Anda di halaman 1dari 25

Laporan Tutorial Skenario 2 Blok 7.

Intoksikasi Makanan Laut

Dosen Pembimbing :
dr. Armaidi Darmawan, M. Epid

INTAN ANFERTA M G1A114103

SUTISNA NISA G1A114106

SINAR AYOMI Y M G1A114107

ANDINI KARTIKASARI G1A114108

MUHAMMAD FAHMI IBNU G1A114114

DHAFIR KHALLAF G1A113133

DENY EKA SAPUTRA G1A113135

MUHAMMAD YUDHI SURYA C G1A113137

ALI SUBEKTI G1A113138

M. GALIHKA AYATULLAH G1A113145

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi

2017/2018
Skenario

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke IGD bersama istrinya dengan keluhan diare
bercampur darah dan lendir sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai pusing mual dan
muntah dan keram otot perut. Sehari sebelumnya pasien banyak mengkonsumsi makanan laut
(ikan dan kepiting). Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg,
denyut nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 37,5 oC. Pada pemeriksaan fisik
abdomen didapatkan nyeri tekan perut (+), bising usus meningkat, datar dan lemah. Dokter
IGD selanjutnya melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis serta
tatalaksana yang adekuat pada pasien sehingga komplikasi lanjutan dapat dicegah.
Klarifikasi Istilah

1. Diare : Rusak atau hilangnya jaringan oleh sumber panas, listrik,


bahan kimia, api, air panas dan lain-lain.1

2. Kram Otot : Gelembung berisi cairan serum, berukuran > 0,5 cm.1

3. Muntah : Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


a. masyarakat dan penanganan tingkat pertama dengan
upaya
b. promotif dan preventif.1

4. Keracunan Makanan : Gangguan atau sumbatan pada jalan nafas yang biasanya
akibat
a. darah atau edema pada jaringan jalan nafas.1

5. Feses bercampur lendir dan darah : Konsistensi feses yang terdiri dari darah dan
lendir yang berasal dari pecahan pembuluh
darah dan mukosa pada saluran pencernaan
yang berlebihan.
Identifikasi Masalah

1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu?
2. Bagaimana mekanisme diare?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?
4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?
5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?
6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?
7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?
8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
9. Apa penyebab bising usus meningkat?
10. Apa interpretasi tanda vital dan pemeriksaan fisik pada pasien?
11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?
12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?
13. Apa diagnosis keluhan pasien?
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?
15. Bagaimana tatalaksana pasien?
16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?
17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?
18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?
Brainstorming

1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu?
Jawab:
Diare bercampur lendir dan darah akibat dari pecahnya pembuluh darah
saluran pencernaan dan sel goblet yang menghasilkan mucus.

2. Bagaimana mekanisme diare?


Jawab:

3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?


Jawab:
Makanan terkontaminasi
- Virus, bakteri, parasite (organisme pathogen)
- Terkontaminasi orang sakit
- Bahan kimia
- Malabsorbsi, intoleransi, kekurangan enzim
- Imunodefisiensi
- Psikologis: stress, cemas, takut

4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?
Jawab:
Beberapa keadaan yang menguntungkan bakteri untuk tumbuh:
1. Suhu : 5-60oC
2. Protein : Tinggi protein
3. Berada di ruangan bersuhu kamar > 2 jam
4. pH netral
5. Terdapat Air dan Oksigen

5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?


Jawab:
Faktor makanan :
- Pendingin non adekuat
- Makanan terlalu cepat disajikan
- Pemanasan makanan tidak optimal
- Proses penyajian makanan tidak higenis
- Peralatan yang digunakkan tidak bersih

Faktor tubuh:

- Daya tahan tubuh/imunitas sedang menurun


- Jumlah kuman pathogen yang masuk dalam tubuh

6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?


Jawab:
Demam, tinja bercampur darah, rasa pusing karena infeksi.
Infeksi yang paling sering yaitu disentri
Lama :
- Akut  < 14 hari
- Persisten
- Kronik  > 14 hari

Mekanisme :

- Sekresi  peningkatan sekresi air dan mucus dan penurunan absorpsi


- Osmotic  peningkatan tekanan osmotic intralumen

7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?


