Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran atau

lebih pada pemeriksaan tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa

(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Brunner & Suddarth,2013).

Saat ini hipertensi sudah menjadi masalah utama dalam kesehatan

masyarakat indonesia maupun negara-negara di dunia. Menurut World Health

Organization (WHO) tahun 2015 sekitar 1,13 miliar orang di dunia yang menderita

hipertensi. Artinya 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya

36,8% diantara nya yang minum obat.

Di Indonesia menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskedas) tahun 2015

memperlihatkan bahwa prevalensi penyakit hipertensi yaitu sebesar 25,8% per 1000

penduduk. Di provinsi Sumatera Selatan sendiri prevalensi hipertensi sebesar 35,8%

, prevalensi ini menempatkan Sumatera Selatan termasuk provinsi dengan kasus

hipertensi di Indonesia (Dinkes Sumsel, 2015).

Menurut data dari Dinas Kesehatan kota Palembang, penyakit hipertensi pada

tahun 2018 mencapai 97636 dan memasuki peringkat 10 penyakit tertinggi di kota

Palembang.
Data yang diperoleh dari Puskesmas Pakjo Palembang jumlah kunjungan

pasien hipertensi pada tahun 2018 mencapai 592 pasien dan memiliki presentase

paling tinggi saat ini sebesar 30,1%.

Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan mengunakan berbagai metode

baik yang bersifat farmakologi maupun non farmakologi. Pengelolalan secara

farmakologi dilakukan dengan menggunakan obat-obat modern yang bersifat

kimiawi. Sedangkan pengelolaan secara non farmakologi dilakukan dengan ramuan-

ramuan tradisional. Obat yang di konsumsi sekecil apapun akan menimbulkan efek

samping. Obat di konsumsi agar memberikan efek spesifik pada organ atau fungsi

tertentu dalam tubuh (Palmer & Williams, 2007).

Salah satu ramuan tradisional yang dapat di gunakan sebagai pengobatan

hipertensi adalah teh hijau. Teh merupakan salah satu minuman yang terpopuler

di dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Kombinasi antara kenikmatan dan kesehatan itulah yang menjadikan teh memiliki

daya saing kuat dibandingkan minuman kesegaran lainnya (Rohayati, 2011).

Teh adalah senyawa diuretic (peluruh air seni) karena di dalamnya

mengandung methylxanthine yang dapat menghambat penyerapan kembali garam-

garam dan air dalam ginjal (Syah,2006).

Daun dari tanaman teh, diolah dan diproduksi menjadi tiga jenis, yaitu teh

oolong , teh hitam , dan teh hijau . Ketiga jenis teh ini dibedakan berdasarkan proses

fermentasinya. Teh oolong merupakan teh yang melalui proses fermentasi sebagian,

sedangkan teh hitam diolah melalui fermentasi keseluruhan, dan teh hijau tanpa
mengalami fermentasi. Kandungan polyphenol pada teh akan berkurang jika semakin

banyak proses fermentasi yang dijalani. Polyphenol pada teh biasa dikenal dengan

nama katekin.

Teh hijau dibuat melalui proses menonaktifkan enzim polifenol oksidasi yang

berada dalam teh segar. Metode menonaktifkan polifenol oksidasi teh hijau dapat

dilakukan melalui pemanasan dan penguapan. Kedua metode ini berguna untuk

mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin. Katekin teh dapat menghambat

kerja enzim angiotensin tranferase yang berperan dalam metabolisme angiotensin.

Melalui mekanisme tersebut teh berpontensi menurunkan tekanan darah (Syah,

2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) dengan judul

“Pengaruh Seduhan Teh Hijau (camellia sinensis L.) Terhadap Penurunan Tekanan

Darah” menunjukkan hasil bahwa teh hijau menurunkan tekanan darah sistolik

sangat bermakna dari rerata 116,4 mmHg menjadi 112,1667 mmHg, serta

menurunkan tekanan darah diastolik sangat bermakna dari rerata 76,8 mmHg

menjadi 73,3333 mmHg.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh wijaya (2004) dengan judul

“Pengaruh Seduhan Teh Hijau (camellia sinensis L. Kunzte) Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Normal pada Wanita” menunjukkan hasil bahwa tekanan darah

setelah mengkonsumsi teh hijau dengan dosis 2,4 gram mengalami penurunan

menjadi 101,75/60,08 mmHg selama 2 minggu lamanya.


Dari urain latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang

“Pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas

Pakjo Palembang.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah

adalah “adakah pengaruh pemberian teh hijau terhadap penurunan tekanan darah di

Puskesmas Pakjo Palembang “

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas , maka tujuan yang akan di capai

dalam penelitian ini adalah :

1.3.1 Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian teh hijau terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas Pakjo

Palembang

1.3.2 Khusus

Untuk mengetahui adanya mengetahui pengaruh pemberian teh hijau

terhadap penurunan tekanan darah di Puskesmas Pakjo Palembang


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Puskesmas

Hasil penerapan pemberian teh hijau yaitu dapat digunakan sebagai

acuan dalam melakukan pengobatan secara non farmakologis pada pasien

Hipertensi.

1.4.2 Bagi Perawat

A. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai acuan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit hipertensi.

B. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

di bidang ilmu keperawatan pada khususnya dan ilmu kesehatan pada

umumnya.

3. Bagi Stik Siti Khadijah

Dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk

mengembangkan ilmu asuhan keperawatan pada pasien hipertensi


Tabel penelitian terdahulu

No Judul Pengarang Metode Hasil/simpulan Lokasi Perbandingan

peneliti

1 Pengaruh pemberian teh Emilia Quasy Pada kelompok Pringgoku -pada penelitian

hijau dan madu terhdap puspitasari eksperim intervensi suman , ini penulis

tekanan darah pada penderita , dwi en design didapatkan nilai YOGYAK memakai

hipertensi di kelurahan prihartinin dengan sistolik sebesar ARTA tambahan madu

pringgokusuman gsih control .007. dan selain teh hijau.

YOGYAKARTA group pre diastolik .008. -penulis

test post antara kelompok memakai group

test intervensi dan kontrol

design kelompok

sistolik kontrol

.001 diastolik

sebesar 015 (ada

pengaruh

pemberian teh

hijau dan madu

dalam

menurunkan

tekanan darah )
2 Pengaruh pemberian teh Sriyono, Quasi Terdapat Pandaan -penulis

hijau terhadap tekanan darah Jujuk experime perbedaan ,SURABA memakai kontrol

dan kadar kolestrol (LDL) Proboning nt design tekanan darah YA group pada

pada lansia dengan sih with pre sistolik dan penelitianya

hipertensi post test diastolik -pengambilan

control sebelum dan sample

group sesudah di beri dilakukan

teh hijau. dengan teknik

puposive sample

3 Pengaruh teh hijau terhadap Eriike Pada 12 Tekanan darah BANDUN -penulis

tekanan darah normal pada Wijaya orang setelah minum G melakukan

wanita dewasa wanita larutan teh hijau penelitian hanya

dewasa sebesar dengan tekanan

yang 101,75/60,08 darah normal

berumur mmHg lebih pada wanita

18-35 rendah dari pada dewasa

tahun , tekanan darah

dilakukan sebelum minum

pengukur larutan teh hijau

an yakni sebesar

tekanan 108/65,16

darah mmHg (p<0,01)

sistol
diastol

sebelum

dan

setelah

diberikan

larutan

teh hijau

dengan

dosis 2,4

gram

/150cc .

Anda mungkin juga menyukai