan
- Berikan penurunan nyeri yang cukup sebelum makan, dengan tepat
- Berikan kebersihan mulut sebelum makan
- Makanan disajikan dengan tepat dalam nampan, sesuai kebutuhan,
misalnya daging yang sudah dipotong atau telur yang telah dikupas
- Buka bungkusan makanan
- Jangan meletakkan makanan pada sisi dimana pandangan seseorang
tidak dapat melihat
- Gambarkan lokasi dari makanan yang ada di nampan untuk seseorang
yang memiliki gangguan pengelihatan
- Posisikan pasien dalam posisi makan yang nyaman
- Berikan pengalas makanan
- Berikan sedotan minuman, sesuai kebutuhan atau sesuai keinginan
- Berikan makanan dengan suhu yang paling sesuai
- Sediakan makanan dan minuman yang disukai, dengan tepat
- Monitor berat badan pasien, dengan tepat
- Monitor status hidrasi pasien, dengan tepat
- Dukung pasien untuk makan di ruang makan, jika tersedia
- Sediakan interaksi sosial dengan tepat
- Berikan alat-alat yang bisa memfasilitasi pasien untuk makan sendiri
(misalnya, pegangan yang panjang, pegangan dengan lingkarang yang
besar, atau ada tali kecil pada alat makanan sesuai kebutuhan
- Gunakan cangkir dengan pegangan yang besar, jika diperlukan
- Gunakan alat makan dan gelas yang tidak mudah pecah dan tidak
berat, sesuai kebutuhan
- Berikan penanda sesering mungkin dengan pengawasan ketat, dengan
tepat
3. Managemen pengobatan
4. Peresepan obat
- Evaluasi tanda dan gejala dari masalah kesehatan saat ini
- Kaji riwayat kesehatan dan penggunaan obat-obatan
- Identifikasi alergi yang diketahui
- Kaji kemampuan keluarga dalam memberikan obat-obatan
- Identifikasi obat-obatan yang dimiliki indikasi untuk masalah
kesehatan saat ini
- Resepkan obat-obatan sesuai dengan otoritas peresepan obat dan atau
sesuai protokol
- Tuliskan resep, menggunakan nama termasuk dosis dan petunjuk
pemberian obat
- Ucapkan dengan jelas singkatan yang sulit yang dapat dengan mudah
menimbulkan kesalahpahaman (misalnya, micrograms, miligrams,
units)
- Periksa bahwa angka desimal dalam dosis terlihat jelas dengan
menggunakan awalan angka nol (misalnya, 0.2 vs .2)
- Hindari penggunaan angka nol dibelakang koma (misalnya, 2 vs .2.0)
- Gunakan metode peresepan elektronik jika tersedia
- Gubakan singkatan, akronim dan simbol yang terstandarisasi
- Periksa bahwa semua obat yang diresepkan telah dituliskan dengan
benar, lengkap dan sesuai dengan keperluan dan tujuan
penggunaannya
- Ikut rekomendasi untuk penggunaan dosis awal dari obat (misalnya,
miligram/kilogram berat badan, luas permukaan tubuh, atau dosis
efektif terendah)
- Konsulasikan dengan dokter atau petugas farmasi sesuai kebutuhan
- Konsultasikan pada referensi pemberian obat untuk dokter dan
referensi lainnya jika diperlukan
- Konsultasikan pada perwakilan dari perusahaan penyedia obat sesuai
kebutuhan
- Ajarkan pasien dan/atau keluarga metode pemberian obat sesuai
kebutuhan
- Ajarkan pasien dan keluarga terkait reaksi yang diharapkan dan efek
samping dari obat
- Berikan alternatif waktu pemberian dan modalitas dalam pemberian
obat secara mandiri untuk meminimalkan perubahan gaya hidup
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana cara menebus
kembali obat yang diresepkan, sesuai keperluan
- Ajarkan pasien/keluarga kapan waktu untuk mencari bantuan
tambahan
- Monitor efek terapatik dan efek samping dari obat yang diberikan,
sesuai kebutuhan
- Pertahankan pengetahuan mengenai obat-obatan yang digunakan
dalam praktek keperawatan, termasuk indikasi penggunaan, tindakan
pencegahan, efek samping, efek toksik, dan informasi dosis seperti
yang dipersyaratkan oleh otoritas peresepan obat dan undang-undang
5. Managemen nutrisi
6. Terapi nutrisi
- Lengkapi pengkajian nutrisi, sesuai kebutuhan
- Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari,
sesuai kebutuhan
- Monitor intruksi diet yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
[paisen] perhari, sesuai kebutuhan
- Tentukan jumlah kalori dan tipe mutrisi yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi dengan berkolaborasi bersama ahli gizi,
sesuai kebutuhan
- Kaji preferensi makanan yang sesuai dengan budaya dan agama
[pasien]
- Pilih suplemen nutrisi sesuai dengan kebutuhan