Jawab:
Pada seafood yang dimakan bisa saja terdapat zat kontaminan yang akhirnya
menyebabkan keluhan-keluhan yang dialami sekarang yang memicu intoksikasi.
Timbulnya keluhan akibat salah pengelolaan seafood
- Tidak higenis
- Wadah yang digunakkan tidak higenis
- Seafood belum matang
- Seafood terkontaminasi
- Jumlah yang dikonsumsi berlebihan

8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
Jawab:
 Disentri
 Gastroenteritis akut
 Tyfus Abdominalis
 Crohn Disease
 Ca Recti
 Ulkus Ulcerative
 Sindrom Pigbell
9. Apa penyebab bising usus meningkat?
Jawab:
- Patogen merubah struktur dinding usus  peradangan  nutrisi tidak
terserap  mempercepat hasil yang belum terserap ke pembuangan.
- Lapar, adanya zat pyrogen/zat kimia yang masuk ke dalam tubuh 
pertahanan tubuh sehingga meningkatkan peristaltic usus dan sekresi
cairan.
- Volume/intake makanan yang berlebih

10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?


Jawab:
- Tekanan Darah : 90/60 mmHg  Hipotensi
- Nadi : 120 x/menit  Takikardia
- Pernafasan : 22x/menit  Normal
- Suhu : 37,5 oC  Febris ringan
Terdapat tanda-tanda dehidrasi

11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?


Jawab:
1. Rehidrasi
2.
12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?
13. Apa diagnosis keluhan pasien?
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?
15. Bagaimana tatalaksana pasien?
16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?
17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?
18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?
Analisis Masalah

1. Apa makna klinis diare bercampur lendir dan darah sejak 3 hari yang lalu?
2. Bagaimana mekanisme diare?
Patomekanisme diare
Diare terjadi karena adanya gangguan proses absorpsi dan sekresi cairan serta
elektrolit di dalam saluran cerna. Pada keadaan normal, usus halus akan mengabsorbsi
Na+, Cl-, HCO3-. Timbulnya penurunan dalam absorpsi dan peningkatan sekresi
mengakibatkan cairan berlebihan melebihi kapasitas kolon dalam mengabsorpsi.
Mekanisme ini sangat dipengaruhi oleh faktor mukosa maupun faktor intra luminal
saluran cerna. Faktor mukosa dapat berupa perubahan dinamik mukosa yaitu adanya
peningkatan cell turnover dan fungsi usus yang belum matang dapat menimbulkan
gangguan absorpsi-sekresi dalam saluran cerna. Penurunan area permukaan mukosa
karena atrofi vilus, jejas pada brush border serta pemotongan usus dapat menurunkan
absorpsi. Selain itu, gangguan pada sistem pencernaan (enzim spesifik) atau transport
berupa defisiensi enzim disakaridase dan enterokinase serta kerusakan pada ion
transport (Na+/H+, Cl-/HCO3-) juga menimbulkan gangguan absorpsi.

Faktor-faktor dalam intraluminal sendiri juga ikut berpengaruh, seperti peningkatan


osmolaritas akibat malabsorpsi ( defisiensi disakaridase) dan bacterial overgrowth.
Insufisiensi pankreatik eksokrin, defisiensi garam empedu dan parasit adalah faktor
intra luminal lain penyebab penurunan absorbsi. Sedangkan peningkatan sekresi
disebabkan oleh toksin bakteri ( toxin cholera, E. coli), mediator inflamasi
(eicosanoids, produk sel mast lain), asam empedu dihidroksi, asam lemak hidroksi
dan obat-obatan.
3. Faktor apa saja yang menyebabkan diare?
Jawab:
Faktor Penyebab Diare
Menurut Widoyono (2008) penyebab diare dapat dikelompokan menjadi :
a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus.
b. Bakteri : Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan lain-
lain.
c. Parasit: Entamoeba histolytica (<1%), Giardia lamblia, Cryptosporidium( 4-11%).
d. Keracunan makanan
e. Malabsorpsi : Karbohidrat, lemak, dan protein.
f. Alergi : makanan, susu sapi.
g. Imunodefisiensi: AIDS

4. Pada keadaan apa bakteri dapat tumbuh dan berkembang pada makanan?
Jawab:

Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan seluruh unsur pokok kimia sel.


Hal tersebut merupakan suatu proses yang memerlukan replikasi seluruh struktur,
organel, dan komponen protoplasma seluler dengan adanya nutrien dalam lingkungan
sekelilingnya. Dalam pertumbuhan bakteri, semua substansi esensial harus tersedia
untuk sintesis dan pemeliharaan protoplasma, dengan sumber energi, dan kondisi
lingkungan yang sesuai. Sebagai suatu kelompok, bakteri merupakan organisme yang
sangat “pintar”. Mereka memperlihatkan kemampuan yang sangat besar dalam
menggunakan bahan makanan yang tersebar, menyusun bahan anorganik menjadi
senyawa organik yang sangat kompleks. Beberapa spesies juga belajar tumbuh pada
berbagai relung ekologik dengan temperatur, keasaman, dan tekanan oksigen yang
ekstrim (Wibowo MS, 2012).
Kemampuan bakteri untuk bertahan di bawah keadaan sekitar yang demikian
merupakan perlindungan dari adaptabilitas tinggi dan refleks kapasitasnya dalam
keberhasilan merespon suatu stimulus yang dianggap asing atau tidak pernah ditemui
sebelumnya(Wibowo MS, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah faktor zat gizi,
keasaman makanan (PH), suhu,waktu, ketersediaan oksigen, dan kelembaban.

1. Faktor Zat Gizi


Menurut Wibowo MS, (2012) Semua bentuk kehidupan mempunyai persamaan
dalam hal persyaratan nutrisi berupa zat–zat kimiawi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan aktivitas lainnya. Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya
nutrisi untuk organisme lain mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu:
a. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya (fototrof)
dan senyawa kimia(kemotrof).
b. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon dioksida)
dan karbon organik (seperti karbohidrat).
c. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentuk garam nitrogen
anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan asam
amino).
d. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium, besi, tembaga dsb).
e. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi metabolik dan pertumbuhannya.
Jasad renik heterotrof membutuhkan nutrien untuk kehidupan dan pertumbuhannya
yaitu sebagai sumber karbon, sumber nitrogen,sumber energi, dan faktor pertumbuhan
yaitu mineral dan vitamin. Nutrien tersebut di butuhkan untuk membentuk energi dan
menyusun komponen komponen sel. Setiap jasad renik bervariasi dalam kebutuhannya
akan zat-zat nutrisi tersebut(Fardiaz S,1992).
Jasad renik yang tumbuh pada makanan umumnya bersifat heterotrof yaitu yang
menggunakan karbohidrat sebagai sumber eneri dan karbon, walaupun komponen
organik lainnya yang mengandung karbon mungkin juga dapat di gunakan.
Kebanyakan organisme heterotrof menggunakan komponen organik yang mengandung
nitrogen sebagai sumber N, tetapi beberapa dapat pula menggunakan sumber nitrogen
anorganik (Fardiaz S,1992).