- Doronng pasien untuk memilih makanan setengah lunak, jika pasien
mengalami kesulitan menelan karena menurunya jumlah salvina
- Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium,
sesui dengan kebutuhan
- Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang
tinggi kalsium sesuai kebutuhan
- Pastikan bahwa dalam diet mengandung makanan yang tinggi serat
untuk mencegas konstipasi
- Sediakan [bagi] pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi
protein, tinggu kalori, dan mudah dikonsumsi, sesuai kebutuhan
- Bantu pasien untuk memilih makanan yang lunak, lembut, dab tidak
mengandung asam sesuai kebutuhan
- Kaji kebutuhan nutrisi parenteral
- Berikan nutrisi enteral, sesuai kebutuhan
- Hentikan pemberian makan melalui selang makanan begitu pasien
mamou mentoleransi asupan [makanan] melalui oral
- Berikan cairan hiperalimentasi sesuai kebutuhan
- Pastikan ketersediaan terapi diet progresif
- Berikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai batas diet yang dianjurkan
- Motivasi [pasien] untuk membawa makanan yang telah dimasak dari
rumah sesuai kebutuhan
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung laktosa,
sesuai kebutuhan
- Tawarkan herbal dan rempah sebagai pengganti garam
- Ciptakan lingkungan yang membuat suasana yang menyenangkan dan
menenangkan
- Sajikan makanan dengan menarik, cara yang menyenangkan dengan
mempertimbangakan warna, tekstur dan keragaman
- Berikan perawatan mulut sebelum makan sesuai kebutuhan
- Bantu pasien untuk duduk sebelum makan atau minum
- Monitor hasil laboratorium, yang sesuai
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai diet yang dianjurkan
- Rujuk untuk mendapatkan pendidikan kesehatan terkait diet dan
perencanaan diet sesuai kebutuhan
- Berikan pasien dan keluarga contoh tertulis mengenai diet yang
dianjurkan
7. Monitor nutrisi
- Timbang berat badan pasien
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
- Lakukan pengukuran antropometrik pada kompisisi tubuh (misalnya,
indeks massa tubuh, pengukuran pinggang, dan lipatan kulit)
- Monitor kecendrungan turun dan naiknya berat badan (misalnya, pada
pasien anak-anak, pola tinggi dan anak-anak sesuai standar growth
chart)
- Identifikasi perubahan berat badan terakhir
- Tentukan banyaknya penambahan berat badan selama periode
spartum
- Monitor turgor kulit dan mobilitas
- Indetifikasi abnormalitas kulit (misalnya, memar berlebihan,
penyembuhan luka buruk dan pendarahan)
- Identifikasi [adanya] abnormalitas rambut (misalnya, kering, tipis,
kasar, dan mudah patah)
- Monitor adanya mual dan muntah
- Identifikasi abnormalitas eliminasi bowel (misalnya, diarem, darah,
mukus, dan eliminasi yang nyeri dan tidak teratur)
- Monitor diet dan asupan kalori
- Identifikasi perubahan nafsu makan dan aktivitas akhir-akhir ini
- Monitor tipe dan banyaknya latihan yang biasa dilakukan
- Diskusikan peran dari aspek sosial dan emosi terkait dengan
mengkonsumsi makanan
- Tentukan pola makan (misalnya, makanan yang disukai dan tidak
disukai, konsumsi yang berlebihan terhadap makanan siap saji, makan
yang terlewati, makan tergesa-gesa, interaksi anak dan orangtua
selama makan, frekuensi serta lamanya bayi makan)
- Monitor adanya [warna] pucat, kemerahan dan jaringan konjungtiva
yang kering
- Identifikasi [adanya] ketidaknormalan kuku (misalnya, bentuk
cembung, retak, terpisah, pecah, rapuh, dan kaku)
- Lakukan evaluasi [kemampuan] menelan (misalnya, fungsi motorik
wajah, mulut, otot-otot lidah; reflek menelan; dan reflek gag)
- Identifikasi adanya ketidaknormalan dalam rongga mulut (misalnya,
inflamasi, kenyal, ompong atau gusi berdarah; kering; bibir pecah-
pecah bengkak; merah tua, lidah kasar dan papila hiperemi dan
hipertrofi)
- Monitor status mental (misalnya, bingung, depresi, dan cemas)
- Identifikasi abnormalitas [yang ada] dalam sistem muskuloskeletal
(misalnya, atrofi otot, nyeri sendi, patah tulang, dan postur yang
buruk)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium, monitor hasilnya (misalnya,
kolesterol, serum albumin, transferin, prealbumin, nitrogen urin
selama 24 jam, BUN, kreatinin, Hb, Ht, imunitas selular, hitung
limfosit total dan nilai elektolit)
- Tentukan rekomendasi energi (misalnya, Recommended Dietary