2. Keasaman Makanan (PH)


PH medium biakan juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan, untuk
pertumbuhan bakteri juga terdapat rentang pH dan pH optimal. Pada bakteri patogen
pH optimalnya 7,2 – 7,6. Meskipun medium pada awalnya dikondisikan dengan pH
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tetapi, secara bertahap besarnya pertumbuhan
akan dibatasi oleh produk metabolit yang dihasilkan mikroorganisme tersebut(Wibowo
MS, 2012).
Bakteri memiliki mekanisme yang sangat efektif untuk memelihara kontrol
regulasi pH sitoplasmanya (pHi). Pada sejumlah bakteri, pH berbeda dengan 0,1 unit
per perubahan pH pada pH eksternal. Hal ini disebabkan kontrol aktivitas sistem
transpor ion yang mempermudah masuknya proton. Bermacam-macam sistem yang
mencerminkan luas rentang nilai pHi diperlihatkan oleh berbagai bakteri. Asidofil
memiliki nilai rentang pHi 6,5 – 7,0; neutrofil memiliki nilai rentang pHi 7,5 – 8,0, dan
alkalofil memiliki nilai rentang pHi 8,4 – 9,0. Mikroorganisme fermentatif
memperlihatkan rentang nilai pHi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mikroorganisme yang menggunakan jalur respirasi. Pada mikroorganisme fermentatif ,
produksi produk fermentatif yang bersifat asam dan akumulasinya mengakibatkan
gangguan keseimbangan pH dan pembatasan pertumbuhan. Sejumlah mikroorganisme
meningkatkan mekanisme kompensasi untuk mencegah efek toksik dari akumulasi
produk yang bersifat asam dan berkonsentrasi tinggi tersebut(Wibowo MS, 2012).
Makanan yang mempunyai PH rendah (di bawah 4,5) biasanya tidak dapat di
tumbuhi oleh bakteri tetapi dapat menjadi rusak karena pertumbuhan khamir dan
kapang. Oleh karena itu, makanan yang mempunyai PH rendah relatif lebih tahan
selama penyimpanan di bandinkan dengan makanan yang memiliki PH netral atau
mendekati netral (Fardiaz S,1992).

3. Suhu
Setiap bakteri memiliki temperatur optimal dimana mereka dapat tumbuh
sangat cepat dan memiliki rentang temperatur dimana mereka dapat tumbuh.
Pembelahan sel sangat sensitif terhadap efek kerusakan yang disebabkan temperatur;
betuk yang besar dan aneh dapat diamati pada pertumbuhan kultur pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur yang mendukung tingkat pertumbuhan yang sangat
cepat(Wibowo MS, 2012).
Menurut Wibowo MS (2012) Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat
terjadi pertumbuhan, bakteri dikelompokkan menjadi tiga:
1. Psikrofilik, -5oC sampai 30oC, optimum pada 10-20oC;
2. Mesofilik, 10-45oC, optimum pada 20-40oC;
3. Termofilik, 25-80oC, optimum pada 50-60oC.
Temperatur optimal biasanya mencerminkan lingkungan normal mikroorganisme.
Jadi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada temperatur 37oC.
Menurut Fardiaz S,(1992) Suhu di mana suatu makanan disimpan sangat besar
pengaruhnya terhadap jenis jasad renik yang dapat tumbuh serta kecepatan
pertumbuhannya. Beberapa ketentuan mengenai pengaruh suhu terhadap kecepatan
pertumbuhan sel, yaitu;
1. Pertumbuhan jasad renik terjadi pada suhu dengan kisaran kira-kira 30°C.
2. Kecepatan pertumbuhan jasad renik meningkat lambat dengan naiknya suhu
sampai mencapai kecepatan pertumbuhan maksimum.
3. Di atas suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan menurun dengan cepat dengan
naiknya suhu.

4. Ketersediaan air
Sel jasad renik memerlukan air untuk hidup dan berkembang biak. Oleh karena itu,
pertumbuhan jasad renik di dalam suatu makanan sangat di pengaruhi oleh jumlah air
yang tersedia. Selain merupakan bagian terbesar dari komponen sel (70-80%), air juga
di butuhkan sebagai reaktan dalam berbagai reaksi biokimia (Fardiaz S,1992).
Tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat di gunakan oleh jasad
renik. Beberapa kondisi atau keadaan di mana air tidak dapat di gunakan oleh jasad
renik yaitu (Fardiaz S,1992):
1. Adanya solut dan ion dapat mengikat air dalam larutan,
2. Koloid hidrofilik dapat mengikat air, sebanyak 3-4% agar dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dalam medium.
3. Air dalam bentuk kristal es tidak dapat di gunakan oleh jasad renik

5. Ketersediaan oksigen
Kebutuhan oksigen pada bakteri tertentu mencerminkan mekanisme yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berdasarkan kebutuhan oksigen
tersebut, bakteri dapat dipisahkan menjadi lima kelompok (Wibowo MS, 2012).:
1. Anaerob obligat yang tumbuh hanya dalam keadaan tekanan oksigen yang
sangat rendah dan oksigen bersifat toksik.
2. Anaerob aerotoleran yang tidak terbunuh dengan paparan oksigen.
3. Anaerob fakultatif, dapat tumbuh dalam keadaan aerob dan anaerob.
4. Aerob obligat, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya.
5. Bakteri mikroaerofilik yang tumbuh baik pada tekanan oksigen rendah,tekanan
oksigen tinggi dapat menghambat pertumbuhan.
Bakteri anaerobik atau di sebut anaerob adalah kolompok bakteri yang tidak
dapat tumbuh dengan adanya oksigen. Bakteri anaerobik yang bersifat aerotoleran
dapat tumbuh dengan baik pada permukaan yang mempunyai tekanan oksigen rendah.
Tetapi bakteri yang bersifat anaerobik obligan dapat seera mati jika terkena oksigen
(Fardiaz S,1993)..
Pada anaerob toleran dan obligat, metabolismenya bersifat fermentatif kuat. Pada
anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi
tidak terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara,
terjadi sejumlah reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hidrogen peroksida dan
radikal superoksida(Wibowo MS, 2012).

6. Kelembaban
Konsentrasi larutan yang aktif secara osmotik di dalam sel bakteri, umumnya lebih
tinggi dari konsentrasi di luar sel. Sebagian besar bakteri, kecuali pada Mycoplasma
dan bakteri yang mengalami kerusakan dinging selnya, tidak toleran terhadap
perubahan osmotik dan akan mengembangkan sistem transpor kompleks dan alat
pengatur sensor-osmotik untuk memelihara keadaan osmotik konstat dalam
sel(Wibowo MS, 2012).
Membrane-derived Oligosaccharide (MDO), suatu unsur sel yang terdapat pada E.
coli. Pada E. coli dan bakteri Gram-negatif lain, terdapat dua bagian cairan yang
berbeda, sitoplasma yang terdapat pada membran dalam, dan daerah periplasma yang
terdapat di antara membran luar dan membran dalam. Pada saar bakteri ini tumbuh
pada medium dengan osmolaritas rendah maka membran sitoplasma yang sedikit kaku
akan mengembang paling tidak dapat mencegah perubahan osmolaritas daerah
periplasma, sama dengan pada sitoplasma.Pada sel yang tumbuh dalam medium
dengan osmolaritas rendah, MDO merupakan sumber utama anion terfiksasi pada
daerah periplasma dan berperan memelihara tekanan osmotik tinggi dan potensial
membran Donnan pada bagian periplasma. Struktur oligosakarida ini sangat layak
untuk peran pengaturan tersebut. Oligosakarida ini memiliki BM antara 2200-2600 dan
bersifat impermeabel terhadap membran luar, suatu komponen penting untuk fungsi
spesifiknya. Oligosakarida ini terdiri dari 8-10 unit glukosa. Pertumbuhan sel pada
medium dengan osmolaritas rendah mensintesis MDO pada kecepatan maksimum,
kecepatan sintesis nampaknya diatur secara genetik untuk merespon perubahan
osmolaritas medium(Wibowo MS, 2012).

5. Faktor apa saja yang menyebabkan keracunan makanan?


Jawab:
 Hygiene perorangan yang buruk
 Cara penanganan makanan yang tidak sehat
 Perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
 Pemanasan kembali yang tidak optimal
 Bahan mentah yang tercemar
 Pendinginan non adekuat
 Karena kurangnya pengetahuan dalam memperhatikan kesehatan diri dan
lingkungannya dalam proses pengolahan makanan yang baik dan sehat. Para
penjual makanan yang menjajakan makanan umumnya tidak memiliki latar
belakang pendidikan yang cukup, khususnya dalam hal hygiene dan sanitasi
pengolahan makanan. Pengetahuan penjual makanan tentang hygiene dan sanitasi
pengolahan makanan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan
kepada masyarakat konsumen.