Allowance) berdasarkan faktor pasien (misalnya, umur, berat badan,
tinggi badan, gender, dan tingkat aktivitas-aktivitas fisik)
- Tentukan fakto-faktor yang mempengaruhi asupan nutrisi (misalnya,
pengetahuan, ketersediaan dan kemudahan memperoleh produk-
produk makanan yang berkualitas; pengaruh agama dan budaya;
gender; kemampuan menyediakan makanan; isolasi sosial;
hospitalisasi; mengunyah tidak adekuat; gangguan menelan; penyakit
periodontal; gigi yang buruk; penurunan dalam merasakan makanan;
penggunaan obat; dan status penyakit atau setelah pembedahan)
- Tinjau ulang sumber lain terkait data status nutrisi (misalnya, diari
makanan pasien dan catatan tertulis)
- Mulai tindakan atau berikan rujukan, sesuai kebutuhan
9. Managemen lingkungan
- Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
- Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien berdasarkan fungsi fisik
dan kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu
- Singkirkan bahaya lingkungan (misalnya, karpet yang longgar dan
kecil, furnitur yang dapat dipindahkan)
- Singkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan
- Lindungi pasien dengan pegangan pada sisi/bantalan di sisi ruangan,
yang sesuai
- Dampingi pasien selama tidak ada kegiatan bangsal, dengan tepat
- Sediakan tempat tidur dengan ketinggian yang rendah, yang sesuai
- Sediakan perangkat-perangkat adaptif (misalnya, bangku pijakan atau
pegangan tangan), yang sesuai
- Tempatkan funitur di kamar dengan pengaturan terbaik untuk
mengakomodasi disabilitas pasien/keluarga
- Sediakan selang yang cukup panjang untuk memungkinkan kebebasan
pasien untuk bergerak, yang sesuai
- Letakkan benda yang sering digunakan dalam jangkauan pasien
- Berikan kamar terpisah, seperti diindikasikan
- Pertimbangkan estetika lingkungan ketika memilih teman sekamar
- Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan nyaman
- Sediakan kasur yang kokoh
- Sediakan linen dan pakaian dalam dengan kondisi baik, bebas dari
residu dan noda
- Tempatkan saklar di posisi tempat tidur yang mudah dijangkau
- Atur persediaan dan linen dengan rapi yang harus tetap ada dalam
jangkauan pandangan pasien
- Halangi pandangan pasien pada kamar mandi, toilet, atau peralatan
lain yang digunakan untuk eliminasi
- Singkirkan bahan-bahan yang digunakan selama penggantian pakaian
eliminasi, serta bau apapun yang tersisa, sebelum kunjungan dan
waktu makan
- Kurangi ransangan lingkungan, yang sesuai
- Hindari dari paparan dan aliran udara yang tidak perlu, terlalu panas,
atau terlalu dingin
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien, jika suhu tubuh
berubah
- Kendalikan atau cegah kebisingan yang tidak diinginkan atau
berlebihan, bila memungkinkan
- Berikan musik pilihan
- Sediakan handphone untuk mendengarkan musik pribadi jika [suara]
musik dapat mengganggu orang lain
- Manipulasi pencahayaan untuk manfaat terapeutik
- Sediakan dan atur makanan dan makanan ringan yang menarik
- Bersihkan tempat dan peralatan yang digunakan untuk makan dan
minum sebelum digunakan pasien
- Batasi pengunjung
- Induvidualisasikan pembatasan kunjungan untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan/atau/orang terdekat
- Bawa benda-benda yang tidak asing dari rumah
- Fasilitasi penggunaan barang-barang pribadi seperti piyama, jubah,
dan perlengkapan mandi
- Jaga konsistensi tugas staf dari waktu ke waktu
- Sediakan sarana langsung dan berkesinambungan untuk memanggil
perawat, dan infromasikan pasien dan keluarga bahwa mereka akan
dijawab dengan segera
- Izinkan keluarga/orang terdekat untuk tinggal dengan pasien
- Edukasi pasien dan pengunjung mengenai perubahan/tindakan
pencegahan, sehingga mereka tidak akan dengan sengaja mengganggu
lingkungan yang direncanakan
- Sediakan keluarga/orang terdekat dengan informasi mengenai
membuat lingkungan rumah yang aman bagi pasien
- Tingkatkan keselamatan terhadap terjadinya kebakaran, yang sesuai
- Kendalikan hama lingkungan, yang sesuai
- Sediakan pengharum ruangan, jika diperlukan
- Berikan perawatan untuk bunga/tanaman
- Bantu pasien atau keluarga untuk mengatur kartu [ucapan] bunga, dan
hadiah untuk meningkatkan apresiasi visual pasien