6. Apa saja gejala dan klasifikasi diare?


Jawab:

GEJALA DIARE
Tanda-tanda awal dari penyakit diare adalah pasien menjadi gelisah dan cengeng, suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
diare. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai dengan lendir ataupun darah.
Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja
makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl
laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi
sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang
atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah
kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat
badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubunubun besar menjadi cekung, selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Adapun gejala diare akut seperti
berikut:
 Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen,
nausea, vomitus, berkeringat dan sakit kepala.
 Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis,
syok, dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala.
 Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai fatigue.
KLASIFIKASI DIARE
Dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh,
diare dapat dibagi menjadi :
 Diare tanpa dehidrasi Pada tingkat diare ini penderita tidak mengalami
dehidrasi karena frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-
tanda dehidrasi.
 Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%) Pada tingkat diare ini penderita
mengalami diare 3 kali atau lebih, kadangkadang muntah, terasa haus, kencing sudah
mulai berkurang, nafsu makan menurun, aktifitas sudah mulai menurun, tekanan nadi
masih normal atau takikardia yang minimum dan pemeriksaan fisik dalam batas
normal.
 Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%) Pada keadaan ini, penderita akan
mengalami takikardi, kencing yang kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau
lesu, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, turgor kulit berkurang, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering, air mata berkurang dan masa pengisian
kapiler memanjang (≥ 2 detik) dengan kulit yang dingin yang dingin d an pucat.
 Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%) Pada keadaan ini, penderita sudah
banyak kehilangan cairan dari tubuh dan biasanya pada keadaan ini penderita
mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang
menyebar, tidak ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat
cekung, tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai
apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat memanjang ( ≥
3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat

Jenis Diare Menurut WHO (2005) diare dapat diklasifikasikan kepada:


1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai dengan darah.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
4. Diare yang disertai dengan malnutrisi berat.

Menurut Ahlquist dan Camilleri (2005), diare dibagi menjadi akut apabila kurang dari
2 minggu, persisten jika berlangsung selama 2-4 minggu, dan kronik jika berlangsung
lebih dari 4 minggu. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah agen penyebab infeksi
dan akan disertai dengan muntah, demam dan nyeri pada abdomen. 10% lagi
disebabkan oleh pengobatan, intoksikasi, iskemia dan kondisi lain. Berbeda dengan
diare akut, penyebab diare yang kronik lazim disebabkan oleh penyebab non infeksi
seperti allergi dan lain-lain.

7. Apa hubungan riwayat mengkonsumsi makanan laut dengan keluhan?


Jawab:

Keluhan yang dialami pasien ialah diare bercampur lender dan darah disertai
pusing, mual, muntah dan kram otot perut setelah sehari sebelum keluhan
mengkonsumsi ikan dan kepiting.

Diketahui bahwa keracunan pada hewan laut baru akan terjadi bila seseorang
menyantap hewan laut yang mengandung racun, tidak bergantung apakah racun
tersebut terdapat secara alami, terbentuk oleh kegiatan jasad renik tertentu, atau
akumulasi dari zat pencemar di sekitarnya (air laut).

Zat beracun dalam tubuh ikan terakumulasi di dalam jaringan / organ tertentu.
Berdasarkan jaringan atau organ yang mengandung racun, ikan dibagi menjadi tiga
kelompok besar, yaitu:

a) Jenis ichtyosarcotoxic (racun terkonsentrasi di dalam otot, kulit, hati, usus,


dan jaringan lain termasuk zat lender pada tubuh ikan, kecuali gonad)
b) Jenis ichtyootoxic (racun terkumpul di gonad : ovarium, testis, dan ovum)
c) Jenis ichtyohemotoxic (racun terkandung di dalam darah)

8. Apa saja penyakit yang ditandai dengan diare bercampur lendir dan darah?
Jawab:
a. Disentri
Disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai darah atau
lendir. Diare merupakan buang air besar encer dengan frekuensi yang lebih sering dari
biasanya. Di samping diare, gejala disentri lainnya meliputi kram perut, mual atau
muntah, serta demam.

b. Ca Recti
Carsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan ini
banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah
adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian
terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar
sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang
dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).

c. Typhus Abdominalis
Penyakit Typhus Abdominalis disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa/Eberthella
typhosa basil gram negatif yang bergerak dengan rambut getar dan tidak berspora
dengan masa inkubasi 10-20 hari.. Kuman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 700C maupun
oleh antiseptik.

d. Crohn Disease
Crohn’s disease merupakan penyakit inflamasi kronis transmural pada saluran cerna
dengan etiologi yang tidak diketahui. Crohn’s disease dapat melibatkan setiap bagian
dari saluran cerna mulai dari mulut hingga anus tetapi paling sering menyerang usus
halus dan colon

e. Gastroenteritis Akut
Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan
oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya
frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

9. Apa penyebab bising usus meningkat?

10. Apa interpretasi tanda vital pada pasien?


Jawab:
Normal Tanda Vital umur 35
tahun
a) Tekanan Darah : 90/60 mmHg  Hipotensi  95-140/60-90 mmHg
b) Nadi : 120 x/menit  Takikardia  50-80 x/menit
c) Pernafasan : 22x/menit  Normal  16-20 x/menit
d) Suhu : 37,5 oC  Febris ringan  36,6-37,2oC

Catatan : Oral : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal


Axilla : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pasien kemungkinan mengalami dehidrasi dilihat dari tanda adanya hipotensi dan
takikardi, komplikasi diare yang dialami pasien.

11. Bagaimana prinsip penanganan keracunan makanan?


12. Bagaimana alur penegakkan diagnose pasien?
13. Apa diagnosis keluhan pasien?
14. Apa saja diagnosis banding keluhan pasien?
Jawab:
 Disentri. Disentri adalah diare yang disertai darah, terutama disebabkan oleh
shigella sp., dan memerlukan antibiotic untuk pengobatan.
 Gastroenteritis akut. Gastroenteritis akut adalah infeksi usus yang ditandai dengan
diare, kram, mual, muntah, dan demam.
 Ca Recti adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada
daerah rectum. Ditandai dengan BAB berdarah, berlendir, obstruksi saluran
pencernaan dan nyeri perut.

15. Bagaimana tatalaksana pasien?


Jawab:

I.Stabilisasi,untuk menyelamatkan jiwa

1.pembebasan jalan nafas

2.perbaikan fungsi pernafasan (ventilasi dan oksigenasi)

3.Perbaikan sistem sirkulasi darah

II.Dekontaminasi (intervensi untuk menurunkan pemaparan terhadap


racun,mengurangi absorpsi dan mencegahkerusakan
Dekontaminasi Gastrointestinal dengan cara pemberian bahan pengikat (karbon
aktif),pengenceran atau pengeluaran isi lambung dengan cara induksi muntah,aspirasi
dan kubah lambung dapat mengurangi bahan toksik

III.Eliminasi

1.Pengeluaran racun dalam darah yang beredar di darah jika sudah lebih dari 4
jam pada gastrointestinal

2.jika masih di saluran cerna diberikan arang aktif dosis 30-50 gram(0,5-1
gram/KgBB) tiap 4 jam per oral.

16. Apa komplikasi pada keracunan makanan?


Jawab:

Komplikasi serius yang paling umum dari keracunan makanan adalah dehidrasi , yaitu
hilangnya cairan tubuh berupa air dan garam serta mineral penting dalam jumlah yang
signifikan. Jika seorang dewasa yang sehat dan minum cukup cairan setiap harinya
untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang karena muntah dan diare, dehidrasi
seharusnya tidak menjadi masalah.

Bayi, orang dewasa yang lebih tua dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah atau mereka yang menderita penyakit kronis dapat mengalami dehidrasi parah
ketika mereka kehilangan cairan lebih banyak dari yang dapat digantikan. Dalam hal
ini, mereka mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima cairan infus. Dalam
kasus ekstrim, dehidrasi dapat berakibat fatal.

Jika tidak diobati, keracunan makanan bisa berakibat fatal dan mungkin akan
menyebabkan hal-hal di bawah ini:
 Dehidrasi berat : Hilanya sejumlah besar cairan dan elektrolit
tubuh.
 Sindrom Uremik Hemolitik : Suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki
cukup air dan menyebabkan penumpukan urea dalam tubuh yang menyebabkan
gagal ginjal.
 Arthritis reaktif : Ini adalah suatu kondisi di mana sendi menjadi
meradang karena infeksi gastrointestinal.
 Pericarditis: Peradangan pada jaringan yang membungkus jantung
Sumber: Keracunan Makanan : Ciri-Ciri, Gejala, Pengobatan - Mediskus

Komplikasi yang kurang umum tetapi lebih serius tergantung pada bakteri yang
menyebabkan keracunan makanan. Ini mungkin termasuk radang sendi ,masalah
perdarahan,masalah ginjal ,kerusakan pada sistem saraf, dan bengkak atau iritasi pada
jaringan di sekitar jantung.
Sumber ; Sodha et al 2014

17. Bagaimana prognosis pada keluhan pasien?


Jawab:

Prognosisnya akan baik apabila pada pasien tersebut mendapatkan penanganan yang
cepat dan adekuat

18. Bagaimana pencegahan dan edukasi terhadap penyakit pasien?


Jawab:

A. Berdasarkan WHO pencegah keracunan makanan adalah sebagai berikut:

1. Cuci tangan bersih-bersih sebelum mengolah makanan dan setelah setiap


istirahat

2. Menghindari kontak antara bahan mentah dan makanan matang, karena


makanan matang yang aman dapat menjadi tercemar lewat kontak dengan bahan
makan mentah.

3. Memasak makanan sampai matang, karena banyak bahan makanan yang


tercemar oleh organisme penyebab penyakit.

4. Makan makan yang dimasak segera. Jika makanan dingin pada suhu ruangan
maka mikroba dapat berkembang biak.
5. Menyimpanan makanan yang sudah dimasak dengan hati-hati, karena
makanan yang disiapkan lebih cepat atau sisa harus disimpan baik dalam
keadaan panas atau dingin.

6. Memanaskan kembali makanan sepenuhnya, karena cara ini merupakan


perlindungan paling baik terhadap mikroba yang mungkin berkembang biak
selama penyimpanan.

7. Menjaga agar semua peralatan dapur selalu bersih.

B. Edukasi yang dapat diberikan pada pasein tersebut adalah:

1. kurangi konsumsi makanan laut

2. Hindari konsumsi kerang mentah karena mengkonsumsi kerang dalam


keadaan mentah akan meningkatkan resiko keracunan makanan lebih tinggi
meskipun lebih nikmat dan lebih segar seperti menyantap tiram

3. Hindari makanan tidak dipasturasi karena beberapa jenis makanan dan


minuman yang sudah melewati tahap pasturasi lebih aman dikonsumsi karena
proses membunuh kuman sudah dilakukan

4. Hindari serangga dan hewan, makanan lebih mudah terkontaminasi oleh hama
dan juga hewan sehingga jauhi makanan yang akan anda makan dari beberapa
hewan tersebut agar terhindar dari keracunan makanan.

5. Memeriksa tanggal kedaluwarsa makanan karena semua jenis makanan harus


secepatnya dikonsumsi sebelum melewati tanggal kedaluwarsa dalam kemasan
karena ada bahaya makanan kadaluarsa yang mengancam tubuh

6. Menjaga suhu makanan, makanan panas tetap harus selalu dalam kondisi
panas begitu juga dengan makanan dingin yang harus tetap dalam kondisi dingin.
Bakteri bisa berkembang dengan pesat pada temperatur 4 derajat celcius dan juga
60 derajat celcius sehingga menjaga suhu makanan menjadi hal penting agar
terhindar dari keracunan makanan.

7. Masak makanan sampai matang dengan memasak makanan sampai makanan


matang menjadi bagian penting untuk menghindari keracunan khususnya untuk
olahan daging merah, unggas dan juga telur yang lebih beresiko. Masak beberapa
makanan tersebut sampai benar benar matang supaya kuman yang terdapat
didalamnya bisa mati.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, W. A. Newman. Dorland’s Ilustrated Medical Dictionary. 31th Ed. Jakarta:


EGC. 2010
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi ke empat. FKUI : Jakarta. 2007.
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. p
118-129
4. American College of Surgeons Committee on Trauma. 2008. Trauma termal . dalam :
Advanced Trauma Life Support for Doctors (Student Course Manua). 8th edition.
USA : American College of Surgeons.

Anda mungkin juga menyukai